Drama Kls Viii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

BULAN SEPOTONG BERPENDAR BIAS

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang ke 50 banyak sekali kegiatan


yang kami lakukan sehingga malam yang kami tunggu telah tiba. Kami seluruh mahasiswa
UNHAS ikut serta dengan hati yang senang mengikuti karnaval. Aku. Dirman dan Ody malam
itu sedang duduk – duduk, tiba-tiba ada yang menyapa Dirman ternyata sepupunya.

Dilla : Hai, Dirman !


Dirman : loh, kamu kok disini ?
Dilla : iya, dong aku pengen banget nonton kamu .

Seminggu setelah itu tepatnya hari minggu. Dirman mengajakku joging bersama, dilla,
dan hari itu aku banyak ngobrol dan akrab dengan dilla sehingga akupun jatuh cinta terhadap
wanita berwajah ayu itu dengan berani aku berterus terang pada Dilla lewat telepon malam
itu.

Ikhsan : helo... assalamualaikum, bisa bicara dengan dilla ?


Dilla : yah saya sendiri . dari siapa yah”
Ikhsan : ini ikhsan
Dilla : oh, ikhsan apa kabar nih san ?
Ikhsan : maaf yah Dil, ikhsan mau bicara serius nih amah kamu”
Dilla : memangnya ada apa san, ngomong aja “
Ikhsan : boleh nggak saya tahu , kalau Dilla udah punya pacar belum ?
Dilla : hm.... gimana yah ? susah menjawabnya. Habis kalau saya bilang ya kayaknya belum
Tapi kalau saya bilang belum kayaknya yah .
Ikhsan : itu bukan jawaban yang pasti .
Dilla : terus terang aja deh. Daripada kak ikhsan penasaran. Saya sudah punya pacar,
namanyahendra teman kak ikhsan yang bego main basket itu. Sekali lagi maaf
Ikhsan : terima kasih atas keterus teranganmu”.

Selama itu ikhsan nggak pernah lagi nelpon dilla. Meskipun hatinya masih tersimpan
rasa cintanya pada Dilla. Saat diriku ingin tidur kubuka jendela kulihat , benteng cakrawala
nampak indah.

*S E L E S A I*

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

Oleh:
Sitti Fadillah
VIII.A
KENA BATUNYA
(Setting menggambarkan sebuah rumah disebuah dusun yang masih tampak rimbun oleh hijaunya tumbuhan. Seorang lakki-laki
berumur tujuh belasan sedang menanam pohon pelindung depan rumahnya).

Pardi :(monolog) Ah... semoga hujan lekas turun kembali. Jika hujan turun, tanaman yang dulunya
kering bisa hijau kembali. Dan, tentu saja tanaman yang baru kutanam ini bisa cepat tumbuh
dan mampu menaungi rumah ini dari sengatan matahari.

(Dari dalam rumah, Ibunya muncul menemui anaknya yang sedang menanam pohon).

Ibu :Sedang apa kau,Pardi?


Pardi :Eh. . ., sedang menanam pohon Akasia, Bu. Pohon ini pemberian teman pardi disekolah tadi
pagi. Selain bermanfaat menahan air, pohon ini juga bisa untuk menaungi rumah kita dari sengatan Matahari.
Ibu :kau memang seperti Bapakmu dulu, Pardi. Sewaktu Bapakmu masih hidup, ia sangat gemar
tanaman apa saja yang bisa ditanam. Ibu tidak mengira bahwa anaknyamewarisi kegemaran
yang baik itu.
Pardi :dari pada waktu terbuang percuma, Bu. Tadi pagi semua guru mengadakan rapat, kami
dibebaskan untuk pulang. Dan Pardi pikir, karena sekarang mau menghadapi musim hujan,
maka Pardi menanam pohon-pohon untul menangkal arus air yang didepan rumah kita ini.
Ibu : Baiklah, tetapi kau jangan bekerja terlalu lama. Ingat kamu itu baru sait. Jika tenagamu
terkuras, nanti penyakitnya kambuh lagi.
Pardi :Tidak bu, Pardi akan bekerja seringan mungkin. Dan jika capek, pekerjaan ini akan saya
lanjutkan besok pagi.

(Ibu pardi masuk kerumah. Sementara itu, Pardi masih asyik menanam pohon-pohon itu sambil berdendang kecil. Tak lama kemudian
datanglah Sahabat Pardi kerumahnya)

Tono :Mahmud, kawan kita yang satu ini memang rajin dan tekun.
Mahmud :Ya, agaknya Pardi ini pantaas diusulkan untuk mendapatkan kalpataru dari pemerintah.
Pardi :Ah, kalian-kalian jangan mengejek. Saya kan sekedar menanam pohon ini. Karena sebentar lagi hujan mau turun.
Kalian kan tahu bahwa setiap kali turun hujan, air menggenangi pekaranganku. Tidak seperti rumah kalian, yang
tidak mungkin dilanda banjir. Eh, ngomong-ngomong mau kemana kalian berdua, kok membawa senapan?
Mahmud :Benar, Pardi kami sangat senang jika kamu mau menemani kami. Dan jangan khawatir, sepulang berburu nanti
kamu akan kami traktir makan bakso.
Pardi :Ah, kalian memang tidak jera-jera. Dulu kalian pernah bercerita bahwa kalian pernah terpeleset dan pulangnya
diantarkan oleh penduduk karena kalian tidak tahu arah pulangnya. Kalian juga pernah menembak anak Kera yang
masih menyusu induknya. Apakah kalian tidak kasihan melihat penAsrinataanya? Dan satu lagi, kalian memburu
binatang-binatang itu akan menjadikan binatang itu punah?
Tono :Ah, Sudahlah kawan, jangan menggurui kami!
Mahmud :Benar, katakan saja! Kamu mau atau tidak. Jika kamu tidak mau, maka kami akan pergi
berdua.
Pardi :Bukannya aku tidak mau mengantar kalian berdua. Jika kalian mengajakku untuk berenang
disungai sebelah rumah atau mengajak apa sajalah asal tidak berburu, aku pasti mau.
Tono :Jelasnya, kamu tidak mau, bukan?
Pardi :Ya, saya keberatan
Mahmud :Baiklah. Jika kamu tidak mau, tidak apa-apa. Nanti saja setelah pulang saya mampir kesini lagi.
Dan jangan lupa, siapkan kelapa muda kesenangan kami. Bukankah begitu Tono?
Tono :Benar! Dan kami terpaksa pergi berdua.
Pardi :Ya, pergilah! Nanti akan kusiapkan kelapa muda kesukaan kalian

(Tono dan Mahmud menghilang dari hadapan Pardi, kembali Pardi melanjutkan pekerjaanya menanam pohon yang sempat tertunda.
Pardi : (Monolog) Ah, rupanya mereka itu benar-benar tidak jera. Jika sekedar menginginkan daging, toh dirumah juga
tersedia. Agaknya mereka kurang menyayangi lingkungan. Sudah sebulan ini mereka selalu keluar masuk Desa untuk memburu
binatang. Ah, sudahlah! Untuk apa aku harus memikirkan mereka? Bukankah pekerjaan ini belum selesai?
(Pardi pun melanjutkan pekerjaanya sambil bersenandung kecil. Tiba-tiba dihadapannya muncul kembali kedua orang sahabatnya dengan
napas terengah-engah)
Pardi :Ah, kenapa kalian rupanya?
Mahmud :Ah, anu Pardi. Kami tadi bermaksud berburu tekukur yang terdengar diatas pohon mangga. Begitu kami bidik,
ternyata sasaran meleset dan mengarah pada sarang Lebah yang ada dibawahnya. Kontan saja Lebah-Lebah itu berhamburan
dan menyerang kami.
Tono :Dan sewaktu kami lari, Mahmud terjerambat ketanah dan kakinya terluka terbentur batu. Kami berdua benar-benar
jera dan tak akan berburu lagi. Bukankah begitu Mahmud?
Mahmud:Benar, kami tidak akan berburu lagi. Aku sekarang menyadari kebenaran nasihatmu, Pardi. Kita memang harus
melestarikan lingkungan, dan buka merusak seperti kami ini?
Pardi :Ah, sudahlah! Yang penting dekarang kalian mengerti pentingnya keseimbangan lingkungan. Sekarang kita masuk kerumah,
kita obati luka kalian. Setelah itu kita petik Kelapa muda
Mahmud dan Tono : Terima kasih kawan!
(Tono, Mahmud dan Pardi masuk kerumah).

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

Oleh:
ASRINAWATI
VIII.A
SAHABAT LAMA MENANTI KEMBALI { SLMK }

Aliya : Loh! Bukannya itu Putri? Wah aku harus samperin nih. Aku kangen banget sudah 5 tahun
Aku tidak pernah ketemu sama Putri (Akhirnya Aliya menghampiri putri dengan memberi
salam). Assalamu’alaikum?
Putri : Waalaikumussalam, maaf siapa ya?
Aliya : Ya ampun! Masa kamu lupa sih sama aku. Aku Aliya sahabat kamu?
Putri : MasyAllah Aliya! Ternyata kamu Aliya. (Putri menjawab salam Aliya dan setelah Putri
Ketahui bahwa itu Aliya sahabatnya, Putri langsung memeluk Aliya dan meneteskan air
matanya.
Aliya : Kok kamu nangis, sudah dong jangan menangis lagi ya (sambil menghapus air mata Putri)
Putri : (Meneteskan air mata sambil mempersilahkan Aliya duduk di kursi punya orang). Aliya,
Sudah sekian lama kita tidak bertemu, akhirnya Allah memberikan umur panjang pada
kita dan dipertemukan hari ini.
Aliya : Iya,ya sudah 5 tahun kita tidak bertemu
Putri : oh,iya kamu kapan dari Malaysia?
Aliya : Sudah 1 minggu ini sih tapi aku baru ada kesempatan untuk keliling kampung ini yang
Sudah lama tidak pernah aku jumpai. Oh, iya bagaimana kabar tante Maya? (Aliya
Menanyakan pertanyaan yang sangat menyedihkan pada Putri}
Putri : (Sambil menjawabnya Putri meneteskan air matanya lagi). Mama aku, sudah meninggal.
Aliya : Apa? Tante Maya meningga, innalillahi wainna ilaihi rajiun. Tante meninggal karena apa
put?
Putri : Mamaku meninggal karena mengalami penyakit tumor yang sudah menyebar diseluruh
tubuhnya.
Aliya : Apa tante Maya tidak operasi?
Putri : Bagaimana mama aku mau dioperasi, aku aja makan hari-harinya susah, apalagi buat
Bayar uang operasi mama aku. Aku tidak punya biaya Aliya!
Aliya : Emangya om Herman dimana?
Putri :Sudahlah ya! Dia sudah tidak pentingkan keluarganya lagi. Dia lebih pentingkan
Pekerjaanya dari pada kami.
Aliya : Emangnya dia dimana sih Put?
Putri : Dia sudah berlayar ke Singapur. Sejak Ibuku sakit-sakitan dia tidak peduli lagi pada kami.
Bapakku itu jahat ya? ?(Putri yang mengeluarkan air matanya yang sangat deras sambil
memukul dadanya)
Aliya : Sudahlah Put, kamu yang sabar ya (yang sambil memeluk Putri). Aku kan masih ada jadi
Kamu tidak sendirian, kamu jangan menangis lagi Put. (sambil menghapus air mata puti)
Putri : “Terima kasih ya Aliya atas perhatian kamu pada saya!
Aliya : Iya sama-sama, oh ya inikan hampir Magrib, waktunya aku pulang nih, oh ya Put
Nginapnya dimana?
Putri : Ya begitulah, Aku nginapnya dimana aja.
Aliya : Ya ampun Put, kalau gitu kamu nginap dirumah aku aja. Anggap aja rumahku itu rumahmu
juga, jadi kamu tidak boleh malu, maukan?
Putri : Tapi...!
Aliya : (Sambil menarik tangan Putri). Sudahlah jangan tapi-tapian nggak apa-apa kok, mau ya!
Putri : Ya! Udah deh makasih ya!
Aliya : Iya, sama-sama. Santai aja kok!

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :
Mardatillah
VIII a
HASIL KERJA KERAS MURID – MURID DI PEDALAMAN KALIMANTAN
Latar : di sebuah sekolah swasta di pedalaman kalimantan
ADEGAN

Ibu Guru : (Berdiri di depan kelas) “Murid – murid, bulan depan sudah ,ulai ujiam Nasional. Bagaimana, apakah kalian sudah siap?
Murid 1 : “Belum, Bu. Saya rasa belum semua materi ujian saya kuasai. Saya ingin belajar giat Bu agar saya dapat menguasai materi.
Murid 2 : “Ya Bu. Saya juga Bu. Saya takut kalau sampai tidak lulus nanti”
Murid 3 :”Benar Bu. Apalagi tahu lalu banyak siswa sekolah kita yang tidak lulus ujian Nasional Bu.” (dengan nada suara serak dan agak
keras.
Raut muka tampak sedih dan cemas).
Ibu Guru : “Tenamg anak – anak. Ibu Guru paham apa yang kalian khawatirkan. Kalian tidak perlu berkecil hati, tidak perlu pula minder dan
takut. Ibu akan melakukan usaha maksimal agar seluruh siswa di sekolah kita lulus 100 %. Untuk itu, ibu sudah menyusun dan
menyiapkan rencana.
Murid 1,2,3 : “apa. Apa rencananya Bu?”. (mereka berbicara bersmaan)
Ibu Guru : “Ya.ya. kalian tenanglah. Mulai besok pagi , ibu akan memberikan pelajaran tambahan berupa pembahasan soal-soal Ujian
Nasional
sebelumnya. Kita akan memebahas dan mendiskusikannya. Bagaimana ? kalian setuju?
Murid 1 : “Setuju sekali Bu, ... tapi, soal biayanya bagaimana, Bu?”.
Murid 2,3,4 : “Ya . bagaimana Bu ? kami segan kalau harus minta uang tambahan ke orang tua. Beban orang tua kami sudah sangat berat
bu.”
Murid 4 : “kami tidak tega Bu. Sesungguhnya kami ingin membantu orang tua kami Bu, tetapi untuk mencari uang sendiri kami tidak ada
waktu, Bu.” (suaranya terdengar parau dan terputus, raut mukanya tampak sedih)
Ibu Guru : (ditatapnya muridnya itu satu persatu). “Anak – anakku. Kalian memang anak yang baik. Ibu juga paham kesulitan orang tua
kalian.
Ibu tidak mengharapkan bayaran untuk pelajaran tambahan ini. Ibu hanya berharap kalian semua lulus. Ibu ikhlas lahir batin.”
(suaranya terdengar bergetar sambil memegang bahu murid yang ada didekatnya).
Murid 1 : “Sungguh mulia hati Ibu. Hanya Tuhan yang akan membalas kebaikan ibu nanti.” (suaranya terdengar sedih sambil menatap ibu
Guru).

ADEGAN KE DUA

Latar : suasana sekolah sehari sebelum pelaksanaan Ujian Nasional


Kepala Sekolah : (memberi sambutan) “Murid-murid, besok kalian akan menghadapi Ujian Nasional yang merupakan penentu kelulusan
kalian.
Bapak yakin, bekal yang diberikan Bapak Ibu guru sudah maksimal. Sekarang tugas kalianlah untuk membuktikan bahwa
kalian mampu menjadi kebanggaan ibu Guru dan sekolah kita.” (sambil menoleh kepada Ibu Guru) kepada Ibu guru mohon
untuk memberikan sambutan penyemangat bagi para murid. Mereka sangat menunggu kata- kata semangat dan motivasi
dari Ibu.”
Ibu Guru : (maju kedepan dan berdiri di samping kepala sekolah) “anak – anak, tidak terasa sudah sebulan kalian berjuang keras untuk
menghadapi Ujian Nasional. Berangkat lebih awal dan pulang menjelang senja. Ibu yakin dengan semangat dan usaha yang
kalian lakukan, kalian akan mencapai hasil yang baik dalam ujian nanti. Meskipun demikian, apa pun hasilnya nanti. Ibu
yakin kalau kalian semua telah melakukan yang terbaik, tidak hanya untuk diri kalian sendiri tetapi juga untuk sekolah
serta untuk orang tua dan keluarga kalian jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Tuhan. Minta petunjuk agar kalian
diberikan kelancaran dan kemudahan dalam mengerjakan soal-soal Ujian Nasional nanti. Sebagai penutup dari acara ini.
Silahkan para murid maju kedepan untuk meminta restu dari bapak Kepala sekolah serta Bapak / ibu guru lainnya.
Murid-murid : (mereka menatap Ibu Guru tanpa mengucapkan kata-kata) kemudian satu persatu murid maju ke depan untuk bersalaman
memohon restu kepada kepala sekolah dan Bapak /ibu guru lainnya.

Adegan ke tiga

Latar : acara pengumuman kelulusan Ujian Nasional yang dihadiri oleh para orang tua / wali murid.
Ibu Guru : “Selamat pagi. Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa. Berkat karunianya kita semua
dapat
berkumpul pada pagi hari yang cerah ini umtuk mengetahui hasil kelulusan anak-anak kita tercinta. Saya sebagai wakil dari
pihak sekolah mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu wali murid. Bapak / ibu yang saya hormati baiklah saya
langsung saja mengumumkan nama-nama murid yang lulus ujian nasional. Bagi murid yang namanya saya panggil saya harap
untuk maju kedepan. Kemudian Ibu Guru memanggil nama siswa satu persatu tak lama kemudian, suasana menjadi gadu,
penuh haru dengan tangisan serta teriakan bahagia.
Murid-murid : “Alhamdulillah, kita lulus semua.” (semuanya terdengar serentak)
Ibu Guru : “selamat kepada seluruh siswa. Tahun ini tingkat kelulusan mencapai 100% ini semua adalah hasil kerja keras dan semangat
kalian .sekali lagi selamat atas kelulusan kalian. Selamat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan semoga kalian
sukses mencapai cita.cita.”
Semua siwa maju kedepan bersalaman sambil mencuim tangan ibu guru (ada siswa yang menangis merangkul Ibu Gurunya).

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :
Putri sarlina
VIII a
3 PETUALANG HEBAT DI MALAM HARI

(TERSEBUTLAH DI DESA TERPENCIL, DI TENGAH – TENGAH HUTAN, ADA 3 ORANG YANG BERBEDA KELAINAN. ADA
YANG TULI DAN DINAMAI BACO. ADA YANG BUTA DINAMAI BECO. DAN ADA YANG PINCANG JUGA DINAMAI
BOCO).

PADA SUATU HARI, KETIKA CAKRAWALA TELAH KEMBALI KESARANGNYA, MEREKA PUN MEMBUAT RENCANA.

La Boco : (Memasang wajah gembira) “kita pergi sungai memancing saja.”


La Beco : (serius)” ai...i...s ! tidak aman kalau disungai banyak buaya ! kalau begitu, ada baiknya kalau
kita main gasing saja ! setuju kan ???
La Baco : “Hem...m...m ! semua ide tidak ada yang menyenangkan. Begini saja, bagaimana kalau kita
ke pasar malam di kota Sengkang? Kan sambil dapat pengalaman di sana! Lagi pula kita
belum pernah ke kota. Setuju kan !!!
La Boco dan La Beco : (Bersamaan) “Ide yang baik!!!”

PADA MALAM ITU JUGA KETIGANYA MENUJU KOTA SENGKANG. TAK TERASA DIAPUN SUDAH TIBA. MEREKA
SANGAT BERGEMBIRA. PADA SAAT ITULAH LA BACO SANGAT BERBUNGA-BUNGA HATINYA. MELIHAT TOMAT SAJA
DIA SUDAH MENGIRA BUAH APEL.

La Baco : “oe...o...o..o..e! (menyentuh keranjang tomat dan mengambilnya satu) berapa harganya ini
apel mbak.
Penjual : “Oh ! daeng Baco, maaf daenk itu bukan Apel melainkan tomat. Memang hampir sama
bentuk buah Apel ! oh...ya, harganya 10.000 rupiah dengan 8 tomat!
La Baco : “Merasa tidak dihiraukan iapun melempar penjual tersebut dengan tomat yang ada
ditangannya) “hai ! dasar anjing diomong melulu tak mau bicara!”
Penjual : (sambil berlari-lari ke arah Pak Polisi)”pak...pak...paaaak! ini Baco melempari tomat!”

MELIHAT HAL DEMIKIAN KETIGANYA LARI MENINGGALKAN PASAR. DUA JAM PUN TELAH BERLALU
MEREKA HAMPIR TIBA DI RUMAH.

La Boco : “Baco! Bagaimana suasana tadi menurutmu ?”


La Baco : “Oh ya ! hampir saja aku lupa, ya pasar tadi begitu banyak orang, Syamya terang benderang
tapi
mengapa tidak ada suara-suara apapun?”
La Beco : “Menurutku suara ada, banyak orang, tapi tidak ada lampu hampir saya menabrak orang !”
La Boco : “Hae...e...e! Semuanya salah. Tapi ramai, ada suara, lampu terpampang di sana-sini, tapi tanah
tidak rata. Bumi ada yang tinggi ada rendah tanahnya!”

SAAT ITU JUGA MEREKA TELAH TIBA DIRUMAH. MEREKA TERKEJUT KARENA DI DALAM KAMAR ADA
SESEORANG YANG MENYAHUT. ORANG TERSEBUT TAK LAIN DARI IBU MEREKA.

Ibu : “hae! Bagaimana Baco kau tidak mendengar suara, karena kau tuli. Kau Beco katamu tidak ada
lampu, ya itu salah karena kau memang tidak bisa melihat. Kau juga Boco, bukannya tanah tidak
rata, melainkan kakimu panjang sebelah alias pincang!.”
La Beco, La Baco, La Boco : (memegang kepala dan bersamaan) “Astaga...iii iyo dhy!!!”

TAMAT
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :
BESSE SAMSIDARWATI
VIII a
BERBAGI CERITA
SUATU HARI TEMAN – TEMAN DEKAT DIMAS BERKUMPUL DI RUMAH DIMAS. TEMAN –
TEMAN DIMAS YANG DATANG ITU ANTARA LAIN BENI, DIDI, ANTO, NINI, UCI, DAN DIAN.
MEREKA INGIN BERDISKUSI MENGENAI APA SAJA YANG MEREKA LIHAT SEPANJANG
JALAN SETIAP HARI.

Didi : teman – teman, kita mau diskusi apa ?


Nini : kita diskusi tentang liburan saja.
Anto : kenapa kamu membicarakan liburan terus ?
Dimas : sudah , sudah, kamu ada usul?
Beni : kita bicara tentang pengalaman. Dari pengalaman itu, kita bisa cerita apa saja.
Uci : nah, kalau begitu, aku yang mulai ya!
Dian : iya. Silahkan!
Uci : kemarin aku, ibu, dan ayah pergi jalan-jalan. Aku melewati daerah pinggir rel kereta
api dan pinggir sungai.
Beni : apa yang kamu lihat ?
Uci : aku melihat banyak rumah kecil yang terbuat dari kardus.
Nini : seperti rumah – rumahan ?
Uci : iya . aku juga melihat orang – orang mencuci pakaian dan mengambil air di sungai
yang kotor
Dian : mengapa mereka mencuci dan mengambil air disungai? apakah mereka tidak punya
kamar mandi ?
Diams : sssst ! kalau sedang cerita, jangan diganggu, dong! Nanti ceritanya tidak seru. Ayo Ci,
lanjutkan!
Uci : lalu, banyak juga anak kecil yang mandi di sungai itu. Mereka rupanya tak sadar
bahwa di sungai itu berkumpul jutaan kuman.
Anto : mengapa kamu tidak tanya kepada ibu atau ayahmu tentang hal itu?
Uci : iya. Akhirnya, hal itu kutanyakan juga. Kata Ayah, mereka yang tinggal di tempat
tempat seperti itu adalah orang – orang yang datang dari desa.
Dimas : mengapa begitu? Kita juga berasal dari desa.
Uci : tunggu dulu !kata Ayah. Orang – orang itu datang hanya berbekal tekad saja. Mereka
tidak punya kemampuan, keahlian, atau kepintaran apapun. Pokoknya mereka untuk
bisa hidup di kota.
Nini : wah, kasihan juga, ya! Oh ya, Ibu Guru pernah mengatakan bahwa perpindahan orang
– orang desa ke kota untuk menetap disebut ...
Didi : urbanisasi
Beni : jadi, menurut teman-teman, apa yang harus kita lakukan agar tidak jadi seperti orang
– orang itu?
Uci : kita harus mempersiapkan diri. Kita harus giat belajar. Kita harus punya bekal!
Dimas : nah mulai sekarang kita harus giat belajar agar tidak seperti orang – orang itu.

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :
RISMA
VIII a
PERJUANGAN
Monang : (batuk – batuk sebentar) hai adik-adik ini dari mana ?
Sahala : (setengah berbisik) kami tertangkap Belanda, Bang!
Monang : (agak heran) kalian anak – anak kecil begini ditangkap belanda ?
Jisman : ya, bang (jawab jisman serentak diikuti Sahala dan Poltak)
Monang : kalian masih sekolah, kan ?
Poltak : masih, Bang, tapi...tapi...
Monang : ya,ya, saya tahu. Sekolah kalian ditutup, kan ?
Poltak : benar Bang.
Sahala : kalau boleh saya bertanya, kenapa Abang ada dalam kamar yang pengap ini?
Monang : ha,ha,ha ... seperti halnya kalian, kan?
Sahala : heeh, Bang, tapi kenapa Abang sampai disel?
Monang : Bah, resiko seorang pejuang .
Jisman : jadi, Abang ini seorang pejuang ?
Monang : ya, ya, saya seorang anggota tentara pelajar.
Poltak : untung ya, tidak ditembak ? hanya ditawan.
Monang : kalau ditembak itu namanya sudah selesai, bah! (lalu mengalihkan
pembicaraan)o, ya, ngomong-ngomong kita belum saling berkenalan, bah
(mengulurkan tangan menyalami ketiga anak sambil menyebutkan namanya)
monang.
Sahala : sahala . (sambil berjabat tangan dengan monang)
Jisman : jisman sirait
Monang : o, ya, siapa nama margamu. Sahala?
Sahala : Manurung Bang.
Poltak : Poltak Sihombing. (sambil menjabat tangan monang)
Monang : nah, sekarang ceritakan mengapa kalian sampai dimasukkan ke sel ini! Apa
Kalian mencuri?
Sahala : mudah saja Abang menuduh kami pencuri, bah!
Monang : lalu, apa yang kalian kerjakan?
Sahala : kecil-kecil kami ini juga ikut berjuang, Bang.
Monang : o,ya ?
Sahala : kami tertangkap ketika sedang mengadakan pengamatan di Desa Soposurung,
Dekat makam Si Singamaraja itu.
Monang : bukan main, kalian memang anak-anak pemberani!
Poltak : (memegang – megang perut) aduh perutku lapar sekali!
Monang : engkau harus tahan itu ! ini sudah hampir malam. Biasanya baru besok pagi
Dikasih makan. Nah, sebaiknya kalian tidur saja. Kalian pasti sangat capek. Besok
kalian boleh mendengarkan cerita saya itu!

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :
Andi Asmila Mufida
VIII a
PRASANGKA
SAAT BEL ISTIRAHAT BERBUNYI, IRFAN SEGERA MENUJU KANTIN. SETELAH MEMESAN
SEMANGKUK BAKSO IA MENCARI –CARI TEMPAT DUDUK DAN MENEMUKAN SEBUAH
TEMPAT DUDUK DI POJOK KANTIN. DI SANA SUDAH ADA DIMAS, TEMANNYA YANG
JUGA SEDANG MAKAN.

Irfan : masih kosong ? (berdiri disamping Dimas yang sedang menikmati soto)
Dimas : eh, fan... iya masih kosong duduk saja(menggeser duduknya agak kesamping
Memberi tempat kepada Irfan)
Irfan : (lalu duduk di samping Dimas) trims ya Fan
Dimas : tumben makan dikantin. Biasanya kamu bawa bekal dari rumah. (ngobrol
sambil makan)
Irfan : iya ... tadi kami kesiangan. Jadi mama nggak sempet nyiapin makanan. Tadi
aja aku nggak sempet sarapan.
Dimas : aduh, kasihan ... makannya lahap banget (tersenyum melihat Irfan yang
makan baksodengan lahap)
Irfan : hehehe..iya..ini lapar dan doyan. Jadi ya lahap. Oh ya, Fan...kamu kenal Dika
?
Dimas : (berhenti makan sebentar mengingat – ingat) Dika siapa ya?
Irfan : itu anak kelas VIII a . kenal kan ? pasti kamu kenal. Dia kan anak pejabat
(agak sinis)
Dimas : Ooo..ya tahu. Dika yang jadi juara olimpiade Matematika itu ya?
Irfan : nah ... iya dengar-dengar dia itu KKN ya ?
Dimas : KKN gimana?
Irfan : kamu memangnya benar-benar belum dengar beritanya, kabarnya
kemenangan Dika karena pengaruh bapaknya yang jadi pejabat. Apa itu
bukan KKN namanya?
Dimas : jangan suka berprasangka buruk lah... tidak baik
Irfan : aku bukan prasangka buruk. Tapi ini fakta
Dimas : memangnya dari mana kamu tahu kalau Dika KKN. Ingat kalau berita itu
tidak
benar, kamu bisa dikatakan memfitnah yaitu menuduh orang melakukan
sesuatu yang buruk, padahal dia tidak melakukannya.
Irfan : Iya Dim. Sumbernya belum jelas, baiklah tidak baik memfitnah orang.
Dimas : sudah bel masuk , ayo kekelas Fan!

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :
BASO FIRMAN
VIII a
PRASANGKA
ADEGAN 1
Saat bel istirahat berbunyi, Adrian segera menuju kantin. Setelah memesan semangkuk bakso ia mencari –cari
tempat duduk dan menemukan sebuah tempat duduk di pojok kantin. Di sana sudah ada Syam, temannya yang
juga sedang makan.
Adrian : masih kosong ? (berdiri disamping Dimas yang sedang menikmati soto)
Syam : eh, Adrian... iya masih kosong duduk saja(menggeser duduknya agak kesamping memberi tempat
kepada Adrian)
Adrian : (lalu duduk di samping Syam) trims ya Git.
Syam : tumben makan dikantin. Biasanya kamu bawa bekal dari rumah. (ngobrol sambil makan)
Adrian : iya ... tadi kami di rumah bangun kesiangan. Jadi mama nggak sempet nyiapin makanan. Tadi aja aku
nggak sempet sarapan.
Syam : aduh, kasihan ... makanya lahap banget ya makannya (tersenyum melihat Adrian yang makan bakso dengan lahap)
Adrian : hehehe...iya..ini lapar dan doyan. Jadi ya lahap. Oh ya, Git...kamu kenal DIKA ?
Syam : (berhenti makan sebentar mengingat – ingat) DIKA siapa ya?
Adrian : itu anak kelas VIII a . kenal kan ? pasti kamu kenal. Dia kan anak pejabat (agak sinis)
Syam : Ooo..ya tahu. DIKA yang jadi juara olimpiade Matematika itu ya?
Adrian : nah ... iya dengar-dengar dia itu KKN ya ?
Syam : KKN gimana?
Adrian : kamu memangnya benar-benar belum dengar beritanya, kabarnya kemenangan DIKA karena
pengaruh bapaknya yang jadi pejabat. Apa itu bukan KKN namanya?
Syam : jangan suka berprasangka buruk lah... tidak baik
Adrian : aku bukan prasangka buruk. Tapi ini fakta
Syam : memangnya dari mana kamu tahu kalau Dika KKN. Ingat kalau berita itu tidak benar, kamu bisa
dikatakan memfitnah yaitu menuduh orang melakukan sesuatu yang buruk, padahal dia tidak
melakukannya.
ADEGAN 2
DIKA : (tiba-tiba datng mendekat) hai, Syam boleh nggak gabung?
Syam : eh..boleh-boleh...(melihat ke arah Adrian)boleh kan Adrian kalau DIKA bergabung dengn kita?
Adrian : (agak cemas)ya ...ya boleh saja ...silahkan (menggeser tempat duduknya)
DIKA : (lalu duduk disamping Syam)ngobrol apa sih ,kok kayaknya serius banget?
Syam : oh ya Adrian ... DIKA ini saudara sepupuku. Jadi kami ini saudara dekat
Adrian : (kikiu memandang DIKA)maafkan aku ya , DIKA aku telah berprasangka buruk kepadamu.
DIKA : (bingung)kalian ini kenapa sih. Aku benar-benar nggak tahu
Adrian : tadi aku cerita ke Syam kalau kemenangannmu di Olimpiade matematika itu karena KKN..karena kamu
anak pejabat.
DIKA : (tertawa)0oo itu ,...ya ...aku juga pernah denagr itu.tapi sudahlah ...nggak apa-apa...aku sudah
memaafkan semua yang menyebarkan berita bohong itu
Syam : nah, denger kan, Adrian... makanya, sebelum menyebarkan berita, klarifikasi dulu sama yang
bersangkutan ...daripada nanti jadi fitnah.
DIKA : (menyambut tangan Adrian) ya aku sudah memaafkan sebelum kamu memintanya (tersenyum)
ADEGAN 3
Bel akhir istirahat berbunyi
Bertepatan dengan mereka salaman, terdengar bel masuk berbunyi.
Syam : Sudah bel. Yuk, Adrian kita segera kekelas. Habis ini kita ulangan BahasaIndonesia lo...
Adrian : (berdiri) oh iya DIKA kami duluan ya.
DIKA :0kay... semoga ulangannya sukses ya ?
Adrian dan Syam : (bersamaan) aamiin...

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : DIKA ADRIAN


VIII a
KEPAHLAWANAN PANGERAN DIPONOGORO

Asrina : selamat pagi. Pak. Bolehkah saya mengganggu Bapak sebentar?


Pak Wawan : selamat pagi. Ya ada yang bisa saya bantu?
Asrina : saya ingin bertanya tentang kronologis Perang Diponegoro ,pak
Pak Wawan :oh ...iya silahkan saja!
Asrina : bagaimana keadaan rakyat Indonesia setelah kedatangan Belanda, Pak?
Pak Wawan : rakyat Indonesia menderita dan semakin sengsara karena dibebani pajak. Yang
Lebih memprihatinkan para bangsawan dan raja-raja terpengaruh gaya
kehidupan orang-orang Belanda
Asrina : bagaimana Pangeran Dippnegoro melihat situasi yang demikian?
Pak Wawan : beliau tidak tahan dan marah melihat rakyat ditindas untuk memenuhi
kebutuhan orang Belanda dan bangsawan istana yang menjadi kaki tangan
Belanda.
Asrina : apa yang terjadi pada waktu itu ?
Pak Wawan : Belanda selalu mencampuri urusan rumah tangga istana yogyakarta pangeran
Diponegoro sebagai Wali Sultan Yogyakarta tidak dapat berperan sebagaimana
mestinya. Belanda menempatkan seorang residen yaitu Smisseaert untuk urusan
pemerintahan.
Asrina : mengapa Pangeran Diponegoro marah ketika Smisseart merebut jalan damai
Yogyakarta ke Magelang melaluI Tegalrejo?
Pak Wawan : karena Smisseart tidak izin padahal tegalrejo merupakan tanah milikDiponegoro
Asrina : apa yang dilakukan Belanda ketika Pangeran Diponegoro mencabuti tonggak dan
diganti tombak?
Pak Wawan : tindakan pangeran diponegoro dianggap Belanda sebagai suatu tantangan,
Belanda marah dan ingin menangkap Diponegoro. Akhirnya, meletuslah Perang
Dipenogoro.
Asrina : siapa saja yang membantu Pangeran Diponegoro dalam perjuangannya ?
Pak Wawan :Pangeran Diponegoro dibantu oleh Kyai Mojo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo.
Akan tetapi, karena siasat dan politik yang dijalankan Belanda. Kyai Mojo dan
Sentot tertangkap.
Asrina : bagaimana perjuangan Pangeran Diponegoro selanjutnya ?
Pak Wawan : Pangeran Diponegoro menerima tawaran perundingan yang dilakukan oleh
Kapten De Kock. Tetapi kenyataannya tawaran perundingan itu hanya siasat untuk
menangkap Pangeran Diponegoro. Sesuai perundingan tersebut, Pangeran
Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, Kemudian dipindahkan ke
Makassar sampai wafat pada 8 Januari 1855.
Asrina : bagaimana bangsa Indonesia menilai perjuangan Pangeran diponegoro ?
Pak Wawan : kita sebagai bangsa Indonesia patut merasa bangga pada perjuangan beliau dan
hendaknya dapat meneruskan perjuangannya dengan mengisi kemerdekaan ini
dengan hal-hal yang berguna dan bermanfaat bagi kepentingan orang lain
Asrina : terima kasih atas penjelasan Bapak tentang kronologis Perang Diponegoro.
Selamat siang pak
Pak Wawan : iya, sama-sama. Selamat Pagi

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :GUNAWAN ARIFAI / VIII a


SI CERDIK
Hari itu cuaca sangat cerah. Ketika istirahat pertama, Ando, Tina dan Iwan berbincang – bincang di
halaman sekolah. Mereka adalah siswa kelas VI SD Nusa Cita. Ando adalah siswa yang pandai dan suka
menolong sehingga sangat disukai teman-temannya.

Tina : (Duduk mendekat Ando dan Iwan) Ndo, kamu kok pandai sekali, gimana caranya?
Ando : (menyambut kedatangan Tina) Ah, biasa saja. Rajin belajar, berpikir, dan tidak malu
bertanya kalau tidak ngerti.
Iwan : aku juga pernah begitu, tapi kok nggak bisa seperti kamu.
Ando : mungkin belum saja, nanti lama-lama juga bisa.
Tina : (menguji Ando) oh ya Ndo. Saya punya pertanyaan. Jawab , ya.
Iwan : coba pertanyaannya Tin
Tina : mengapa kelereng bentuknya bulat dan dadu bentuknya selalu segi empat?
Ando : (tersenyum kemudian membuang bungkusan makanan ke tempat sampah) gimana,
wan ? bisa nggak!
Iwan : (hanya berpikir)
Ando : (dengan wajah tenang) begini , kalau kelereng bentuknya segi empat, siapa yang bisa
memainkannya. Sulit kan ? karena kelerengnya tidak bisa mengelinding dan kalau
dadu bulat, lalu titik-titik yang menunjukkan angkanya akan diletakkan di mana ?
Iwan : ha...ha..ha, kau memang cerdas.Ando. aku saja nggak terpikir sampai ke sana
Tina : (ikut tertawa bangga)

Ketika pulang sekolah, Ando dipanggil oleh Ibu Ani wali kelas Ando.
Ibu Ani : (dari depan pintu kantor) Ndo, ando ...kemari sebentar, nak . ibu mau minta tolong,
cepat sedikit ya.
Ando : (segera menghampiri) Ada apa Bu?
Ibu Ani : (sambil menunjukkan sepasang gelas yang menempel bersusun dan sulit untuk
dipisahkan) bisa nggak kamu membantu Ibu memisahkan gelas ini.
Ando : Bu, apakah gelas ini tahan panas ?
Ibu Ani : itu gelas jenis pyrek. Artinya gelas ini tahan panas dan tidak gampang pecah.
Ando : mudah – mudahan saja bisa ya, Bu! Saya butuh air panas dan wadah yang agak besar
Bu.
Ibu Ani : oh, kami ambil saja sendiri diruang sana (Ibu Ani menunjuk ke arah dapur yang tidak
jauh dari ruang guru)
Ando : (ando mengambil termos, kemudian menuangkan air panas ke dalam baskom. Ando
merendam gelas yang menempel itu dalam air panas. Tidak berapa lama kemudian,
ando memutar gelas itu dan akhirnya gelas itu bisa lepas.) Ini bu gelasnya sudah
lepas,!
Ibu Ani : kamu memang pintar Ndo, ibu saja nggak terpikir untuk melakukan cara seperti itu!
Ando : ah, ibu. Ilmunya kan Ibu sendiri yang ngajarin (ando merendah).

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : FESRI ANITASARI / VIII a


DIAM
Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada berapa meja dan kursi. Ada sebuah
pintu sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Diatas meja, ada beberapa buku. Saat itu sore hari,
kira-kira 18.00. lampu belum dinyalakan.

Aleks : (masuk, menjatuhkan buku-bukunya di meja dan duduk dengan kesal) bing-bing
(berhenti) bing,bing(berhenti bong,bong(berhenti)
Dewi : hei, sudah lama.
Aleks : baru saja, kau ?
Dewi : lebih baru dari kau. Mana Bing?
Aleks : tahu, keluar kali ?
Dewi : jadi nggak jadi?
Aleks : sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh bilang
tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi terlambat dan apa saja.
Dewi : kalau tahu begini aku mestinya ...
Aleks : nggak kemari dan ke rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, minum-minum, dan
santai, serta berputar-putar kota, cuci mata dan ...
Dewi : cukup. Kau tak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia tak sehebat kau,
tak seberlian kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau dan tak sekaya kau ...
Aleks :cukup.Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung tetapi
menjatuhkan , menghina, meremehkan, memandang rendah, me..
Dewi : cukup. Tak u...
Aleks : cukup. Kau ...
Dewi : sudah.
Dawud : (tiba – tiba masuk) sudah. Setiap kali ketemu, begini. Disekolah, dikantin, disini,
dirumah Amroq, dirumah Pka Juweh, di rumah ...
Dewi : sudah kau juga sama saja. Marah selalu. Disini, disana, dan ...
Aleks : kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal ngomong, asl ...
Dawud : diam !
Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak
Aleks : ini jadi ...
Dewi : diam, dawud bilang apa ? masak nggak dengar bahwa da ...
Dawud : diam, Dewi kalau terus begitu, berkeringat tanpa guna. Padahal,...
Aleks : kau juga ngomong melulu, nggak konsekuen itu namanya. Gelap ah! Buat larangan
dilanggar sendiri. Huh..dasar...
Dewi : kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana kemari...
Aleks : diam, Dewi .diaam!
Dawud : kau juga diam dulu!jangan menyruh melulu, nggak memberi contoh ...
Dewi : kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu,wud!

(diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama)

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : DEWI PERTIWI / VIII a


TIGA ANAK SEKOLAH NGOBROL DIDEPAN KELAS
Ketika bel sekolah berbunyi, naka-anak itu sedang berkumpul didepan kelas VIII.a.
mereka adalah Siti, Dina, dan Tina. Ketiganya sedang membicarakan tugas dari Pak
Guru.

Siti : ( sambil membuka buku) hai ... Tin, kamu bisa tidak mengerjakan tugas
dari pak Guru tadi ?
Tina : (menjawab tanpa menoleh) ah ... soal macam itu saja dipikir. Itu kan soal
yang sangat mudah. Anak kecil saja tahu
Dina : jangan sok kamu! Kalau besok jawabanmu salah, baru tahu rasa kamu!
Tina : ah ... yang keterlaluan itu siti. Masa soal semudah itu tidak dapat
menjawab.
Siti : (sambil menyodorkan buku kepada Tina ) ini coba kamu kerjakan !
Tina : (mengambil buku siti dengan mata melotot) apa ? ini kan soal matematika
? kamu saja yang ahlinya tidak biasa , apalgi aku!
Dina : (sambil mengambil buku dari tangan Tina) mana soalnya sit? Benar ini
soal matematika, kenapa kamu tadi meyepelekan , Tin?
Tina : (dengan wajah malu) aku pikir tadi soal mencari kebutuhan sehari-hari.
Itukan mudah ?
Dian : makanya jangan suka meremehkan orang lain, jangan sok pintar!
Siti : kalau kebutuhan sehari-hari apa saja Tin?
Tina : kalau otu keahlianku. Aku kan paling suka pelajaran Ilmu Sosial.
Dina : jawab dulu, baru sombong!
Tina : ah ... kecil ! kebutuhan sehari-hari misalnya makan, minum, belajar,
membaca, dan rekreasi.
Siti : (sambil mengacungkan jempol) bagus ! kebutuhan sehari-hari itu memang
seperti yang kamu sebutkan tadi. Setiah hari kita perlu makan, agar
mempunyai tenaga.
Dina :betul ! kita juga butuh belajar, agar mendapatkan ilmu
Tina : (sambil berlagak pintar) kalau membaca, berguna untuk apa? Coba, siapa
yang tahu?
Siti : coba kamu dulu yang menjawab, tin !
Tina : ya utnuk menambah wawasan dan pengetahuan selain itu, juga untuk
hiburan
Siti dan dina : (sambil bertepuk tangan bersama) ternyata kamu lumayan pintar,
Tin tapi agak sombong!
Tina : (cemberut dan berlari masuk kelas) biar saja.

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :HELI HERNA RISKANTI / VIII


JAM WAJIB BELAJAR
Siang itu anak – anak baru saja selesai mengerjakan tugas dari Pak Guru. Anak – anak
beristirahat sambil bercakap-cakap. Mereka adalah Tina, Doni, dan Riri.
Tina : (tangannya menggapai Riri) aku dengar sekarang ada jam wajib belajar, ya?
Doni : istilah apa lagi itu ?
Riri : (agak jengkel kepada Doni) ah ... kamu bisanya Cuma main dan main. Istilah seperti ini
mana mungkin kamu tahu !
Tina : ( menoleh pada riri) aku saja tidak tahu, apalagi Doni!
Doni : hai ... jangan seenaknya meremehkan orang !kalau aku tahu , bagaimana coba?
Riri : mana mungkin? Kalau kamu tahu, apa artinya coba?
Doni : jam wajib belajar ... artinya jam untuk menghitung lama belajar kita
Riri : (tertawa) kamu itu lucu, Don! Jadi kalau menurut kamu, saat belajar kita ditentukan
oleh lamanya waktu . enak dong
Tina : (jengkel pada Doni dna Riri)he ... kalian ! aku tanya dengan sungug-sunguh, kalian
malah bercanda! Ayo dong, kasih tahu aku apa itu jam wajib belajar!
Riri : (dengan gaya seoramg guru) begini anak – anak, jam wajib belajar adalah program
yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kegiatan belajar anak sekolah.
Tina : (makin jengkel) gayamu saja seperti guru, tetapi aku tidak tahu maksudmu sama
sekali. Yang jelas, dong!

(tiba-tiba pak guru datang dari kantor)

Riri : sudahlah Tin, kamu tanya Pak Guru saja!


Guru : (bertanya kepada mereka bertiga) ada apa anak –anak?
Doni : itu Pak, tina bingung soal wajib jam belajar
Guru : betul begitu Tina?
Tina : ya pak.saya masih belum jelas!
Guru :baiklah coba kalian dengarkan! Jam wajib belajar merupakan program pemerintah
untuk meningkatkan kegiatan belajar anak-anak sekolah. Jam wajib belajar ini dimulai
pukul 18.30-2030. Pada jam-jam itu para pelajar diharuskan belajar. Pada orang tua
juga diharapkan mematikan radio dan televisi serta bunyi-bunyi lain yang dapat
menganggu belajar anak.
Tina : oh...begitu !sekarang saya sudah jelas. Maksudnya adalah supaya anak-anak dapat
belajar dengan tenang dan tidak terganngu begitukan Pak?
Guru : syukur-syukur kalau orang tua kalian mau membantu belajar
Riri : kalau semua pihak menyadari, kita pasti akan pintar karena dapat belajar denag
teratur.
Guru : sebenarnya tanpa jam wajib belajar itu tidak mengenal tempat,waktu.atau usia.
Dimanapun dan kapan pun kamu dapat belajar, belajar apa saja yang berguna bagi
kehidupanmu kelak.
Doni-riri: (bersamaan) benar pak!
Guru : sudah , mari masuk kelas dan segera pulang !(pak Guru masuk kelas dengan diikuti
anak-anak)

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH :LINDA SAFITRI / VIII a


PANGGUNG KESENIAN
Ayah Dito adalah seorang aktor teater. Sebelum pertunjukan, Dito diajak
ayahnya untuk berkelilinggedung.

Dito : ayah , kenapa gedung ini disebut gedung kesenian ?


Ayah : soalnya, di gedung inilah berbagai kegiatan keseniandilangsungkan.
Coba, Kamu lihat disana! Itulah yang disebut panggung kesenian.
Ukuran panggung kesenian besar dan luas. Para seniman pun bisa
bebas bergerak ke sana kemari.
Dito : jika aku datang, aku akan duduk dideretan kursi penonton. Wah ada
Kursi penonton juga di atas sana . hebat sekali !
Ayah : iya, itu namanya balkon. Dari balkon kamu bisa melihat semua
Atraksi pertunjukan tanpa terganggu.
Dito : panggungnya besar dan indah, ya Ayah.
Ayah : tentu saja ! pada langit – langit panggung terdapat tirai dan lampu
berwarna – warni. Tirai digunakan sebagai alat pemisah antara
babak pada sebuah pementasan. Bila sebuah pementasan atau babak
selesai, tirai kan diturunkan sebelum babak dilanjutkan.
Denganbegitu, penonton akan mengetahui jika ada pergantian babak.
Dito :lalu untuk apa lampu sebanyak itu di atas panggung?
Ayah : lampu berwarna – warni digunakan untuk memberikan efek pada
penonton. Bila pementasan mengisahkan kebahagiaan, maka
digunakan lampu-lampu berwarna cerah. Sebaliknya, bila pementasan
mengisahkan kesedihan digunakan lampu-lampu berwarna redup.
Dito : kalau sudah besar , aku inginjadi aktor seperti ayah, jadi aku bisa
berdiri diatas panggung sana.

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : REVI MARISKA / VIII a


BERGURU DI NEGERI KUPU _ KUPU
Disebuah perbukitan yang penuh dengan bunga, Tunas, Iyo dan Jaga berlari kian kemari dengan riangnya
membawa jaring untuk menangkap kupu-kupu. Sementara Tunas sedang bersemangat, jaga mulai kelelahan.

Jaga : Nas, Tunas sudahlah! Sudah siang nih, pulang yuk!


Iyo : iya Nas, aku sudah capek dan lapar nih.
Tunas : tanggung...masih banyak kupu-kupu yang bagus warnanya, sayang kalau kita tidak bisa
menangkapnya.
Iyo : kalau telat makan aku bisa sakit
Tunas : tadikan sudah makan buah
Iyo : tapikan belum makan nasi
Tunas : dasar tukang makan ... nih makan kupu-kupu
Iyo : uhh...(meringis)
Jaga : (SAMBIL DUDUK DI RERUMPUTAN) tapi apakah kamu tidak kasihan melihat kupu-kupu yang
kamu tangkap itu lama kelamaan mati?
Tunas : Aaah... tidak apa-apa, kalau sudah mati,kita keringkan saja
Jaga :lalu ?
Tunas : lalu dibingkai, asyik kan ?
Iyo : Asik...asik aku sakit perut nih ...
Jaga : asik apanya ? kasihan tahu ! coba kalau kupu-kupu itu punya ibu, lagi bermain dan terbang,
lalu kau tangkapi, ibunya pasti marah ...
Tunas : memangnya kamu, anak mami. Apa-apa mami...apa-apa mama ...
Iyo : sebab mama sangat sayang sama kita
Jaga (TERINGAT IBUNYA) oh... iya mama kita pasti nunggu, sebab sudah seharian kita disini
pasti dia khawatir
Iyo : mama iyo sakit perut, belum makan (MERENGEK)
Tunas : tuh khan, dasar anak mama (MENGEJEK)
Jaga : memangnya mama kamu tidak akan mengkhawatirkan kamu, Tunas?
Tuna : mama...(tersendat) mama dan papa Tunas tiap hari sibuk kerja, mana peduli ... paling – paling
ngasih uang, nyuruh jajan sebanyak – banyaknya.
Jaga : wah enak dong...
Tunas : enak apanya ? bosan tahu ! semuanya serba dibeliin, tapi harus selalu menuruti keinginan
mama dan papa, tunas harus menjadi seperti mereka (JENGKEL) tapi mama dan papa tidak
pernah nanyai pa keinginan Tunas
Jaga : memangnya apa keinginanmu ?
Tunas : TERDIAM TIDAK MENJAWAB TAPI MATANYA TERTUJU PADA SESUATU) ga, yo.. kamu lihat itu ..
Iyo : ada apa Nas, ada penampakan... Hantu (KETAKUTAN)
Tunas : bukan itu kupu-kupu warnanya aneh mengkilat, kuning seperti emas
Jaga : mana aku tidak melihatnya
Tunas : itu !coba perhatikan, tuh..terbang ke arah utara, ayo kita kejar! (TUNAS BERLARI KE ARAH
UTARA MENGEJAR KUPU-KUPU EMAS YANG DILIHAT ITU)
Jaga : Aaah aku gak mau ikut ah, aku mau pulang saja, dasar Tunas, pengennya main terus
(Ngedumel) nanti kalau tersesat, tahu rasadia!
Tunas : (DARI LUAR PANGGUNG) kamu pulang duluan aja!Aku masih seneng disini (AKHIRNYA JAGA
PULANG SENDIRIAN DENGAN MENGGERUTU)
Iyo : iya ... mendingan pulang aja , daripada ngikutin si tunas terus ... serrrem...ih! (LARI PONTANG
PANTING)

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : RENALDI ANDIKA / VIII b


PARA JAHANAM!
Sebuah gubuk reot persis di tepi kali comberan. Dengan artistik ruangan 3x4 meter yang amat sederana, tampak seorang
bapak paroh baya keluar dari kamar yang hanya dibatasi oleh triplek dan kain kumal. Pak Johari namanya, ia menguap lalu duduk di
dipan kayu yang sama reotnya. Terasa sekali bahwa denyut kehidupan di rumah ini baru dimulai pada pukul 7 pagi. Pak Johari
terlihat sibuk dengan tumpukan-tumpukan kertas di atas mejanya. Ada banyak angka-angka yang tertulis di kertas itu. Ia terlihat
berpikir keras, tak ubahnya seperti seorang professor yang akan menyelesaikan penelitiannya. Kemudia ia batuk-batuk, lalu
meludahkan dahak kental ke lantai dengan santai.

JOHARI : Merah delima? (Johari kembali berpikir keras. Kemudian ia teringat sesuatu, lalu mencarinya
diantara tumpukan kertas tersebut, tapi tidak ketemu)Tum! Tumiyah! Tumiyah…!
(Tak ada sahutan, Johari lalu mengambil sisa tembakau tadi malam dan melinting, membakar,
lalu menghirupnya dalam-dalam) Tumiyah! Tum! Hei! Apa kau lihat lembaran syair yang tadi malam
kutarok di meja? Tum! Kau dengar aku Tum? (Tetap tak ada sahutan, Johari kemudian melanjutkan
pekerjaannya) Heh, apa kau lihat lembaran syairku yang kusimpan disini?
TUMIYAH: Mana aku tahu syairmu, pagi ini aku sedang kesal. Lagi pula, apa tidak ada pekerjaan lain
selain meramal syair-syair sialanmu itu?
JOHARI : Dari pada kau mencaci maki terus-terusan, lebih baik kau bikinkan aku segelas kopi, biar otakku
sedikit encer menghitung angka-angka ini
TUMIYAH: Hari ini tak ada kopi Pak Tua! Sebaiknya kau simpan saja impianmu itu!
JOHARI : Alah! Kau tahu apa tentang merah delima? (Johari melanjutkan pekerjaannya dan Tumiyah
menghilang menuju dapur)

Hingga pukul 12.00 siang, Kontan belum jua muncul. Tiba-tiba Ros—anak gadisnya—muncul, Ros datang dengan
membawa nasi bungkus dan memakannya sendiri dengan enak. Pak Johari jadi iri dan lapar. Pak Johari jadi ingat
bahwa perutnya belum di isi sejak pagi tadi, sedang Tumiyah istrinya ngelayap entah kemana.

JOHARI :Tentu kau masih menyimpan uang, belikan ayah sebungkus lagi, pake tahu
ROS : Nggak! Nggak mau. Uangku hanya tingga 2000 perak buat beli viva, bedakku habis
(Ros tiba-tiba menjauh, menjaga nasinya agar tidak terjangkau oleh ayahnya)
JOHARI :Heh, bukankah itu uangku? Uang dari si Ujang kan?
ROS : Enak saja, bang Nasrul yang kasih aku lima ribu
JOHARI : Nasrul? Laki-laki brengsek itu? O ya, kalau begitu tolong kamu pinjamkan sama Nasrul. Nasrul senang
kamu? Bagus. Tidak apa-apa
ROS : Nggak! Pergi saja sendiri (Ros kemudian lari ke belakang, tentu saja Johari marah sambil berteriak)
JOHARI : Keparat! Awas kamu Ros, aku doakan kau nyahok dengan Nasrul! (Pak Johari pun pergi keluar rumah)

Malam telah larut, lampu minyak telah lama dinyalakan. Kecuali Pak Johari yang memang belum pulang, semua
penghuni di rumah itu telah lama lelap bersama mimpi-mimpi indahnya. Ya, tak ada yang perlu dikerjakan selain
tidur. Hanya dengan tidurlah keluarga semacam itu bisa tentram dan sunyi.
Pukul sebelas malam, pak Johari baru pulang. Tubuhnya sedikit oleng pertanda sedang mabuk berat. Mulutnya
menceracau-ceracau tak karuan. Memanggil-manggil Tumiyah Istrinya.

JOHARI: Tum, Tumiyah, aku gagal Tum, hik, aku gagal mendapatkan kupon itu, padahal nomornya jitu, hik. Jika
Saja tidak, mungkin malam ini di Griya Arta,. Tenanglah Tum, besok akan kupikirkan lagi
kabar tentang. merah delima, hik. Tum, hik, Tum..

(Mulut Johari terus menceracau, dalam benaknya sudah terbayang nikmatnya bercinta dengan Istrinya. Johari
kemudian bergerak menuju salah satu kamar dalam gubuknya, tapi bukan ke kamar dimana Tumiyah Istrinya
telah lama terlelap. Barangkali gara-gara terlalu mabuk sehingga Johari lupa bahwa ia telah masuk ke kamar Ros
anak gadisnya. Dan…)

SELESAI
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : RISKASTIKA / VIII b


Tikus-Tikus Nakal
Suasana di depan sekolah pada suatu siang sepulang sekolah. Terlihat seorang anak sekolah bernama
Deri membeli beberapa kantung kacang dari sebuah warung.
Ia segera pulang ke rumahnya. Suasana rumah Deri. Deri membuka sepatu dan kaus kakinya. Ia meletakkannya
begitu saja di belakang pintu rumahnya. Ia lalu segera pergi ke kamarnya. Ibunya melihat tindakan Deri.

Ibu : (marah) “Deri, sepatumu jangan diletakkan sembarangan. Kan, sudah ibu sediakan rak khusus
untuk menyimpan sepatu.”
Deri : (menyeka keringat di keningnya) “Deri kan capek, Bu. Hari ini rasa nya gerah banget. Lagian, kan
ada Bi Surti.”
Ibu : “Bi Surti pulang kampung selama tiga hari. Lagian, kenapa kamu menanyakan Bi Surti?”
Deri : “Biasanya kan Bi Surti yang suka membereskan sepatuku.”
Ibu : (kesal) “Untuk hal seperti ini, Ibu rasa kamu bisa me ngerjakannya sendiri.”
Deri : (segera mengambil sepatu dan kaus kakinya yang ber serakan) “Aahh… Ibu.”

Deri segera masuk ke kamarnya. Suasana berganti menjadi kamar Deri. Di kamar, terdapat sebuah
tempat tidur kecil, kipas angin, meja belajar, dan sebuah tempat sampah. Deri merebahkan diri di atas tempat
tidurnya. Ia melemparkan tasnya ke samping bawah meja belajarnya. Ia belum mengganti baju seragamnya.
Lalu, ia menyalakan kipas angin.
Deri : (sambil membaca buku yang diambilnya dari meja belajar) “Ahh… begini kan lebih enak….”

Deri membuka bungkus kacang yang ia beli tadi. Ia membuka satu per satu dan melemparkan begitu saja kulit-
kulit kacang ke bawah tempat tidurnya. Suasana malam. Deri tidak bisa tidur. Ia mendengar suara-suara aneh.
Ciiitttt… cit… cittt…. Deri ketakutan. Dari kolong tempat tidurnya, keluar seekor tikus.
Deri kaget. Ia paling takut pada tikus. Tidak berapa lama kemudian, beberapa ekor tikus keluar dari kolong
tempat tidurnya. Deri mengambil sapu ijuk.

Deri : (mencoba mengusir tikus-tikus) “Ukhhh… mengganggu saja!” (memukul seekor tikus)
Beberapa tikus malah menghampiri Deri.
Deri : (ketakutan dan menjerit-jerit) “Ibu, Ibu tolongin Deri!”
Ibu : (membuka pintu kamar Deri) “Ada apa kok kamu teriak-teriak?”
Deri : (wajahnya pucat) “Ibu, banyak si Jerry!”
Ibu : “Jerry, siapa itu Jerry?”
Deri : (menunjuk ke bawah tempat tidurnya) “Maksud Deri banyak tikus kecil.”
Ibu : (kebingungan) “Di mana?”
Deri : “Itu di bawah tempat tidur Deri! Deri takut. Deri tidak mau tidur di kamar Deri.”
Ibu : “Ya sudah, malam ini kamu tidur bersama kakakmu saja.”
Suasana pagi hari. Ibu masuk ke kamar
Deri. Ia kaget melihat sampah-sampah berserakan di bawah tempat tidur Deri.
Ibu : (berteriak, mukanya cemberut) “Derii…sini!”
Deri : (memakai seragam sekolah) “Ya ada apa, Bu?”
Ibu : “Lihat!” (menunjuk ke sampah yang berserakan) “Kamu jorok sekali. Pantas banyak tikus di kamarmu.”
Deri : (malu dan tertunduk) “Habis bagaimana dong?”
Ibu : “Lho kok, malah tanya. Mulai sekarang kamu harus menjaga kebersihan kamarmu. Kamu jangan
membuang sampah sembarangan lagi. Kan, sudah ibu sediakan tempat sampah di kamarmu (menunjuk
ke tempat sampah). Apa perlu Ibu membuatkan plang peringatan di sini?”
Deri : “Ibu bisa saja. Deri janji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi. Deri kapok sama si Jerry-Jerry
nakal.”
Ibu : (tersenyum) “Ya sudah, sekarang kamu pergi sekolah. Pulang sekolah nanti, kamu harus membersihkan
kamar mu.”
Deri : “Baik, Bu!”

Sejak saat itu, Deri selalu menjaga kebersihan kamar nya.

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : DEVI ANGGRIANI / VIII b


Sahabat sejati
Suatu ketika ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester. Adi dan banu duduk sebangku, sita
dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang sedang diujikan adalah matematika , semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadilah
percakapan antara 5 sekawan , Adi , Budi, Banu, Sita dan Dini.

Banu : din , aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6


Dini : A dan C
Sita : kalau soal nomor 10,11, dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu : 10 A, 11 D nomor 15 aku belum
Adi : Huss, jagan kencang-kencang nanti gurunya dengar
Sita : soalnya sulit sekali , masih banyak yang belum aku kerjakan

Mereka berempat saling contek-mencotek seperti pelajar alinnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan
soal ujian sendiri tanpa mencontek.

Banu : Bud, kamu sudah selesai?


Budi : Belum, tinggal 3 soal lagi
Banu : aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!
Budi : tidak bisa Ban
Banu : kenapa ? kita sahabat bud, kita harus kerjasama
Dini : iya Bud, kita harus kerja sama
Adi : iya, kamu kan paling pintar disini Bud
Budi : tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Sita : kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja
Budi : moncontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosanya sama. Aku tidak mau mencontek karena dosa,
begitu pula memberi contek ke kalian . aku minta maaf.
Sita : tapi saat ini, sangat mendesak Bud
Dini : Iya Bud, bantu kami
Budi : tetap tidak bisa
Adi : ya sudah , biarkan . urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri (Marah dan kesal)
Banu : biarkan kita lihat di buku saja

Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya.
Lalu Sita menanyakan hasilnya.

Sita : bagaimana Ban? Ada tidak ?


Banu : ada, kalian dengar ya . 15 a 16 d 17 d 18 b 19 a 20 c

Karena suara Banu yang agak terdengar keras, guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru : kalian ini menvontek terus, keluar kalian

Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera


Banu : aku tidak menyangka akan seperti ini
Dini: aku juga tidak menyangka akan di hukum
Sita : seharusnya kita belajar ya
Adi : iya , Budi benar
Banu : disaat seperti ini , baru kita menyadarinya yah!
Sita : aku menyesal !
Adi dini & Banu : aku juga (bersamaan)

Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Dini : kenapa Bud? Kamu dihukum juga?
Budi : tidak , aku ingin menjalani hukuman kalian jugakita sahabat kan ? aku ingin kita bersama?
Sita : aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua
Dini : dan tidak kita ulangi lagi
Adi : kita sahabat sejati

Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan keburukan.

Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : / VIII b
JASA JENDERAL SUDIRMAN TERHADAP
BANGSA
Ada empat bersahabat , yitu Mirza, nina, Imam,dan Yoga. Yoga adalah sosok
remaja yang kurang menghargai jasa pahlawan, bahkan sejarahtentang Jenderal
Sudirmanpun tidak diketahuinya. Ypga mendapat etguran dari teman-temannya.

Yoga : jenderal sudirman itu siapa?


Mirza : memangnya kenapa ? kamu ini aneh , masak jenderal Sudirman kamu nggak
tahu.
Nina : iya nih orang , masak pahlawan bangsa nggak tahu
Imam : itu artinya , kamu tidak menghargai perjuangan dan jasa jenderal Sudirman, Ga.
Jenderal Sudirman salah satu pahlawan bangsa , mestinya kamu tahu.
Yoga : emangnya aku harus menghafal semua nama-nama pahlawan, kan adabanyak
gimana bisa aku menghafal
Mirza : ya tapi setidaknya kalau jenderal Sudirman harusnya kamu tahu lah...
Nina : iya, benar itu

Yoga pun kemudian menanyakan kepada teman-temannya apa saja yang sudah
diberikan jenderal Sudirman kepada bangsa Indonesia.
Yoga : memangnya apa sih jasa Jenderal Sudirman terhadap bangsa Indonesia? Kok
dimana-mana nama jalan itu jenderal Sudirman melulu.
Imam : banyak sekali. Pokoknya dia itu punya jasa yang tak terhingga terhadap kita-kita
ini.
Mirza : iya benar apa yang dikatakan imam itu. Makanya kamu kebangetan sekali Ga
kalau jenderal Sudirman saja nggak tahu.
Nina : iya seharusnya kamu tahu kalau Jenderal Sudirman adalah salah satu tokoh
sekaligus pahlawan nasional yang sangat dibangga-banggakan.

Yoga biasa-biasa saja menanggapi cibiran teman-temannya

Yoga :oh... gitu loh


Nina : kok cuman bilang gitu toh ... gimana sih kamu ini Ga?
Yoga : nah , terus aku harus giman ? iya sekarang aku sudah tahu kalau Jenderal
Sudirman itu salah satu pahlawan bangsa
Imam : ya jangan cuman bilang sudah tahu, kamu harus menghargai perjaungan beliau.
Yoga : menghargai gimana ? terus aku harus gimana? Kamu ini bikin aku pusing saja.
Mirza : bingung gimana ? kalau kamu sudah tahu bahwa jenderal Sudirman itu salah
satu pahlawan bangsa maka kamu harus emnghargai perjaungannya.
Yoga : iya , aku menghargai , tapi menghargai gimana maksud kamu ?
Mirza : kamu harus bisa menjadi anak bangsa yang mau meneruskan perjuangan
jenderal Sudirman, itu namanya kamu menghargai jasa beliau.

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : MUH.YUSUF / VIII b

KEWAJIBAN MENJALANKAN IBADAH PUASA DIBULAN RAMADHAN


Ilham adalah sahabat karib Mahmud semenjak kecil. Ilham selalu mengingatkan Mahmud ketika
sahabatnya tersebut melakukan kesalahan ataupu hal-hal yang dinilainya salah. Sementara itu, efendi
adalah sosok remaja yang sangat agamis yang juga memiliki kepedulian terhadap sesama.

Ilham : seneng banget ya menjalankan ibadah puasa dihari pertama kemarin.


Mahmud : (Mahmud tidak menghiraukan ucapan Ilham.)ah, sudahlah kamu nggak usah nasehatin aku.
Dosa akukan aku sendiri yang nanggung.
Ilham : ( Ilham semakin dibuat heran dengan Mahmud) aku heran sama kamu. Kok nyantai aja,
padahal kamu kan sudah melakukan dosa besar
Ilham : .(Ilham berusaha menasehati Mahmud)mulai besok kamu harus berpuasa. Jangan alasan
sakit kalau nggak makan seharian lah...ini lah..itulah ... kamu harus melatih diri.

Mahmud Cuma terdiam.

Ilham : kok kamu diem aja Mud? Janji ya, kamu besok mulai puasa.
Mahmud : nggak tahu lihat besok

Tidak lama kemudian datanglah Efendi. Efendi ikut menasehati Mahmud supaya mau berpuasa di bulan
Ramadhan.

Efendi : eh,,ada apa ini ? pada lagi ngebahas apa?


Ilham : (Ilham menjawab). nggak ada kok... ini lho ,si Mahmud masa dia nggak mau puasa.
Efendi : apa bener Mud? Apa iya kamu nggak puasa?
Mahmud : iya aku nggak puasa soalnya nggak kuat nahan haus
Efendi :nggak boleh begitu, mud. Sebagai kaum muslim, kita diwajibkan berpuasa di bulan
Ramadhan ini. Haus dan lapar itu cuman godaan syetan . kalau imankamu kuat pasti bisa
melaluinya.
Ilham :nah dengerin apa yang dikatakan efendi itu
Mahmud : (Mahmud mencoba berargumentasi?) tapi aku bener-bener nggak kuat. Emang salah kalau
aku nggak puasa kalau aku emang nggak kuat. Kan kalau aku paksakan nanti malah jatuh
sakit?
Efendi :kata siapa puasa itu menyebabkan orang sakit. Justru dengan puasalah kita akan memilki
jasmani dan rohani yangs ehat
Mahmud : (Mahmud terlihat tidak sepaham dengan ucapan efendi) ah ... yang bener aja kamu ini.
Orang lapar kok dibilang biar sehat
Efendi : iya kamu buktikan saja dulu dalam sebulan . kamu pasti bisa merasakannya. Itu kan sudah
nyata
Ilham : iya kamu tu sudah dirasuki syetan , makanya kamu harus berpikir jernih dan perbanyak
amal ibadah. Jangan meninggalkan puasa lagi.
Efendi : iya bener sekali . kamu harus berpuasa, dan perbanyak amal ibadah supaya hati kami bisa
bersih dari noda-noda hitam
Mahmud : (Mahmud pun sadar diri dan berjanji akan berpuasa) iya,ya...puasa itu kan bisa mensucikan
diri
Ilham : benar sekali itu. Ya sudah, mulai besok kamu harus berpuasa. Tapi ingat, puasa itu niat
karena Allah , bukan karena manusia.
Mahmud : ya iyalah... masak aku puasa karena kalian. Tentu saja aku niat puasa karena Allah . tapi
terimakasih ya...kalian sudah menyadarkan aku
Efendi : sama-sama
Ilham : yup

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : MUH.YUSUF / VIII b

DOMPET TERTINGGAL
Suasana masih sepi, baru beberapa orang siswa yang mulai masuk ke dalam kelas.
Siswa yang lain masih berganti pakaian. Tampak Sita ,salah seorang siswi di kelas itu, sedang
menangis dikelilingi beberapa orang temannya.

Rima : (duduk disamping Sita) sudahlah , jangan menangis ! menagis tidak akan
menyelesaikan masalah.
Sita : (sambil terisak-isak menangis) uang itu untuk membeli obat adikku yang sedang sakit,
Rim! Sepulang sekolah Ibu menyuruhku mampir ke apotek
Doni : memangnya, dimana kamu simpan uang itu ?
Vera : aku simpan di dompetku dan sekarang dompet itu hilang.
Rima : kamu simpan dimana dompet itu ?
Vera : (mengingat-ingat kembali) rasanya aku simpan di dalam tasku
Doni : siapa yang tinggal di kelas waktu jam olahraga tadi ?
Rima : oya, aku ingat tadi Adi tidak ikut olahraga
Vera : apa mungkin dia mengambil uang itu ?
Rima : bisa saja hanya dia yang ada diruangan saat jam olahraga
Vera : (menatap penuh kebingungan) jadi kalian menuduh Adi yang mengambil dompetku ?
Doni : aku yakin pasti dia yang mengambilnya. Kita semua tahu kalau selama ini hanya dia
yang selalu membuat ulah dikelas kita
Rima : bagaimana kalau kita laporkan pada wali kelas?

Dari arah pintu masuk seorang siswa berjalan dengan langkah pincang

Rima : (setengah berbisik) itu dia orangnya!


Doni : hai Adi, kenapa kamu tidak ikut pelajaran olahraga ?
Adi : kenapa kamu ingin tahu urusan orang saja! Aku mau olahraga atau tidak, kamu tidak
perlu tanya-tanya! (berbicara dengan gaya yang sisnis)
Rima : pasti kamu yang mengambil dompet Vera !
Adi : hei, jangan sembarangan menuduh , ya! (marah)
Doni : ya, pasti kamu yang mengambilnya !
Adi : sekali lagi kuingatkan kalian, jangan menuduh tanpa bukti
Doni : buktinya , karena hanya kamu yang ada di ruang kelas ini saat kami semau
berolahraga (suaranya mengeras)
Rima : sudahlah menagku saja sebelum kami laporkan pada wali kelas !
Adi : lapor saja pada wali kelas kalau kalian berani (suasana makin memanas)
Rima : kami tidak takut, kamu memang selalu membuat keonaran di kelas.
Doni : seabiknya kamu kembalikan uang itu, kasihan Vera!
Adi : (mendekat dan menarik kerah baju Doni) hei aku memang nakal, tapi aku tidak pernah
mencuri . jaga mulutmu, ya!
Vera : sudah ! sudahlah jangan bertengkar gara-gara aku ! siapa tahu aku yang lupa
menyimpan dompet itu kembal,(sambil melerai Adi dari Doni)

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : VERA YUSTINA / VIII b

KEJUJURAN
Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilaksanakan ulangan secara mendadak
pengumpulan tugas harus dilakukan segera.

Guru : anak-anak , silahkan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin


Firman : karya tulis dikumpulkan berdasarkan tema atau berdasarkan kelompok saja pak?
Pak Guru : berdasarkan kelompok saja. Ayo segara ketua kelas dikumpulkan tugas karya tulis teman-temannya.

(kemudian ketua kelas berjalan keliling mengumpulkan tugas karya tulis teman-temannya)

Guru : karena ini merupakan tugas perorangna yang dikerjakan secara berkelompok, maka penilaian akan
dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis dan tema serta isi tulisan dalam kelompok.
Pak Guru : ayo kalau sudah selesai mengumpulkan tugas, masukkan buku kalian semua kedalam tas. Saya akan
memberikan ulangan mendadak.
Yohan : apa ? ulangan apa lagi Pak? Baru saja kemarin sudah diadakan ulangan.
Pak Guru : ketua kelas, tolong dibagikan kertas ini ke teman-temannya .
Yani : baik Pak (sambil berjalan membagikan kertas suasana ruang kelas berubah menjadi berisik karena
setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak itu )
Pak Guru : pada ulangan kali ini, saya ingin kalian menulis ulang tentang inti dari karya tulis yang akan kalian
buat. Tulis garis besarnya saja beserta poin-poin terpenting kesimpulannya. Waktu yang saya berikan
untuk mengerjakan ulangan ini yaitu 25 menit , dan dimulai dari sekarang

(Kemudian suasana kelas terasa hening dan para siswa sedang sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi
dikumpulkan. Pak guru kemudian menemukan sebuah keanehan pada tugas karya tulis milik Firman dimana isinya
sama persis dengan karya tulis milik yohan. Setelah 25 menit berlalu, kerta sulangan lalu dikumpulkan)

Pak Guru : baiklah silahkan kalian istirahat. Tolong firman anad yohan tetap disini, saya mau bicara.

(semua siswa keluar ruang kelas kecuali firman dan Yohan)

Pak Guru : saya minta kalian berdua jujur kepada saya. Kenapa isi tugas karya tulis kalian bisa sama persis,
bahkan untuk titik dan komanya sekalipun.

Firman : saya mengerjakan karya tulis saya sendiri


Yohan : saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri.
Pak Guru : lalu , bagaimana dengan ulangan tadi. Mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tidak sama dengan
isi karya tulis kalian ? bisa menjelaskan ke saya?

(lama murid terdiam)


Pak Guru : baiklah kalau kalian tidak mau mengaku , saya anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis
dan tidak mengikuti ulangan tadi.
Yohan : maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka saya akan memaafkan saya?
Guru : saya lebih menghargai sebuah kejujuran daripada harus melihat anak didik saya melakukan hal tidak
jujur.
Yohan : saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya langsung meng-copy dan
tidak saya baca lagi. Makanya ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya.
Pak Guru : baiklah, alasan kamu bisa saya terima. Trus kamu Firman, ada yang bisa dijelaskan ke saya?
Firman : saya minta tolong adik saya mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan kelihatannya dia mencari
sumber dari internet. Maaf pak. Saya berjanji tidak akan mengulanginya kembali.
Pak Guru : baiklah kalau begitu . tugas karya tulis dan ulangan kalian saya kembalikan. Kalian diharuskan untuk
membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam waktu 3 hari. Setelah itu, kalian harus mengikuti
ulangan susulan yang materinya akan saya beritahukan nanti.
Firman dan Yohan : baik, Pak

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : RIYAN/ VIII b


CINTA DIANTARA DUA PRIA
Semenjak sekolah dasar sampai tingkat atas, Amel dan Wahyu selalu bersama karena rumah mereka
berdekatan dan keluarga keduanya sudah mengenalsatu sama lain. Sehingga tidak salah jika Amel dan Wahyu
selalu berjalan bersama.

Rina : Mel, kenapa kamu tidak jadian saja sama Wahyu ? kurang apa coba Wahyu ? Ganteng, keren, pinter
Amel : bukannya aku tidak mau jadian Rin, tapi apa benar kalau cewek duluan yang ngungkapin perasaannya?
Rina : iya juga sih. Wahyu terlihat polos begitu kalau tidak kamu dulu bagaimana kalian bisa berpacaran.
Amel : aku malu Rin
Rina : kamu juga lugu dan polos Mel (batin Rina)
Wahyu : mel, kamu tidak makan siang ? Ayo ke kantin bareng ?
Amel : Aku . . . aku
Rina : kita belum makan Yu, kamu ajak Amel aku ada urusan.

Rina tiba-tiba pergi untuk memberi kesempatan Amel dan wahyu makan siang bersama di kantin sekolah.
Namun di tengah jalan Doni anak orang kaya kakak kelas Amel memanggilnya. Semenjak masuk sekolah , Amel
tertarik atas penampilan dan gaya Doni yang keren dan cool.
Doni : Amel mau kemana ?
Amel : aku mau ke kantin kak.
Doni : aku ada kesulitan untuk tugas bahasa Indonesia
Amel : kakak kan sudah kelas 3 sedangkan aku ?
Doni : kamu sudah terkenal pinter amel , tolong ajarin aku ya ? please !
Amel : (Amel terdiam dengan memandang Wahyu yang sudah kelihatan rasa kecewanya.)
nanti sepulang sekolah saja ya kak. Amel mau makan siang dulu.
Doni : aku tunggu di gerbang sekolah.

Setiba di kantin , wahyu banyak menasehati Amel untuk menjauhi Doni yang terkenal sebagai cowok
playboy. Namun hati Amel sudah kepincut untuk lebih dekat dengan Doni.
Amel : tidak usah khawatirkan aku Wahyu. Aku bisa menjaga diri.
Wahyu : aku takut kamu kenapa-kenapa mel
Wahyu : mel, hati-hati sama Doni
Amel : iya aku tahu Yu
Doni : (menunggu dengan motor gedenya di gerbang sekolah) ayo mel, kita belajar bersama.!
Amel hanya tersipu dan segera naik di motor Doni. Sedangkan Wahyu hanya bisa memandang dari jauh.
Doni : Mel, aku buatkan puisi untuk tugas Bahasa Indonesia hari ini ?
Amel : kakak tidak bisa buat puisi ?
Doni : tidak, aku saja tidak faham
Amel : puisi itu keindahan kata-kata yang disusun dengan bahasa yang indah dan bermakna.

Sampai menjelang sore Amel belajar bersama dengan Doni. Hal tersebut sudah berulang-ulang sampai
beberapa kali. Mereka berdua diam-diam menjalin cinta dibelakang wahyu. Setiap sepulang sekolah wahyu tidak
pernah ketemu Amel lagi. Selang beberapa bulan amel merasa tubuhnya agak gendut dans ering pusing serta mual
Rani : mel, kamu kenapa kok di kamr mandi terus ?
Amel : tidak apa-apa kok rin
Rina : kayaknya kamu demam . ijin pulang saja ya biar aku antar pulang atau aku panggilin doni saja
Wahyu : kamu kenapa mel ? muka kamu pucat sekali
Amel : aku hanya pusing saja yu
Tiba-tiba amel pingsan, wahyu dan rina membawanya kerumah sakit karena amel sakitnya agak parah.
Wahyu : kamu tidak apa-apa mel ?
Amel : aku hamil karena doni .hiks...hiks...hiks
Rina : sudah dibilangin wahyu jangan dekat-dekat sama doni . dia playboy
Semenjak kabar amel hamil doni tidak pernah kesekolah. Doni pindah keluar negeri.
Wahyu : kamu tidak usah khawatir ,mel aku siap untuk jadi bapak dari anakmu ini.
Amel : kamu gila yu, ini bukan anakmu. Kamu mau menanggung malu atas perbuatanku.
Wahyu : aku tidak peduli , dari dulu aku sayang sama kamu sampai kapanpun.
Amel :wahyu ternyata kamu lelaki yang baik.
Guru mata pelajaran
SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : APRIANI ALFA MIGRA/ VIII b

Tukang batu yang serakah

Adegan Pertama
Disebuah rumah , seorang tukang batu sedang tiduran . ia merasa lelah karena seharian
bekerja.
Tukang batu : aku tukang batu tanpa ibu bapak tanpa ibu hidup sendiri tak suka berlagu karena
nasib buruk , menemaniku pagi bekerja , sore baru kembali badan lelah , tak bisa
terobati makan kurang , minum pun sedikit sekali rum,ah buruk, pakaian apalagi
(kemudian , ia bangun dan duduk di bawah, tetap meratapi nasibnya yang tak
habis-habisnya) oh...Tuhan ...Tuhan kami dengarkanlah tangisan kamikapan kami
tak seperti ini lagi makan enak, tidur lelap sampai pagi tak menangis dan tak
meratap pasti hidup damai , nasi sepiring tak usah cari. (ia termenung lama sekali
, tak berkata-kata . beberapa kali ia mengusap kepalanya. Setelah lama
termenung ,terdengarlah nyanyi-nyayian yang merdu . di hadapan tukang batu
kini telah berdiri seorang perempuan cantik berpakaian indah)
Bidadari : selamat sore, tukang batu yang lucu tak usah engkau berhati pilu kusudah
dengar tangis dan ratapmu memang itu sudah nasibmu tetapi engkau tak usah
bersedih bekerja dan berdoa janganlah lebih kerja yang kecil pastilah berbenih
tuhan tak suka orang yang suka berdalih.
Tukang batu : oh putri ayu kuingin memang mengubah nasibku dari hidup yang buruk sekali
sekarang makan , besok tak tentu tolonglah aku putri yang cantik.
Pengikut : bidadari adikku tolonglah temanmu tolonglah saudaraku biar agak baik dia berguru
Bidadari : karena engkau temanku aku jadi cepat terharu kutolong lekas si tukang batu
cepatlah bawa ke tempatku
Pengikut : la...la...la sambung kayu sambung tali rubah muka rubah kaki rumah bagus
banyak rezeki sir..sir..pong

Maka diajaklah tukang batu itu masuk dan sesudah itu, ia jadi orang kaya raya. Setelah itu ia
keluar.
Tukang batu : oh Tuhanku kau limpahkan sandang pangan pada diriku yang penuh angan
rumah bagus, indah, besar, dan menawan, aku sekarang kaya, aku sekarang kaya,
ya sapi ya lembu, ya arang ya abu, ya kaya ya diriku (ia bernyanyi berkali-kali dan
masuklah ia diiringi lagu-lagunya sendiri)

Adegan Kedua
Tukang batu : oh, Tuhanku di manakah aku ini bidadari itu mengapa telah pergi hidupku kini
seperti lagi tiada harta miskin kembali aku kaya ternyata hanya mimpi (ia
mengulangi berkali-kali syair itu sambil bergerak pergi meninggalkan panggung)
Bidadari : wahai, temanku jangan kau tiru si Tukang Batu hidup miskin kerja tak mau setiap
hari hanya termangu (lalu menghilang bersamaan dengan lampu padam)

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : SAFRUDDUN / VIII b

PENJUAL KORAN
Tono : (masih kelihatan gelisah) hujan masih lebat juga , Bu?
Ibu : (sambil memandang anaknya ) betul, Tono, ada apa ?
Tono : hem... tugas saya belum selesai
Ibu : tugas ? tugas apa itu ?
Tono : koran , Bu. Koran hari ini belum saya antar.
Ibu : hujan masih lebat sekali sebaiknya kau antar besok pagi saja koran itu!
Tono : ah, tidak mungkin Bu, para langganan jangan sampai kecewa.
Ibu : tetapi memang korannya yang terlambat terbit kan ?
Tono : betul bu. Biasanya memang pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah , koran sudah siap
sehingga dapat saya antar sambil pergi ke sekolah. Tetapi hari ini ada kerusakan percetakan.
Akibatnya , pukul 9.00 WIB tadi koran baru dapat diambil . pada waktu itu saya masih
bersekolah.
Ibu : akan kamu antar sekarang juga koran itu ?
Tono : untuk menjaga agar jangan lebih terlambat lagi, Bu
Ibu : (sambil menarik napas panjang ) tetapi engkau harus emngingat kesehatanmu, No. Kau dan
Tini adalah milik ibu yang paling berharga semenjak yahmu meninggal .
Tono : lalu bagaimana Bu? Kewajibanku belum kulaksanakan
Ibu : ibu sangat bangga Ton, mempunyai anak yang penuh tanggung jawab seperti engkau ini.
Tono : terima kasih Bu, karena itu izinkan saya mengantar koran sekarang juga , meskipun hujan
masih lebat
Ibu : baiklah Ton, tetapi berhati-hatilah ! janga lupa membawa payung!

Dirumah keluarga Johan yang kaya Tuan dan nyonya sedang duduk-duduk sambil minum kopi
Nyonya johan : heran aku pak , sudah sore begini Iskandar belum pulang juga dari sekolah
Tuan Johan : ah, hujan masih lebat begini , mengapa kita ribut ?
Nyonya Johan : bukan begitu Pak , aku khawatir kalau ada apa-apa
Tuan johan : mengapa engkau berpkir yang bukan – bukan Bu?
Nyonya Johan : bukan –bukan bagaimana Pak? Kiranya sudah semestinya jika aku mengkhawatirkan
sesuatu akan diri iskandar. Begitulah perasaan seorang ibu terhadap anak.
Tuan johan : ya, tetapi ...
Nyonya johan : tetapi bagaimana ...?
Tuan johan : engkau selalu dihantui perasaan cemas Bu
Nyonya johan : kan , sudah aku katakan bahwa begitulah perasaan seorang ibu terhadap anaknya?
(terdengar suara pintu diketuk)
Tuan johan : sudahlah janga ribut-ribut itu ada orang mengetuk pintu mungkin iskandar!
Nyonya johan bangkit seraya menuju ke pintu
Tono : maaf nyonya korannya agak terlambat
Nyonya johan : (agak marah) agak telambat ? ini terlambat sungguh-sungguh , bukan hanya agak
saja.
Tono : betul, nyonya memang terlambat. Tetapi hal ini disebabkan oleh kerusakan mesin
cetak.
Nyonya johan : (makin marah ) tetapi tetangga di muka itu sudah menerima koran jam 10.00 tadi!
Tono : memang jam 9.00 tadi koran sudah dapat diambil...
Nyonya johan : nah... mengapa tidak segera kuantar kemari ?
Tono : pagi tadi saya masih bersekolah nyonya
Nyonya johan : kalau masih bersekolah kiranya tidak perlu mengantar koran!
Tono : sekali lagi saya minta maaf , nyonya dan ... permisi

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : MITA DEWI ASMARA / VIII b

Perawatan GIGI
Begitu nasi yang ditanak sudah matang , dengan cekatan Alfi membantu ibunya untuk menaruh nasi yang
masih panas itu pad asebuah bakul. Kemudian , Alfi mengaduk – aduk nasi itu.
Bu Rukiyah : sudah , Fi! Taruh saja di meja makan!
Alfi : iya , Bu
Bu rukiyah : setelah itu , bawalah sayurnya sekalian ke depan!
Alfi : (sambil tersenyum) terrnyata ibu memperhatikan juga kerjaanku.
Nisa : (sedang mengelap piring-piring dan sendok di meja makan )
Pak Mamat : (sambil asyik membaca koran) wah apa sudah siap semua? (Sambil melihat alfi)
Alfi : sebentar lagi pak ! ibu sedang menggoreng tempe!
Bu rukiyah : menyahut dari dapur sambil berjalan menuju ruang makan) makan sudah siap!
Pak mamat : ini yang kita tunggu-tunggu !(meletakkan koran lalu melihat ke arah Ibu)

Tanpa komando, semua duduk di kursi makan masing- masing.


Nisa : (siap mengambil nasi)
Bu Rukiyah : eit, nisa biasakan berdoa dulu sebelum makan. (meletakkan sendok nasi, sambil tersipu
malu)
Alfi : biar aku saja, yang memimpin doanya. (alfi memimpin doa dan diikuti yang lainnya)

Selesai berdoa Pak Mamat mengambil nasi terlebih dahulu. Kemudian Bu Rukiyah, Alfi, dan
terakhir adalah Nisa. Mereka makan dengan tertib. Selesai makan, Alfi dan Nisa membereskan meja
makan dan sekaligus mencuci piring, gelas, dan sendok sampai bersih.
Nisa : Bu, Nisa mau tidur dulu!
Bu Rukiyah : setelah makan jangan langsung tidur biarkan makanan itu berpose dulu.
Nisa : habis rasanya badan capek sekali Bu! (sambil memutar badannya hingga keluar bunyi
“Kretek”)
Pak Mamat : iya , Nisa lagi pula kamu kan belum menyikat gigimu!
Alfi : nisa tuh paling malas gosok gigi. Pantas saja giginya rusak
Nisa : siapa bilang Nisa males gosok gigi. Setiap bangun tidur kan nisa selalu menyikat gigi nisa
(dengan wajah cemberut)
Pak mamat : menyikat gigi, itu tidak cukup hanya jika bangun tidur, nisa.
Alfi : dengerin tuh kata bapak. Untung Alfi selalu rajin menggosok gigi. Jadi gigi Alfi selalu bersih
dan sehat
Nisa : ih kak Alfi bohong. Kemarin Nisa lihat kakak nggak gosok gigi habis makan jajanan disekolah
Alfi : e... itu kan disekolah kalau dirumah kan, selalu gosok gigi habis makan dan sebelum tidur
Bu rukiyah : sudah...sudah...nggak usah ribut yang penting sekarang kalian sudah sadar bahwa
menggosok gigi itu hal yang penting.
Nisa : iya, bu nisa janji nisa akan rajin menggosok gigi
Bu rukiyah : menggosok gigi paling bagus adalah setelah makan. Kalau sisa-sisa makanan di gigi tidak
dibersihkan akan menjadi kuman
Nisa : apakah kuman-kuman itu akan memakan gigi kita bu?
Bu rukiyah : benar kuman bisa memakan gigi kita sehingga menjadi keropos
Alfi : hi...untung saja Alfi rajin menggosok gigi
Nisa : iya deh...nisa akan menggosok gigi
Pak mamat : tapi ingat , nisa jangan hanya karena dimarahi bapak kamu gosok gigi. Menggosok gigi
harus tertib meskipun tidak diperintah.
Nisa : iya , bapak ...nisa janji akan rajin menggosok gigi

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : FATUR RAHMAN/ VIII B

Nasehat teman
Jalil dan umroh pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada
kedua temannya, yaitu Erna dan lubis tentang betapa pendidikan itu jauh lebih penting
ketimbang mealkukan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai.
Lubis : besok hari minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya ?
Erna : nggak tahu tuh...aku belum punya rencana kemana-mana
Jalil : kalau aku mau stay dirumah aja . aku mendingan belajar daripada jalan
kesana-kemari nggak jelas gitu.
Umroh : iya, kau juga sama dengan jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending
belajar aja dirumah.
Jalil dan umroh memang berbeda dengan lubis dan erna. Jalil dan umroh adalah sosok
remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan
Lubis : kalian hari minggu pun masih dipake untuk belajar ! kan selama tujuh hari itu
kita hanya punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti pake
untuk belajar.
Erna : iya, mereka ini mesti banget sih. Padahal belajar selama enam hari itukan juga
sudah lebih dari cukup
Umroh kemudian menjabarkan kepada mereka berdua betapa pendidikan itu jauh lebih
penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.
Umroh : berlibur itu memang perlu sih kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap
hari hanya belajar dan belajar tapi kita harus ingat bahwa dengan banyak
belajarlah yang akan menjadikan kita sebagai anak yang pintar.
Jalil : iya aku setuju dengan kamu umroh. Udahlah aku sih bukannya melarang kalau
kalian mau jalan , tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan.
Jangan kebanyakan keluyuran , sementara pendidikan kalian abaikan.
Erna : siapa bilang aku mengabaikan pendidikan .aku juga belajar kok, Cuma serajin
kalian sih
Umroh : nah itu dia , mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak
untuk proses belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai yang
membanggakan
Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu betapa mereka ini sangat
mementingkan pendidikan ketimbang bermain bisik lubis dalam hati.
Lubis : ok, aku terima masukan kalian sepertinya apa yang kalian sampaikan itu
memang benar. Mulai sekarang aku harus lebih care dengan pendidikan.
Erna : iya juga ya, ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang
nggak jelas gitu. Sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak
perhatian malah jadi terabaikan.

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : NIRAYANA / VIII b

SANGKURIANG
Akhirnya DayangSumbi menerima permintaan Sangkuriang. Pada suatu hari
mereka bercakap-cakap.
Dayang sumbi : baiklah kalau semua ini kujalani, maka hamba mengajukan
permintaan yang mesti tuan penuhi!
Sangkuriang : apa yang menjadi permintaan tuan putri akan hamba penuhi
Dayang sumbi : jika tuan berkehendak berpenganten dengan hamba, maka
bendunglah sungai Citarum menjadi sebuah danau dan buatlah
perahu untuk tempat kita berlayar , bersukaria menikmati
pernikahan kita
Sangkuriang : alangkah indah permintaan tuan putri tentulah akan hamba
penuhi.
Dayang sumbi : tapi ... danau dan perahu itu harus tuan selesaikan dalam
waktu semalam. Besok pagi sebelum fajar menyingsing telah
hamba lihat danau dan perahu sudah siap sedia.
Sangkuriang : baiklah sekarang perkenankanlah hamba pergi
(sangkuriang membendung danau)
Sangkuriang : tidak tahukah bahwa aku masih keturunan sang dewa dan
untuk membendung sungai ini menjadi danau aku harus minta
pertolongan guriang tujuh yang pernah kutemui pada waktu
aku dalam pengembaraan. Wahai guriang tujuh , tolonglah aku
untuk membuat danau dan perahu dalam waktu semalam . oh
dewa maha agung tolonglah hamba.
(dayang sumbi melihat sangkuriang membuat danau)
Dayang sumbi : nampaknya danau itu sebentar lagi akan selesai tapi mana
mungkin semua ini terjadi aku harus cari akal , dan meminta
kepada dewa agar semua ini tidak terjadi.
Dewa : wahai dayang sumbi untuk menggagalkan semua ini maka
kibarkanlah selendang dan pukullah lesung sebagai pertanda
bahwa hari sudah pagi. Atas kehendakku pula ayam jantan
akan berkokok untuk meyakinkan sangkuriang bahwa hari
sudah pagi.
Sangkuriang : wah, mengapa hari begini petang ayam jantan sudah
berkokok ataukah hari sudah pagi, tidak... tidak mungkin hari
masih begini petang , mungkin semua ini akal tuan putri untuk
menggagalkannya padahal perahu yang kubuat belum selesai.

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : ANDI NURTAMSIA / VIII b
JANGAN MEMBULLY
Terlihat koridor sekolah yang ramai , ada Elsa, Cici dan Erna berjalan santai. Hari ini mereka melakukan yang biasa mereka lakukan, yaitu
memalak, memarahi, dan membully siswa lain.
Erna : eh, sa,ci gue denger hari ini kta bakal dapet anak pindahan di kelas kita!
Elsa : trus apa masalahnya ama gue ?
Erna : ya engga, gue kan Cuma ngasih tau loe! Kali aja loe kudet gitu!
Cici : iya gue denger , katanya sih namanya terry
Elsa : hah? Siapa ? terry? Nama kok kayak ikan teri sih. Hahahah oke untuk hari ini kita bakal ngasih dia pelajaran berharga
buat dia biar gak macem-macem ama kita kedepannya.
Elsa dan temannya pun menyusun rencananya untuk memberikan pelajaran tersebut kepada anak baru itu.Bel tanda masuk.
Semua siswa menuju kekelas mereka, kecuali anggota gank terkenal itu berjalan lambat kekelasnya. Siswa duduk rapi ,
kemudian terdengar suara pintu terbanting yang dilakukan oleh elsa dan teman-temannya. Tia sang ketua kelas yang merasa
kesal bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka.
Tia : hei ! elsa, cici, erna aku peringatin beberapa kali bukan, kalo buka pintu tuh biasa saja, gak usah dibanting. Kalo
pintunya rusak mau gantiin?
Elsa : oh, hei! Pasti soal properti sekolah yaa.. maaf maaf gue gak kan ulangi kejadian itu lagi
Perkataan elsa diiringi tawa ejekan dari cici dan erna
Tia : terserah deh! Aku ngasih tau serius, bukan bercanda
Cici : ya udah ! permisi!
Setelah itu guru pun masuk yang dibelakngnya terdapat siswa.
Ibu Guru : yap ! anak-anak seperti yang sudah kalian ketahui kita memiliki seorang siswa baru ! tolong seedikit perhatiaannya
saat ia memperkenalkan diri
Terry : assalamualaikum wr.wb perkenalkan nama saya terry pindahan dari smpn 5. Mohon bantuannya agar bisa
menyesuaikan diri di lingkungan sekolah ini
Setelah pelajaran selesai, jam istirahat membuat semua bebas dari pelajaran
Erna : mau ke kantin gak ?
Elsa dan cici : nggak ah, gak nafsu makan gue
Setelah itu mereka melihat terry , mereka teringat denga rencana mereka dan menghampiri terry.
Els,cici, dan erana : hai
Terry :......
Erna : heh kita sapa baik- baik juga bukannya dibales! Susah banget sih ngejawab doang!
Terry yang terdiam langsung berjalan melewati mereka bertiga
E;sa : heh main pergi aja !sok banget jadi siswa baru merasa bangga ya?
Elsa menarik lengan terry kasar, Vivi yang melihat itu menghampiri mereka.
Vivi : eh ada apa ini?
Cici : bukan masalah lo ya ! jadi diem!
Vivi : tapi kalian gak bisa gitu dong. Ngebentak dia seenaknya dia kan masih baru jadi . ..
Elsa : iya, iya tau , udah gak usah dilanjutin ceramahnya ! cape gue dengernya
Setelah hari itu berlalu Elsa,cici, dan erna pun masih terus membully. Tiba – tiba Guru BK hari itu memutuskan untuk
menghampiri mereka tersangka pembullyan
Guru Bk : kalian yang namanya Eksa,Cici,dan erna betul ? nanti setelah selesao sekolah datanglah ke aula sekolah.
Erna : memangnya ada pa Bu?
Guru BK : pokoknya datang saja (dan pergi)
Bel tanda pulang sekolah berbunyi, Mereka bertiga keaula sekolah.
Elsa cici dan erna : assalamualaikum
Semua orangdalam aula :waalaikumsalam
Kepal sekolah : akhirnya kalian datang silahkan duduk
Guru Bk : kita mulai saja ke pertanyaan pertama tapi sebelumya saya harap kamu bisa menjawab dengan jujur.
Elsa : iya Bu saya akan menjawab dengan sejujurnya
Kepala sekolah : apakh benar kalian membully terry ? kenapa ?
Elsa cici dan erna : .... (terdiam)
Guru Bk : kenapa kau membully terry karena ia mempunyai masalah denganmu ? atau apa?
Erna : ya ! saat kami menyapanya ia tak menyapa kami kembali.
Wali kelas : apakh hanya itu pembelaan kalian
Elsa cici dan erna mengangguk
Kepala sekolah : bagaimana dnegan terry kenapa engkau tak membalas sapaan mereka ?
Terry : aku hanya merasa gugup saat mereka menyapaku aku minta maaf karena kesalahanku sewaktu itu dan
membuat kalian marah padaku , maafkan aku
Elsa : iya maaf kan kami karena sudah kasar padamu setelah kejadian ini aku harap aku dan teman-temanku
bisa berteman baik dengan semua orang dan tidak mementingkan siapa dia dan apa statusnya.

Setelah kejadian itu , elsa, cici, dan erna berteman dengan terry. Mereka bertiga belajar bahwa tak baik membeda-bedakan orang dan
membullynya.
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : ADRIAN / VIII b

PEDULI LINGKUNGAN
Sul dan Syam adalah dua orang bersahabat. Sul orangnya sangat tegas, disiplin dan amat
mencintai lingkungan . mendapati desa Syam yang kumuh dia pun menegur Syam dan akhirnya mereka
dengan kedua teman Syam mengadakan program sosialisasi lingkungan sehat kepada warga
dikampungnya Syam.
Sul : tahu nggak ? aku pas kerumah kamu kemarin itu ada senengnya ada
nggaknya.
Syam : o ya emang apa nggak senengnya ?
Sul : senengnya karena akhirnya aku tahu rumah dan desa kamu , tapi nggak
senengnya karena ternyata di desa kamu itu kotor.
Syam : iya, masyarakat dikampung aku itu memang tidak seberapa peduli dengan
kebersihan , padahal kebersihan itu dalah untuk mewujudkan masyarakat\
yang sehat
Sul :iya benar sekali memangnya tidak ada teguran atau sosialisasi dari
pemerintah desa?
Syam : sama sekali nggak ada
Sul : bagaimana kalau kamu yang melakukan sosialisasi ?
Syam : ya aku sih mau-mau aj , tapi masalahnya apa bisa aku melakukannya sendiri
tanpa ada yang membantu ?
Sul : iya sih

Sul pun kahirnya menawarkan diri untuk membantu dan dia mengajak Syam untuk mencari dua orang
lagi dikampung Syam
Sul : ya sudah kalau gitu biar aku bantu kamu , tapi kita harus nyari dua orang lagi
supaya pekerjaan kita bisa berbuah hasil
Syam : yang bener kamu ? ya sudah itu bagus
Keseokan harinya Sul dan Syam menemui dua orang teman Syam untuk diajak
melakukan sosialisasi kepada warga. Dan akhirnya agenda sosialisasi terkait
pentingnya menjaga lingkungan mereka lakukan.

Meskipun sempat mendapat cibiran dari sekelompok warga , namun secara keseluruhan
sosialisasi yang dilakukan Syam dan ketiga temannya berhasil menyadarkan warga. Setelah 1 bulan
berlalu . desa Syam tampak jauh lebih bersih dari sebelumnya.
Sul : lihat, Syam sekarang desa kamu jauh lebih bersih dari yang sebelumnya.
Syam : iya, terima kasih deh... ini juga berkat pertolongan kamu, kalau tidak ,
sepertinya desa ini masih sangat kumuh dan dipenuhi penyakit.
Sul : kita memang harus memiliki kesadaran betapa pentingnya menjaga
kesehatan lingkungan supaya masyarakat ini bisa hidup sehat sejahtera, betul
nggak ?
Syam : iya , pastinya

Guru mata pelajaran


SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : SULFIKRAM / VIII b

POSKO BANJIR
Rama dan keenam sahabatnya merupakan remaja yang aktif peduli lingkungan. Mereka mempunyai komunitas yang diberi
nama Eko Club. Pada suatu hari desa mereka terkena musibah banjir. Mereka berencana membuat posko bantuan untuk
warga desa.
Rama : eko club harus mengusahakan bantuan untuk desa kita. Kita sebagai remaja aktif, tidak boleh tinggal diam dengan
keadaan semacam ini. Lihatlah ! air semakin lama semakin bertambah volumenya.\
Wika : rama, benar. Dari apa yang kudengar, warga mulai mengeluh dengan beberapa penyakit seperti gatal-gatal dan
kekurangan bersih.
Bram : baiklah aku akan mengusahakan bantuan pertama yang harus dihubungi adalah Pak Lurah sebagai orang yang
bertanggung jawab penuh atas desa ini.
Kinara : tumben otakmu cerdas, Bram, heheheh...kalau begitu, biar aku temani kau pergi ke tempat Pak Lurah . kebetulan
aku melihatnya di balai desa beberapa menit yang lalu.
Bram : kalau begitu kita ke balai desa sekarang ,kin
Bram dan kinara pun pergi ke balai desa menemui pak Lurah sedangkan sisanya masih asyik membahas tindakan yang akan
diperbuat selanjutnya.
Dede : eh, Ram . aku punya kenalan orang SAR. Mungkin kita akan membutuhkannya.
Rama : kebetulan sekali de, kita memang membutuhkan mereka. Tim SAR bisa membantu untuk mengevakuasi warga dari \
banjir. Di dusun mekar indah ketinggian air sudah mencapai atap rumah sehingga membuat kita sulit untuk
menjangkaunya.
Dede : oke, aku akan menelpon mereka
Risa : ram, kita sebaiknya buat posko bantuan untuk memasakkan makanan untuk warga desa. Apa kau tidak memikirkan
nasib perut mereka selama seharian tidak makan.
Rama : ya, aku juga sedang memikirkan hal itu, ris. Kita tunggu Bram kembali.
Tak beberapa lama Bram dan Kinara kembali.
Bram : beres, Ram.Pak Lurah mengiyakan rencana kita untuk mendirikan posko di balai desa juga tentang pengundangan
tim SAR
Rama : syukurlah.setidaknya aksi kita ada yang menyokong terutama dari pak lurah sendiri oke. Risa kamu pimpin untuk
membuat posko bantuan
Risa : sip, kita harus bergegas
Ketujuh remaja itu pun pergi ke balai desa untuk membuat posko bantuan. Beberapa saat kemudian tim SAR pun datang
membawa obat-obatan dan perahu karet yang akan digunakan untuk mengevakuasi warga desa. Risa , kinara dan Wika
sibuk memasak di posko
Risa : apa yang kau lakukan Wik ?
Wika : seperti yang kau lihat , aku sedang memasak mie instan. Apa sekarang matamu sudah bermasalah Ris ?
Risa : enak saja lihatlah..mie yang kau masak itu salah.mengapa kau memasukkan gula kedalamnya?
Wika : apa? Ini gula Ris ? kukira ini garam .wah ..hancur deh masakanku
Risa : hehehe...dasar wika. Tak apa kita masak ulang saja
Kinara : seharusnya tidak menyuruh wika untuk memasak dia lebih cocok mengangkat barang-barang bantuan dari
truk..heheheh
Ram : kalian sedang bercanda ? waktu kita tinggal beberapa jam lagi.kita harus mengantarkan makanan ini ke warga
tepat pukul lima sore. Pak lurah sudah menunggu di aula balai desa lho.
Risa : iya Ram membungkus makanan ini tak bisa cepat.lihatlah tangan kami Cuma ada dua. Sebaiknya kamu juga ikut
membantu kami di dapur
Rama : aku akan memanggil dede untuk membantu kalian. Dia lebih cocok di dapur ketimbang aku
Dede : apa yang kau bicarakan ram ?aku ini lelaki sungguhan bukan lelaki yang kerjaannya di dapur dan memasak
layaknya kinara dan risa
Kinara : sudahlah de, sebaiknya kau bergegas. Kami butuh kamu agar pekerjaan ini selesai
Dede : baiklah, aku akan membantu kalian nona-nona kurang apa coba, aku ini ksatria penolong lingkungan
Kinara : ksatria apaan? Ksatria kesiangan ya de, hihihi
Meski disambi guyonan akhirnya proses membungkus makanan telah selesai, ditempat lain rama pun selesai membagikan
obat-obatan untuk warga. Makanan yang selesai dibungkus segera dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Beberapa
juga diantar menggunakan perahu karet karena memang ada beberapa warga yang memilih menetap dirumah hingga air
surut.
Rama : akhirnya misi kita selesai juga
Risa : yup. Eko club memang keren
Dede : semua itu berkat ada ksatria lingkungan si dede kalau tadi aku tidak pergi ke dapur pasti makanannya belum selesai
dibungkus
Kinara : kamu itu ksatria kesiangan bukan ksatria lingkungan
Wika : sudah, kita semua hebat dengan kerja sama dan saling bantu akhirnya kita bisa tak boleh saling menyalahkan satu
sama lain agar tidak menjadikan celah diantara kita semua.
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : ANGGA SYAPUTRA/ VIII

PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA


Van Crouch : bersiap semuanya ambil formasi . kalian semua boleh berunjuk rasa disini tapi jangan
meloncati atau melewati pagar
Tomo ismail : ayo kita semua bangkit demi indonesia.kita tidak rela ada saudara kita disiksa kita harus
merdeka.kita rebut benteng ini, semuanya ambil formasi siapkan senjata kalian meskipun
hanya bambu runcing.
Setelah berdemo mereka menyanyikan indonesia raya membuat pasukan belanda panik dan menelfon
James : pak bagaimana ini ? mereka menyanyi lagu yang membuat mereka bangkit?
Van crouch :kalo begitu usir mereka tapi jangan dibunuh kecuali terpaksa
James : kenapa Cuma diusir? Bukannya dijadikan tawanan atau disiksa
Van crouch : pak mentri menyerahkan perintah kepada saya. Karna itu saya hanya mengusirnya
Karna Mayor Van crouch menyruh prajuritnya untuk mengusir para pendemo akhirnya
terjadi keributan.
Tomo ismail :maju terus...maju indonesiaku
Setelah beberapa lama, akhirnya banyak pendemo yang terluka. Mereka mengalah pergi ke base camp.
Kemudian mengadakan rapat tertutup yang dihadiri 3 orang .
Tomo ismail : selamat malam semuanya, kita tau kita kalah tapi kita harus bangkit ...!
Suprianto : benar, kita harus bangkit apalagi saudaraku yang berada di jawa sedang disiksa
Tiba-tiba datang dua dokter perempuan.
Sekar dan rani : assalamualaikum
3 serangkai : waalikumsalam
Tomo ismail :kenapa kalian disini ? aku kan menyuruh kalian merawat teman kita?
Sekar : begini pak teman-temanhanya mengalami luka memar saja
Rani : iya pak, benar kami kesini ingin memberitahu bahwa teman kita besok sudah sembuh
Tomo ismail : oh..ok terima kasih ya
2 hari kemudian. Penyusunan strategi pun berakhir kini mereka siap menggempur benteng.
Van crouch : semuanya siap grak. Kalian tahu ? mengapa saya menyuruh berjaga didepan pintu.
Karena rakyat sulawesi hari ini akan menggempur benteng ini. Saya sudah hubungi pusat
di BATAVIA untuk meminta bantuan tapi tentara sedang berperang melawan jepang dan
tentara indonesia.
Tiba-tiba datang letnan james dengan membawa senapan.
James : hei semuanya aku menemukan 5 senapan tapi pelurunya sedikit
Van crouch :dari mana kau dapatkan itu ?
James : aku ketempat gudang bekas yang berada di bawah tanah
Setelah beberapa lama akhirnya rakyat indonesia datang meyerang dengan menghujani dengan batu.
Belanda menembak secara membabi buta dan membuat rakyat indonesia bersembunyi.
Bachruddin : biar ini jadi urusan saya (menembakkan pisol ke pasukan belanda)
Tembak menembak terjadi namun karena kebodohan tentara belanda yang menembakkan senapannya
secara asal ini membuat mereka kehabisan peluru
James : pak peluru kita habis (beberapa tentara tertembak)
Van crouch : ya sudah (berpikir) oh james kau tak apa-apa ?
James : ya tidak apa-apa aku hanya tertembak ditangan (van crouch tertembak namun tidak
mati) oh... (tertembak di kepala)
Bacharuddin : ayo serbu mereka kini sudah aman...serbu!
Semua tentara belanda mati, kecuali Van crouch. Dia menjadi tawanan karna mengangkat tangan dan
belum tewas kini benteng tersebut menjadi milik rakyat indonesia. Ketika benteng berhasil direbut. Dan
ditemukan senjata digudang bawah tanah yang tersembunyi dan terkunci
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : AHMAD / VIII b

KOST PUTRI ELITE


Di satu siang yang panas di ruangan tamu rumah kost elite.
Yuli : gerah sekali siang ini aku sampai tak kuat tidur didalam kamar saking panasnya! (sambil
mengkipasi tubuhnya dengan buku yang sedang dipegang)
Rumi : mau hujan mungkin sore nanti mudah-mudahan aja biar panasnya tidak berlanjut aku juga
tadinya mau keluar tapi melihat panas seperti ini mending diam di rumah
Seseorang yang ternyata laras lari turun dari tangga sambil memperlihatkan mimik ketakutan
Rumi : ada apa ras, kenapa kamu terlihat takut ?
Laras : ta ..tadi emh aku .... melihat seseorang...emh berdiri diujung kamar (sambil matanya
tertuju ke lantai atas dengan ketakutan)
Rumi : ah jangan bercanda kamu,ini bulu kuduk ku sampai merinding mana ada hantu siang siang
begini
Laras : beneran kak rumi aku kira tadi santi tapi kan santi udah pergi ke kampus dari tadi
Yuli : paling Cuma bayangan aja atau halusianasi sudah tak usah di ributkan
Ketika mereka sedang berbincang serius berbincang mengenai penampakan yang dilihat larsa datanglah
santi, mira, dan farah yang baru pulang dari kampus
Santi : ada apa ras koq sepertinya lagi serius amat ?
Yuli : ini san si laras liat orang yang mirip kamu tadi di atas aku pikir sih itu Cuma halusinasi dia
saja
Laras : tidak mungkin san, kak yuli aku beneran liat hantu perempuan itu
Farah : iya mungkin laras benar tapi aku pikir itu adalah bangsa jin yang mencoba menggannggu
kita, 2 ahri yang lalu juga aku pernah mendengar seseorang yang sedang mandi di kamar
mandi , eh tak taunya di kamar mandi kosong
Laras : kak farah juga pernah mengalaminya koq tidak bicara apa-apa?
Farah : ah buat apa bikin oranmg takut aja
Santi : terus kalo misalnya hantu itu terus mengganggu kita bagaimana kak farah ?
Farah : sebaiknya kita mulai memperbanyak dzikir, tilawah Al’quran biar hati jadi tenang dan
setan itupun akan merasa enggan mengganggu kita lagi
Mira : iya betul apa yang dikatakan sama farah Sebenarnya setan itu hadir karena kita sendiri
yang mengundang mereka ya salah satunya karena rasa takut dan kegelisahan yang kita
rasakan. Mereka akan mudah mendatangi orang yang pikirannya tidak fokus dan sering
melamun
Rumi : tapi gimana caranya bisa menghilangkan rasa takut itu, soalnya aku suka ngeri
sendiri,suka membayangkan yang tidak – tidak kalo sedang sendirian
Mira : ya itu tadi seperti yang dikatakan farah, kita harus banyak berdoa, dzikir daripada nanti
setannya malah merasuki kita kan lebih serem iya kan?
Yuli : udah sebaiknya kak rumi mulai jalani terapi aja sama kak mira supaya rasa takutnya
menghilang
Rumi : susah juga sih jadi orang penakut kemana-mana dihantui rasa ketakutan, lihat tempat
gelap saja serem, denger suara – suara aneh menggigil sendiri
Farah : tak apa-apa rumi nanti juga menghilang sendiri kalau kita bisa dan mau berusaha untuk
menghilangkan rasa ketakutan itu
Semua yang ada dalam ruangan mengangguk-angguk setuju dengan penjelasan farah. Seiring waktu
berlalu penampakan hantu tersebut perlahan menghilang dan tidak terdengar lagi beritanya.
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : SUDI FIRNANDA / VIII b

AKU DAN AYAHKU


BERANDA DEPAN RUMAH MARJUKI. SIANG.
SETELAH MENGGAMBARI SELURUH TEMBOK RUMAH, MARNI MENGGAMBARI LANTAI. ITULAH UNGKAPAN PROTES MARNI KEPADA SANG AYAH, SEBAB SELALU
DILARANG PACARAN.
SEBELUMNYA, MARNI PROTES DENGAN CARA MOGOK BICARA SEMINGGU. SEBELUMNYA LAGI, IA MOGOK MAKAN DAN TIDAK KELUAR KAMAR 3 HARI TIGA
MALAM. MARJUKI BARU DATANG DARI KELURAHAN, KAGET MELIHAT AKSI MARNI.

MARJUKI : Ya, ampun. Protes model apa lagi ini Marni ? Masa, seluruh rumah digambari
begini ? Aduh … aduuhh … gambar apa pula ini ? ( MEMANDANG LEBIH SEKSAMA ) Ya ampun, Marni
.. Marni … saya pikir protes kamu sudah cukup. Tujuh hari mogok bicara, 3 hari 3 malam mogok
makan dan tidak keluar kamar, eh masih ada lagi. Seluruh rumah digambari begini. Lukisan abstrak
lagi. Soal protes dengan cara yang lain-lain itu, okelah. Ayah bisa terima. Tapi lukisan abstrak ini,
saya keberatan. Melukis itu ada aturannya. Pertama orang harus melukis realisme, surealisme,
kemudian yang lain-lainnya, baru abstrak.
MARNI : Itu kuno.
MARJUKI : Apa salahnya kuno kalau baik ?
MARNI : Apa salahnya modern kalau juga baik ?
MARJUKI : Sudahlah Marni, jangan ajak ayah berdebat. Capek.
MARNI : Marni juga capek, makanya kemaren seminggu diam.
MARJUKI : Marni, sekali lagi ayah tegaskan. Ayah tidak melarang kamu pacaran. Ayah hanya tidak setuju dengan
caramu. Kamu pacaran tidak kenal waktu. Pagi, siang, sore, malam. Itu satu. Kedua, ayah ingin kamu
benar-benar memilih pemuda yang cocok.
MARNI : Itu sama saja dengan melarang.
MARJUKI : Lain, Marni. Beda.
MARNI : Sama !
MARJUKI : Mmm … berdebat lagi.
MARNI : Dulu, ayah melarang Marni dekat sama Ongky. “ Jangan yang beda agama ” kata ayah. Lalu Marni
dekat sama Taufik, ayah juga melarang. “ Jangan dengan anak pejabat. Miskin tidak pantas, kaya
disangka KKN ” begitu. sekarang, Marni dekat sama Anto, jelas dia anak baik, se-iman, bukan anak
pejabat. Apa lagi ? Apa ayah tidak ada kata lain selain “ jangan ” ?
MARJUKI : Siapa rela punya anak pacaran sama pengangguran ?
MARNI : Siapa bilang dia pengangguran ? Dia sekolah ayah.
MARJUKI : Kalau sekolah ngapain tiap pagi mondar-mandir naik motor ?
MARNI : Pagi dia ngojek.
MARJUKI : Kapan sekolahnya ?
MARNI : Anto Masuk siang.
MARJUKI : Kalau sekolah siang kenapa malam-malam sering datang ke sini ? Habis sekolah mustinya pulang ke
rumah, bukan main ke sini.
MARNI : Malam dia narik angkot ayah. Kalau lagi sepi, atau angkotnya dibawa orang lain baru main. Kan tidak
tiap malam Anto ke sini ?
MARJUKI : O, supir tembak ? Ampun Marni, apa yang bisa diharap dari tukang ojek dan sopir tembak ?
MARNI : Jangan kuatir. Dia punya cita-cita tinggi, punya platform !
MARJUKI : Syarat yang diperlukan sebagai calon suami adalah hidup mapan, punya pekerjaan tetap,
penghasilan cukup, dan sayang sama kamu.
MARNI : Itu pendapat kuno.
MARJUKI : Biar kuno kalau baik apa salahnya ?
MARNI : Biar modern kalau baik juga apa salahnya ?
MARJUKI : Jangan mengajak berdebat Marni. Capek !
MARNI : Saya juga capek dan tidak ada waktu. Masih banyak yang harus Marni kerjakan. Seluruh rumah
harus saya lukis. Tapi catnya kurang. Permisi dulu. Saya mau beli cat. ( PERGI )
MARJUKI : Duh, aduh … ( MENYANYI )
AMPUN … AMPUN …
SUNGGUH-SUNGGUH MINTA AMPUN
PUNYA ANAK GADIS PUBER SEMATA WAYANG
REPOTNYA BUKAN KEPALANG
MAU DIKASIH KEBEBASAN
TAKUT JADI SALAH JALAN
TAPI KALAU DILARANG
BIKIN GEGERAN SIANG MALAM,AMPUN, AMPUN …!
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd
OLEH : ANDI IRWAN / VIII b

DOR
Lampu terang
Pelayan : Riska!
Seorang perempuan muncul
Riska : kamu memanggil saya?
Pelayan : Bukan.
Riska : Kamu sudah berteriak Riska tadi. Nama saya Riska. Tidak ada orang lain yang bernama
Riska disini.
Pelayan : Maaf
Riska : Kamu cari siapa sebetulnya?
Pelayan : Inem.
Riska : Kalo kamu cari Inem, kok teriak Riska? Memang tampang bisa berubah kalu dipanggil
Riska?
Pelayan : Enggak.
Riska : Ineeeem!
Muncul Inem
Inem : Iya, Den
Riska : (kepada pelayan) Berapa biasanya ia disogok?
Pelayan : Siapa?
Riska : Majikan kamu
Pelayan : Bapak hakim?
Riska : Dua juta?
Pelayan : Belum pernah
Riska : Kamu ini setia atau kamu juga ingin disogok?
Pelayan : Sungguh mati belum pernah.
Riska : Kau pikir aku percaya?
Pelayan : Yah terserah kalau begitu.
Riska : Kau pikir orang-orang lain percaya. Apa kau sendiri percaya apa yang dia lakukan di
belakang meja hijau dengan toganya itu?
Pelayan : Apa?
Riska : Katakan kepada majikan kamu, kalau dia masih punya prikemanusiaan, jangan biarkan
seorang wanita seperti aku mati sia-sia.
Pelayan : Nanti saya sampaikan
Riska : (melemparkan dompet) Nih! Keadilan yang lebih besar masih banyak yang harus dibela.
Bijaksana sedikit untuk kecelakaan-kecelakaan kecil. Maklum anak muda. (mati lampu,
wanita itu lenyap)
Pelayan : (mengambil dompet) Heee!
Inem : Sudah biar saja.
Pelayan : Waduh. Inikan sogokan.
Inem : Lumayan kan. Berapa isinya?
Pelayan : (hendak membuka tapi kemudian tidak jadi) Kalau sampai menghitung berarti sudah
hampir setuju. Sogok adalah haram! (melemparkan)
Inem : Tapi kalu tidak dilihat nanti tidak tahu betul ada isinya atau tidak.
Pelayan : Memang. Tetapi hati gue bilang jangan sentuh. Itu barang haram.
Inem : Padahal gaji kamu tidak cukup
Pelayan : Biari,

. . . . . . .. .
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : RISKA AYU SAFITRI/ VIII

BERBAGAI ALASAN MALAS BEROLAHRAGA


Reporter : di studio kini telah hadir dua orang narasumber yang membidangi olahraga. Mereka adalah
Bapak Awal Sarjono dan Ibu Asrina. Pertama saya ingin mengetahui pendapat dari Bapak
Awal, menurut pendapat Bapak apa penyebab orang malas berolahraga ?
Awal :orang suka malas berolahraga karena terlalu tua. Sebenarnya hal ini bukan merupakan
alasan. Anda bisa mencari tempat atau klub kebugaran yang membuka kelas sesusia anda.
Reporter : pak Awal tadi mengatakan bahwa alasan orang malas berolahraga adalah karena terlalu
tua. Bagaimana menurut Bu Asrina adakah alasan lain yang mengakibatkan orang malas
berolahraga ?
Asrina : orang merasa terlalu gemuk biasanya juga malas berolahraga;
Reporter : nah, kalau begitu bagaimana mengatasinya ?
Asrina : tak perlu canggung atau malu. Umumnya ,ornag memang merasa malu untuk memulai
berolahraga padahal orang lain justru menghargai sebagi individu yang berkomitmen
dalam menjaga kesehatan tubuh. Lagipula bila anda sudah kelebihan berat badan ,
sebetulnya justru harus rajin berolahraga. Aktivitas fisik sekecil apapun pasti akan
membantu menurunkan berat badan , jadi mengapa tidak dari sekarang memulai
berolahraga ?
Reporter : baiklah, mulai sekarang jangan kita malas berolahraga hanya karena merasa canggung
atau malu . kita juga sering menjumpai di masyarakat, ornag terlalu lemah dan terlalu lelah
biasanya juga malas berolahraga. Bagaimana menurut pendapat mengatasainya ?
Awal : justru aktivitas fisik yang teratur akan memberikan tambahan kekuatan dan energi.
Kegiatan fisik yang teratur sebenarnya memberikan anda tambahan tenaga. Denagn
melatih otot, jantung, paru – paru, dan pembuluh darah, maka anda akan mendapat
tambahan tenaga untuk mengatasi stres dan beban pekerjaan yang anda hadapi sehari-
hari.
Reporter : bagaimana dengan orang sakit , haruskah ia berolahraga ?
Awal : bagi orang yang sakit tidak disarankan berolahraga, karena kondisi tubuh tidak sehat.
Namun, begitu anda merasa sehat, mulailah berolahraga karena akan membantu anda
mempertahankan kondisi tubuh. Mulailah perlahan-lahan dan lakukan secara konsisten.
Reporter : dikota-kota besar seperti jakarta, masyarakatnya biasanya sibuk dengan pekerjaan sehari-
hari. Maka, biasnya tidak ada waktu berolahraga. Bagaimana dengan kasus semacam ini ?
Asrina : bila kita sibuk, tidak perlu waktu berjam-jam untuk merasakan manfaat olahraga. Yang
penting teratur dan posrinya cukup. Seperti berjalan kaki selama tiga puluh menit setiap
hari.
Reporter : setelah kita mendengarkan dialog ini, akhirnya kita dpat mengetahui cara mengatasi rasa
malas untuk berolahraga. Ternyata olahraga terbukti mampu meningkatkan dan
mempertahankan suasana hati. Bila anda berhasil menyingkirkan penghalang yang
menghambat anda untuk memulai olahraga, anda pun akan merasa lebih optimis dan
bahagia. Hal ini dapat memberi manfaat bagi kesehatan anda.
Guru mata pelajaran

SUSIAWATI, S.Pd

OLEH : ASRINA/ VIII

Anda mungkin juga menyukai