ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR BATULAYANG, KECAMATAN PONTIANAK UTARA, KOTA PONTIANAKANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR BATULAYANG, KECAMATAN PONTIANAK UTARA, KOTA PONTIANAK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

“ ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) DALAM

PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR


BATULAYANG, KECAMATAN PONTIANAK UTARA,
KOTA PONTIANAK “

Dosen Pengampu:
Putri Tipa Anasih M.Pd

Disusun Oleh :

Lutfi Zulkid / F1241151009


Rahmah / F1241151010
Abdullah Sutarso / F1241151029
Pracikal Rheswagiri / F1241151005
Dicka Nertaya B.P / F1241151025

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas AMDAL berupa
makalah tentang “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Dalam
Penggelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir Batulayang, Kecamatan
Pontianak Utara Kota Pontinak ”.Dalam penyusunan makalah ini kami
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami
dalam proses penyusunan makalah ini, terutama kepada:
 Ibu Putri Tipa Anasih M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Geografi
Pariwisata yang telah memberikan bimbingan serta masukan dalam
penyusunan makalah ini.
 Teman-teman yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan terutama
pengetahuan seputar AMDAL, terutama dalam lingkup pengetahuan Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) Dalam Penggelolaan Sampah di Tempat
Pembuangan Akhir Batulayang, Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontinak. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami
dapat lebih baik ke depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Republik Indonesia


No.05 tahun2012 pasal 1 menyebutkan bahwa analisis dampak lingkungan
hidup (AMDAL), adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha atau
kegiatan yang di rencanakan pada lingkungan hidup yang di perlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
Sedangkan Secara formal Analisis Dampak Lingkungan (ADL) berasal dari
Undang-undang National Environmenal Protection Act (NEPA) 1969 di
Amerika Serikat. Dalam Undang-undang ini ADL dimaksudkan sebagai alat
untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang
mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang
direncanakan (Otto Soemarwoto, 1994).

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau


dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam
yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi
yang negatif karena dalam penanganannya baik untuk membuang atau
membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Setiap aktifitas
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah
sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita
gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung
dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak
bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyarakat.

Pertumbuhan penduduk menyebabkan pertambahan jumlah sampah.


Semakin banyak jumlah penduduk dalam suatu kota, maka semakin kompleks
pula kegiatan dan usahanya, sehingga akan semakin besar pula permasalahan
sampah yang harus ditanggulangi. Komposis sampah di kota Pontianak
didominasi oleh sampah organik dan sampah non organik yang dihasilkan oleh
sampah pasar tradisional dan sampah rumah tangga. Oleh karena itu, perlu
pengembangan teknologi atau inovasi dalam mengolah sampah tersebut agar
dapat menjadi sampah yang berguna atau menjadi bahan yang bernilai guna
dapat mengurangi volume sampah yang akan di proses di TPA. Salah satu TPA
yang ada di Kota Pontianak yaitu berada di jalan Kebangkitan Nasional, kel.
Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara. Yang sudah ada sejak 20 tahun yang
lalu, yang sampai saat ini belum terolah dengan baik sehingga mengakibatkan
berbagai dampak, baik lingkungan maupun kepada masyarakat.

Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak


di kota pontianak tepatnya di batulayang , sebab apabila tidak dilakukan
penanganan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan
keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga
dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena
itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan
pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi
semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun
komposisi dari sampah.

Untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam


penanganan sampah di kota maka dalam pengelolaannya harus cukup layak
diterapkan yang sekaligus disertai upaya pemanfaatannya sehingga diharapkan
mempunyai keuntungan berupa nilai tambah. Untuk mencapai hal tersebut
maka perlu pemilihan cara dan teknologi yang tepat, perlu partisipasi aktif dari
masyarakat sumber sampah berasal, dan mungkin perlu dilakukan kerjasama
antar lembaga pemerintah yang terkait (antara Departemen Koperasi,
Departemen ),hal tersebut di lakukaan guna memenuhi kreteria layak AMDAL.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis mengenai dampak lingkungan terhadap sistem
pengelolaan sampah di lokasi TPA Batulayang Kecamatan Pontianak Utara
Kota Pontianak?
2. Bagaimana keterlibatan dan peran serta masyarakat sekitar lokasi TPA
Batulayang Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dalam sistem
pengelolaan sampah di TPA yang sesuai dengan ketentuan analisis mengenai
dampak lingkungan?
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui analisis mengenai dampak lingkungan terhadap sistem


pengelolaan sampah di lokasi TPA Batulayang Kecamatan Pontianak Utara
Kota Pontianak

2. Mengetahui keterlibatan dan peran serta masyarakat sekitar lokasi TPA


Batulayang Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dalam sistem
pengelolaan sampah di TPA yang sesuai dengan ketentuan analisis
mengenai dampak lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Batulayang

Berdasarkan peta diatas menunjukan lokasi TPA di Kota Pontianak berada di


Batulayang Pontianak Utara Kota pontianak, memiliki Luas Lahan 26,6 Ha dan
Jarak Pusat Kota 8 Km, Batas-batas Lokasi :

Sebelah Utara : Lahan Kebunan


Sebelah Selatan : Permukiman Warga
Sebelah Timur : Lahan Perkebunan
Sebelah Barat : Lahan Perkebunan
B. Analisis mengenai dampak lingkungan terhadap sistem pengelolaan
sampah di lokasi TPA Batulayang Kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pertama kali


diperkenalkan pada tahun oleh National Environmental Policy Act di Amerika
Serikat. Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 27
tahun 1999, disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak
besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL didefinisikan sebagai kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha/kegiatan. Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL terdiri
dari lima dokumen, yaitu:

1. Dokumen kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup (KA-


ANDAL)
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang
lingkup serta kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL
meliputi penentuan dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih
mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL, sedangkan
kedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan
digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup dan
kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan
dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses
pelingkupan
2. Dokumen analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL)
AMDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat
terhadap dampak penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak
penting yang telah diidentifikasi di dalam dokumen KAANDAL kemudian
ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang telah
disepakati. Telaah ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak.
Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat
penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap
kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap
kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak
yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk
menentukan dasar - dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif.
3. Dokumen rencana pengelolaan lingkungan hidup
Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan
hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang
terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan
berdasarkan hasil arahan dasar - dasar pengelolaan dampak yang
dihasilkan dari kajian AMDAL
4. Dokumen rencana pemantauan lingkungan hidup
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan
untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-
dampak yang berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini
digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan
lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan
lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi
prediksi dampak yang digunakan dalam kajian AMDAL.
5. Dokumen ringkasan eksekusi
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat
dan jelas hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam
ringkasan eksekutif biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran
dampak dan sifat penting dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan
upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan hidup yang akan
dilakukan untuk mengelola dampak-dampak tersebut
Hal–hal yang dikaji dalam proses AMDAL adalah aspek fisik-kimia,
ekologi, sosial-ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai
pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis
mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi
kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di
sisi lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat
diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari
usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.
Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di
antaranya digunakan kriteria mengenai :
a. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan.
b. Luas wilayah penyebaran dampak.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak.
e. Sifat kumulatif dampak.
f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
Dasar dari diadakannya AMDAL adalah (PP 27/1999 dan PP
51/1993), pembangunan berkelanjutan, kegiatan yg menimbulkan dampak
perlu dianalisa sejak awal perencanaan untuk langkah pengendalian
dampak negatif dan pengembangan dampak positif, AMDAL diperlukan
untuk proses pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan yang
menimbulkan dampak, AMDAL bagian dari kegiatan studi kelayakan
rencana usaha/kegiatan, komponen AMDAL meliputi Kerangka Acuan
(KA), ANDAL, RKL, RPL. Menurut PP No. 27/1999 Pasal 3 ayat 1, usaha
dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak
terbaharu.
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya.
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan
alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya.
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi
pelestarian kawasan konservasi sumber daya dan/atau perlindungan
cagar budaya.
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik.
Berdasarkan hasil survey di lapangan mengenai TPA yang ada di
Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dalam proses pendirian dan
pengolahannya jika di kaitkan dengan Analisis masalah dampak terhadap
lingkungan (AMDAL) yang di susun berdasarkan dukumen AMDAL yang
ada. TPA yang ada ada di Batulayang Kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak masih belum sepenuhnya memenuhi dukumen AMDAL yang
telah ada, karena metode yang dilkukan dalam pengolahan sampah yang
ada masih menggunakan metode open dumping. Open dumping atau
pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana dimana
sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa
pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Pada dasarnya
masih ada dua metode lain yang lebih efektif yaitu metode Control
Landfill dan Sanitary Landfill. Dalam pengelolaan ini namun masih ada
Pemda khususnya Kota Pontianak yang menerapkan cara ini karena alasan
keterbatasan sumber daya (manusia, dana, lahan, sarana dan prasarana
pengelolaan). Cara ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya
potensi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkannya seperti:
a. Perkembangan vektor penyakit seperti lalat, tikus, dll
b. Polusi udara oleh bau dan gas yang dihasilkan
c. Polusi air akibat banyaknya lindi (cairan sampah) yang timbul
d. Estetika lingkungan yang buruk karena pemandangan yang kotor
C. Keterlibatan dan peran serta masyarakat sekitar lokasi TPA Batulayang
Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dalam sistem pengelolaan
sampah di TPA yang sesuai dengan ketentuan analisis mengenai dampak
lingkungan.
TPA yang berada di Batulayang Kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak tersebut sudah ada sejak 20 tahun yang lalu sehingga pada waktu itu
belum ada pemukiman yang dibangun karena wilayah tersebut belum memiliki
akses seperti jalan, dan listrik sehingga wilayah tersebut pada awalnya hanya
lah lahan kosong. Sampai di dirikannya TPA dan Kantor Dinas Kebersihan dan
Pertamanan disekitar area tersebut mengakibatkan masyarakat secara perlahan
mulai membangun permukiman di sekitar area tersebut. Hal ini dikarenakan
harga tanah yang berada disekitar TPA tersebut terbilang murah mengingat
resiko akan polusi dan pencemaran yang di sebabkan oleh sampah. Namun,
disisi lain sampah ini juga menjadi daya tarik karena sampah tersebut juga
menjadi sumber pendapatan karna sampah juga memiliki nilai ekonomi,
sehingga masyarakat yang perekonomiannya rendah memutuskan untuk
pindah dan menetap di daerah tersebut.
Adapun beberapa dampak keberadaan TPA terhadap masyarakat yang
tinggal di area tersebut yaitu;

1. Dampak Negatif
Secara umum dampak yang ditimbulkan dari TPA tersebut bagi
masyarakat sekitar yaitu bau menyengat yang dihasilkan oleh sampah-
sampah di TPA tersebut, namun ada beberapa hal lain yang disebabkan
oleh keberadaan TPA tersebut, yaitu polusi udara yang diakibatkan oleh
proses pembakaran sampah, serta pencemaran air yang dihasilkan oleh oleh
limbah sampah yang apabila terkena air hujan yang akan berdampak pada
kesehatan masyarakat, hal ini menyebabkan mesyarakat terkena beberapa
penyakit seperti gatal ‐ gatal di kulit, batuk - batuk, sesak nafas, dan ASMA.
Namun dalam hal ini, pihak TPA sendiri tidak bisa disalahkan mengingat
masyarakat sendirilah yang memutuskan untuk tinggal dan menetap di area
tersebut.
2. Dampak Positif
Selain dampak negatif, ada pula dampak positif yang menjadi alasan
mengapa masyarakat memilih untuk tinggal di area tersebut (pull factor).
Yaitu, dapat memperbaiki taraf perekonomian mereka, hal ini dikarenakan
keberadaan TPA dapat menjadi sumber penghasilan mereka yang tadinya
menganggur dapat berprofesi sebagai pemulung dan pengepul, serta
beberapa masyarakat ada yang bekerja sebagai pengolah sampah untuk
dijadikan pupuk organik yang bermanfaat bagi lahan pertaniaan. Selain itu
faktor lain yang menyebabkan masyarakat untuk tinggal di daerah tersebut
yaitu harga tanah yang murah.

Jika dilihat dari metode dan dampak dari akibat berdirinya Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Batulayang Pontianak Utara Kota
Pontianak, masih belum sepenuhnya melibatkan masyarakat dalam
pengolahanya. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan
kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak, karena metode
yang di lakukan dalam pengolahan sampah tersebut masih menggunakan
metode open dumping jadi dari pihak TPA masih sangat sederhana dalam
pengolahanya dan masyarakat sendiri yang memiliki inisiatif dalam mengolah
sampah tersebut untuk di jual dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peranan masyarakat dalam pengelolaan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Batulayang, Kecamatan
Pontianak Utara Kota Pontianak ini sangat lah minim yang di akibatkan oleh
metode yang digunakan dalam pengelolaan nya yang masih sangat sederhana
yang berimbas pada partisipasi masyarakat sekitar yang hanya memanfaatkan
hasil pembuangan sampah di TPA tersebut yang kemudian di jual ke pengepul
untuk di olah kembali.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
TPA Batu Layang didirikan pada tahun 1998 yang pada awal mulanya, area
sekitar TPA tersebut hanyalah lahan kosong. Kini, keberadaan TPA Batu
Layang memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar, baik pengaruh
positif maupun negatifnya. Disamping memberikan rezeki bagi masyarakat
yang berprofesi sebagai pemulung dan pengepul, keberadaan TPA ini juga
memberikan pengaruh negatif dengan berbagai pencemaran dari keberadaan
TPA.
Penanganan sampah di TPA Batu Layang masih menggunakan metode
Open Dumping, yang mana metode ini hanya menumpuk sampah tanpa adanya
penanganan lebih lanjut. Maka perlu pendanaan dari pemerintah supaya
pengelolaan bisa menjadi lebih efektif.
Penanganan sampah yang masih menjadi wacana pemerintah kota yaitu
mensosialisasikan dan menjalankan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) supaya
diterapkan oleh masyarakat. Diharapkan dengan 3R ini, sampah dapat di kelola
dan dimanfaatkan sehingga memberi pengaruh yang bermanfaat baik.
Selain 3R, perlu adanya penambahan pendanaan dari pemerintah untuk
pengolahan sampah supaya sampah dapat dikelola dengan baik, dan juga supaya
sampah dapat dimanfaatkan bahkan dapat menjadi sumber daya terbarukan.
Dengan adanya dana maka metode pengelohan sampah juga semakin baik,
misalnya metode Open Dumping sekarang dikembangkan menjadi metode
Controlled atau Sanitary Landfill yang terbukti lebih baik adanya.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Batulayang Pontianak Utara Kota
Pontianak belum sepernuhnya memenuhi standar Analisis Dampak Lingkunga.
(AMDAl) yang telah di teteapkan oleh pemerintah. Hal itu di buktikan dengan
metode pengolahan sampah yang masih menggunakan metode open dumping
dan peran masyarakat dalam pengolahannya masih belum di libatkan secara
langsung.
B. Saran
Terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Dalam
Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir Batulayang, Kecamatan
Pontianak Utara, Kota Pontianak maka kami memberikan saran terhadap Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak untuk menggunakan metode lain
yang lebih efektif di bandingkan metode open dumping hal ini dikarenakan
tingkat produksi sampah di Kota Pontianak mengalami peningkatan yang sangat
pesat jika tidak dikelola secara baik bukan tidak mungkin dalam waktu 2-3
tahun yang akan mendatang TPA Batulayang akan menjadi sebuah gunungan
sampah raksasa maka dari itulah perlu di terapkan metode yang lebih efektif
dalam pengelolaannya. Serta memaksimalkan peranan masyarakat dalam
pengelolaan tersebut agar tercipta nya sebuah lapangan pekerjaan yang benar-
benar menjamin tingkat perekonomian masyarakat nya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmusipil.com/pengertian-sampah

https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/03/tempat-pembuangan-akhir-

tpa/

https://ayodarling.wordpress.com/2013/04/07/jenis-jenis-sampah/

Alex S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Dinas Kerbesihan dan Pertamanan Kota Pontianak

Dinas Kerbesihan dan Pertamanan Kota Pontianak (2015) Laporan Semester

II Pekerjaan Penantauan Dan Monitoring Limbah TPA Batu Layang Kota

Pontianak., Pontianak.
LAMPIRAN

Gambar 1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontiana

Gambar 2. Sesi wawancara dengan bapak Didik Hariyanto, ST


Gambar 3. Keadaan lokasi TPA Batu Layang

Gambar 4. Tangki Lindi


Gambar 5. Kolam penyaringan Lindi

Gambar 6. Generator PT. GIKOKO yang tidak terpakai

Anda mungkin juga menyukai