Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Pada Pasar Teluknaga Kabupaten Tangerang Dosen Pengampuh: Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.S

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PADA PASAR

TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG


Dosen Pengampuh : Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.S.

OLEH :
VIVIANTY SRIAYU
412 18 029

D4 MANAJEMAN KONSTRUKSI

ALIH JENJANG PROGRAM STUDI D4 JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan

rahmat serta hidayah-Nya yang terus mengalir sehingga penyusunan tugas ANALISIS

MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PADA PASAR TELUKNAGA

KABUPATEN TANGERANG ini dapat terselesaikan.

Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.S. sebagai dosen

pengampuh pada mata kuliah ini, karena atas bantuan, saran serta bimbingannya sehingga

tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada teman-teman dan juga

seluruh pihak yang terlibat dan ikut memberikan semangat dan bantuan kepada saya.

Saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat banyak kesalahan, untuk

itu dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya

membangun demi perbaikan tugas ini agar dapat lebih baik kedepannya dan dapat

dijadikan sebagai salah satu referensi.

Akhir kata, saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat di dunia pendidikan

terkhusus pada jurusan teknik sipil.

Makassar, 20 Juli 2019

Vivianty Sriayu

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
D. Batasan Masalah ........................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
A. Pengertian Lingkungan Hidup ................................................................... 4
B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup ................................................................ 4
C. Pengertian AMDAL................................................................................... 5
D. Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL................................................... 5
E. Tata Cara Pelaksanaan AMDAL ............................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 10
A. Diagram Alir Penelitian ........................................................................... 10
B. Penjelasan Diagram Alir Penelitian ......................................................... 10
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 12
A. Pembahasan ............................................................................................. 12
B. Hasil Survey............................................................................................. 12
C. Analisis Hasil Survey .............................................................................. 12
D. Pembahasan Masalah dan Solusinya ....................................................... 13
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .............................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu
tumbuhan, hewan dan jasad renik. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik
menempati suatu ruang tertentu. Dalam ruang tersebut terdapat juga benda tak hidup,
seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan
padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda
hidup dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup. Lingkungan merupakan
suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupuan manusia. Hal itu dikarenakan
dimana seseorang hidup maka akan tercipta suatu lingkungan yang berbeda dan
sebaliknya. Zaman sekarang ini sering kali ditemukannya suatu pengrusakan lingkungan
oleh manusia dengan alasan pemanfaatan untuk menghasilkan materi yang lebih, secara
tidak langsung tindakan ini akan mengakibatkan rusaknya lingkungan dan mengancam
pada kelangsungan hidup manusia.
Keteloderan manusia dalam mendirikan bangunan dengan tanpa memperhatikan
dampak dari usaha atau industri yang akan berlangsung pada bangunan tersebut juga
akan merusak lingkungan baik fisik maupun biologis secara perlahan dan tidak langsung,
sehingga menghasilkan pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan
suatu proses masuknya bahan atau energi ke dalam lingkungan yang dapat menyebabkan
timbulnyaperubahan yang tidak dikehendaki baik dari segi fisik, kimiawi maupun
biologis sehingga berdampak negatif bagi kesehatan, keberadaan makhluk hidup
khususnya manusia dan organisme lainnya. Bahan yang mencemari lingkungan disebut
polutan. Polutan dapat berupa materi/partikel dan atau energi. Polutan ini masuk ke
dalam lingkungan alam sekitar dapat terjadi dari berbagai sebab, misalnya perilaku tidak
sehat pada sekelompok manusia, pertambahan penduduk yang tak diimbangi dengan
fasilitas dan sarana lingkungan yang memadai, penggunaan sumber daya alam yang tidak
memperhatikan kelestariannya, jumlah polutan yang tak seimbang dengan daya dukung
lingkungan dan penerapan teknologi yang tak diimbangi dengan penerapan ilmu
pengetahuan tentang ekologi.
Dalam melestarikan kualitas lingkungan, berbagai upaya pengendalian pencemaran
lingkungan hidup dapat dilakukan seperti, memulai penyusunan rencana pembangunan

1
daerah sampai setelah proyek-proyek pembangunan dijalankan, misalnya penyusunan
rencana penggunaan tata ruang, rencana pembangunan ekonomi suatu daerah, penetapan
proyek-proyek yang akan dibangun, sampai pada waktu proyek-proyek telah berjalan.
Dengan adanya perencanaan hal-hal yang mungkin bisa mengantisipasi timbulnya
dampak buruk pada lingkungan sekitar maka kerusakan lingkungan akan dapat dikurangi
atau bahkan dicegah sama sekali. Berdasarkan alasan inilah maka perlu dibuat sebuah
rencana pengelolaan lingkungan demi terciptanya keseimbangan antara kepentingan
manusia dan kelestarian lingkungan di sekitarnya.
Analisis mengenai dampak lingkungan berkaitan erat dengan pemahaman manusia
terhadap perubahan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Dalam hal kegiatan ini tentu
melibatkan aspek aktivitas, baik berkaitan dengan ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Setiap aktivitas seharusnya didasarkan pada perencanaan yang benar, dan diteruskan
dengan implementasi sesuai peraturan yang berlaku dan diikuti dengan monitoring dan
evaluasi. Aspek perencanaan terkait dengan pemikiran manusia dalam membuat
kerangka berpikir, cetak biru tentang apa yang layak dan apa yang tidak layak untuk
dikembangkan. Dalam hal ini manusia dapat merancang kegiatan yang akan dilakukan
dan pengaruhnya terhadap lingkungan hidup. Kegiatan analisis mengenai dampak
lingkungan dilakukan sebelum pelaksanaan proyek pembangunan atau kegiatan usaha
dilakukan, dalam hal ini yaitu lingkungan di sekitar pasar.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam analisis mengenai dampak lingkungan
antara lain :
1. Berapa lama lingkungan tersebut terkena dampak pencemaran dari adanya
pasar tersebut?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pencemaran lingkungan tersebut?
3. Bagaimanakah sistem pengelolaan lingkungan berdasarkan faktor-faktor yang
saling berkaitan dalam proses pengelolaan lingkungan?

C. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan dari analisis mengenai dampak lingkungan yang di bahas adalah :
1. Untuk mengetahui berapa lama lingkungan tersebut terkena dampak
pencemaran dari adanya pasar tersebut.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan tersebut.

2
3. Untuk mengetahui bagaimana system pengelolaan lingkungan berdasarkan
faktor-faktor yang saling berkaitan dalam proses pengelolaan lingkungan.

D. Batasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan batasan-batasan agar penulisan laporan akhir ini
tidak menyimpang dari pembahasan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
tentang analisis mengenai dampak lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan pada pasar teluknaga JL. Raya Salembaran Km 7,
Kp. Melayu Barat, Teluknaga, Tangerang.
2. Penelitian dilakukan hanya tentang analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) pada pasar teluknaga.
3. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 April 2013

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lingkungan Hidup


Menurut Pasal 1 butir (1) Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup adalah semua benda,
daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau
makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya (Siahaan, 2004).

B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup disebut juga dengan lingkungan hidup manusia (human
environment). Istilah ini biasa dipakai dengan lingkungan hidup. Bahkan sering kali
dalam bahas sehari-hari disebut sebagai lingkungan. Berdasarkan definisi-definisi di atas,
maka pengertian lingkungan hidup itu dapat dirangkum dalam suatu rangkain unsur-
unsur sebagai berikut (Siahaan, 2004):
1. Semua benda, berupa manusia, hewan, tumbuhan, organisme, tanah, air, udara,
rumah, sampah, mobil, angin, dan lain-lain. Keseluruhan yang disebutkan ini
digolongkan sebagai materi, sedangkan satuan-satuannya sebagai komponen.
Materi menurut ilmu lingkungan hidup ialah segala sesuatu yang berada pada
suatu tempat serta pada suatu waktu.
2. Daya, disebut juga dengan energi. Daya atau energi ialah sesuatu yang
memberi kemampuan untuk menjalankan kerja. Energi dapat dibagi dalam tiga
jenis, yaitu energi yang berasal dari matahari, energi dari panas bumi, dan
energi yang berasal dari reaksi nuklir.
3. Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi. Keadaan memiliki ragam-ragam
yang satu sama lainnya ada yang membantu kelancaran berlangsungnya proses
kehidupan lingkungan.
4. Perilaku atau tabiat.
5. Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada. Ruang adalah suatu bagian
dimana berbagi komponen-komponen lingkungan hidup bisa menempati dan
melakukan proses lingkungan hidupnya. Dengan demikian, ruang terdiri dari

4
unsur-unsur berbagai ekosistem seperti ekosistem hutan, ekosistem pantai,
ekosistem kota, ekosistem permukiman, ekosistem daerah aliran sungai (DAS)
dan seterusnya.
6. Proses interaksi disebut juga saling mempengaruhi, atau biasa pula disebut
dengan jaringan kehidupan.

C. Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)


Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Pasal 1 butir (1) menyatakan: “Analisis
Mengenai Dampak Lingkunga Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau
kegiatan”. Dalam AMDAL terdapat dua jenis batasan tentang dampak, yaitu:
1. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diprakirakan akan ada setelah
ada pembangunan.
2. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan yang diprakirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan yang
diprakirakan akan ada dengan adanya pembangunan tersebut.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup atau AMDAL dirumuskan sebagai suatu analisis
mengenai dampak lingkungan hidup dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi
dan pendugaan dampak proyek dari pembangunannya (Suratmo, 2002).

D. Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL


Hampir semua bidang lingkungan hidup pada saat ini telah diatur dengan berbagai
Undang-Undang (UU). Undang-Undang (UU) ini sekaligus menjadi landasan bukan saja
untuk peraturan-peraturan perundangan yang akan dibuat, tetapi juga untuk perundangan
yang lahir sebelumnya. Pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan ekologi dapat
dicapai memerlukan adanya norma hukum (perundang-undangan), yaitu UU No. 23

5
Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Landasan hukum pelaksanaan
AMDAL di Indonesia, antara lain (Suratmo, 2002):
1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang
jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang
pedoman penyusunan AMDAL.
5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 299 Tahun
1996 tentang pedoman teknis kajian aspek sosial dalam penyusunan AMDAL.

E. Tata Cara Pelaksanaan AMDAL


Langkah-langkah pengerjaan AMDAL dapat dikelompokkan menjadi tahap
pelingkupan, tahap analisis, dan tahap perencanaan pengendalian. Semua harus
dilakukan berurutan karena hasil suatu langkah akan mempengaruhi arah langkah
selanjutnya. Setelah ketiga tahap itu selesai, rancangan kegiatan akan dinilai kelayakan
lingkungannya.Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut diuraikan dalam prosedur
AMDAL yang terdiri dari (Suratmo, 2002):
1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah
proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem
penapisan satu langkah.Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu
menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
2. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa
melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.Tata cara dan bentuk
pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan
diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

6
3. Proses pelingkupan (scoping)
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait
dengan rencana kegiatan.Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas
wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan,
menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah
kegiatan lain yang terkaiti dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir
dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan
masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.
4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen
kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama
waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang
dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali
dokumennya.
5. Kesepakatan KA-ANDAL
Hasil penilaian KA ANDAL adalah Surat Kesepakatan KA ANDAL yang
akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan ANDAL, RKL dan RPL.
6. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-
ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah
selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi
Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal
penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang
dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki atau menyempurnakan kembali
dokumennya.
7. Persetujuan kelayakan lingkungan
a. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan diterbitkan oleh:
1) Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat;
2) Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi provinsi; dan
3) Bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai
kabupaten/kota.

7
b. Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:
1) Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan; dan
2) Pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan yang diajukan
oleh warga masyarakat.
Pada dasarnya dokumen AMDAL berlaku sepanjang umur usaha atau kegiatan.
Namun demikian, dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa apabila kagiatan fisik utama
suatu rencana usaha atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
sejak diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungannya.
Dalam hal dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa, maka Pemrakarsa dapat
mengajukan dokumen AMDALnya kepada instansi lingkungan yang bertanggung jawab
untuk dikaji kembali, apakah harus menysun AMDAL baru atau dapat mempergunakan
kembali untuk rencana kegiatannya.Keputusan kelayakan lingkungan dinyatakan batal
apabila terjadi pemindahan lokasi atau perubahan desain, proses, kapasitas, bahan baku
dan bahan penolong atau terjadi perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat
peristiwa alam atau sebab lain sebelum usaha atau kegiatan yang bersangkutan
dilaksanakan.
Apabila Pemrakarsa kegiatan hendak melaksanakan kegiatannya kembali maka
Pemrakarsa wajib mengajukan perubahan pada Menteri/ Gubernur/ Bupati/ Walikota
sesuai kewenangannya untuk diputuskan apakah diwajibkan untuk membuat AMDAL
baru atau membuat adendum ANDAL, KL, dan RPL; atau mengajukan permohonan
perubahan izin lingkungan. Penetapan keputusan perubahan tersebut akan dibuat dalam
suatu pengaturan mengenai kriteria perubahan yang lebih rinci.
Izin lingkungan adalah izin yang wajib dimiliki setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau
kegiatan. Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi:
a) Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL;
b) Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c) Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Kriteria yang menentukan adanya dampak besar dan penting ditetapkan
berdasarkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh sebab itu, kriteria
tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga tidak bersifat ilmitatif. Prosedur pengambilan keputusan sebagaimana tersebut
di atas tidak dapat dipisahkan dari tujuan AMDAL sebagai salah satu ketentuan hukum,

8
dari ketentuan hukum tersebut AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan ini untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Penjelasan Pasal 7 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang
AMDAL menyatakan : “Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian
dari proses perizinan melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Izin merupakan suatu instrumen yuridis
preventif. Oleh karena itu, keputusan kelayakan lingkungan hidup berdasarkan hasil
penilaian analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan
rencana pemantauan lingkungan hidup, sebagaimana telah diterbitkan oleh instansi yang
bertanggungjawab wajib dilampirkan pada permohonan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup”.
AMDAL merupakan salah satu syarat perizinan dalam sistem hukum lingkungan
Indonesia bagi orang atau kelpompok yang akan mendirikan suatu perusahaan atau
industri, khususnya yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Diagram Alir Penelitian


Diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang
menyatakan aliran proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam
bentuk kotak, beserta urutanya dengan menghubungkan masing-masing langkah
menggunakan tanda panah. Diagram alir ini menggambarkan secara umum dan
sistematis penelitian yang dilakukan tentang analisis mengenai dampak lingkungan.
Pembuatan diagram alir ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam menganalisis
proses penelitian yang dilakukan.

B. Penjelasan Diagram Alir Penelitian


Langkah awal yang dilakukan adalah peralatan yang akan digunakan dalam
penelitian seperti kamera, alat tulis, kertas, papan alas, dan menyiapkan kuisioner yang
akan di berikan kepada masyarakat sekitar. Kuisoner tersebut di berikan kepada
pedagang pasar, pembeli, dan masyarakat sekitar. Kuisioner berisis pertanyaan-
pertanyaan mengenai dampak pasar terhadap lingkungan baik sebelum maupun sesudah
di bangun. Langkah berikutnya adalah menentukan tempat penelitian. Tempat penelitian
yang ditentukan adalah pasar teluknaga. Alasan pemilihan pasar ini adalah karena
pasar/wilayah ini masih terbelakang dan masih minim infrastruktur dan sarana umum di
bandingkan pasar lain di wilayah tanggerang. Setelah tempat penelitian ditentukan
langkah selanjutnya melakukan survey terhadap pasar tersebut. Waktu peninjauan ke
daerah tersebut berlangsung pada tanggal 27 April 2013.
Survey dilakukan dengan menyebar kuisoner, wawancara terhadap pihak terkait
(pedagang, pembeli dan masyarakat sekitar) serta mengamati langsung kondisi fisik
pasar tersebut. Hasil data yang diperoleh belum cukup atau belum sesuai asumsi maka
dilakukan survey ulang, namun kalau data sudah cukup atau sesuai maka di lanjutkan ke
langkah berikutnya yaitu menganalisis data. Analisis dilakukan terhadap dampak
lingkungan sebelum dan setelah didirikannya pasar tersebut serta bagaimana solusi
penyelesaiannya. Langkah terakhir yang dilakukan adalah membuat kesimpulan dari
hasil pengolahan data. Kesimpulan merupakan suatu proses yang mempunyai hubungan
dengan tujuan penelitian. Saran berisi tentang masukan pengolahan pasar yang baik
kedepannya.Penelitian ini selesai dilakukan setelah kesimpulan diperoleh.

10
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peninjauan ini dilaksanakan Pasar Teluknaga, JL. Raya Salembaran Km 7, Kp.
Melayu Barat, Teluknaga, Tangerang. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa kecamatan teluknaga merupakan wilayah yang
masih terbelakang di bandingkan wilayah tangerang lainnya dan masih minim
infrastruktur dan sarana umum disana. Waktu peninjauan ke daerah tersebut berlangsung
pada tanggal 27 April 2013.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Pembahasan merupakan langkah awal yang digunakan untuk melakukan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) terhadap Pasar Teluknaga yang
terletak padaJln. Raya Salembaran Km 7, Kp. Melayu Barat, Teluknaga,
Tangerang.Pembahasan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) berisi
hasil survey lapangan melalui wawancara pada warga sekitar pasar teluknaga, analisis
hasil survey dan pembahasan masalah dan solusinya.

B. Hasil Survey
Hasil survey yang telah dilakukan melalui menyebar kuisoner dan melakukan
wawancara pada warga sekitar Pasar teluknaga yang terletak dijln. Raya Salembaran Km
7, Kp. Melayu Barat menyatakan bahwa terdapat dampak dari pembangunan pasar
tersebut. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) terhadap Pasar
Teluknaga dilakukan berdasarkan wawancara pada masyarakat sekitar untuk mengetahui
dampak apa saja yang terjadi dengan didirikannya pasar teluknaga. Adapun hasil yang
diperoleh dari survey tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak lingkungan pembangunan Pasar
Teluknaga sebanyak 100-200 orang.
2. Banyak komponen lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan
pembangunan Pasar Teluknaga ialah 4 komponen antara lain manusia, tanah,
sampah, dan kendaraan.
3. Luas wilayah yang terkena dampak lingkungan pembangunan Pasar Teluknaga
sebesar 300 m2.
4. Lama warga sekitar yang terkena dampak lingkungan pembangunan Pasar
Teluknaga ialah 2 tahun.

C. Analisis Hasil Survey


Data-data yang diperoleh dari hasil survey yang telah dilakukan pada pasar
teluknaga, lebih banyak menimbulkan kerugian bagi warga sekitar karena daerah
tersebut menjadi lebih sering mengalami kerusakan dibanding dengan keuntungan yang

12
diperoleh warga. Dampak yang ditimbulkan dari pembangunan Pasar Teluknaga terdiri
dari dua, yaitu:
1. Dampak Negatif
Daerah sekitar bangunan Pasar Teluknaga menjadi sering mengalami
kebanjiran ketika musim hujan dikarenakan saluran air yang terletak di
samping pasar tidak mengalir dan sering meluap. Banyak penumpukan sampah
dibagian belakang pasardari sisa hasil jual-beli di pasar tersebut dan
pengolahan sampah tidak baik yang menyebapkan bau yang menyengat.
Beberapa pedagang banyak yang tidak melakukan pemasangan listrik secara
resmi (mencantol listrik secara illegal) sehingga sering menyebapkan aliran
listrik warga sekitar terputus-putus. Sanitasi yang buruk dan sarana wc yang
kurang banyak disekitar pasar.
2. Dampak Positif
Dengan sekitar Pasar Teluknaga menjadi lebih ramai di kunjungiyang
menyebabkan harga tanah disekitar Pasar Teluknaga lebih mahal sehingga
menimbulkan adanya kesenjangan sosial. Warga sekitar dapat menjual hasil
kebun nya dan membeli kebutuhan hidup di pasar tersebut.
Pengelolaan masalah lingkungan di pasar teluknaga perlu dilakukan pendekatan
berbasis masyarakat dimana masyarakat sekitar di libatkan untuk pengelolaan bersama
antara masyarakat setempat, pedagang, pembeli dan pemerintah dalam bentuk
pengelolaan secara bersama, di mana masyarakat berpartisipasi aktif baik dalam
perencanaan sampai pada pelaksanaannya. Pihak pasar perlu melakukan tindakan
perbaikan sistempasar tersebut agar tidak lagi terjadi hal-hal yang merugikan warga
seperti lebih memperhatikan kebersihan, ketertiban, keamanan lingkungan sekitar pasar,
dan lain-lain terhadap banjir yang sering terjadi didaerah sekitar bangunan tersebut
berdiri.

D. Pembahasan Masalah dan Solusinya


Dari hasil melakukan kunjungan dan survey ke dalam pasar teluknaga, maka
didapat beberapa masalah dan persoalan seputar lingkungan. Masalah utama lingkungan
di Pasar tersebut adalah kondisi pasar yang becek, bau dan sering kebanjiran saat hujan
sehingga menggangu warga sekitar dan kenyamanan pembeli.

13
No Deskripsi Permasalahan Alternatif Penanganan Masalah

- Perlu dilakukan pembersihan


saluran air oleh masyarakat, pengelola
pasar, dan pemerintah daerah. Serta
dilakukan penyadaran dan pelatihan
Kondisi pasar yang becek dan kepada masyarakat untuk tidak
1 kumuh sering kebanjiran ketika membuang sampah sembarangan.
musim hujan

- Perlu dilakukan pengaspalan jalan


atau pembuatan paving blok agar
kondisi pasar menjadi baik.

- Penambahan tempat sampah dan


Banyak sampah yang petugas kebersihan
menumpuk di bagian belakang - Pengelompokan sampah menjadi
2
pasar dan pengolahan sampah organik dan anorganik untuk
yang buruk selanjutnya diolah menjadi nilai
tambah.
Beberapa pedagang banyak
yang tidak melakukan Peningkatan dan pengawasan
3
pemasangan listrik secara resmi penegakan hukum yang tegas.
(mencantol listrik secara ilegal)

Perlu dilakukan perbaikan sanitasi dan


penambahan jumlah wc oleh
Sanitasi yang buruk dan sarana pengelola pasar dan pemerintah
4
wc yang kurang banyak. setempat untuk kenyamanan
pedagang, pembeli dan terutama
masyarakat sekitar.

Pengelolaan masalah lingkungan di pasar perlu dilakukan pendekatan berbasis


masyarakat dimana masyarakat dilibatkan untuk pengelolaan bersama antara masyarakat
setempat, pedagang dan pemerintah dalam bentuk pengelolaan secara bersama.
Pemikiran ini sangat di dukung oleh tujuan jangka panjang pengelolaan lingkungan pasar
berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja dan
kesempatan usaha dengan penambahan petugas kebersihan dan petugas pekerjaan umum,
pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan pemanfaatan
kondisi pasar yang nyaman, peningkatan kemampuan peran serta masyarakat dalam

14
menjaga dan melestarikaan lingkungan di pasar, dan peningkatan pendidikan, pelatihan,
pengembangan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga kondisi pasar,
pengawasan dan penegakan aturan-aturan undang-undang tentang lingkungan, untuk
masyarakat yang melanggar dapat dikenakan sanksi atau denda sesuai ketentuan yang
berlaku.

15
BAB V
PENUTUP

Beberapa tujuan dari analisis mengenai dampak lingkungan yang di bahas adalah untuk
mengetahui seberapa besar dampak pencemaran lingkungan yang diberikan setelah adanya
pasar tersebut. Kemudian mengetahui sepeti apa sistem pengelolaan lingkungannya, dan
mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
tersebut. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan terutama
yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usahan dan atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar terhadap lingkungan hidup.

A. Kesimpulan
Dari hasil peninjauan lapangan terhadap kondisi lingkungan di pasar Teluknaga
dapat disimpulkan ternyata Pasar Teluknaga, lebih banyak menimbulkan kerugian bagi
warga sekitar karena daerah tersebut menjadi lebih sering mengalami kerusakan
dibanding dengan keuntungan yang diperoleh warga. Dampak negatif yang ditimbulkan
dari pembangunan Pasar Teluknaga adalah daerah sekitar bangunan Pasar Teluknaga
menjadi sering mengalami kebanjiran ketika musim hujan dikarenakan saluran air yang
terletak di samping pasar tidak mengalir dan sering meluap.
Selain itu banyaknya penumpukan sampah dibagian belakang pasardari sisa hasil
jual-beli di pasar tersebut menimbulkan bau yang menyengat dan tidak sedap dipandang
mata. Beberapa pedagang juga banyak yang tidak melakukan pemasangan listrik secara
resmi (mencantol listrik secara illegal) sehingga sering menyebapkan aliran listrik warga
sekitar terputus-putus. Sanitasi yang buruk dan sarana wc yang kurang banyak disekitar
pasar melengkapi banyaknya masalah yang ditimbulkan dari pembangunan pasar
tersebut
Dibalik banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan juga terdapat hal positif dari
pembangunan pasar tersebut, seperti daerah sekitar Pasar Teluknaga yang kini menjadi
lebih ramai di kunjungiyang menyebabkan harga tanah disekitar Pasar Teluknaga lebih
mahal sehingga menambah pendapatan para pemilik kios atau ruko tersebut. Warga
sekitar dapat menjual hasil kebun nya dan membeli kebutuhan hidup di pasar tersebut.

16
B. Saran
Pengelolaan masalah lingkungan di pasar teluknaga perlu dilakukan pendekatan
berbasis masyarakat dimana masyarakat sekitar di libatkan untuk pengelolaan bersama
antara masyarakat setempat, pedagang, pembeli dan pemerintah dalam bentuk
pengelolaan secara bersama, di mana masyarakat berpartisipasi aktif baik dalam
perencanaan sampai pada pelaksanaannya. Pihak pasar perlu melakukan tindakan
perbaikan sistempasar tersebut agar tidak lagi terjadi hal-hal yang merugikan warga
seperti lebih memperhatikan kebersihan, ketertiban, keamanan lingkungan sekitar pasar,
dan lain-lain terhadap banjir yang sering terjadi didaerah sekitar bangunan tersebut
berdiri.
Pemikiran ini sangat di dukung oleh tujuan jangka panjang pengelolaan lingkungan
pasar berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja
dan kesempatan usaha dengan penambahan petugas kebersihan dan petugas pekerjaan
umum, pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan
pemanfaatan kondisi pasar yang nyaman, peningkatan kemampuan peran serta
masyarakat dalam menjaga dan melestarikaan lingkungan di pasar, dan peningkatan
pendidikan, pelatihan, pengembangan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga
kondisi pasar, pengawasan dan penegakan aturan-aturan undang-undang tentang
lingkungan, untuk masyarakat yang melanggar dapat dikenakan sanksi atau denda sesuai
ketentuan yang berlaku. Demikianlah kesimpulan dan saran yang kami buat agar sebagai
bahan rujukan dan perbaikan untuk kedepannya pasar tersebut menjadi lebih bersih,
nyaman dan bermanfaat untuk semua masyarakat.

17

Anda mungkin juga menyukai