Pengertian Negara Islam

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Negara Islam

NegaraIslamialahsebuahnegaraideologiyangditegakkan
denganberpandukan kepada asasakidah Islam (Abdul Karim
Zaidan,
Majmuah BuhuthFiqhiah).Di samping itu, negara Islam
atauDar alIslamdapatdiperjelaskanlagisebagainegarayangmelaksa
nakanundang-undangdanhukum hukum
Islamsertaberadadibawahkekuasaandan
pemerintahanorangIslam

Pengertian idelogi Negara islam


diatas berbeda dengan dugaan kebanyakan orang
sebelumnya yaitu hanya berkutat dengan hukum
potong tangan bagi pencuri, mencambuk penzina,
merajam, hukum qishash, menerapkan hukum hukum
syariat dalam mendirikan hudud, atau hanya dalam
urusan urusan muamalah.
(Apa pengertian ahli) Gambaran ini merupakan wajar
untuk orang kafir untuk menolak ideologi islam, akan
tetapi ini hanya bagian kecil yang akan diterapkan
dalam negara yang mengikuti ideologi Islam.

Ideologi Negara Islam


Di negara Islam dengan sendirinya ideologi yang dipakai adalah ideologi Islam, yaitu
rumusan pemikiran yang bersumber dari ajaran Islam, tentang bagaimana mengurus
negara.
Rumusan Ideologi tentunya harus merupakan hasil kesepakatan bersama para aktifis
negara yang berwenang, namun sekedar gambaran rumusan Islam misalnya antara lain:
1. Aturan dan hadits shahih sebagai sumber hukum (QS. 4:59)
2. Ijtihad dalam teknis pelaksanaan hukum. (QS. 4:59).
3. Tauhidullah sebagai dasar pengabdian (QS 1:4).
4. Ibadah adalah tugas hidup dan motif kerja (QS. 98:5)
5. Amar ma'ruf nahi munkar dalam setiap kesempatan (QS. 3:104).
6. Ukhuwah dalam pergaulan sehari-hari (QS. 49:10).
7. Musyawarah dalam penyelesaian masalah (QS 3:159).
8. Adil karena Allah dalam segala hal (Qs 4:135).
9. Ta'awun dalam kebaiakn dan taqwa (qs 5:2).

Karakteristik ideologi islam


Segi Moral dan Spiritual, yaitu dengan ideologi Islam sebagai sistem, maka sistem inilah yang
mengetahui fitrah manusia, yang menghargainya dengan penghargaan yang sesuai, yang
menyiapkan santapan dan tempatnya yang cocok sehingga tumbuh dan berbuah dengan seizin
Tuhannya. Dan ini tidak dapat dilakukan, kecuali dengan ilmu yang bermanfaat, iman yang
benar, ibadah yang tulus dengan budi pekerti yang terpuji.
Segi Pendidikan dan Kebudayaan: Allah SWT telah memuliakan manusia dengan aka dan
kemampuan belaja dan ilmu pengetahuan adalah sebagai dasar dicalonkannya manusia untuk
menjadi khalifah di muka Bumi. Karenanya Islam datang menyuruh kita untuk merenung,
berpikir, dan memperingatkan peniruan secara membuta dan sikap jumud, sehingga berpikir
dan belajar adalah kewajiban dalam Islam. Islam juga memuji ilmu pengetahuan, sehingga
orang-orang yang berilmu pengetahuan, Islam menjadikannya sebagai pewaris para Nabi.
Segi Sosial: Islam sebagai Ideologi dalam bidang sosial sangat cocok dikarenakan Islam
merupakan agama sosial. Ia bertujuan membentuk masyarakat individu yang saleh. Bahkan
Islam berpendapat bahwa kesalehan masyarakat adalah sesuatu yang lazim bagi kesalehan
individu dan kedudukannya, seperti tanah yang subur unuk menumbuhkan dan
mengembangkan biji-bijian.

Unsur-unsur Negara Islam


Rakyat
Wilayah
Pemerintahan yang berdaulat

Benttuk Negara dan pEMERINTAHAN negara DALAM ISLAM


Adapun system pemerintahan yang pernah diperaktekan dalam islam,sangat terkait dengan
kondisi kontekstual yang dialami oleh masing-masing ummat.Dalam rentang waktu yang sangat
panjang sejak abad ke-7 Masehi hingga sekarang, ummat islam pernah mempraktekkan beberapa
system pemerintahan yang meliputi system pemerintahan khilafah (Khalifah berdasarkan syurra
dan khalifah berdasarkan Monarrki), imamah, monarki dan demokrasi.
1. bentuk PEMERINTAHAN KHILAFAH
Khilafah adalah pemerintahan islam yang tidak dibatasi oleh wilayah teritorial,sehingga
kekhalifahan islam meliputi berbagai suku dan bangsa.Ikatan yang mmempersatukan kekhalifahan
adalah islam sebagai agama. Pada intinya, kekhalifahan adalah kepeminpinan umum yang
mengurusi agama dan kenegaraan sebagai wakil dari Nabi SAW.Dalam bahasa Ibn Khaldun,
kekhalifahan adalah kepeminpinan umum bagai kaum muslimin diseluruh penjuru dunia untuk
menegakkan hokum-hukum syariat silam dan memikul dawah islam keseluruh dunia.Menegakkan
khalifah adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin diseluruh penjuru dunia.Dan menjalankan
kewajiban yang demikian itu,sama dengan menjalankan kewajiban yang diwajibkan Allah bagi
setiap kaum muslimin.
Berdasarkan Ijma Sahabat, wajib hukumnya mendirikan kekhalifahan.Setelah Rasulullah SAW
wafat,mereka sepakat untuk mendirikan kekhalifahan untuk Abu Bakar, kemudian Umar, Ustman
dan Ali, sesudah masing-masung dari ketiganya wafat. Para sahabat telah bersepakat sepanjang
hidup mereka atas kewajiban untuk mendirikan kekhalifahan, meski mereka berbeda pendapat
tentang orang yang akan dipilih sebagai khalifah, tetapi mereka tidak berbeda pendapat secara
mutlak mengenai berdirinya kekhalifahan. Oleh karena itu, kekhalifahan (khilafah) adalah penegak

2. KHILAFAH BERDASARKAN SYURA


Sistem pemerintahan islam berdasarka syura pernah dipraktekkan
pada masa al-Khulafa al-Rasyidun ketika mereka memerintah islam
dibeberapa kawasan yang didasarkan pada system musyawarah
sebagai paradigm dasar kekuasaan.Abu Bakar Al-Shiddiq, umar bin alKhattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib telah menjalankan system
pemerintahan yang dilandasi oleh semnagat musyawarah.
Ciri yang menonjol dari system pemerintahan yang mereka jalankan
terletak pada mekanisme musyawarah, bukan dengan system
keturunan.Tidak ada satupun dari empat khalifah tersebut yang
menurunkan kekuasaanya kepada sanak kerabatnya. Musyawarah
menjadi jalan yang ditempuh dalam menjalankan kekuasaan sesuai
dengan apa yang dijalankan Rasulullah SAW.

3. KHILAFAH MONARKI
Pasca berakhirnya al-Khulafa al-Rasyidun, kekhalifahan dilanjutkan oleh khalifah
bani Umaiyah dengan Muawiyah bin Abu Sofyan sebagai khalifah pertama.Sejak
saat itulah khilafah Islamiyah yang sudah berdasarkan syura digantikan dengan
system keturunan, menjadi Negara kerajaan (monarki) mengikuti system yang
diperlakukan di Persia dan Romawi.
Sisrem khilafah monarki disebut oleh Antony Black dengan Khilafah
Patrimonial.Patrimonialiisme yang dimaksud disini adalah system pemerintahan
yang member hak kepada pemimpin untuk menganggap Negara sebagai miliknya
dan bias diwariskan kepada keluarganya (turun temurun) sementara rakyat
dipandang sebagai bawahan yang berada dibawah perlindungan dan dukunganya.
Sistem monarki adalah system waris (putra mahkota) dimana singsana kerajaan
akan diwarisi oleh seorang putra mahkota dari orang tuanya. Sistem monarki juga
merupakan system pemerintahan yang menjadikan raja sebagai sentral kekuasan,
seorang raja berhak menetapkan aturan bagi rakyatnya

.Perkataan raja adalah undang-undang tertinggi yang harus ditaati.Raja


memiliki hak khusus yang tidak dimiliki oleh rakyyat,raja memiliki
kekebalan terhadap hokum, dan kekuasaan kenegaraanya tak terbatas.
Berubahnya khilafah berdasarkan syura menjadi monarki ini terjadi
ketika Muawiyah melantik putranya Yazid sebagai khalifah atas dasar
Mughirah bin Syubah.Sistem khilafah monarki terus berlanjut hingga
kerajaan islam dipegang oleh Turki Ustmani yang timbul di Istambul
pada 699 H/ 1299 M yang dipimpin oleh Ustman l yang kemudian
dikenal sebagai dinasti Utsmaniyah. Dinasti ini memerintah hingga
1342H/1924M dengan khalifah terakhir Abdul Hamid ll. Tak pelak lagi
sejak Dinasji Umaiyyah hingga Dinasti Utsmani, system pemerintahan
Islam sudah sangat jauh dari kekhalifahan yang berbasisi syura
menjadi khilafah monarki.

4. IMAMAH
Kunci utama Imamah dalam politik syiah adalah terletak pada posisi imam. Karena status politik
dari para imam adalah bagian yang esensial dalam mazhab Syiah Imamiyah.Mereka dianggap
penerus yang dari nabi Muhammad SAW dan mereka percaya bahwa setiap penerus harus ditunjuk
oleh Allah SWT melalui nabinya.Para Imam dianggap sebagai penerus nabi dan pewaris yang sah
dari otoritasnya.Hal ini bukan dikarenakan mereka dari keluarganya ,tetapi karena mereka
merupakan orang-orang yang shaleh taat kepada Allah dan mempunyai karakteristik yang menjadi
prasyarat untuk mengemban tingkat kepemimpinan politik agama. Demikian juga mereka tidak
ditunjuk mmelalui consensus rakyat.
Imamah adalah Institusi yang dilantik secara ilahiyah,hanya Allah yang paling tau kualitas-kualitas
yang diperlukan untuk memenuhi tugas ini,oleh karena itu hanya Dia-lah yang mampu menunjuk
mereka. Syiah menganggap bahwa Imamah seperti kenabian, menjadi keperccayaan yang
pundamental, dan ketaatan kepada otoritas imam adalah sebuah kewajiban agama. Meski para
Imam tidak menerima wahyu ilahi, namun para imam mempunyai kulitas,tugas, dan otoritas dari
nabi. Bimbingan politi dan agama dari mereka dan mereka adalah wali bagi pengikut mereka.
Konsep politik Syiah yang berpusat pada Imam (yang kemudian diterjemahkan menjadi wilayat alafqih) diterjemahkan dalam periode modern dalam bentuk negarra Irean. Iran menjadi penjelmaan
politik Syiah setelah revolusi Islam Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Imam Khomeini.

5. DEMOKARASI
Kata Demokrasi memiliki berbagai makna. Tetapi pada
dunia modern ini penggunaanya mengandung arti
kekuasaan tertinggi dalam urusan politik adalah hak
rakyat. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
dimana keputusan-keputusan penting pemerintah, atau
garis kebijakanaan dibelakang keputusan-keputusan
tersebut secara langsung atau tidak langsung, hanya
dapat berlangsung jika disetujui secara bebas oleh
mayoritas masyarakat dewasa yang berada dalam
posisi pemerintahan

6. MONARKI DAN MONARKI KONSTITUSIONAL


Monarki adalah system pemerintahan yang berbentuk
kerajaan, dimana yang berhak menggantikan raja
adalah keturunanya. Rakyat tidak memiliki hak untuk
mengggatikan kekuasaan. Titah raja harus diikuti oleh
rakyatnya , sehingga ada ketundukan peneuh dari
rakyat yang diperintahnya.
Tetapi ada bentuk lain dari monarki, yaitu monarki
Konstitusional yang secara jelas dalam konstitusinya
disebutkan sebagai Negara kerajaan. Maroko dan
Jordania adalah contoh nyata dari monarki
konsttitusiaonal.

Anda mungkin juga menyukai