LP III Asma
LP III Asma
LP III Asma
Disusun oleh :
G3A017214
PERNAFASAN : ASMA
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
inflamasi saluran napas dan spasme akut otot polos bronkiolus. Kondisi ini
2. Etiologi
ditimbulkan dengan uji kulit atau provokasi bronkial. Pada tipe ini
mempunyai sifat-sifat :
rumput
3. Tanda Gejala
Corwin (2009).
4. Patofisiologi
napas.
dari perubahan ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah
A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos
diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis. Pada asma
idiopatik atau nonalergi, ketika ujung saraf pada jalan napas dirangsang
oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan,
5. Pemeriksaan Penunjang
pertukaran gas :
(PEFR)
infeksi saluran napas bagian bawah kalau terdapat banyak leukosit dan
patogen yang terutama terdiri atas bakteri. (Stein, J.H., 1998 : 128-129)
6. Pathways
Bronkospasme
hipoksia
Perubahan nutrisi kurang Intoleransi
dari kebutuhan tubuh aktivitas
ansietas
Imunitas
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, nomor register, tanggal
masuk, dan semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk
menentukan tindakan selanjutnya.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien
saat pengkajian.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama
3) Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau
pernah di riwayat sebelumnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita
penyakit tertentu.
2. Pengkajian Fokus
a. Airway (jalan nafas), periksa kepatenan jalan napas klien apakah ada
sumbatan berupa benda asing, darah, terjadi bronkospasme, sputum
maupun lendir.
b. Breathing (pernafasan), periksa pola napas klien apakah klien
mengalami sesak dengan aktifitas maupun tanpa aktifitas, dan apakah
klien menggunakan otot tambahan. Periksa frekuensi, irama nafas
klien, kedalaman, apakah ada batuk, dan bunyi nafas klien.
c. Circulation (sirkulasi), periksa nadi, irama, denyut dan tekanan darah
klien. Bagaimana kondisi ekstremitas klien, apakah teraba hangat atau
dingin. Periksa juga warna kulit, pengisian kapiler, adanya edema, dan
bagaimana pola eliminasi klien. Inspeksi adanya abnormalitas pada
daerah abdomen, cek turgor kulit klien, dan ukur suhu klien. Kaji
adanya nyeri dan apakah terdapat luka pada kulit klien
d. Disability, periksa fungsi neurologi dan fungsi sensori motorik klien
dengan mengukur tingkat kesadaran klien, kondisi pupil, reaksi
terhadap cahaya, keadaan umum klien, GCS, dan kaji adanya kejang
dan ukur kekuatan otot klien
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif, b/d hambatan jalan napas berupa
bronkospasme
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungkan dengan gangguan suplai
oksigen (obstruksi jalan napas oleh sekresi, spasme broncus),
kerusakan alveoli.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dispnea, kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia /
mual-muntah.
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan utama (penurunan kerja silia, menetapnya sekret), tidak
adekuatnya imunitas (kerusakan jaringan, peningkatan pemajanan
pada lingkungan, proses penyakit kronis, malnutrisi).
1) Kriteria hasil :
pertukaran udara.
batuk;
(4) Ambil napas kedua, tahan dan batuk dari dada (bukan dari
3) Rasional :
menimbulkan frustasi.
pengeluaran sekret.
kerusakan alveoli.
2) Intervensi keperawatan :
3) Rasional
mual-muntah.
1) Kriteria hasil :
tepat.
2) Intervensi :
a) Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini
3) Rasional :
dispnea.
1) Kriteria hasil :
resiko infeksi.
2) Intervensi :
a) Awasi suhu
sputum.
3) Rasional :
C. DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi ke-3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Nurarif, A.H & Kusuma, H (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association) NIC-NOC Edisi Revisi. Penerbit Mediaction
Jogja : Jogjakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Penerbit Dewan Pengurus Pusat PPNI : Jakarta Selatan
LAPORAN KASUS PASIEN KELOLAAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S No.Register :-
Usia : 50 tahun Tanggal masuk : 02 Agustus 2018
Jenis kelamin : Perempuan Diagnosa medik : Asma Attack
2. RIWAYAT KESEHATAN :
a) Keluhan utama : Sesak napas
b) Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh sesak napas sudah 2 hari karena kecapekan dan
dada sakit sehingga keluarga klien memutuskan untuk membawa klien
ke IGD RSUD Tugurejo Semarang. Menurut keluarga klien, klien
memiliki riwayat Asma sejak kecil. Klien mengalami penurunan nafsu
makan, BB terakhir klien 57 kg.
3. PENGKAJIAN FOKUS
a) Airway (jalan nafas) : terdapat sumbatan berupa bronkospasme
b) Breathing (pernafasan),
- Sesak, saat aktivitas meningkat
- Frekuensi : 32x/menit
- Irama : tidak teratur, pernafasan dalam
- Batuk non produktif
- Bunyi nafas : wheezing
- SPO2 : 88%
c) Circulation (sirkulasi)
- Sirkulasi perifer
Nadi : 122x/menit
Irama : tidak teratur
Denyut : kuat
TD : 157/108 mmHg
Ekstremitas : hangat
Kulit : pucat
CRT : <3 detik
- Edema (-)
- BAK : 6x/hari, volume banyak, warna kuning jurnih, rasa
sakit (-)
- BAB : 1x perhari
- Turgor : baik
- Mukosa : lembab
- Suhu : 37,6°c
- Nyeri dada (-)
d) Disability
- Kesadaran : cm
- Pupil : isokor
- Reaksi terhadap cahaya
Ka (+) ; Ki (+)
GCS :E4 M6 V5
- Kekuatan otot : 5
4. ANALISA DATA
No Hari/ Data Problem Kemungkinan
Tanggal Penyebab
1 Kamis, DS : Bersihan Hambatan upaya
02 - Klien mengeluh sesak saat jalan nafas napas
Agustus aktivitas meningkat tidak (bronkospasme)
2018 DO : efektif
- RR : 32x/menit
- Irama : tidak teratur,
pernafasan dalam
- Batuk non produktif
- Bunyi nafas : wheezing
- SPO2 : 88%
2 Kamis, DS : Risiko Penurunan nafsu
02 - Klien mengalami Perubahan makan
Agustus penurunan nafsu makan nutrisi
2018 DO : kurang
- BB :57 kg, dari
- BAB : 1x perhari kebutuhan
tubuh
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas
(bronkospasme)
C. PERENCANAAN
No Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
Dx Hasil
1 Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan O2
keperawatan selama 1x1 2. Anjurkan klien untuk istirahat
jam klien menunjukkan dan nafas dalam
keefektifan jalan nafas 3. Posisikan klien untuk
dengan Kriteria Hasil: memaksimalkan ventilasi
Mendemonstrasikan 4. Monitor status dinamik
batuk efektif 5. Monitor respirasi dan status O2
Menunjukan jalan 6. Berikan obat bronkodilator
nafas yang paten sesuai indikasi
Saturasi O2 dalam
batas normal
Tidak ada sesak
2 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji kebiasaan diet, masukan
keperawatan selama makanan saat ini dan catat
1x24 jam nafsu makan derajat kerusakan makanan
klien meningkat dengan 2. Sering lakukan perawatan oral,
kriteria hasil : buang secret, berikan wadah
Berat badan dalam khusus untuk sekali pakai
rentang normal
D. IMPLEMENTASI
No Hari/ Jam Implementasi Respon Paraf
D Tgl
X
1 Kamis, 18.20 1. Berikan O2 S : klien
2. Anjurkan klien mengatakan sesak
02
untuk istirahat dan yang dialaminya
Agustu nafas dalam berkurang
3. Posisikan klien O:
s 2018
untuk - RR = 28x/mnt
memaksimalkan - SPO2 = 94%
ventilasi
4. Monitor status
dinamik
5. Monitor respirasi
dan status O2
18.21 6. Berikan obat O:
bronkodilator sesuai - RR = 24x/mnt
indikasi (Pulmicort - SPO2 = 98%
& Combivert
E. EVALUASI
No Hari/ Jam Evaluasi Paraf
DX Tgl
1 Kamis, S : klien mengatakan sesak yang dialaminya
sedikit berkurang
02-08
O : RR = 24x/menit, SPO2 98%
2018 A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
2 Kamis, S : klien mengatakan masih tidak mau makan
O : klien tamapak mengalami sesak napas
02-
A : masalah belum teratasi
082018 P : lanjutkan intervensi
F. KESIMPULAN
Klien dipindahkan ke bangsal untuk perawatan lebih lanjut karena
kondisi klien tidak memungkinkan untuk dibawa pulang
LAPORAN ANALISA SINTESA I
TERAPI INHALASI, PEMBERIAN NEBULIZER
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.E No.Register :
Usia : 62 tahun Tanggal masuk : 08-11-2017
Jenis kelamin : Perempuan Diagnosa medik : Asma
2. DIAGNOSA MEDIS
Asma
3. DASAR PEMIKIRAN
Asma adalah penyakit jalan napas yang disebabkan oleh spasme bronkus
karena berbagai penyebab, misalnya alergen, infeksi, dan latihan. Spasme
bronkus meliputi konstriksi otot polos, edema mukosa dan mukus berlebihan
dengan perlengketan di jalan napas pada thap lanjut. Terjadinya bronkospasme
pada asma mengakibatkan jalan napas tidak efektif sehingga oksigen yang
seharusnya masuk kedalam paru-paru dan kemudian dialirkan kesuluruh tubuh
menjadi tidak adekuat
4. ANALISA SINTESA
Infeksi, alergen & latihan
Spasme bronkus
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas
(bronkospasme)
7. DATA FOKUS
Ny.E, 62 tahun datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang dengan sesak
napas sudah 2 hari karena kecapekan dan dada sakit. Klien memiliki riwayat
Asma sejak kecil.
8. PRINSIP TINDAKAN
a. Mencuci tangan
b. Menyiapkan alat-alat dan bahan (mesin nebulizer, masker dan obat)
c. Posisikan klien fowler/duduk.
d. Ajarkan klien untuk menghirup yang benar
9. TUJUAN TINDAKAN
Tujuan terapi inhalasi : nebulizer adalah mengurangi dan mengatasi
bronkospasme
11. EVALUASI
a. Sesak nafas berkurang
b. RR 24x/menit
c. SPO2 98%
LAPORAN ANALISA SINTESA II
POSISI SEMI FOWLER
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.E No.Register :
Usia : 62 tahun Tanggal masuk : 08-11-2017
Jenis kelamin : Perempuan Diagnosa medik : Asma
2. DIAGNOSA MEDIS
Asma
3. DASAR PEMIKIRAN
Asma adalah penyakit jalan napas yang disebabkan oleh spasme bronkus
karena berbagai penyebab, misalnya alergen, infeksi, dan latihan. Spasme
bronkus meliputi konstriksi otot polos, edema mukosa dan mukus berlebihan
dengan perlengketan di jalan napas pada thap lanjut. Terjadinya bronkospasme
pada asma mengakibatkan jalan napas tidak efektif sehingga oksigen yang
seharusnya masuk kedalam paru-paru dan kemudian dialirkan kesuluruh tubuh
menjadi tidak adekuat
4. ANALISA SINTESA
Infeksi, alergen & latihan
Spasme bronkus
Sesak
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas
(bronkospasme)
7. DATA FOKUS
Ny.E, 62 tahun datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang dengan sesak
napas sudah 2 hari karena kecapekan dan dada sakit. Klien memiliki riwayat
Asma sejak kecil.
9. TUJUAN TINDAKAN
Tujuan pemberian posisi semi fowler adalah untuk mengurangi tekanan
dari abdomen dan diafragma, membuat oksigen dalam paru-paru semakin
meningkat sehingga memperingan kesukaran napas.
10. EVALUASI
a. Sesak nafas berkurang
b. RR 24x/menit
c. SPO2 98%
LAPORAN ANALISA SINTESA III
TEKNIK NAPAS DALAM
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.E No.Register :
Usia : 62 tahun Tanggal masuk : 08-11-2017
Jenis kelamin : Perempuan Diagnosa medik : Asma
2. DIAGNOSA MEDIS
Asma
3. DASAR PEMIKIRAN
Asma adalah penyakit jalan napas yang disebabkan oleh spasme bronkus
karena berbagai penyebab, misalnya alergen, infeksi, dan latihan. Spasme
bronkus meliputi konstriksi otot polos, edema mukosa dan mukus berlebihan
dengan perlengketan di jalan napas pada thap lanjut. Terjadinya bronkospasme
pada asma mengakibatkan jalan napas tidak efektif sehingga oksigen yang
seharusnya masuk kedalam paru-paru dan kemudian dialirkan kesuluruh tubuh
menjadi tidak adekuat
4. ANALISA SINTESA
Infeksi, alergen & latihan
Spasme bronkus
Sesak
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas
(bronkospasme)
7. DATA FOKUS
Ny.E, 62 tahun datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang dengan sesak
napas sudah 2 hari karena kecapekan dan dada sakit. Klien memiliki riwayat
Asma sejak kecil.
8. PRINSIP TINDAKAN
a. Mencuci tangan
b. Atur posisi penderita dengan posisi duduk di tempat tidur atau dikursi.
c. Letakkan satu tangan penderita di atas abdomen (tepat di bawah iga) dan
tangan lainnya pada tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada
dan abdomen saat bernafas.
d. Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan
abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama
inspirasi, tahan nafas selama 2 detik.
e. Hembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit terbuka sambil
mengencangkan (mengkontraksi) otot-otot abdomen dalam 4 detik.
f. Lakukan pengulangan selama 1 menit dengan jeda 2 detik setiap
pengulangan, ikuti dengan periode istirahat 2 menit.
g. Lakukan dalam lima siklus selama 15 menit
(Brunner, 2002).
9. TUJUAN TINDAKAN
Latihan pernafasan dirancang dan dijalankan untuk mencapai ventilasi
yang lebih terkontrol dan efisien
10. EVALUASI
a. Sesak nafas berkurang
b. RR 24x/menit
c. SPO2 98%