Kep Jiwa
Kep Jiwa
Kep Jiwa
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a Memahami tentang pengertian dari Keperawatan Kesehatan Jiwa
b Memahami Asuhan Keperawatan Jiwa
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
i. Berminat terhadap kesejahteraan manusia
j. Hubungan intim dengan orang terdekat
k. Demokrasi
l. Etik kuat
m. Humor/tidak bermusuhan
n. Kreatif
o. Bertahan atau melawan persetujuan asal bapak senang
3. Yahoda
a. Sikap positif terhadap diri sendiri
b. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri
c. Integrasi (keseimbangan/keutuhan)
d. Otonomi
e. Persepsi realitas
f. Environmental Mastery (kecakapan dalam adaptasi dengan lingkungan)
3
3. Menurut Kaplan Sadock
Proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan
prilaku yang akan mendukung integrasi. Pasien atau klien dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas
4. Caroline dalam Basic Nursing, 1999
Keahlian perawat kesehatan mental adalah merawat seseorang dengan
penyimpangan mental, dimana memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mengoptimalkan kemampuannya, harus peka, memiliki kemampuan untuk
mendengar, tidak hanya menyalahkan, memberikan penguatan atau dukungan,
memahami dan memberikan dorongan.
5. Menurut Stuart Sundeen
Keperawatan mental adalah proses interpersonal dalam meningkatkan dan
mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien tersebut
biasa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau masyarakat. Tiga area praktik
keperawatan mental yaitu perawatan langsung, komunikasi dan management.
4
1. Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau menetap yang terjadi pada
klien
2. Mendemontrasikan penerimaan
3. Respek
4. Memahami klien
5. Mempromosikan ketertarikan klien dan beradaptasi dalam interaksi
Sedangkan menurut Peplau, peran perawat meliputi:
1. Sebagai pendidik
2. Sebagai pemimpin dalam situasi yang bersifat lokal, nasional dan internasional
3. Sebagai ”surrogate parent”
4. Sebagai konselor.
Dan yang lain dari peran perawat adalah:
5
Peplau) interpersonal, basic security & relationship
fear is fear of Trusting
rejection relationship &
interpersonal
satisfation
Social (Caplan, Social & Environmental Pasien: menyampaikan
Szasz) environmental manipulation masalah menggunkan
factors create & social sumber yang ada di
stress, which cause support. masyarakat
anxiety & Terapist: menggali
symptom system social klien
Existensial Individu gagal Experience in Pasien: berperan serta
(Ellis, Rogers) menemukan & relationship, dalam pengalaman yang
menerima diri conduction in berarti untuk
sendiri group. mempelajari diri.
Encouraged to Terapist: memperluas
accep self & kesadaran diri klien.
control
behavior.
Supportive Faktor Menguatkan Pasien: terlibat dalam
Therapy(Wermon, biopsikososial & respon koping identifikasi coping
Rockland) respon maladaptif adaptif Terapist: hubungan
saat ini yang hangat dan
empatik
Medical Combination from Pemeriksaan Pasien: menjalani
(Meyer, physiological, diagnostic, prosedur diagnostic &
Kraeplin) genetic, terapi somatic, terapi jangka panjang
environmental & farmakologik Terapist: therapy,
social & tehnik repport effects,
interpersonal diagnose illness,
therapeutic approach
6
2.7 Prinsip Dasar Upaya Pencegahan Dalam Keperawatan Jiwa
1. Upaya promotif/preventif (pencegahan primer)
Usaha-usaha ini meliputi usaha promosi dan pencegahan terjadinya gangguan
mental dengan kegiatan-kegiatan berikut:
o Pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan mental
o Usaha-usaha untuk meningkatkan kondisi kehidupan, bebas dari
kemiskinan dan peningkatan pendidikan kesehatan
o Pengkajian terhadap stres-stres yang potensial dari perubahan-perubahan
kehidupan dimana dapat menimbulkan gangguan mental serta merujuk ke
unit pelayanan yang sesuai
o Membantu pasien-pasien di rumah sakit umum untuk usaha-usaha
pencegahan masalah psikiatrik
o Bekerjasama dengan keluarga/kelompok untuk mendorong anggota-
anggota keluarga/kelompok dapat berfungsi dengan baik
o Berperan serta dalam kegiatan masyarakat dan politik yang ada kaitannya
dalam bidang kesehatan jiwa
2. Upaya kuratif (pencegahan sekunder)
Usaha yang meliputi pengurangan, jumlah angka kesakitan dengan deteksi dini
dan pengobatan, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Menyelenggarakan skrining test dan mengevaluasi hasil
Kunjungan rumah untuk persiapan perawatan dan pemberian pengobatan
Pelayanan pengobatan gawat darurat dan pelayanan psikiatri di rumah
sakit umum
Menyelenggrakan milieu therapy
Supervisi pada pasien yang mendapatkan pengobatan
Pelayanan pencegahan bunuh diri
Memberikan konseling terbatas/sederhana
Menyelenggarakan intervensi krisis
Pelayanan psikoterapi kepada individu, keluarga, kelompok dari berbagai
tingkatan umur
Berintegrasi dengan organisasi-organisasi dan masyarakat dalam
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan jiwa
7
3. Upaya rehabilitatif (pencegahan tertier)
Yaitu usaha untuk mengurangi gejala sisa dan atau bahaya akibat adanya
penyakit/gangguan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Peningkatan latihan vokasional dan rehabilitasi
Penyelenggaraan program latihan (after care) bagi pasien setelah pulang
dirawat ke masyarakat
Menyelenggarakan ”partial hospitalization”
8
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Pengkajian
Perawat perlu mengkaji data demografi, riwayat kesehatan dahulu, kegiatan
hidup klien sehari-hari, keadaan fifik, status mental, hubungan interpersonal
serta riwayat personal dan keluarga
a. Data demografi
Pengkajian data demografi meliputi nama, tempat dan tanggal lahir klien,
pendidikan, alamat orang tua, serta data lain yang dianggap perlu diketahui.
Riwayat kelahiran, alergi, penyakit dan pengobatan yang pernah diterima
klien, juga perlu dikaji. Selain itu kehidupan sehari-hari klien meliputi
keadaan gizi termasuk berat badan, jadwal makan dan minat terhadap
makanan tertentu, tidur termasuk kebiasaan dan kualitas tidur, eliminasi
meliputi kebiasaan dan masalah yang berkaitan dengan eliminasi, kecacatan
dan keterbatasan lainnya.
b. Fisik
Dalam pengkajian fisik perlu diperiksa keadaan kulit, kepala rambut, mata,
telinga, hidung, mulut, pernapasan, kardiovaskuler, musculoskeletal dan
neurologis klien. Pemeriksaan fisik lengkap saat diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan pengaruh gangguan fisik terhadap perilaku klien.
Misalnya klien yang menderita DM atau asma sering berperilaku merusak
dalam usahanya untuk mengendalikan lingkungan. Selain itu hasil
pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar dalam menentukan pengobatan yang
diperlukan. Bahkan untuk mengetahui kemungkinan bekas penganiayaan
yang pernah dialami klien.
c. Status mental
Pemeriksaan status mental klien bermanfaat untuk memberikan gambaran
mengenai fungsi ego klien. Perawat membandingkan perilaku dengan tingkat
fungsi ego klien dari waktu ke waktu. Oleh karena itu status mental klien
perlu dikaji setiap waktu dengan suasana santai bagi klien
Pemeriksaan status mental meliputi: keadaan emosi, proses berfikir dan isi
pikir, halusinasi dan persepsi, cara berbicara dan orientasi, keinginan untuk
9
bunuh diri dan membunuh. Pengkajian terhadap hubungan interpersonal
klien dilihat dalam hubungannya dengan orang lain yang penting untuk
mengetahui kesesuaian perilaku dengan usia. Pertanyaan yang perlu
diperhatikan perawat ketika mengkaji hubungan interpersonal klien antara
lain:
1) Apakah klien berhubungan dengan orang lain dengan usia sebanya
dan dengan jenis kelamin tertentu.
2) Apa posisi klien dalam struktur kekuasaan dalam kelompok
3) Bagaimana ketermpilan sosial klien ketika menjalin dan berhubungan
dengan orang lain.
4) Apakah klien mempunyai teman dekat.
d. Riwayat personal dan keluarga
Riwayat personal dan keluarga meliputi faktor pencetus masalah, tumbuh
kembang klien, biasanya dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini sangat
diperlukan untuk mengerti perilaku klien dan membantu menyusun tujuan
asuhan keperawatan.
Pengumpulan data keluarga merupakan bagian penting dari pengkajian
melalui pengalihan focus dari klien sebagai individu ke sistem keluarga. Tiap
anggota keluarga di beri kesempatan untuk mengidentifikasi siapa yang
bermasalah dan apa yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
10
e. Memberikan klien kesempatan untuk menjalin kembali tahapan perkembangan
terdahulu yang belum terseleseikan secara tuntas
f. Membantu klien untuk berkomunikasi secara efektif
g. Mencegah anak untuk menyakiti baik dirinya maupun diri orang lain
h. Membantu klien memelihara kesehatan fisiknya.
11
g. Terapi lingkungan
Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian dalam kehidupan sehari-hari
yang dialami klien. Lingkungan yang aman dan kegiatan yang teratur dan terprogram,
memungkinkan klien untuk mencapai tugas terapeutik dan rencana penyembuhan
dengan berfokus pada modifikasi perilaku. Kegiatan yang terstruktur secara formal
seperti: belajar, terapi kelompok dan terapi rekreasi. Kegiatan ruti meliputi: bangun
pagi hari, makan dan jam tidur.
12
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan hasil analisa dari bab I sampai pada bab III dapat disimpulkan
bahwa :
Perawatan Psikiatric/Keperawatan Kesehatan Jiwa adalah proses dimana perawat
membantu individu/kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif,
meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harnonis serta agar berperan lebih
produktif di masyarakat (Menurut Dorothy, Cecelia).
Dalam keperawatan, terdapat proses keperawatan yang harus dijalani. Perawat
menerapkan proses keperawatan sebagai kompetensi pada saat memberikan asuhan
keperawatan pada klien. Proses keperawatan merupakan lima tahap pendekatan
pengambilan keputusan klinis yang mencangkup
pengkajian,diagnosis,perencanaan,implementasi, dan evaluasi.
1.2 Saran
Sebagai seorang perawat, sudah menjadi kewajiban untuk memberikan tindakan
perawatan dalam asuhan keperawatan yang diarahkan kepada pembentukan tingkat
kenyamanan pasien, manajemen rasa sakit dan keamanan. Perawat harus mampu
mamahami faktor psikologis dan emosional yang berhubungan dengan diagnosa penyakit,
dan perawat juga harus terus mendukung pasien dan keluarga dalam menjalani proses
penyakitnya.
13