Drama Kls Viii
Drama Kls Viii
Drama Kls Viii
Seminggu setelah itu tepatnya hari minggu. Dirman mengajakku joging bersama, dilla,
dan hari itu aku banyak ngobrol dan akrab dengan dilla sehingga akupun jatuh cinta terhadap
wanita berwajah ayu itu dengan berani aku berterus terang pada Dilla lewat telepon malam
itu.
Selama itu ikhsan nggak pernah lagi nelpon dilla. Meskipun hatinya masih tersimpan
rasa cintanya pada Dilla. Saat diriku ingin tidur kubuka jendela kulihat , benteng cakrawala
nampak indah.
*S E L E S A I*
SUSIAWATI, S.Pd
Oleh:
Sitti Fadillah
VIII.A
KENA BATUNYA
(Setting menggambarkan sebuah rumah disebuah dusun yang masih tampak rimbun oleh hijaunya tumbuhan. Seorang lakki-laki
berumur tujuh belasan sedang menanam pohon pelindung depan rumahnya).
Pardi :(monolog) Ah... semoga hujan lekas turun kembali. Jika hujan turun, tanaman yang dulunya
kering bisa hijau kembali. Dan, tentu saja tanaman yang baru kutanam ini bisa cepat tumbuh
dan mampu menaungi rumah ini dari sengatan matahari.
(Dari dalam rumah, Ibunya muncul menemui anaknya yang sedang menanam pohon).
(Ibu pardi masuk kerumah. Sementara itu, Pardi masih asyik menanam pohon-pohon itu sambil berdendang kecil. Tak lama kemudian
datanglah Sahabat Pardi kerumahnya)
Tono :Mahmud, kawan kita yang satu ini memang rajin dan tekun.
Mahmud :Ya, agaknya Pardi ini pantaas diusulkan untuk mendapatkan kalpataru dari pemerintah.
Pardi :Ah, kalian-kalian jangan mengejek. Saya kan sekedar menanam pohon ini. Karena sebentar lagi hujan mau turun.
Kalian kan tahu bahwa setiap kali turun hujan, air menggenangi pekaranganku. Tidak seperti rumah kalian, yang
tidak mungkin dilanda banjir. Eh, ngomong-ngomong mau kemana kalian berdua, kok membawa senapan?
Mahmud :Benar, Pardi kami sangat senang jika kamu mau menemani kami. Dan jangan khawatir, sepulang berburu nanti
kamu akan kami traktir makan bakso.
Pardi :Ah, kalian memang tidak jera-jera. Dulu kalian pernah bercerita bahwa kalian pernah terpeleset dan pulangnya
diantarkan oleh penduduk karena kalian tidak tahu arah pulangnya. Kalian juga pernah menembak anak Kera yang
masih menyusu induknya. Apakah kalian tidak kasihan melihat penAsrinataanya? Dan satu lagi, kalian memburu
binatang-binatang itu akan menjadikan binatang itu punah?
Tono :Ah, Sudahlah kawan, jangan menggurui kami!
Mahmud :Benar, katakan saja! Kamu mau atau tidak. Jika kamu tidak mau, maka kami akan pergi
berdua.
Pardi :Bukannya aku tidak mau mengantar kalian berdua. Jika kalian mengajakku untuk berenang
disungai sebelah rumah atau mengajak apa sajalah asal tidak berburu, aku pasti mau.
Tono :Jelasnya, kamu tidak mau, bukan?
Pardi :Ya, saya keberatan
Mahmud :Baiklah. Jika kamu tidak mau, tidak apa-apa. Nanti saja setelah pulang saya mampir kesini lagi.
Dan jangan lupa, siapkan kelapa muda kesenangan kami. Bukankah begitu Tono?
Tono :Benar! Dan kami terpaksa pergi berdua.
Pardi :Ya, pergilah! Nanti akan kusiapkan kelapa muda kesukaan kalian
(Tono dan Mahmud menghilang dari hadapan Pardi, kembali Pardi melanjutkan pekerjaanya menanam pohon yang sempat tertunda.
Pardi : (Monolog) Ah, rupanya mereka itu benar-benar tidak jera. Jika sekedar menginginkan daging, toh dirumah juga
tersedia. Agaknya mereka kurang menyayangi lingkungan. Sudah sebulan ini mereka selalu keluar masuk Desa untuk memburu
binatang. Ah, sudahlah! Untuk apa aku harus memikirkan mereka? Bukankah pekerjaan ini belum selesai?
(Pardi pun melanjutkan pekerjaanya sambil bersenandung kecil. Tiba-tiba dihadapannya muncul kembali kedua orang sahabatnya dengan
napas terengah-engah)
Pardi :Ah, kenapa kalian rupanya?
Mahmud :Ah, anu Pardi. Kami tadi bermaksud berburu tekukur yang terdengar diatas pohon mangga. Begitu kami bidik,
ternyata sasaran meleset dan mengarah pada sarang Lebah yang ada dibawahnya. Kontan saja Lebah-Lebah itu berhamburan
dan menyerang kami.
Tono :Dan sewaktu kami lari, Mahmud terjerambat ketanah dan kakinya terluka terbentur batu. Kami berdua benar-benar
jera dan tak akan berburu lagi. Bukankah begitu Mahmud?
Mahmud:Benar, kami tidak akan berburu lagi. Aku sekarang menyadari kebenaran nasihatmu, Pardi. Kita memang harus
melestarikan lingkungan, dan buka merusak seperti kami ini?
Pardi :Ah, sudahlah! Yang penting dekarang kalian mengerti pentingnya keseimbangan lingkungan. Sekarang kita masuk kerumah,
kita obati luka kalian. Setelah itu kita petik Kelapa muda
Mahmud dan Tono : Terima kasih kawan!
(Tono, Mahmud dan Pardi masuk kerumah).
SUSIAWATI, S.Pd
Oleh:
ASRINAWATI
VIII.A
SAHABAT LAMA MENANTI KEMBALI { SLMK }
Aliya : Loh! Bukannya itu Putri? Wah aku harus samperin nih. Aku kangen banget sudah 5 tahun
Aku tidak pernah ketemu sama Putri (Akhirnya Aliya menghampiri putri dengan memberi
salam). Assalamu’alaikum?
Putri : Waalaikumussalam, maaf siapa ya?
Aliya : Ya ampun! Masa kamu lupa sih sama aku. Aku Aliya sahabat kamu?
Putri : MasyAllah Aliya! Ternyata kamu Aliya. (Putri menjawab salam Aliya dan setelah Putri
Ketahui bahwa itu Aliya sahabatnya, Putri langsung memeluk Aliya dan meneteskan air
matanya.
Aliya : Kok kamu nangis, sudah dong jangan menangis lagi ya (sambil menghapus air mata Putri)
Putri : (Meneteskan air mata sambil mempersilahkan Aliya duduk di kursi punya orang). Aliya,
Sudah sekian lama kita tidak bertemu, akhirnya Allah memberikan umur panjang pada
kita dan dipertemukan hari ini.
Aliya : Iya,ya sudah 5 tahun kita tidak bertemu
Putri : oh,iya kamu kapan dari Malaysia?
Aliya : Sudah 1 minggu ini sih tapi aku baru ada kesempatan untuk keliling kampung ini yang
Sudah lama tidak pernah aku jumpai. Oh, iya bagaimana kabar tante Maya? (Aliya
Menanyakan pertanyaan yang sangat menyedihkan pada Putri}
Putri : (Sambil menjawabnya Putri meneteskan air matanya lagi). Mama aku, sudah meninggal.
Aliya : Apa? Tante Maya meningga, innalillahi wainna ilaihi rajiun. Tante meninggal karena apa
put?
Putri : Mamaku meninggal karena mengalami penyakit tumor yang sudah menyebar diseluruh
tubuhnya.
Aliya : Apa tante Maya tidak operasi?
Putri : Bagaimana mama aku mau dioperasi, aku aja makan hari-harinya susah, apalagi buat
Bayar uang operasi mama aku. Aku tidak punya biaya Aliya!
Aliya : Emangya om Herman dimana?
Putri :Sudahlah ya! Dia sudah tidak pentingkan keluarganya lagi. Dia lebih pentingkan
Pekerjaanya dari pada kami.
Aliya : Emangnya dia dimana sih Put?
Putri : Dia sudah berlayar ke Singapur. Sejak Ibuku sakit-sakitan dia tidak peduli lagi pada kami.
Bapakku itu jahat ya? ?(Putri yang mengeluarkan air matanya yang sangat deras sambil
memukul dadanya)
Aliya : Sudahlah Put, kamu yang sabar ya (yang sambil memeluk Putri). Aku kan masih ada jadi
Kamu tidak sendirian, kamu jangan menangis lagi Put. (sambil menghapus air mata puti)
Putri : “Terima kasih ya Aliya atas perhatian kamu pada saya!
Aliya : Iya sama-sama, oh ya inikan hampir Magrib, waktunya aku pulang nih, oh ya Put
Nginapnya dimana?
Putri : Ya begitulah, Aku nginapnya dimana aja.
Aliya : Ya ampun Put, kalau gitu kamu nginap dirumah aku aja. Anggap aja rumahku itu rumahmu
juga, jadi kamu tidak boleh malu, maukan?
Putri : Tapi...!
Aliya : (Sambil menarik tangan Putri). Sudahlah jangan tapi-tapian nggak apa-apa kok, mau ya!
Putri : Ya! Udah deh makasih ya!
Aliya : Iya, sama-sama. Santai aja kok!
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH :
Mardatillah
VIII a
HASIL KERJA KERAS MURID – MURID DI PEDALAMAN KALIMANTAN
Latar : di sebuah sekolah swasta di pedalaman kalimantan
ADEGAN
Ibu Guru : (Berdiri di depan kelas) “Murid – murid, bulan depan sudah ,ulai ujiam Nasional. Bagaimana, apakah kalian sudah siap?
Murid 1 : “Belum, Bu. Saya rasa belum semua materi ujian saya kuasai. Saya ingin belajar giat Bu agar saya dapat menguasai materi.
Murid 2 : “Ya Bu. Saya juga Bu. Saya takut kalau sampai tidak lulus nanti”
Murid 3 :”Benar Bu. Apalagi tahu lalu banyak siswa sekolah kita yang tidak lulus ujian Nasional Bu.” (dengan nada suara serak dan agak
keras.
Raut muka tampak sedih dan cemas).
Ibu Guru : “Tenamg anak – anak. Ibu Guru paham apa yang kalian khawatirkan. Kalian tidak perlu berkecil hati, tidak perlu pula minder dan
takut. Ibu akan melakukan usaha maksimal agar seluruh siswa di sekolah kita lulus 100 %. Untuk itu, ibu sudah menyusun dan
menyiapkan rencana.
Murid 1,2,3 : “apa. Apa rencananya Bu?”. (mereka berbicara bersmaan)
Ibu Guru : “Ya.ya. kalian tenanglah. Mulai besok pagi , ibu akan memberikan pelajaran tambahan berupa pembahasan soal-soal Ujian
Nasional
sebelumnya. Kita akan memebahas dan mendiskusikannya. Bagaimana ? kalian setuju?
Murid 1 : “Setuju sekali Bu, ... tapi, soal biayanya bagaimana, Bu?”.
Murid 2,3,4 : “Ya . bagaimana Bu ? kami segan kalau harus minta uang tambahan ke orang tua. Beban orang tua kami sudah sangat berat
bu.”
Murid 4 : “kami tidak tega Bu. Sesungguhnya kami ingin membantu orang tua kami Bu, tetapi untuk mencari uang sendiri kami tidak ada
waktu, Bu.” (suaranya terdengar parau dan terputus, raut mukanya tampak sedih)
Ibu Guru : (ditatapnya muridnya itu satu persatu). “Anak – anakku. Kalian memang anak yang baik. Ibu juga paham kesulitan orang tua
kalian.
Ibu tidak mengharapkan bayaran untuk pelajaran tambahan ini. Ibu hanya berharap kalian semua lulus. Ibu ikhlas lahir batin.”
(suaranya terdengar bergetar sambil memegang bahu murid yang ada didekatnya).
Murid 1 : “Sungguh mulia hati Ibu. Hanya Tuhan yang akan membalas kebaikan ibu nanti.” (suaranya terdengar sedih sambil menatap ibu
Guru).
ADEGAN KE DUA
Adegan ke tiga
Latar : acara pengumuman kelulusan Ujian Nasional yang dihadiri oleh para orang tua / wali murid.
Ibu Guru : “Selamat pagi. Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa. Berkat karunianya kita semua
dapat
berkumpul pada pagi hari yang cerah ini umtuk mengetahui hasil kelulusan anak-anak kita tercinta. Saya sebagai wakil dari
pihak sekolah mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu wali murid. Bapak / ibu yang saya hormati baiklah saya
langsung saja mengumumkan nama-nama murid yang lulus ujian nasional. Bagi murid yang namanya saya panggil saya harap
untuk maju kedepan. Kemudian Ibu Guru memanggil nama siswa satu persatu tak lama kemudian, suasana menjadi gadu,
penuh haru dengan tangisan serta teriakan bahagia.
Murid-murid : “Alhamdulillah, kita lulus semua.” (semuanya terdengar serentak)
Ibu Guru : “selamat kepada seluruh siswa. Tahun ini tingkat kelulusan mencapai 100% ini semua adalah hasil kerja keras dan semangat
kalian .sekali lagi selamat atas kelulusan kalian. Selamat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan semoga kalian
sukses mencapai cita.cita.”
Semua siwa maju kedepan bersalaman sambil mencuim tangan ibu guru (ada siswa yang menangis merangkul Ibu Gurunya).
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH :
Putri sarlina
VIII a
3 PETUALANG HEBAT DI MALAM HARI
(TERSEBUTLAH DI DESA TERPENCIL, DI TENGAH – TENGAH HUTAN, ADA 3 ORANG YANG BERBEDA KELAINAN. ADA
YANG TULI DAN DINAMAI BACO. ADA YANG BUTA DINAMAI BECO. DAN ADA YANG PINCANG JUGA DINAMAI
BOCO).
PADA SUATU HARI, KETIKA CAKRAWALA TELAH KEMBALI KESARANGNYA, MEREKA PUN MEMBUAT RENCANA.
PADA MALAM ITU JUGA KETIGANYA MENUJU KOTA SENGKANG. TAK TERASA DIAPUN SUDAH TIBA. MEREKA
SANGAT BERGEMBIRA. PADA SAAT ITULAH LA BACO SANGAT BERBUNGA-BUNGA HATINYA. MELIHAT TOMAT SAJA
DIA SUDAH MENGIRA BUAH APEL.
La Baco : “oe...o...o..o..e! (menyentuh keranjang tomat dan mengambilnya satu) berapa harganya ini
apel mbak.
Penjual : “Oh ! daeng Baco, maaf daenk itu bukan Apel melainkan tomat. Memang hampir sama
bentuk buah Apel ! oh...ya, harganya 10.000 rupiah dengan 8 tomat!
La Baco : “Merasa tidak dihiraukan iapun melempar penjual tersebut dengan tomat yang ada
ditangannya) “hai ! dasar anjing diomong melulu tak mau bicara!”
Penjual : (sambil berlari-lari ke arah Pak Polisi)”pak...pak...paaaak! ini Baco melempari tomat!”
MELIHAT HAL DEMIKIAN KETIGANYA LARI MENINGGALKAN PASAR. DUA JAM PUN TELAH BERLALU
MEREKA HAMPIR TIBA DI RUMAH.
SAAT ITU JUGA MEREKA TELAH TIBA DIRUMAH. MEREKA TERKEJUT KARENA DI DALAM KAMAR ADA
SESEORANG YANG MENYAHUT. ORANG TERSEBUT TAK LAIN DARI IBU MEREKA.
Ibu : “hae! Bagaimana Baco kau tidak mendengar suara, karena kau tuli. Kau Beco katamu tidak ada
lampu, ya itu salah karena kau memang tidak bisa melihat. Kau juga Boco, bukannya tanah tidak
rata, melainkan kakimu panjang sebelah alias pincang!.”
La Beco, La Baco, La Boco : (memegang kepala dan bersamaan) “Astaga...iii iyo dhy!!!”
TAMAT
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH :
BESSE SAMSIDARWATI
VIII a
BERBAGI CERITA
SUATU HARI TEMAN – TEMAN DEKAT DIMAS BERKUMPUL DI RUMAH DIMAS. TEMAN –
TEMAN DIMAS YANG DATANG ITU ANTARA LAIN BENI, DIDI, ANTO, NINI, UCI, DAN DIAN.
MEREKA INGIN BERDISKUSI MENGENAI APA SAJA YANG MEREKA LIHAT SEPANJANG
JALAN SETIAP HARI.
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH :
RISMA
VIII a
PERJUANGAN
Monang : (batuk – batuk sebentar) hai adik-adik ini dari mana ?
Sahala : (setengah berbisik) kami tertangkap Belanda, Bang!
Monang : (agak heran) kalian anak – anak kecil begini ditangkap belanda ?
Jisman : ya, bang (jawab jisman serentak diikuti Sahala dan Poltak)
Monang : kalian masih sekolah, kan ?
Poltak : masih, Bang, tapi...tapi...
Monang : ya,ya, saya tahu. Sekolah kalian ditutup, kan ?
Poltak : benar Bang.
Sahala : kalau boleh saya bertanya, kenapa Abang ada dalam kamar yang pengap ini?
Monang : ha,ha,ha ... seperti halnya kalian, kan?
Sahala : heeh, Bang, tapi kenapa Abang sampai disel?
Monang : Bah, resiko seorang pejuang .
Jisman : jadi, Abang ini seorang pejuang ?
Monang : ya, ya, saya seorang anggota tentara pelajar.
Poltak : untung ya, tidak ditembak ? hanya ditawan.
Monang : kalau ditembak itu namanya sudah selesai, bah! (lalu mengalihkan
pembicaraan)o, ya, ngomong-ngomong kita belum saling berkenalan, bah
(mengulurkan tangan menyalami ketiga anak sambil menyebutkan namanya)
monang.
Sahala : sahala . (sambil berjabat tangan dengan monang)
Jisman : jisman sirait
Monang : o, ya, siapa nama margamu. Sahala?
Sahala : Manurung Bang.
Poltak : Poltak Sihombing. (sambil menjabat tangan monang)
Monang : nah, sekarang ceritakan mengapa kalian sampai dimasukkan ke sel ini! Apa
Kalian mencuri?
Sahala : mudah saja Abang menuduh kami pencuri, bah!
Monang : lalu, apa yang kalian kerjakan?
Sahala : kecil-kecil kami ini juga ikut berjuang, Bang.
Monang : o,ya ?
Sahala : kami tertangkap ketika sedang mengadakan pengamatan di Desa Soposurung,
Dekat makam Si Singamaraja itu.
Monang : bukan main, kalian memang anak-anak pemberani!
Poltak : (memegang – megang perut) aduh perutku lapar sekali!
Monang : engkau harus tahan itu ! ini sudah hampir malam. Biasanya baru besok pagi
Dikasih makan. Nah, sebaiknya kalian tidur saja. Kalian pasti sangat capek. Besok
kalian boleh mendengarkan cerita saya itu!
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH :
Andi Asmila Mufida
VIII a
PRASANGKA
SAAT BEL ISTIRAHAT BERBUNYI, IRFAN SEGERA MENUJU KANTIN. SETELAH MEMESAN
SEMANGKUK BAKSO IA MENCARI –CARI TEMPAT DUDUK DAN MENEMUKAN SEBUAH
TEMPAT DUDUK DI POJOK KANTIN. DI SANA SUDAH ADA DIMAS, TEMANNYA YANG
JUGA SEDANG MAKAN.
Irfan : masih kosong ? (berdiri disamping Dimas yang sedang menikmati soto)
Dimas : eh, fan... iya masih kosong duduk saja(menggeser duduknya agak kesamping
Memberi tempat kepada Irfan)
Irfan : (lalu duduk di samping Dimas) trims ya Fan
Dimas : tumben makan dikantin. Biasanya kamu bawa bekal dari rumah. (ngobrol
sambil makan)
Irfan : iya ... tadi kami kesiangan. Jadi mama nggak sempet nyiapin makanan. Tadi
aja aku nggak sempet sarapan.
Dimas : aduh, kasihan ... makannya lahap banget (tersenyum melihat Irfan yang
makan baksodengan lahap)
Irfan : hehehe..iya..ini lapar dan doyan. Jadi ya lahap. Oh ya, Fan...kamu kenal Dika
?
Dimas : (berhenti makan sebentar mengingat – ingat) Dika siapa ya?
Irfan : itu anak kelas VIII a . kenal kan ? pasti kamu kenal. Dia kan anak pejabat
(agak sinis)
Dimas : Ooo..ya tahu. Dika yang jadi juara olimpiade Matematika itu ya?
Irfan : nah ... iya dengar-dengar dia itu KKN ya ?
Dimas : KKN gimana?
Irfan : kamu memangnya benar-benar belum dengar beritanya, kabarnya
kemenangan Dika karena pengaruh bapaknya yang jadi pejabat. Apa itu
bukan KKN namanya?
Dimas : jangan suka berprasangka buruk lah... tidak baik
Irfan : aku bukan prasangka buruk. Tapi ini fakta
Dimas : memangnya dari mana kamu tahu kalau Dika KKN. Ingat kalau berita itu
tidak
benar, kamu bisa dikatakan memfitnah yaitu menuduh orang melakukan
sesuatu yang buruk, padahal dia tidak melakukannya.
Irfan : Iya Dim. Sumbernya belum jelas, baiklah tidak baik memfitnah orang.
Dimas : sudah bel masuk , ayo kekelas Fan!
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH :
BASO FIRMAN
VIII a
PRASANGKA
ADEGAN 1
Saat bel istirahat berbunyi, Adrian segera menuju kantin. Setelah memesan semangkuk bakso ia mencari –cari
tempat duduk dan menemukan sebuah tempat duduk di pojok kantin. Di sana sudah ada Syam, temannya yang
juga sedang makan.
Adrian : masih kosong ? (berdiri disamping Dimas yang sedang menikmati soto)
Syam : eh, Adrian... iya masih kosong duduk saja(menggeser duduknya agak kesamping memberi tempat
kepada Adrian)
Adrian : (lalu duduk di samping Syam) trims ya Git.
Syam : tumben makan dikantin. Biasanya kamu bawa bekal dari rumah. (ngobrol sambil makan)
Adrian : iya ... tadi kami di rumah bangun kesiangan. Jadi mama nggak sempet nyiapin makanan. Tadi aja aku
nggak sempet sarapan.
Syam : aduh, kasihan ... makanya lahap banget ya makannya (tersenyum melihat Adrian yang makan bakso dengan lahap)
Adrian : hehehe...iya..ini lapar dan doyan. Jadi ya lahap. Oh ya, Git...kamu kenal DIKA ?
Syam : (berhenti makan sebentar mengingat – ingat) DIKA siapa ya?
Adrian : itu anak kelas VIII a . kenal kan ? pasti kamu kenal. Dia kan anak pejabat (agak sinis)
Syam : Ooo..ya tahu. DIKA yang jadi juara olimpiade Matematika itu ya?
Adrian : nah ... iya dengar-dengar dia itu KKN ya ?
Syam : KKN gimana?
Adrian : kamu memangnya benar-benar belum dengar beritanya, kabarnya kemenangan DIKA karena
pengaruh bapaknya yang jadi pejabat. Apa itu bukan KKN namanya?
Syam : jangan suka berprasangka buruk lah... tidak baik
Adrian : aku bukan prasangka buruk. Tapi ini fakta
Syam : memangnya dari mana kamu tahu kalau Dika KKN. Ingat kalau berita itu tidak benar, kamu bisa
dikatakan memfitnah yaitu menuduh orang melakukan sesuatu yang buruk, padahal dia tidak
melakukannya.
ADEGAN 2
DIKA : (tiba-tiba datng mendekat) hai, Syam boleh nggak gabung?
Syam : eh..boleh-boleh...(melihat ke arah Adrian)boleh kan Adrian kalau DIKA bergabung dengn kita?
Adrian : (agak cemas)ya ...ya boleh saja ...silahkan (menggeser tempat duduknya)
DIKA : (lalu duduk disamping Syam)ngobrol apa sih ,kok kayaknya serius banget?
Syam : oh ya Adrian ... DIKA ini saudara sepupuku. Jadi kami ini saudara dekat
Adrian : (kikiu memandang DIKA)maafkan aku ya , DIKA aku telah berprasangka buruk kepadamu.
DIKA : (bingung)kalian ini kenapa sih. Aku benar-benar nggak tahu
Adrian : tadi aku cerita ke Syam kalau kemenangannmu di Olimpiade matematika itu karena KKN..karena kamu
anak pejabat.
DIKA : (tertawa)0oo itu ,...ya ...aku juga pernah denagr itu.tapi sudahlah ...nggak apa-apa...aku sudah
memaafkan semua yang menyebarkan berita bohong itu
Syam : nah, denger kan, Adrian... makanya, sebelum menyebarkan berita, klarifikasi dulu sama yang
bersangkutan ...daripada nanti jadi fitnah.
DIKA : (menyambut tangan Adrian) ya aku sudah memaafkan sebelum kamu memintanya (tersenyum)
ADEGAN 3
Bel akhir istirahat berbunyi
Bertepatan dengan mereka salaman, terdengar bel masuk berbunyi.
Syam : Sudah bel. Yuk, Adrian kita segera kekelas. Habis ini kita ulangan BahasaIndonesia lo...
Adrian : (berdiri) oh iya DIKA kami duluan ya.
DIKA :0kay... semoga ulangannya sukses ya ?
Adrian dan Syam : (bersamaan) aamiin...
SUSIAWATI, S.Pd
SUSIAWATI, S.Pd
Tina : (Duduk mendekat Ando dan Iwan) Ndo, kamu kok pandai sekali, gimana caranya?
Ando : (menyambut kedatangan Tina) Ah, biasa saja. Rajin belajar, berpikir, dan tidak malu
bertanya kalau tidak ngerti.
Iwan : aku juga pernah begitu, tapi kok nggak bisa seperti kamu.
Ando : mungkin belum saja, nanti lama-lama juga bisa.
Tina : (menguji Ando) oh ya Ndo. Saya punya pertanyaan. Jawab , ya.
Iwan : coba pertanyaannya Tin
Tina : mengapa kelereng bentuknya bulat dan dadu bentuknya selalu segi empat?
Ando : (tersenyum kemudian membuang bungkusan makanan ke tempat sampah) gimana,
wan ? bisa nggak!
Iwan : (hanya berpikir)
Ando : (dengan wajah tenang) begini , kalau kelereng bentuknya segi empat, siapa yang bisa
memainkannya. Sulit kan ? karena kelerengnya tidak bisa mengelinding dan kalau
dadu bulat, lalu titik-titik yang menunjukkan angkanya akan diletakkan di mana ?
Iwan : ha...ha..ha, kau memang cerdas.Ando. aku saja nggak terpikir sampai ke sana
Tina : (ikut tertawa bangga)
Ketika pulang sekolah, Ando dipanggil oleh Ibu Ani wali kelas Ando.
Ibu Ani : (dari depan pintu kantor) Ndo, ando ...kemari sebentar, nak . ibu mau minta tolong,
cepat sedikit ya.
Ando : (segera menghampiri) Ada apa Bu?
Ibu Ani : (sambil menunjukkan sepasang gelas yang menempel bersusun dan sulit untuk
dipisahkan) bisa nggak kamu membantu Ibu memisahkan gelas ini.
Ando : Bu, apakah gelas ini tahan panas ?
Ibu Ani : itu gelas jenis pyrek. Artinya gelas ini tahan panas dan tidak gampang pecah.
Ando : mudah – mudahan saja bisa ya, Bu! Saya butuh air panas dan wadah yang agak besar
Bu.
Ibu Ani : oh, kami ambil saja sendiri diruang sana (Ibu Ani menunjuk ke arah dapur yang tidak
jauh dari ruang guru)
Ando : (ando mengambil termos, kemudian menuangkan air panas ke dalam baskom. Ando
merendam gelas yang menempel itu dalam air panas. Tidak berapa lama kemudian,
ando memutar gelas itu dan akhirnya gelas itu bisa lepas.) Ini bu gelasnya sudah
lepas,!
Ibu Ani : kamu memang pintar Ndo, ibu saja nggak terpikir untuk melakukan cara seperti itu!
Ando : ah, ibu. Ilmunya kan Ibu sendiri yang ngajarin (ando merendah).
SUSIAWATI, S.Pd
Aleks : (masuk, menjatuhkan buku-bukunya di meja dan duduk dengan kesal) bing-bing
(berhenti) bing,bing(berhenti bong,bong(berhenti)
Dewi : hei, sudah lama.
Aleks : baru saja, kau ?
Dewi : lebih baru dari kau. Mana Bing?
Aleks : tahu, keluar kali ?
Dewi : jadi nggak jadi?
Aleks : sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh bilang
tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi terlambat dan apa saja.
Dewi : kalau tahu begini aku mestinya ...
Aleks : nggak kemari dan ke rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, minum-minum, dan
santai, serta berputar-putar kota, cuci mata dan ...
Dewi : cukup. Kau tak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia tak sehebat kau,
tak seberlian kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau dan tak sekaya kau ...
Aleks :cukup.Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung tetapi
menjatuhkan , menghina, meremehkan, memandang rendah, me..
Dewi : cukup. Tak u...
Aleks : cukup. Kau ...
Dewi : sudah.
Dawud : (tiba – tiba masuk) sudah. Setiap kali ketemu, begini. Disekolah, dikantin, disini,
dirumah Amroq, dirumah Pka Juweh, di rumah ...
Dewi : sudah kau juga sama saja. Marah selalu. Disini, disana, dan ...
Aleks : kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal ngomong, asl ...
Dawud : diam !
Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak
Aleks : ini jadi ...
Dewi : diam, dawud bilang apa ? masak nggak dengar bahwa da ...
Dawud : diam, Dewi kalau terus begitu, berkeringat tanpa guna. Padahal,...
Aleks : kau juga ngomong melulu, nggak konsekuen itu namanya. Gelap ah! Buat larangan
dilanggar sendiri. Huh..dasar...
Dewi : kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana kemari...
Aleks : diam, Dewi .diaam!
Dawud : kau juga diam dulu!jangan menyruh melulu, nggak memberi contoh ...
Dewi : kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu,wud!
SUSIAWATI, S.Pd
Siti : ( sambil membuka buku) hai ... Tin, kamu bisa tidak mengerjakan tugas
dari pak Guru tadi ?
Tina : (menjawab tanpa menoleh) ah ... soal macam itu saja dipikir. Itu kan soal
yang sangat mudah. Anak kecil saja tahu
Dina : jangan sok kamu! Kalau besok jawabanmu salah, baru tahu rasa kamu!
Tina : ah ... yang keterlaluan itu siti. Masa soal semudah itu tidak dapat
menjawab.
Siti : (sambil menyodorkan buku kepada Tina ) ini coba kamu kerjakan !
Tina : (mengambil buku siti dengan mata melotot) apa ? ini kan soal matematika
? kamu saja yang ahlinya tidak biasa , apalgi aku!
Dina : (sambil mengambil buku dari tangan Tina) mana soalnya sit? Benar ini
soal matematika, kenapa kamu tadi meyepelekan , Tin?
Tina : (dengan wajah malu) aku pikir tadi soal mencari kebutuhan sehari-hari.
Itukan mudah ?
Dian : makanya jangan suka meremehkan orang lain, jangan sok pintar!
Siti : kalau kebutuhan sehari-hari apa saja Tin?
Tina : kalau otu keahlianku. Aku kan paling suka pelajaran Ilmu Sosial.
Dina : jawab dulu, baru sombong!
Tina : ah ... kecil ! kebutuhan sehari-hari misalnya makan, minum, belajar,
membaca, dan rekreasi.
Siti : (sambil mengacungkan jempol) bagus ! kebutuhan sehari-hari itu memang
seperti yang kamu sebutkan tadi. Setiah hari kita perlu makan, agar
mempunyai tenaga.
Dina :betul ! kita juga butuh belajar, agar mendapatkan ilmu
Tina : (sambil berlagak pintar) kalau membaca, berguna untuk apa? Coba, siapa
yang tahu?
Siti : coba kamu dulu yang menjawab, tin !
Tina : ya utnuk menambah wawasan dan pengetahuan selain itu, juga untuk
hiburan
Siti dan dina : (sambil bertepuk tangan bersama) ternyata kamu lumayan pintar,
Tin tapi agak sombong!
Tina : (cemberut dan berlari masuk kelas) biar saja.
SUSIAWATI, S.Pd
SUSIAWATI, S.Pd
SUSIAWATI, S.Pd
SUSIAWATI, S.Pd
JOHARI : Merah delima? (Johari kembali berpikir keras. Kemudian ia teringat sesuatu, lalu mencarinya
diantara tumpukan kertas tersebut, tapi tidak ketemu)Tum! Tumiyah! Tumiyah…!
(Tak ada sahutan, Johari lalu mengambil sisa tembakau tadi malam dan melinting, membakar,
lalu menghirupnya dalam-dalam) Tumiyah! Tum! Hei! Apa kau lihat lembaran syair yang tadi malam
kutarok di meja? Tum! Kau dengar aku Tum? (Tetap tak ada sahutan, Johari kemudian melanjutkan
pekerjaannya) Heh, apa kau lihat lembaran syairku yang kusimpan disini?
TUMIYAH: Mana aku tahu syairmu, pagi ini aku sedang kesal. Lagi pula, apa tidak ada pekerjaan lain
selain meramal syair-syair sialanmu itu?
JOHARI : Dari pada kau mencaci maki terus-terusan, lebih baik kau bikinkan aku segelas kopi, biar otakku
sedikit encer menghitung angka-angka ini
TUMIYAH: Hari ini tak ada kopi Pak Tua! Sebaiknya kau simpan saja impianmu itu!
JOHARI : Alah! Kau tahu apa tentang merah delima? (Johari melanjutkan pekerjaannya dan Tumiyah
menghilang menuju dapur)
Hingga pukul 12.00 siang, Kontan belum jua muncul. Tiba-tiba Ros—anak gadisnya—muncul, Ros datang dengan
membawa nasi bungkus dan memakannya sendiri dengan enak. Pak Johari jadi iri dan lapar. Pak Johari jadi ingat
bahwa perutnya belum di isi sejak pagi tadi, sedang Tumiyah istrinya ngelayap entah kemana.
JOHARI :Tentu kau masih menyimpan uang, belikan ayah sebungkus lagi, pake tahu
ROS : Nggak! Nggak mau. Uangku hanya tingga 2000 perak buat beli viva, bedakku habis
(Ros tiba-tiba menjauh, menjaga nasinya agar tidak terjangkau oleh ayahnya)
JOHARI :Heh, bukankah itu uangku? Uang dari si Ujang kan?
ROS : Enak saja, bang Nasrul yang kasih aku lima ribu
JOHARI : Nasrul? Laki-laki brengsek itu? O ya, kalau begitu tolong kamu pinjamkan sama Nasrul. Nasrul senang
kamu? Bagus. Tidak apa-apa
ROS : Nggak! Pergi saja sendiri (Ros kemudian lari ke belakang, tentu saja Johari marah sambil berteriak)
JOHARI : Keparat! Awas kamu Ros, aku doakan kau nyahok dengan Nasrul! (Pak Johari pun pergi keluar rumah)
Malam telah larut, lampu minyak telah lama dinyalakan. Kecuali Pak Johari yang memang belum pulang, semua
penghuni di rumah itu telah lama lelap bersama mimpi-mimpi indahnya. Ya, tak ada yang perlu dikerjakan selain
tidur. Hanya dengan tidurlah keluarga semacam itu bisa tentram dan sunyi.
Pukul sebelas malam, pak Johari baru pulang. Tubuhnya sedikit oleng pertanda sedang mabuk berat. Mulutnya
menceracau-ceracau tak karuan. Memanggil-manggil Tumiyah Istrinya.
JOHARI: Tum, Tumiyah, aku gagal Tum, hik, aku gagal mendapatkan kupon itu, padahal nomornya jitu, hik. Jika
Saja tidak, mungkin malam ini di Griya Arta,. Tenanglah Tum, besok akan kupikirkan lagi
kabar tentang. merah delima, hik. Tum, hik, Tum..
(Mulut Johari terus menceracau, dalam benaknya sudah terbayang nikmatnya bercinta dengan Istrinya. Johari
kemudian bergerak menuju salah satu kamar dalam gubuknya, tapi bukan ke kamar dimana Tumiyah Istrinya
telah lama terlelap. Barangkali gara-gara terlalu mabuk sehingga Johari lupa bahwa ia telah masuk ke kamar Ros
anak gadisnya. Dan…)
SELESAI
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd
Ibu : (marah) “Deri, sepatumu jangan diletakkan sembarangan. Kan, sudah ibu sediakan rak khusus
untuk menyimpan sepatu.”
Deri : (menyeka keringat di keningnya) “Deri kan capek, Bu. Hari ini rasa nya gerah banget. Lagian, kan
ada Bi Surti.”
Ibu : “Bi Surti pulang kampung selama tiga hari. Lagian, kenapa kamu menanyakan Bi Surti?”
Deri : “Biasanya kan Bi Surti yang suka membereskan sepatuku.”
Ibu : (kesal) “Untuk hal seperti ini, Ibu rasa kamu bisa me ngerjakannya sendiri.”
Deri : (segera mengambil sepatu dan kaus kakinya yang ber serakan) “Aahh… Ibu.”
Deri segera masuk ke kamarnya. Suasana berganti menjadi kamar Deri. Di kamar, terdapat sebuah
tempat tidur kecil, kipas angin, meja belajar, dan sebuah tempat sampah. Deri merebahkan diri di atas tempat
tidurnya. Ia melemparkan tasnya ke samping bawah meja belajarnya. Ia belum mengganti baju seragamnya.
Lalu, ia menyalakan kipas angin.
Deri : (sambil membaca buku yang diambilnya dari meja belajar) “Ahh… begini kan lebih enak….”
Deri membuka bungkus kacang yang ia beli tadi. Ia membuka satu per satu dan melemparkan begitu saja kulit-
kulit kacang ke bawah tempat tidurnya. Suasana malam. Deri tidak bisa tidur. Ia mendengar suara-suara aneh.
Ciiitttt… cit… cittt…. Deri ketakutan. Dari kolong tempat tidurnya, keluar seekor tikus.
Deri kaget. Ia paling takut pada tikus. Tidak berapa lama kemudian, beberapa ekor tikus keluar dari kolong
tempat tidurnya. Deri mengambil sapu ijuk.
Deri : (mencoba mengusir tikus-tikus) “Ukhhh… mengganggu saja!” (memukul seekor tikus)
Beberapa tikus malah menghampiri Deri.
Deri : (ketakutan dan menjerit-jerit) “Ibu, Ibu tolongin Deri!”
Ibu : (membuka pintu kamar Deri) “Ada apa kok kamu teriak-teriak?”
Deri : (wajahnya pucat) “Ibu, banyak si Jerry!”
Ibu : “Jerry, siapa itu Jerry?”
Deri : (menunjuk ke bawah tempat tidurnya) “Maksud Deri banyak tikus kecil.”
Ibu : (kebingungan) “Di mana?”
Deri : “Itu di bawah tempat tidur Deri! Deri takut. Deri tidak mau tidur di kamar Deri.”
Ibu : “Ya sudah, malam ini kamu tidur bersama kakakmu saja.”
Suasana pagi hari. Ibu masuk ke kamar
Deri. Ia kaget melihat sampah-sampah berserakan di bawah tempat tidur Deri.
Ibu : (berteriak, mukanya cemberut) “Derii…sini!”
Deri : (memakai seragam sekolah) “Ya ada apa, Bu?”
Ibu : “Lihat!” (menunjuk ke sampah yang berserakan) “Kamu jorok sekali. Pantas banyak tikus di kamarmu.”
Deri : (malu dan tertunduk) “Habis bagaimana dong?”
Ibu : “Lho kok, malah tanya. Mulai sekarang kamu harus menjaga kebersihan kamarmu. Kamu jangan
membuang sampah sembarangan lagi. Kan, sudah ibu sediakan tempat sampah di kamarmu (menunjuk
ke tempat sampah). Apa perlu Ibu membuatkan plang peringatan di sini?”
Deri : “Ibu bisa saja. Deri janji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi. Deri kapok sama si Jerry-Jerry
nakal.”
Ibu : (tersenyum) “Ya sudah, sekarang kamu pergi sekolah. Pulang sekolah nanti, kamu harus membersihkan
kamar mu.”
Deri : “Baik, Bu!”
SUSIAWATI, S.Pd
Mereka berempat saling contek-mencotek seperti pelajar alinnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan
soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya.
Lalu Sita menanyakan hasilnya.
Karena suara Banu yang agak terdengar keras, guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru : kalian ini menvontek terus, keluar kalian
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Dini : kenapa Bud? Kamu dihukum juga?
Budi : tidak , aku ingin menjalani hukuman kalian jugakita sahabat kan ? aku ingin kita bersama?
Sita : aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua
Dini : dan tidak kita ulangi lagi
Adi : kita sahabat sejati
Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan keburukan.
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : / VIII b
JASA JENDERAL SUDIRMAN TERHADAP
BANGSA
Ada empat bersahabat , yitu Mirza, nina, Imam,dan Yoga. Yoga adalah sosok
remaja yang kurang menghargai jasa pahlawan, bahkan sejarahtentang Jenderal
Sudirmanpun tidak diketahuinya. Ypga mendapat etguran dari teman-temannya.
Yoga pun kemudian menanyakan kepada teman-temannya apa saja yang sudah
diberikan jenderal Sudirman kepada bangsa Indonesia.
Yoga : memangnya apa sih jasa Jenderal Sudirman terhadap bangsa Indonesia? Kok
dimana-mana nama jalan itu jenderal Sudirman melulu.
Imam : banyak sekali. Pokoknya dia itu punya jasa yang tak terhingga terhadap kita-kita
ini.
Mirza : iya benar apa yang dikatakan imam itu. Makanya kamu kebangetan sekali Ga
kalau jenderal Sudirman saja nggak tahu.
Nina : iya seharusnya kamu tahu kalau Jenderal Sudirman adalah salah satu tokoh
sekaligus pahlawan nasional yang sangat dibangga-banggakan.
Ilham : kok kamu diem aja Mud? Janji ya, kamu besok mulai puasa.
Mahmud : nggak tahu lihat besok
Tidak lama kemudian datanglah Efendi. Efendi ikut menasehati Mahmud supaya mau berpuasa di bulan
Ramadhan.
DOMPET TERTINGGAL
Suasana masih sepi, baru beberapa orang siswa yang mulai masuk ke dalam kelas.
Siswa yang lain masih berganti pakaian. Tampak Sita ,salah seorang siswi di kelas itu, sedang
menangis dikelilingi beberapa orang temannya.
Rima : (duduk disamping Sita) sudahlah , jangan menangis ! menagis tidak akan
menyelesaikan masalah.
Sita : (sambil terisak-isak menangis) uang itu untuk membeli obat adikku yang sedang sakit,
Rim! Sepulang sekolah Ibu menyuruhku mampir ke apotek
Doni : memangnya, dimana kamu simpan uang itu ?
Vera : aku simpan di dompetku dan sekarang dompet itu hilang.
Rima : kamu simpan dimana dompet itu ?
Vera : (mengingat-ingat kembali) rasanya aku simpan di dalam tasku
Doni : siapa yang tinggal di kelas waktu jam olahraga tadi ?
Rima : oya, aku ingat tadi Adi tidak ikut olahraga
Vera : apa mungkin dia mengambil uang itu ?
Rima : bisa saja hanya dia yang ada diruangan saat jam olahraga
Vera : (menatap penuh kebingungan) jadi kalian menuduh Adi yang mengambil dompetku ?
Doni : aku yakin pasti dia yang mengambilnya. Kita semua tahu kalau selama ini hanya dia
yang selalu membuat ulah dikelas kita
Rima : bagaimana kalau kita laporkan pada wali kelas?
Dari arah pintu masuk seorang siswa berjalan dengan langkah pincang
KEJUJURAN
Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilaksanakan ulangan secara mendadak
pengumpulan tugas harus dilakukan segera.
(kemudian ketua kelas berjalan keliling mengumpulkan tugas karya tulis teman-temannya)
Guru : karena ini merupakan tugas perorangna yang dikerjakan secara berkelompok, maka penilaian akan
dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis dan tema serta isi tulisan dalam kelompok.
Pak Guru : ayo kalau sudah selesai mengumpulkan tugas, masukkan buku kalian semua kedalam tas. Saya akan
memberikan ulangan mendadak.
Yohan : apa ? ulangan apa lagi Pak? Baru saja kemarin sudah diadakan ulangan.
Pak Guru : ketua kelas, tolong dibagikan kertas ini ke teman-temannya .
Yani : baik Pak (sambil berjalan membagikan kertas suasana ruang kelas berubah menjadi berisik karena
setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak itu )
Pak Guru : pada ulangan kali ini, saya ingin kalian menulis ulang tentang inti dari karya tulis yang akan kalian
buat. Tulis garis besarnya saja beserta poin-poin terpenting kesimpulannya. Waktu yang saya berikan
untuk mengerjakan ulangan ini yaitu 25 menit , dan dimulai dari sekarang
(Kemudian suasana kelas terasa hening dan para siswa sedang sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi
dikumpulkan. Pak guru kemudian menemukan sebuah keanehan pada tugas karya tulis milik Firman dimana isinya
sama persis dengan karya tulis milik yohan. Setelah 25 menit berlalu, kerta sulangan lalu dikumpulkan)
Pak Guru : baiklah silahkan kalian istirahat. Tolong firman anad yohan tetap disini, saya mau bicara.
Pak Guru : saya minta kalian berdua jujur kepada saya. Kenapa isi tugas karya tulis kalian bisa sama persis,
bahkan untuk titik dan komanya sekalipun.
Rina : Mel, kenapa kamu tidak jadian saja sama Wahyu ? kurang apa coba Wahyu ? Ganteng, keren, pinter
Amel : bukannya aku tidak mau jadian Rin, tapi apa benar kalau cewek duluan yang ngungkapin perasaannya?
Rina : iya juga sih. Wahyu terlihat polos begitu kalau tidak kamu dulu bagaimana kalian bisa berpacaran.
Amel : aku malu Rin
Rina : kamu juga lugu dan polos Mel (batin Rina)
Wahyu : mel, kamu tidak makan siang ? Ayo ke kantin bareng ?
Amel : Aku . . . aku
Rina : kita belum makan Yu, kamu ajak Amel aku ada urusan.
Rina tiba-tiba pergi untuk memberi kesempatan Amel dan wahyu makan siang bersama di kantin sekolah.
Namun di tengah jalan Doni anak orang kaya kakak kelas Amel memanggilnya. Semenjak masuk sekolah , Amel
tertarik atas penampilan dan gaya Doni yang keren dan cool.
Doni : Amel mau kemana ?
Amel : aku mau ke kantin kak.
Doni : aku ada kesulitan untuk tugas bahasa Indonesia
Amel : kakak kan sudah kelas 3 sedangkan aku ?
Doni : kamu sudah terkenal pinter amel , tolong ajarin aku ya ? please !
Amel : (Amel terdiam dengan memandang Wahyu yang sudah kelihatan rasa kecewanya.)
nanti sepulang sekolah saja ya kak. Amel mau makan siang dulu.
Doni : aku tunggu di gerbang sekolah.
Setiba di kantin , wahyu banyak menasehati Amel untuk menjauhi Doni yang terkenal sebagai cowok
playboy. Namun hati Amel sudah kepincut untuk lebih dekat dengan Doni.
Amel : tidak usah khawatirkan aku Wahyu. Aku bisa menjaga diri.
Wahyu : aku takut kamu kenapa-kenapa mel
Wahyu : mel, hati-hati sama Doni
Amel : iya aku tahu Yu
Doni : (menunggu dengan motor gedenya di gerbang sekolah) ayo mel, kita belajar bersama.!
Amel hanya tersipu dan segera naik di motor Doni. Sedangkan Wahyu hanya bisa memandang dari jauh.
Doni : Mel, aku buatkan puisi untuk tugas Bahasa Indonesia hari ini ?
Amel : kakak tidak bisa buat puisi ?
Doni : tidak, aku saja tidak faham
Amel : puisi itu keindahan kata-kata yang disusun dengan bahasa yang indah dan bermakna.
Sampai menjelang sore Amel belajar bersama dengan Doni. Hal tersebut sudah berulang-ulang sampai
beberapa kali. Mereka berdua diam-diam menjalin cinta dibelakang wahyu. Setiap sepulang sekolah wahyu tidak
pernah ketemu Amel lagi. Selang beberapa bulan amel merasa tubuhnya agak gendut dans ering pusing serta mual
Rani : mel, kamu kenapa kok di kamr mandi terus ?
Amel : tidak apa-apa kok rin
Rina : kayaknya kamu demam . ijin pulang saja ya biar aku antar pulang atau aku panggilin doni saja
Wahyu : kamu kenapa mel ? muka kamu pucat sekali
Amel : aku hanya pusing saja yu
Tiba-tiba amel pingsan, wahyu dan rina membawanya kerumah sakit karena amel sakitnya agak parah.
Wahyu : kamu tidak apa-apa mel ?
Amel : aku hamil karena doni .hiks...hiks...hiks
Rina : sudah dibilangin wahyu jangan dekat-dekat sama doni . dia playboy
Semenjak kabar amel hamil doni tidak pernah kesekolah. Doni pindah keluar negeri.
Wahyu : kamu tidak usah khawatir ,mel aku siap untuk jadi bapak dari anakmu ini.
Amel : kamu gila yu, ini bukan anakmu. Kamu mau menanggung malu atas perbuatanku.
Wahyu : aku tidak peduli , dari dulu aku sayang sama kamu sampai kapanpun.
Amel :wahyu ternyata kamu lelaki yang baik.
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd
Adegan Pertama
Disebuah rumah , seorang tukang batu sedang tiduran . ia merasa lelah karena seharian
bekerja.
Tukang batu : aku tukang batu tanpa ibu bapak tanpa ibu hidup sendiri tak suka berlagu karena
nasib buruk , menemaniku pagi bekerja , sore baru kembali badan lelah , tak bisa
terobati makan kurang , minum pun sedikit sekali rum,ah buruk, pakaian apalagi
(kemudian , ia bangun dan duduk di bawah, tetap meratapi nasibnya yang tak
habis-habisnya) oh...Tuhan ...Tuhan kami dengarkanlah tangisan kamikapan kami
tak seperti ini lagi makan enak, tidur lelap sampai pagi tak menangis dan tak
meratap pasti hidup damai , nasi sepiring tak usah cari. (ia termenung lama sekali
, tak berkata-kata . beberapa kali ia mengusap kepalanya. Setelah lama
termenung ,terdengarlah nyanyi-nyayian yang merdu . di hadapan tukang batu
kini telah berdiri seorang perempuan cantik berpakaian indah)
Bidadari : selamat sore, tukang batu yang lucu tak usah engkau berhati pilu kusudah
dengar tangis dan ratapmu memang itu sudah nasibmu tetapi engkau tak usah
bersedih bekerja dan berdoa janganlah lebih kerja yang kecil pastilah berbenih
tuhan tak suka orang yang suka berdalih.
Tukang batu : oh putri ayu kuingin memang mengubah nasibku dari hidup yang buruk sekali
sekarang makan , besok tak tentu tolonglah aku putri yang cantik.
Pengikut : bidadari adikku tolonglah temanmu tolonglah saudaraku biar agak baik dia berguru
Bidadari : karena engkau temanku aku jadi cepat terharu kutolong lekas si tukang batu
cepatlah bawa ke tempatku
Pengikut : la...la...la sambung kayu sambung tali rubah muka rubah kaki rumah bagus
banyak rezeki sir..sir..pong
Maka diajaklah tukang batu itu masuk dan sesudah itu, ia jadi orang kaya raya. Setelah itu ia
keluar.
Tukang batu : oh Tuhanku kau limpahkan sandang pangan pada diriku yang penuh angan
rumah bagus, indah, besar, dan menawan, aku sekarang kaya, aku sekarang kaya,
ya sapi ya lembu, ya arang ya abu, ya kaya ya diriku (ia bernyanyi berkali-kali dan
masuklah ia diiringi lagu-lagunya sendiri)
Adegan Kedua
Tukang batu : oh, Tuhanku di manakah aku ini bidadari itu mengapa telah pergi hidupku kini
seperti lagi tiada harta miskin kembali aku kaya ternyata hanya mimpi (ia
mengulangi berkali-kali syair itu sambil bergerak pergi meninggalkan panggung)
Bidadari : wahai, temanku jangan kau tiru si Tukang Batu hidup miskin kerja tak mau setiap
hari hanya termangu (lalu menghilang bersamaan dengan lampu padam)
PENJUAL KORAN
Tono : (masih kelihatan gelisah) hujan masih lebat juga , Bu?
Ibu : (sambil memandang anaknya ) betul, Tono, ada apa ?
Tono : hem... tugas saya belum selesai
Ibu : tugas ? tugas apa itu ?
Tono : koran , Bu. Koran hari ini belum saya antar.
Ibu : hujan masih lebat sekali sebaiknya kau antar besok pagi saja koran itu!
Tono : ah, tidak mungkin Bu, para langganan jangan sampai kecewa.
Ibu : tetapi memang korannya yang terlambat terbit kan ?
Tono : betul bu. Biasanya memang pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah , koran sudah siap
sehingga dapat saya antar sambil pergi ke sekolah. Tetapi hari ini ada kerusakan percetakan.
Akibatnya , pukul 9.00 WIB tadi koran baru dapat diambil . pada waktu itu saya masih
bersekolah.
Ibu : akan kamu antar sekarang juga koran itu ?
Tono : untuk menjaga agar jangan lebih terlambat lagi, Bu
Ibu : (sambil menarik napas panjang ) tetapi engkau harus emngingat kesehatanmu, No. Kau dan
Tini adalah milik ibu yang paling berharga semenjak yahmu meninggal .
Tono : lalu bagaimana Bu? Kewajibanku belum kulaksanakan
Ibu : ibu sangat bangga Ton, mempunyai anak yang penuh tanggung jawab seperti engkau ini.
Tono : terima kasih Bu, karena itu izinkan saya mengantar koran sekarang juga , meskipun hujan
masih lebat
Ibu : baiklah Ton, tetapi berhati-hatilah ! janga lupa membawa payung!
Dirumah keluarga Johan yang kaya Tuan dan nyonya sedang duduk-duduk sambil minum kopi
Nyonya johan : heran aku pak , sudah sore begini Iskandar belum pulang juga dari sekolah
Tuan Johan : ah, hujan masih lebat begini , mengapa kita ribut ?
Nyonya Johan : bukan begitu Pak , aku khawatir kalau ada apa-apa
Tuan johan : mengapa engkau berpkir yang bukan – bukan Bu?
Nyonya Johan : bukan –bukan bagaimana Pak? Kiranya sudah semestinya jika aku mengkhawatirkan
sesuatu akan diri iskandar. Begitulah perasaan seorang ibu terhadap anak.
Tuan johan : ya, tetapi ...
Nyonya johan : tetapi bagaimana ...?
Tuan johan : engkau selalu dihantui perasaan cemas Bu
Nyonya johan : kan , sudah aku katakan bahwa begitulah perasaan seorang ibu terhadap anaknya?
(terdengar suara pintu diketuk)
Tuan johan : sudahlah janga ribut-ribut itu ada orang mengetuk pintu mungkin iskandar!
Nyonya johan bangkit seraya menuju ke pintu
Tono : maaf nyonya korannya agak terlambat
Nyonya johan : (agak marah) agak telambat ? ini terlambat sungguh-sungguh , bukan hanya agak
saja.
Tono : betul, nyonya memang terlambat. Tetapi hal ini disebabkan oleh kerusakan mesin
cetak.
Nyonya johan : (makin marah ) tetapi tetangga di muka itu sudah menerima koran jam 10.00 tadi!
Tono : memang jam 9.00 tadi koran sudah dapat diambil...
Nyonya johan : nah... mengapa tidak segera kuantar kemari ?
Tono : pagi tadi saya masih bersekolah nyonya
Nyonya johan : kalau masih bersekolah kiranya tidak perlu mengantar koran!
Tono : sekali lagi saya minta maaf , nyonya dan ... permisi
Perawatan GIGI
Begitu nasi yang ditanak sudah matang , dengan cekatan Alfi membantu ibunya untuk menaruh nasi yang
masih panas itu pad asebuah bakul. Kemudian , Alfi mengaduk – aduk nasi itu.
Bu Rukiyah : sudah , Fi! Taruh saja di meja makan!
Alfi : iya , Bu
Bu rukiyah : setelah itu , bawalah sayurnya sekalian ke depan!
Alfi : (sambil tersenyum) terrnyata ibu memperhatikan juga kerjaanku.
Nisa : (sedang mengelap piring-piring dan sendok di meja makan )
Pak Mamat : (sambil asyik membaca koran) wah apa sudah siap semua? (Sambil melihat alfi)
Alfi : sebentar lagi pak ! ibu sedang menggoreng tempe!
Bu rukiyah : menyahut dari dapur sambil berjalan menuju ruang makan) makan sudah siap!
Pak mamat : ini yang kita tunggu-tunggu !(meletakkan koran lalu melihat ke arah Ibu)
Selesai berdoa Pak Mamat mengambil nasi terlebih dahulu. Kemudian Bu Rukiyah, Alfi, dan
terakhir adalah Nisa. Mereka makan dengan tertib. Selesai makan, Alfi dan Nisa membereskan meja
makan dan sekaligus mencuci piring, gelas, dan sendok sampai bersih.
Nisa : Bu, Nisa mau tidur dulu!
Bu Rukiyah : setelah makan jangan langsung tidur biarkan makanan itu berpose dulu.
Nisa : habis rasanya badan capek sekali Bu! (sambil memutar badannya hingga keluar bunyi
“Kretek”)
Pak Mamat : iya , Nisa lagi pula kamu kan belum menyikat gigimu!
Alfi : nisa tuh paling malas gosok gigi. Pantas saja giginya rusak
Nisa : siapa bilang Nisa males gosok gigi. Setiap bangun tidur kan nisa selalu menyikat gigi nisa
(dengan wajah cemberut)
Pak mamat : menyikat gigi, itu tidak cukup hanya jika bangun tidur, nisa.
Alfi : dengerin tuh kata bapak. Untung Alfi selalu rajin menggosok gigi. Jadi gigi Alfi selalu bersih
dan sehat
Nisa : ih kak Alfi bohong. Kemarin Nisa lihat kakak nggak gosok gigi habis makan jajanan disekolah
Alfi : e... itu kan disekolah kalau dirumah kan, selalu gosok gigi habis makan dan sebelum tidur
Bu rukiyah : sudah...sudah...nggak usah ribut yang penting sekarang kalian sudah sadar bahwa
menggosok gigi itu hal yang penting.
Nisa : iya, bu nisa janji nisa akan rajin menggosok gigi
Bu rukiyah : menggosok gigi paling bagus adalah setelah makan. Kalau sisa-sisa makanan di gigi tidak
dibersihkan akan menjadi kuman
Nisa : apakah kuman-kuman itu akan memakan gigi kita bu?
Bu rukiyah : benar kuman bisa memakan gigi kita sehingga menjadi keropos
Alfi : hi...untung saja Alfi rajin menggosok gigi
Nisa : iya deh...nisa akan menggosok gigi
Pak mamat : tapi ingat , nisa jangan hanya karena dimarahi bapak kamu gosok gigi. Menggosok gigi
harus tertib meskipun tidak diperintah.
Nisa : iya , bapak ...nisa janji akan rajin menggosok gigi
Nasehat teman
Jalil dan umroh pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada
kedua temannya, yaitu Erna dan lubis tentang betapa pendidikan itu jauh lebih penting
ketimbang mealkukan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai.
Lubis : besok hari minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya ?
Erna : nggak tahu tuh...aku belum punya rencana kemana-mana
Jalil : kalau aku mau stay dirumah aja . aku mendingan belajar daripada jalan
kesana-kemari nggak jelas gitu.
Umroh : iya, kau juga sama dengan jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending
belajar aja dirumah.
Jalil dan umroh memang berbeda dengan lubis dan erna. Jalil dan umroh adalah sosok
remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan
Lubis : kalian hari minggu pun masih dipake untuk belajar ! kan selama tujuh hari itu
kita hanya punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti pake
untuk belajar.
Erna : iya, mereka ini mesti banget sih. Padahal belajar selama enam hari itukan juga
sudah lebih dari cukup
Umroh kemudian menjabarkan kepada mereka berdua betapa pendidikan itu jauh lebih
penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.
Umroh : berlibur itu memang perlu sih kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap
hari hanya belajar dan belajar tapi kita harus ingat bahwa dengan banyak
belajarlah yang akan menjadikan kita sebagai anak yang pintar.
Jalil : iya aku setuju dengan kamu umroh. Udahlah aku sih bukannya melarang kalau
kalian mau jalan , tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan.
Jangan kebanyakan keluyuran , sementara pendidikan kalian abaikan.
Erna : siapa bilang aku mengabaikan pendidikan .aku juga belajar kok, Cuma serajin
kalian sih
Umroh : nah itu dia , mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak
untuk proses belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai yang
membanggakan
Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu betapa mereka ini sangat
mementingkan pendidikan ketimbang bermain bisik lubis dalam hati.
Lubis : ok, aku terima masukan kalian sepertinya apa yang kalian sampaikan itu
memang benar. Mulai sekarang aku harus lebih care dengan pendidikan.
Erna : iya juga ya, ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang
nggak jelas gitu. Sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak
perhatian malah jadi terabaikan.
SANGKURIANG
Akhirnya DayangSumbi menerima permintaan Sangkuriang. Pada suatu hari
mereka bercakap-cakap.
Dayang sumbi : baiklah kalau semua ini kujalani, maka hamba mengajukan
permintaan yang mesti tuan penuhi!
Sangkuriang : apa yang menjadi permintaan tuan putri akan hamba penuhi
Dayang sumbi : jika tuan berkehendak berpenganten dengan hamba, maka
bendunglah sungai Citarum menjadi sebuah danau dan buatlah
perahu untuk tempat kita berlayar , bersukaria menikmati
pernikahan kita
Sangkuriang : alangkah indah permintaan tuan putri tentulah akan hamba
penuhi.
Dayang sumbi : tapi ... danau dan perahu itu harus tuan selesaikan dalam
waktu semalam. Besok pagi sebelum fajar menyingsing telah
hamba lihat danau dan perahu sudah siap sedia.
Sangkuriang : baiklah sekarang perkenankanlah hamba pergi
(sangkuriang membendung danau)
Sangkuriang : tidak tahukah bahwa aku masih keturunan sang dewa dan
untuk membendung sungai ini menjadi danau aku harus minta
pertolongan guriang tujuh yang pernah kutemui pada waktu
aku dalam pengembaraan. Wahai guriang tujuh , tolonglah aku
untuk membuat danau dan perahu dalam waktu semalam . oh
dewa maha agung tolonglah hamba.
(dayang sumbi melihat sangkuriang membuat danau)
Dayang sumbi : nampaknya danau itu sebentar lagi akan selesai tapi mana
mungkin semua ini terjadi aku harus cari akal , dan meminta
kepada dewa agar semua ini tidak terjadi.
Dewa : wahai dayang sumbi untuk menggagalkan semua ini maka
kibarkanlah selendang dan pukullah lesung sebagai pertanda
bahwa hari sudah pagi. Atas kehendakku pula ayam jantan
akan berkokok untuk meyakinkan sangkuriang bahwa hari
sudah pagi.
Sangkuriang : wah, mengapa hari begini petang ayam jantan sudah
berkokok ataukah hari sudah pagi, tidak... tidak mungkin hari
masih begini petang , mungkin semua ini akal tuan putri untuk
menggagalkannya padahal perahu yang kubuat belum selesai.
Setelah kejadian itu , elsa, cici, dan erna berteman dengan terry. Mereka bertiga belajar bahwa tak baik membeda-bedakan orang dan
membullynya.
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : ADRIAN / VIII b
PEDULI LINGKUNGAN
Sul dan Syam adalah dua orang bersahabat. Sul orangnya sangat tegas, disiplin dan amat
mencintai lingkungan . mendapati desa Syam yang kumuh dia pun menegur Syam dan akhirnya mereka
dengan kedua teman Syam mengadakan program sosialisasi lingkungan sehat kepada warga
dikampungnya Syam.
Sul : tahu nggak ? aku pas kerumah kamu kemarin itu ada senengnya ada
nggaknya.
Syam : o ya emang apa nggak senengnya ?
Sul : senengnya karena akhirnya aku tahu rumah dan desa kamu , tapi nggak
senengnya karena ternyata di desa kamu itu kotor.
Syam : iya, masyarakat dikampung aku itu memang tidak seberapa peduli dengan
kebersihan , padahal kebersihan itu dalah untuk mewujudkan masyarakat\
yang sehat
Sul :iya benar sekali memangnya tidak ada teguran atau sosialisasi dari
pemerintah desa?
Syam : sama sekali nggak ada
Sul : bagaimana kalau kamu yang melakukan sosialisasi ?
Syam : ya aku sih mau-mau aj , tapi masalahnya apa bisa aku melakukannya sendiri
tanpa ada yang membantu ?
Sul : iya sih
Sul pun kahirnya menawarkan diri untuk membantu dan dia mengajak Syam untuk mencari dua orang
lagi dikampung Syam
Sul : ya sudah kalau gitu biar aku bantu kamu , tapi kita harus nyari dua orang lagi
supaya pekerjaan kita bisa berbuah hasil
Syam : yang bener kamu ? ya sudah itu bagus
Keseokan harinya Sul dan Syam menemui dua orang teman Syam untuk diajak
melakukan sosialisasi kepada warga. Dan akhirnya agenda sosialisasi terkait
pentingnya menjaga lingkungan mereka lakukan.
Meskipun sempat mendapat cibiran dari sekelompok warga , namun secara keseluruhan
sosialisasi yang dilakukan Syam dan ketiga temannya berhasil menyadarkan warga. Setelah 1 bulan
berlalu . desa Syam tampak jauh lebih bersih dari sebelumnya.
Sul : lihat, Syam sekarang desa kamu jauh lebih bersih dari yang sebelumnya.
Syam : iya, terima kasih deh... ini juga berkat pertolongan kamu, kalau tidak ,
sepertinya desa ini masih sangat kumuh dan dipenuhi penyakit.
Sul : kita memang harus memiliki kesadaran betapa pentingnya menjaga
kesehatan lingkungan supaya masyarakat ini bisa hidup sehat sejahtera, betul
nggak ?
Syam : iya , pastinya
POSKO BANJIR
Rama dan keenam sahabatnya merupakan remaja yang aktif peduli lingkungan. Mereka mempunyai komunitas yang diberi
nama Eko Club. Pada suatu hari desa mereka terkena musibah banjir. Mereka berencana membuat posko bantuan untuk
warga desa.
Rama : eko club harus mengusahakan bantuan untuk desa kita. Kita sebagai remaja aktif, tidak boleh tinggal diam dengan
keadaan semacam ini. Lihatlah ! air semakin lama semakin bertambah volumenya.\
Wika : rama, benar. Dari apa yang kudengar, warga mulai mengeluh dengan beberapa penyakit seperti gatal-gatal dan
kekurangan bersih.
Bram : baiklah aku akan mengusahakan bantuan pertama yang harus dihubungi adalah Pak Lurah sebagai orang yang
bertanggung jawab penuh atas desa ini.
Kinara : tumben otakmu cerdas, Bram, heheheh...kalau begitu, biar aku temani kau pergi ke tempat Pak Lurah . kebetulan
aku melihatnya di balai desa beberapa menit yang lalu.
Bram : kalau begitu kita ke balai desa sekarang ,kin
Bram dan kinara pun pergi ke balai desa menemui pak Lurah sedangkan sisanya masih asyik membahas tindakan yang akan
diperbuat selanjutnya.
Dede : eh, Ram . aku punya kenalan orang SAR. Mungkin kita akan membutuhkannya.
Rama : kebetulan sekali de, kita memang membutuhkan mereka. Tim SAR bisa membantu untuk mengevakuasi warga dari \
banjir. Di dusun mekar indah ketinggian air sudah mencapai atap rumah sehingga membuat kita sulit untuk
menjangkaunya.
Dede : oke, aku akan menelpon mereka
Risa : ram, kita sebaiknya buat posko bantuan untuk memasakkan makanan untuk warga desa. Apa kau tidak memikirkan
nasib perut mereka selama seharian tidak makan.
Rama : ya, aku juga sedang memikirkan hal itu, ris. Kita tunggu Bram kembali.
Tak beberapa lama Bram dan Kinara kembali.
Bram : beres, Ram.Pak Lurah mengiyakan rencana kita untuk mendirikan posko di balai desa juga tentang pengundangan
tim SAR
Rama : syukurlah.setidaknya aksi kita ada yang menyokong terutama dari pak lurah sendiri oke. Risa kamu pimpin untuk
membuat posko bantuan
Risa : sip, kita harus bergegas
Ketujuh remaja itu pun pergi ke balai desa untuk membuat posko bantuan. Beberapa saat kemudian tim SAR pun datang
membawa obat-obatan dan perahu karet yang akan digunakan untuk mengevakuasi warga desa. Risa , kinara dan Wika
sibuk memasak di posko
Risa : apa yang kau lakukan Wik ?
Wika : seperti yang kau lihat , aku sedang memasak mie instan. Apa sekarang matamu sudah bermasalah Ris ?
Risa : enak saja lihatlah..mie yang kau masak itu salah.mengapa kau memasukkan gula kedalamnya?
Wika : apa? Ini gula Ris ? kukira ini garam .wah ..hancur deh masakanku
Risa : hehehe...dasar wika. Tak apa kita masak ulang saja
Kinara : seharusnya tidak menyuruh wika untuk memasak dia lebih cocok mengangkat barang-barang bantuan dari
truk..heheheh
Ram : kalian sedang bercanda ? waktu kita tinggal beberapa jam lagi.kita harus mengantarkan makanan ini ke warga
tepat pukul lima sore. Pak lurah sudah menunggu di aula balai desa lho.
Risa : iya Ram membungkus makanan ini tak bisa cepat.lihatlah tangan kami Cuma ada dua. Sebaiknya kamu juga ikut
membantu kami di dapur
Rama : aku akan memanggil dede untuk membantu kalian. Dia lebih cocok di dapur ketimbang aku
Dede : apa yang kau bicarakan ram ?aku ini lelaki sungguhan bukan lelaki yang kerjaannya di dapur dan memasak
layaknya kinara dan risa
Kinara : sudahlah de, sebaiknya kau bergegas. Kami butuh kamu agar pekerjaan ini selesai
Dede : baiklah, aku akan membantu kalian nona-nona kurang apa coba, aku ini ksatria penolong lingkungan
Kinara : ksatria apaan? Ksatria kesiangan ya de, hihihi
Meski disambi guyonan akhirnya proses membungkus makanan telah selesai, ditempat lain rama pun selesai membagikan
obat-obatan untuk warga. Makanan yang selesai dibungkus segera dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Beberapa
juga diantar menggunakan perahu karet karena memang ada beberapa warga yang memilih menetap dirumah hingga air
surut.
Rama : akhirnya misi kita selesai juga
Risa : yup. Eko club memang keren
Dede : semua itu berkat ada ksatria lingkungan si dede kalau tadi aku tidak pergi ke dapur pasti makanannya belum selesai
dibungkus
Kinara : kamu itu ksatria kesiangan bukan ksatria lingkungan
Wika : sudah, kita semua hebat dengan kerja sama dan saling bantu akhirnya kita bisa tak boleh saling menyalahkan satu
sama lain agar tidak menjadikan celah diantara kita semua.
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd
SUSIAWATI, S.Pd
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : SUDI FIRNANDA / VIII b
MARJUKI : Ya, ampun. Protes model apa lagi ini Marni ? Masa, seluruh rumah digambari
begini ? Aduh … aduuhh … gambar apa pula ini ? ( MEMANDANG LEBIH SEKSAMA ) Ya ampun, Marni
.. Marni … saya pikir protes kamu sudah cukup. Tujuh hari mogok bicara, 3 hari 3 malam mogok
makan dan tidak keluar kamar, eh masih ada lagi. Seluruh rumah digambari begini. Lukisan abstrak
lagi. Soal protes dengan cara yang lain-lain itu, okelah. Ayah bisa terima. Tapi lukisan abstrak ini,
saya keberatan. Melukis itu ada aturannya. Pertama orang harus melukis realisme, surealisme,
kemudian yang lain-lainnya, baru abstrak.
MARNI : Itu kuno.
MARJUKI : Apa salahnya kuno kalau baik ?
MARNI : Apa salahnya modern kalau juga baik ?
MARJUKI : Sudahlah Marni, jangan ajak ayah berdebat. Capek.
MARNI : Marni juga capek, makanya kemaren seminggu diam.
MARJUKI : Marni, sekali lagi ayah tegaskan. Ayah tidak melarang kamu pacaran. Ayah hanya tidak setuju dengan
caramu. Kamu pacaran tidak kenal waktu. Pagi, siang, sore, malam. Itu satu. Kedua, ayah ingin kamu
benar-benar memilih pemuda yang cocok.
MARNI : Itu sama saja dengan melarang.
MARJUKI : Lain, Marni. Beda.
MARNI : Sama !
MARJUKI : Mmm … berdebat lagi.
MARNI : Dulu, ayah melarang Marni dekat sama Ongky. “ Jangan yang beda agama ” kata ayah. Lalu Marni
dekat sama Taufik, ayah juga melarang. “ Jangan dengan anak pejabat. Miskin tidak pantas, kaya
disangka KKN ” begitu. sekarang, Marni dekat sama Anto, jelas dia anak baik, se-iman, bukan anak
pejabat. Apa lagi ? Apa ayah tidak ada kata lain selain “ jangan ” ?
MARJUKI : Siapa rela punya anak pacaran sama pengangguran ?
MARNI : Siapa bilang dia pengangguran ? Dia sekolah ayah.
MARJUKI : Kalau sekolah ngapain tiap pagi mondar-mandir naik motor ?
MARNI : Pagi dia ngojek.
MARJUKI : Kapan sekolahnya ?
MARNI : Anto Masuk siang.
MARJUKI : Kalau sekolah siang kenapa malam-malam sering datang ke sini ? Habis sekolah mustinya pulang ke
rumah, bukan main ke sini.
MARNI : Malam dia narik angkot ayah. Kalau lagi sepi, atau angkotnya dibawa orang lain baru main. Kan tidak
tiap malam Anto ke sini ?
MARJUKI : O, supir tembak ? Ampun Marni, apa yang bisa diharap dari tukang ojek dan sopir tembak ?
MARNI : Jangan kuatir. Dia punya cita-cita tinggi, punya platform !
MARJUKI : Syarat yang diperlukan sebagai calon suami adalah hidup mapan, punya pekerjaan tetap,
penghasilan cukup, dan sayang sama kamu.
MARNI : Itu pendapat kuno.
MARJUKI : Biar kuno kalau baik apa salahnya ?
MARNI : Biar modern kalau baik juga apa salahnya ?
MARJUKI : Jangan mengajak berdebat Marni. Capek !
MARNI : Saya juga capek dan tidak ada waktu. Masih banyak yang harus Marni kerjakan. Seluruh rumah
harus saya lukis. Tapi catnya kurang. Permisi dulu. Saya mau beli cat. ( PERGI )
MARJUKI : Duh, aduh … ( MENYANYI )
AMPUN … AMPUN …
SUNGGUH-SUNGGUH MINTA AMPUN
PUNYA ANAK GADIS PUBER SEMATA WAYANG
REPOTNYA BUKAN KEPALANG
MAU DIKASIH KEBEBASAN
TAKUT JADI SALAH JALAN
TAPI KALAU DILARANG
BIKIN GEGERAN SIANG MALAM,AMPUN, AMPUN …!
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : ANDI IRWAN / VIII b
DOR
Lampu terang
Pelayan : Riska!
Seorang perempuan muncul
Riska : kamu memanggil saya?
Pelayan : Bukan.
Riska : Kamu sudah berteriak Riska tadi. Nama saya Riska. Tidak ada orang lain yang bernama
Riska disini.
Pelayan : Maaf
Riska : Kamu cari siapa sebetulnya?
Pelayan : Inem.
Riska : Kalo kamu cari Inem, kok teriak Riska? Memang tampang bisa berubah kalu dipanggil
Riska?
Pelayan : Enggak.
Riska : Ineeeem!
Muncul Inem
Inem : Iya, Den
Riska : (kepada pelayan) Berapa biasanya ia disogok?
Pelayan : Siapa?
Riska : Majikan kamu
Pelayan : Bapak hakim?
Riska : Dua juta?
Pelayan : Belum pernah
Riska : Kamu ini setia atau kamu juga ingin disogok?
Pelayan : Sungguh mati belum pernah.
Riska : Kau pikir aku percaya?
Pelayan : Yah terserah kalau begitu.
Riska : Kau pikir orang-orang lain percaya. Apa kau sendiri percaya apa yang dia lakukan di
belakang meja hijau dengan toganya itu?
Pelayan : Apa?
Riska : Katakan kepada majikan kamu, kalau dia masih punya prikemanusiaan, jangan biarkan
seorang wanita seperti aku mati sia-sia.
Pelayan : Nanti saya sampaikan
Riska : (melemparkan dompet) Nih! Keadilan yang lebih besar masih banyak yang harus dibela.
Bijaksana sedikit untuk kecelakaan-kecelakaan kecil. Maklum anak muda. (mati lampu,
wanita itu lenyap)
Pelayan : (mengambil dompet) Heee!
Inem : Sudah biar saja.
Pelayan : Waduh. Inikan sogokan.
Inem : Lumayan kan. Berapa isinya?
Pelayan : (hendak membuka tapi kemudian tidak jadi) Kalau sampai menghitung berarti sudah
hampir setuju. Sogok adalah haram! (melemparkan)
Inem : Tapi kalu tidak dilihat nanti tidak tahu betul ada isinya atau tidak.
Pelayan : Memang. Tetapi hati gue bilang jangan sentuh. Itu barang haram.
Inem : Padahal gaji kamu tidak cukup
Pelayan : Biari,
. . . . . . .. .
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd
SUSIAWATI, S.Pd