Buku Katalog Infor Pilihan Sarana (Opsi) CTPS Tepat Guna
Buku Katalog Infor Pilihan Sarana (Opsi) CTPS Tepat Guna
Buku Katalog Infor Pilihan Sarana (Opsi) CTPS Tepat Guna
KATA PENGANTAR
- Dokumen ini disusun sebagai penunjang dan pelengkap dokumen Pedoman Umum dan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Kegiatan Peningkatan CTPS
- Disusun oleh P2&PL bersama mitra (PROMKES, WASPOLA, UNICEF, WSP, CWSH, Dinas
Pendidikan, USAID, PAMSIMAS, WSLIC-2, CARE, ISSDP)
Jakarta, , 2008
i
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
DAFTAR SINGKATAN
AMPL Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD Anggaran Pendapatan-Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan-Belanja Negara
AusAID Australian Government Overseas Aid Program
ATL/BTL Above the Line/ Below the Line
BAB Buang Air Besar
BALITA Anak di bawah usia lima tahun.
BBABS Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan
BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BHS-USAID Basic Human Services,
BPS Biro Pusat Statistik
CDC Center for Disease Control
CDD Programs Community-Driven Development Programs
CFR Case Fatality Rate
CLTS Community-Led Total Sanitation
CTPS Cuci Tangan Pakai Sabun
CWSH Community Water Services and Health
Depkes Departemen Kesehatan.
Diagram 5F Diagram 5F ( Feces, Finger, Fluid, Flies and Food)
Ditjen PP-PL Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan
DPR/D Dewan Perwakilan Rakyat / Daerah.
ESP -USAID Environmental Services Program - United States Agency for International
Development
FKK-CTPS Forum Komunikasi Kemitraan untuk Cuci Tangan Pakai Sabun
FKKP-CTPS Forum Komunikasi Kemitraan Propinsi- CTPS
FKKW-CTPS Forum Komunikasi Kemitraan Wilayah- CTPS.
GHD Global Handwashing Day (October 15)
GHWI Global Handwashing Initiative
HCTPS Sedunia Hari Cuci Tangan Pakai Sabun – Sedunia
HSP – USAID Health Services Program, United States Agency for International Development
HWWS Handwashing with Soap
Iptek Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi
ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut
IEC Information, Communication and Education
ISSDP The Indonesia Sanitation Sector Development Program
JHU/CCP Johns Hopkins University/Center for Communication Program
KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KPS-CTPS Kemitraan Pemerintah –Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun
KLB Kejadian Luar Biasa
LSHTM London School of Hygiene and Tropical Medicine
LSM Lembaga Sosial Masyarakat
MDG Millennium Development Goals
MonEv Monitoring dan Evaluasi
MPA/PHAST Methodology for Partisipatory Assesment/ Partisipatory Hygiene and
Sanitation Transformation (Metode Pendekatan untuk Asesmen
Partisipatoris/Transformasi Higiene dan Sanitasi Partisipatoris)
ii
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
DAFTAR SINGKATAN
NGO/INGO Non-Government Organization/International Non-Government Organization
OBM Organisasi Berbasis Masyarakat
ODF Open Defecation-Free (Bebas dari buang air besar sembarangan)
PAM Perusahaan Air Minum
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
OSIS Organisasi Siswa Intra-Sekolah
PAMSIMAS Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
PAM-RT Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
PBB Perserikatan Bangsa-bangsa
PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PPP-HWWS Public-Private Partnership for Handwashing with Soap
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
PHRI Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia
PLP Penyehatan Lingkungan Permukiman
PMD Pemberdayan Masyarakat Desa
Pokja Kelompok Kerja
POA Plan of Action
Puskesmas/Pustu Pusat Kesehatan Masyarakat/Puskesmas Pembantu
RPJMN Rencana Panjang jangka Menengah Nasional
RT Rukun Tetangga
RTL Rencana Tindal Lanjut
RW Rukun Warga
SARS Severe Acute Respiratory Syndrome
SDM Sumber Daya Manusia
SIK Sistem Informasi Kesehatan
SMART Indicators Simple, Measurable, Attributable, Reliable and Time-bound
SOP Standar Operasional Prosedur
SPAL Saluran Pembuangan Air Limbah
STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
StoPS Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi
Surkesnas Survei Kesehatan Nasional
SWS Safe Water System
TOGA Tokoh Agama
TOMA Tokoh Masyarakat
TOT Training of Trainers/Trainer of Trainers
TPM Tempat Pengolahan Makanan/Minuman
TSSM Total Sanitation and Sanitation Marketing
TTU Tempat Tempat Umum
TUPOKSI Tugas Pokok dan Fungsi
UKS Usaha Kesehatan Sekolah
UNICEF United Nation International Children’s Funds
USAID United States Agency for International Development
UN United Nations
WASPOLA Water and Sanitation Policy and Action Planning Project
WB World Bank
WSP-EAP Water Sanitation Project for East Asia and the Pacific, World Bank
WSLIC-2 The Second Water and Sanitation for Low Income Community Project
WHO World Health Organization
iii
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi dan meyakinkan para pembuat kebijakan dan orang-
orang yang berwenang untuk merubah, mengukuhkan atau mengimplementasikan suatu
kebijakan. Untuk mendukung perubahan perilaku secara menyeluruh perlu dilakukan
advokasi kepada penentu kebijakan serta pihak – pihak lain yang berkepentingan guna a)
Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang
berwawasan kesehatan. B) mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya
pemberdayaan masyarakat dalam program kesehatan. C) meningkatkan kemitraan secara
sinergis antara pemerintah pusat dan daerah, serta antara pemerintah dengan masyarakat
serta dunia usaha. D) meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada
khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya.
Air bersih Air bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kwalitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (atau
diolah dengan berbagai cara yang telah terbukti aman seperti kloloronisasi, filter seramik,
reverse osmosis,solar disinfection dlsb).
Air minum Air yang memenuhi syarat untuk diminum adalah air yang bebas pathogen (penyebab
penyakit, mempunyai rasa, bau, warna dan kekeruhan yang diingini; dan tidak
mengandung zat-zat kimiawi, radioaktifitas dan memenuhi syarat-syarat fisik.
Analisa Situasi sehubungan dengan cuci tangan pakai sabun adalah pengumpulan dan analisa semua
informasi/data yang berkaitan dengan 1) kebiasaan sanitasi dan hygiene masyarakat
setempat, termasuk perilaku cuci tangan pakai sabun, 2) sumber air, pra-sarana dan
sarana air dan sanitasi, dan sarana cuci tangan, 3) data kesehatan masyarakat setempat
dan 4) potensi penggalangan kerjasama berbasis masyarakat dengan instansi multi-
sektoral, termasuk swasta.
Bina suasana Dalam upaya perubahan perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan hal yang sangat
penting harus dilakukan adalah membina suasana yang kondusif atau membuat lingkungan
yang mendukung (enabling environment) bagi terciptanya perubahan perilaku masyarakat
kearah yang diharapkan dalam membantu mempercepat pembangunan kesehatan yaitu
perubahan perilaku masyarakat kearah hidup yang bersih dan sehat serta tidak lupa
menjaga lingkungan yang sehat.
Case Fertility Prosentasi (%) dari jumlah orang yang telah didiagnosa menderita penyakit tertentu yang
Rate meninggal akibat penyakit tersebut dalam kurun waktu tertentu. Istilah ini paling sering
digunakan pada kejadian luar biasa dari penyakit tertentu dimana semua pasien atau
penderita dimonitor untuk dapat mengaitkan apakah kematiannya disebabkan penyakit
tersebut. CFR berbeda dari Mortality Rate yang dinominatornya bukan 100.
Co-branding Co-branding atau Penyandingan Logo sehubungan dengan kegiatan peningkatan CTPS
adalah kesempatan yang diberikan kepada institusi, perusahaan, produk atau organisasi
untuk mensponsori kegiatan CTPS dengan imbalan pemasangan logo sponsor disanding
dengan logo CTPS dan Bakti Husada, dengan mengikuti peraturan-peraturan Co-branding
yang berlaku.
Cost Effective Cost effective adalah perbandingan investasi atau ongkos yang rendah dibandingkan
dengan hasil (effect) yang yang diinginkan atau diperoleh
Diare Adalah buang air besar lembek/cair dapat berupa air saja yang frekwensinya lebih dari
biasanya (3 atau lebih dalam 24 jam) dan berlangsung kurang dari 14 hari, yang disertai
perubahan bentuk dan konsistensi tinja si penderita. Kondisi ini disebabkan oleh
iv
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Ergonomi/ Adalah ilmu terapan dalam desain peralatan dan sarana dengan memperhatikan factor
Ergonomics ukuran dan gerakan tubuh manusia untuk cara mengurangi keletihan dalam penggunaan
alat dan sarana sehingga memaksimalkan produktifitas kerja. Dalam hal CTPS, tinggi sarana
perlu disesuaikan dengan rata-rata tinggi pengguna sarana tersebut.
Indikator Indikator adalah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu keadaan atau
status dan mungkin dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dari waktu ke waktu.
Input-Output- Input atau masukan adalah segala sumber daya yang di salurkan kedalam suatu proyek
Outcome- atau kegiatan, misalnya staf, materi, uang, peralatan, gedung, event khusus dlsb.
Impact Outputs atau luaran adalah pelayanan atau fasilitas yang disediakan proyek, termasuk
kursus/pelatihan, sessi pembinaan dan publikasi (pedoman, panduan, petunjuk tehnis
untuk CTPS, tersedianya sarana cuci tangan lebih banyak).
Outcome adalah semua perubahan yang terjadi sebagai akibat atau hasil langsung dari
usaha (masukan) proyek dalam jangka waktu relative pendek, misalnya meningkatnya
kesadaran pentingya CTPS, meningkatnya akses terhadap sarana cuci tangan,
meningkatnya perilaku CTPS.
Impact atau dampak adalah perubahan yang lebih luas, yang berhubungan dengan tujuan
umum dan terjadi dalam jangka panjang sebagai akibat dari outcome, misalnya menurunya
insiden diare, menurunnya morbiditas dan kematian anak.
ISPA adalah penyakit infeksi bakteri atau virus yang akut yang menyerang salah satu bagian
atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya seeprti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
Bakteri penyebab ISPA adalah antara lain genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus,
Hemofillus, Bordetella dan Korinobakterium. Virus penyebab ISPA adalah antara lain
(6)
golongan Mikosovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus. .
Jamban sehat Persyaratan minimal untuk memenuhi kriteria jamban sehat adalah fasilitas pembuangan
tinja yang:
1. menjaga tidak terjadi kontaminasi ke badan air
2. Menghindari terjadinya kontak antara tinja dan manusia
3. Membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi lalat atau serangga dan vektor lainnya
termasuk binatang
4. Menjaga buangan jamban agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap
5. Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna
Kecacingan adalah kondisi dimana seseorang terkena infestasi cacing dalam sistim pencernaannya
yang menghalangi penyerapan gizi bagi penderita. Infestasi cacing dapat terjadi dari tanah
yang mengandung telur cacing, masuk melalui kulit, tangan, makanan dan minuman ke
mulut. Ada 3 jenis cacing yang sering ditemui adalah Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides),
Cacing Cambuk (Trichuris trichiura) dan Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan
v
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Komunitas Yang dimaksud dengan komunitas adalah kelompok masyarakat yang berada dalam
lingkungan yang sama (geografis/wilayah administratif) dan berinteraksi secara sosial,
etnis-budaya atau berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk
mempertahankan kondisi atau mencapai tujuan yang sama. Komunitas dapat
dikelompokkan berdasarkan minat kelompok masyarakat atau berdasarkan wilayah
administrasi, yaitu:
a. Kelompok “minat” misalnya kelompok perempuan, kelompok petani, kelompok
pengajian, kelompok pemuda, organisasi Karang Taruna, Pendidikan Kesehatan
Keluarga (PKK), dsbnya.
b. Kelompok berdasarkan wilayah administratif, misalnya Dusun, RT, RW, Desa dan
Kelurahan.
Kontaminasi, Kontaminasi adalah terjadinya pencemaran, sengaja ataupun tidak sengaja, kedalam suatu
kontaminan organ/tubuh, bahan atau zat (air, udara atau benda padat). Kontaminan adalah segala
sesuatu yang mencemari bahan atau zat dan dapat berupa zat kimia, zat organis-biologis
(kuman, virus, jamur) hasil pembusukan amteri organis atau kimiawi, impuritas fisik (debu,
pasir, kotoran), racun, radio-aktifitas dan lain sebagainya. Segala macam kontaminan
merusak kualitas organ/tubuh atau zat yang terkontaminasi.
Langkah- Pada dasarnya air yang dipakai untuk membasahi tangan seharusnya air yang bersih dan
langkah CTPS mengalir. Langkah-langkah CTPS yang benar adalah: 1) buka aliran air, 2) basahi kedua
yang benar tangan secara menyeluruh dengan air mengalir, 3) aliran air ditutup, 4) tangan disabuni
dengan seksama sehingga kedua telapak tangan, kedua punggung tangan, jari-jemari serta
disela-sela semua ujung-ujung di bawah kuku terkena busa sabun secara merata, 5) buka
aliran air lagi, 6) kedua tangan dibasuh dengan air mengalir sampai sisa-sisa sabun habis, 7)
Aliran ditutup kembali dan 8) keringkan kedua tangan dengan cara diangin-anginkan
sampai kering atau dikeringkan pakai lap/kain/handuk bersih. Untuk mencuci tangan pakai
sabun secara benar memerlukan waktu minimal 20 detik.
Leading Sector atau Sektor Utama adalah departemen/instansi utama yang mempunyai TUPOKSI langsung
dengan issue/program atau kegiatan sehingga dan bertanggung-jawab untuk
mengkoordinir program dan kegiatan tersebut yang ruang-lingkup operasionalnya
memerlukan kerjasama lintas sektoral.
Logo dan stiker Logo dan stiker ini dengan slogan “Biasa Bersih, Hidup Jadi Sehat”
CTPS dan tag-line “Ayo, Biasakan Cuci Tangan Pakai Sabun!” adalah logo
kampanye nasional promosi peningkatan perilaku CTPS yang dapat
senantiasa dipakai untuk promosi CTPS dan dapat dipasang di
tempat-tempat umum dan sarana CTPS. Logo dan sticker dapat
diperoleh dari KPS-CTPS (Kemitraan Pemerintah–Swasta untuk Cuci
Tangan Pakai Sabun).
vi
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Millennium atau Tujuan Pembangunan Milenium adalah 8 tujuan pembangunan secara global yang
Development telah disepakati oleh 189 negara-negara anggota PBB untuk dicapai pada tahun 2015.
Goals Ketujuh TPM tersebut adalah: 1) Menanggulangi Kemiskinan dan kelaparan, 2) Pendidikan
Dasar untuk semua, 3)Kesetaraan Gender dan pemberdayaan Perempuan, 4)Menurunkan
angka kematian anak balita, 5) Meningkatkan kesehatan ibu, 6) Memerangi HIV/AIDS,
Malaria dan Penyakit Menular lainnya, 7) Kelestarian Lingkungan Hidup dan 8)
mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan.
Modifikasi adalah usaha mengubah iklim mikro (suasana/situasi local) dengan tujuan untuk
lingkungan mengoptimalkan lingkungan iklim atau suasana/situasi untuk dapat mendukung
tumbuhnya suatu usaha atau aktifitas.
Pemangku atau Stakeholders adalah individu atau sekelompok individu, masyarakat, institusi,
Kepentingan organisasi dan/atau perusahaan yang mempunyai kepentingan/minat/andil atau
issu/masalah tertentu yang sama dan mereka ini dapat mempengaruhi perkembangan,
perubahan, kebijakan issu/masalah dan/atau mereka dapat terkena dampak dari akibat
issu/masalah tersebut.
Pemasaran Pemasaran Sosial adalah penerapan prinsip-prinsip pemasaran produk atau layanan
Sosial komersiil pada pemasaran atau promosi untuk merubah atau mempengaruhi perilaku
orang/masayarakat untuk meningkatkan kesehatan atau yang dampaknya adalah untuk
kebaikan umum.
Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat adalah segala program dan kegiatan yang dirancang dan
Masyarakat dilakukan dengan tujuan membuat masyarakat lebih mampu mengelola dan memperbaiki
situasi dan kondisi masyarakat sendiri.
Penyuluhan Adalah pendekatan penyuluhan yang mengakui para peserta penyuluhan sebagai nara
Partisipatif sumber sehubungan topik penyuluhuan dimana para peserta diakui sebagai orang-orang
yang lebih tahu tentang pengalaman dan situasi lingkungannya. Penyuluh dan peserta
berkomuniskasi secara interaktif dan partisipatif dalam membahas topic tertentu sehingga
penyuluh mengerti informasi apa yang sudah diketahui dan informasi apa yang masih
diperlukan, sehingga demikian penyuluh mendapatkan masukan dan peserta
mendapatkan informasi yang tepat.
Potable water Adalah air yang pantas untuk diminum. Lihat keterangan”Air minum”.
Promosi adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
Kesehatan melindungi kesehatannya sendiri melalui peningkatan kesadaran (awareness), peningkatan
pengetahuan (knowledge), perubahan sikap (attitude), mendorong kemauan (motivation),
peningkatan kemampuan (capacity building) untuk dapat menerapkan perilaku hidup
(4)
sehat sehingga menjadi kebiasaan. .
Sarana Cuci adalah sarana dimana seseorang dapat mencuci tangannya. Kriteria sarana cuci tangan
Tangan yang memenuhi syarat kesehatan adalah 1) adanya air bersih yang dapat dialirkan, 2)
vii
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
SARKES Sarana Kesehatan yang termasuk dalam ruang lingkup prioritas penerapan adalah Rumah
Rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin.
SMART Simple, Measurable, Attributable, Reliable dan Timely. Indikator-indikator yang SMART
Indicators adalah yang sederhana, dapat diukur, dapat diatribusikan (dapat dilihat kaitan sebab-
akibat), dapat diandalkan dan tepat waktu pengukurannya.
SMART Simple, Measurable, Achievable, Realistic dan Timely. Tujuan-tujuan atau objektif yang
Objectives SMART adalah yang sederhana, dapat diukur, dapat dicapai, realsistik dan ada batasan
kurun waktu tertentu.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Special Events adalah acara-acara khusus yang diadakan untuk menarik perhatian umum pada isu
tertentu dengan memmanfaatkan hari-hari khusus yang berkaitan dengan isu tertentu,
dalam hal iniisu CTPS.
STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah strategi program national penyediaan air dan
sanitasi yang berbasis masyarakat dimana masyarakat sendiri yang menentukan
(9)
kebutuhan dan keinginannya sehubungan dengan air dan sanitasi. .Strategi STBM
mengakui adanya 5 pilar yang perlu digarap sejalan. Lihat penjelasan “5 Pilar STBM.”
Tag Line adalah kata-kata seruan atau ajakan sebagi penutup iklan atau pesan. Tag-line tidak sama
dengan slogan. Slogan adalah semboyan yang merefleksikan misi atau tujuan utama.
Untuk Kampanye CTPS tag-linenya adalah “Ayo, Biasakan Cuci Tangan Pakai Sabun”
sedangkan Slogan CTPS adalah “Biasa Bersih, Hidup Jadi Sehat”
(14)
Tim Pelaksana Tim Pelaksana UKS adalah organisasi di setiap sekolah yang melaksanakan tiga program
UKS pokok UKS, yaitu 1) pendidikan kesehatan,2) pelayanan kesehatan dan 3) pembinaan
lingkungan sehat. Tim ini berperan menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi
lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS. Disamping itu Tim UKS berperan
untuk menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan
kepada Tim Pembina UKS Kecamatan. Keanggotaan Tim UKS terdiri dari unsur
pemerintah Desa/ kelurahan, Kepala sekolah, Guru, Pamong Belajar, Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS), Puskesmas, Orang Tua Murid, serta unsur lain yang relevan.
Tippy-Taps Terjemahan nama ini adalah “kran miring” atau sarana cuci tangan sederhana (tehnologi
rendah) yang terbuat dari materi yang dapat ditemui secara lokal seperti botol plastik
bekas, kaleng bekas, jerigen bekas yang dilobangi, diisi air lalu digantung secara miring
sehingga air dapat mengalir sedikit demi sedikit untuk dipakai cuci tangan.
TTU Tempat-tempat Umum adalah tempat yang terbuka dan dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat untuk bertemu dan merupakan bagian dari aktifitasnya sehari-hari. Salah satu
dampak dari penggunaan TTU ialah adanya risiko penularan penyakit langsung dari
sesorang ke orang lain atau melalui fasilitas sarana yang dipakai bersama di tempat itu.
Contoh TTU antara lain adalah WC/MCK umum, pasar, pusat belanja (shopping
center/mall), supermarket, bioskop, ruangan pertemuan, stasiun bis dan kereta api, dll.
TPM Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman adalah tempat usaha penyediaan makanan
viii
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Waktu-waktu Lima waktu paling penting untuk cuci tangan pakai sabun :
penting untuk 1. Sebelum makan
CTPS 2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum memberi makan bayi/Balita
4. Sesudah Buang Air Besar atau Buang Air Kecil.
5. Sesudah memegang hewan.
ix
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
DAFTAR ISI (BARU)
KATA PENGANTAR i
DAFTAR SINGKATAN ii
2. LANGKAH-LANGKAH CTPS 5
5. LAMPIRAN
Persyaratan Wastafel 28
1
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
1. PENDAHULUAN
Buku Katalog Informasi Pilihan Sarana Cuci Tangan Tepat Guna ini disusun dan
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(Ditjen PP-PL) Depkes, untuk digunakan oleh lintas sektor Pemerintah, Pemerintah Propinsi
dan Pemerintah Daerah bersama pemangku kepentingan lainnya yang mempunyai minat
atau tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan perilaku cuci tangan pakai sabun (perilaku
CTPS) pada waktu-waktu yang penting. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemangku
kepentingan adalah termasuk penentu kebijakan (legislator, pembuat peraturan), pelaksana
program/kegiatan CTPS di Tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota, baik sektor
pemerintah maupun swasta, LSM sedangkan sebagai pemangku kepentingan utama adalah
anggota masyarakat yang bersangkutan.
Buku ini dimaksud untuk digunakan sebagai pelengkap bagi dokumen Pedoman Umum
Pengelolaan Kegiatan Peningkatan Perilaku Cuci Tangan pakai Sabun dan Petunjuk Teknis
Pengelolaan Kegiatan Peningkatan Perilaku Cuci Tangan sehubungan dengan upaya
percepatan peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun. Ketiga dokumen tersebut ini
dirancang untuk dipakai sebagai satu rangkaian yang saling mendukung dan dilengkapi
daftar singkatan dan daftar pengertian sehingga masing-masing dapat berdiri sendiri.
Dokumen ini berisikan informasi yang diperlukan untuk dapat menyediakan sarana CTPS
yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat.
WHO (2001), memperkirakan lebih dari sepertiga kematian anak secara global adalah
karena diare (35%) dan sepertiga kematian anak adalah karena infeksi pernapasan
(32%), sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang (18,20).. UNICEF (2001)
memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian satu anak setiap
30 detik (19,21)
2
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa
dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Data dari survei Baseline yang
dilakukan oleh Basic Human Services (BHS - USAID) (18.) di 6 propinsi di Indonesia,
pada tahun 2006 menunjukkan bahwa perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada
waktu-waktu kritis adalah sangat rendah yaitu:
(%)
• sebelum makan 14,3
• sesudah buang air besar 11,7
• setelah menceboki bayi 8,9
• sebelum menyuapi anak 7,4
• sebelum menyiapkan makanan 6
Sehubungan dengan pencegahan diare pada bayi dan anak-anak Balita kelima waktu-
waktu tersebut diatas adalah dianggap paling penting untuk ibu atau pengasuh anak
Balita untuk melakukan CTPS karena jalur utama penularan berbagai penyakit adalah
melalui tangan yang terkontaminasi bakteri, virus atau telur cacing yang menyebabkan
diare dan berbagai penyakit ataupun kecacingan. Seperti di jabarkan sebelumnya,
perilaku CTPS ternyata mempunyai efektifitas tinggi dibanding ongkos (cost-effective)
dalam mencegah penularan penyakit (dari tangan ke mulut), maka penting sekali
untuk melakukan upaya peningkatan cuci tangan pakai sabun di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut diatas, maka Pemerintah Indonesia telah menyusun Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk akselerasi pencapaian akses
masyarakat terhadap sanitasi dan peningkatan perilaku higiene. Strategi ini terdiri dari
5 (lima) pilar perilaku higienis yang saling melengkapi dimana pilar kedua adalah
perilaku CTPS. Kelima pilar STBM adalah sbb:
Sejalan dengan strategi STBM tersebut, maka dirancang satu kampanye nasional CTPS
untuk meningkatkan praktik cuci tangan pakai sabun deangn cara yang benar, pada
lima waktu-waktu kritis, di tingkat masyarakat. Kelima waktu paling penting untuk cuci
tangan pakai sabun yang telah diidentifikasikn aleh Departemen Kesehatan adalah:
1. Sebelum makan
2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum memberi makan bayi/Balita
4. Sesudah Buang Air Besar atau Buang Air Kecil.
5. Sesudah memegang hewan.
3
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Sehubungan dengan upaya peningkatan perilaku CTPS, juga dianggap perlu untuk
melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk dapat menciptakan lingkungan yang mendukung (enablling
environment) misalnya menyediakan sarana cuci tangan sederhana dan menyediakan
sabun, agar anggota keluarga dan anggota masyarakat dapat dengan mudah
melakukan cuci tangan pakai sabun.
Hingga saat ini kampanye nasional CTPS belum dilengkapi dengan dokumen yang
dapat memberikan wawasan mengenai serangkaian pilihan sarana CTPS yang
mendukung kampanye nasional CTPS. Untuk itu dokumen ini dikembangkan untuk
dapat memenuhi harapan dan kebutuhan para pelaksana program maupun
masyarakat untuk promosi perilaku sehat, khususnya untuk peningkatan perilaku
CTPS.
• Sebagai alat bantu komunikasi dalam memilih teknologi sarana CTPS yang tepat
Dalam upaya meningkatkan perilaku CTPS perlu dimengerti adanya 5 (Lima) Prinsip
Dasar CTPS yaitu, bahwa:
Sampai saat ini masih ada anggapan di masyarakat bahwa cuci tangan itu cukup pakai air
saja, padahal air saja tidak mampu menghilangkan kuman, kotoran dan berbagai zat
kontaminan. Mengacu pada prinsip pertama dan kedua diatas, yang telah di buktikan
dengan berbagai penelitian, maka makin jelas pentingnya upaya menerapan praktik cuci
tangan pakai sabun. Untuk dapat melakukan CTPS diperlukan sarana yang memadai dan
memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat membersihkan tangan dari segala patogen
(penyebab penyakit) dan bahan kontaminan (misalnya bahan kimia) yang berbahaya
bagi kesehatan. Selain itu sarana dibutuhkan untuk memudahkan masyarakat atau anak
didik untuk mau melakukan praktik tersebut. Adanya sarana yang memadai dan mudah
dijangkau dapat meningkatkan praktik CTPS ini di kalangan masyarakat.
2. LANGKAH-LANGKAH CTPS
Pada umumnya orang-orang mencuci tangan dengan cara yang tidak benar atau
tidak efektif untuk menghilangkan kuman dan kotoran sehingga tidak memenuhi
persyaratan kesehatan. Cara cuci tangan yang salah dan penjelasan mengapa tidak
benar adalah antara lain:
- Mencuci tangan hanya pakai air saja – karena air saja tidak mampu
menghilangkan semua kotoran dan kuman dari tangan.
5
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Tata cara CTPS yang benar adalah yang mampu atau efektif membersihkan tangan
dari kotoran dan kuman. Sebagian penelitian menyebutkan bahwa cuci tangan
pakai air bersih dan pakai sabun dengan waktu minimal 20 detik dapat
menghasilkan tangan yang benar-benar bersih dari kotoran dan kuman, sepanjang
dilakukan dengan langkah-langkah yang benar. Secara ringkas langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
6
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Sampai sekarang ini terdapat berbagai program promosi peningkatan perilaku CTPS
di lapangan yang telah memperkenalkan berbagai versi langkah-langkah CTPS serta
waktu yang dianjurkan yang juga berbeda. Ada yang menjelaskannya denganp tiga
langkah, ada yang 7 langkah dan ada yang 11 langkah dengan anjuaran waktu
pelaksanaan yang berbeda-beda juga. Semua versi pesan tersebut disampaikan
kepada masyarakat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memudahkan
pelaksanaan serta mementingkan teknik pencucian yang tepat, namun belum ada
standardisasi jumlah langkah-langkah.
7
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
1. 2 3 4 5
Basahi kedua Gosokan sabun pada Dengan Bilas dengan air Keringkan kedua tangan dengan
tangan dengan kedua telapak tangan mengunakan kuku, bersih sambil mengibas-ibaskan kedua tangan di udara
sedikit air bersih lalu gosok kedua bersihkan ujung- menggosok-gosok sampai kering atau keringkan pakai kain,
yang mengalir. punggung tangan, ujung jari dan kedua tangan handuk bersih, atau kertas tisu.
jari-jemari, kedua sela-sela dibawah sampai sisa-sisa
jempol, sampai kuku. sabun hilang.
semua permukaan
tangan terkena busa
sabun.
9
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Pada Poster WHO: Sebagai catatan tambahan, pada langkah 1 (Tuangkan sabun), disini
sabun yang diilustrasikan adalah sabun cair, namun sebenarnya macam sabun yang bisa
dipakai dapat berupa sabun batangan, cair, krem atau colek.
10
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Khusus bagi petugas kesehatan, 5 (lima) saat-saat penting bagi petugas kesehatan
untuk mencuci tangan pakai sabun sewaktu memeriksa dan/atau merawat pasien
di rumah pasien ataupun disarana kesehatan (Posyandu, Pustu, Puskesmas,
Polindes, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit):
11
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Untuk dapat menunjang langkah-langkah CTPS yang benar sehingga efektif untuk
menghilangkan kotoran dan kuman, maka persyaratan utama atau persyaratan minimum
sarana CTPS yang memenuhi persyaratan kesehatan adalah tersedianya:
Setelah persyaratan minimum terpenuhi, sarana CTPS dapat ditingkatkan menjadi lebih
baik sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan materi, dengan persyaratan tambahan
sebagai berikut:
- penempatan yang tepat: bila suplai air bukan dari sistim perpipaan, sarana
CTPS sebaiknya ditempatkan tidak jauh dari sarana air bersih (sumur, bak
penyimpanan air, kran air/sarana air bersih).
Sarana cuci-tangan tidak perlu terdiri dari kran dan wastafel yang mewah atau mahal.
Sarana CTPS yang sederhana dan yang tepat guna yaitu dibuat dari bahan/material yang
dapat diperoleh dengan mudah. Sarana CTPS tepat duna antara lain dapat dibuat dari ruas
bambu, tempat-tempat bekas seperti botol plastik besar (lihat Tippy Tap), jerigen, gentong,
ember, kaleng besar dan lain sebagainya, yang dibolongi sehingga air dapat mengalir dan
dilengkapi penyumbat sehungga aliran air dapat ditutup kembali.
12
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Contoh-contoh sarana CTPS yang memenuhi persyaratan minimum adalah antara lain:
13
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Sarana
Sarana CTPS CTPS
dibuat untuk (CARE)
acara dibuat
gerakan dari
CTPS jerigen
serempak dileng-
pada hari- kapi
hari stand
perayaan dan
khusus. penamp
Suplai air ungan
adalah air
melalui selang yang disambung ke truk air. limbah untuk acara gerakan CTPS
Sumber: Hari CTPS Sedunia 15 Oktober 2008/ serempak pada hari-hari perayaan khusus.
Unilever Sumber: PP&PL,
Departemen Kesehatan
Sarana CTPS
yang dibuat
khusus dengan
ukuran tinggi
untuk anak-
anak sekolah.
Sumber foto:
WSLIC-2
14
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Ada beberapa sarana CTPS yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, antara lain:
Semua yang dijelaskan di atas adalah cara-cara CTPS yang salah karena cara-cara tersebut
tidak akan efektif untuk menghilangkan kotoran dan kuman dari tangan secara tuntas.
Contoh-contoh sarana cuci tangan yang tidak memenuhi persyaratan minimum antara
lain:
- baskom
- mangkok kecil
- sarana Wudhu
- kendi yang biasanya dipakai untuk menyimpan air minum tidak disarankan
untuk dipakai sebagai tempat menyimpan air untuk cuci tangan karena bila
juga dipakai untuk menyimpan air untuk mencuci tangan sedangkan airnya
sebenarnya tidak layak untuk diminum dan mungkin aka nada yang minum air
tersebut.
Berikut adalah beberapa ilustrasi sarana cuci tangan yang tidak memenuhi syarat.
15
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
X X
(SALAH) (SALAH)
Mangkok kecil (kobokan) berisikan air dan sepotong jeruk nipis yang biasa disediakan di rumah-
makan untuk cuci tangan sebelum makan dan seringkali dipakai untuk mencuci tangan hanya
sesudah makan. Cara cuci-tangan ini tidak efektif menghilangkan kotoran dan kuman dengan
tuntas karena kotoran dan kuman akan menumpuk di dalam mangkok. (Sumber: WSP)
X X
(SALAH)
(SALAH)
Hand Sanitizer adalah cairan berbasis alkohol yang fungsinya adalah untuk
menghilangkan kotoran dan kuman dari tangan. Cara kerjanya: cairan diteteskan ke
telapak tangan secukupnya (beberapa tetes), kedua telapak tangan digosok-gosok
sehingga cairan habis menguap. Cairan Hand Sanitizer mampu menghilangkan kotoran
dan kuman namun bila pemakaiannya tidak sesuai petunjuk kemungkinan besar kotoran
dan kuman masih tersisa. Pemakaian Hand Sanitizer tidak dianjurkan untuk pengganti
mencuci tangan pakai air dan sabun sehari-hari dan hanya dianjurkan untuk keadaan
darurat dimana tidak tersedia air dan sabun.
16
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Jumlah sarana CTPS yang diperlukan tergantung dari lokasi dan seringnya penggunaan atau
kebutuhan. Misalnya jumlah yang diperlukan di rumah tangga berbeda dengan di tempat-
tempat umum seperti tempat pengelolaan makanan, rumah-makan, sekolah, perkantoran,
terminal bis, stasiun kereta-api dll.
Untuk rumah tangga minimum satu sarana CTPS yang mudah dijangkau oleh semua anggota
keluarga (ruang makan dan dapur) dan yang mudah dijangkau dari kakus. Sebaiknya di dalam
ruang kakus atau dekat kakus disediakan sarana CTPS khusus.
Untuk tempat-tempat umum: untuk memudahkan untuk dijangkaui pengguna, sarana CTPS
diletakkan dekat dengan kakus dan dekat dengan tempat makan.
Untuk sekolah:
Jumlah sarana CTPS (titik keran) untuk sekolah sudah distandadisasikan sebagai berikut:
17
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Sarana CTPS non-perpipaan: Sarana CTPS yang suplai airnya tidak dari sistim perpipaan
(PAM, PDAM, pompa air listrik dengan tenki penampungan air) melainkan dengan
menggunakan wadah penampungan air sementara, yang setelah dipakai untuk cuci
tangan beberapa kali memerlukan pengisian ulang secara manual dikatagorikan sebagai
sarana CTPS non-perpipaan. Berikut ini dua contoh.
Suplai air bersih untuk sarana CTPS non-perpipaan bisa dari berbagai sumber, antara lain
sumur, sarana air bersih, bak penampungan air umum atau air dari kran.
18
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Sarana CTPS perpipaan: Sarana CTPS yang suplai airnya disalurkan melalui sistim
perpipaan langsung sampai kepada titik keran dikatagorikan sebagai sarana CTPS
perpipaan. Air perpipaan bisa berupa sistim perpipaan PAM, PDAM, sistim air
perpipaan desa, pompa air listrik dengan tenki penampungan air. Berikut ini dua
contoh sarana CTPS perpipaan.
Dilokasi-lokasi dimana tidak terdapat sarana air bersih yang disalurkan melalui
perpipaan, maka sarana CTPS dapat di rekayasa dengan menggunakan berbagai wadah
untuk penampungan air bersih sementara yang cukup untuk dipakai beberapa kali cuci
tangan. Lihat contoh-contoh di bagian 4.2 dan gambar-gambar berikut.
Sarana CTPS dibuat dari ruas bambu dilengkapi tempat sabun, gantungan
handuk dan stand. Foto: WSP
19
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
4.4 Contoh-contoh Sarana CTPS dengan suplai air dari sistim perpipaan atau bak penampungan
suplai air dengan pipa penyalur.
Dilokasi-lokasi dimana terdapat sarana air bersih yang disalurkan melalui pipa, maka sarana
CTPS dapat dibuat dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan “Wastafel” pada
lampiran atau dibuat sarana CTPS sederhana dengan memperhatikan ukuran tinggi kran,
ukuran bak tampiasan air dan pembuangan limbah yang memadai.
20
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
21
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Wastafel modern
22
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Sketsa 1. Sarana CTPS sederhana dengan saluran dan keran dari bambu.
Cara pembuatan Tippy-Tap dijelaskan dengan rinci pada halaman berikut ini.
23
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
1. 2. 3. 4.
Pilih jerigen botol plastik Panasi bagian bawah Apabila plastik pada Panasi paku, buat lubang
ukuran 5 liter yang gagang jerigen gagang sudah lembek, selebar 2 mili-meter
mempunyai gagang yang dengan lilin yang yang
jepit pakai tang/ catut dan dibagian atas gagang yang
mempunyai hidup sampai plastic
ruang kosong menjadi lembek biarkan sampai dingin. dijepit
berhubungan langsung Pastikan bahwa tidak ada air
dengan bahagian dapat mengalir sepanjang
lainnya. dasar gagang yang dijepit.
5.
Gantung jerigen dengan jaring platik. Beri 6.
pemberat sepotong metal. Biarkan metal Lubangi sabun dan gantung dengan plastik pada jarring atau pada
tergantung pada jaring. Apabila tidak ada kawat. Sabun tempelkan di bagian atas dengan metal, sehingga
jaring, buat dua lubang buatan di belakang terlindung dari matahari dan hujan.
botol. Jerigen dapat gantung dengan
Sekarang siap dipakai untuk mencuci tangan.
menggunakan suatu dawai yang
ditempatkan di 2 lubang buatan.
24
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
7. Pengisian air pada jerigen dapat 8. Pemeliharaan: Bersihkan bagian luar jerigen
dihubungkan dengan saluran air/pipa dengan menggosok dengan sabun setiap hari
suplai air. dan bagian dalam dibersihkan setiap minggu
dengan air yang bersih dengan campuran
disinfektan (pembunuh kuman).
25
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
26
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
27
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
28
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
29
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
1. Persyaratan
a. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaannya dan lebar
depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik.
b. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.
c. Wastafel harus memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi lutut
dan kaki pengguna kursi roda.
d. Pemasangan ketinggian cermin diperhitungkan terhadap pengguna kursi roda.
e. Menggunakan keran dengan sistem pengungkit.
Menurut Goldsmith (1984):
2. Penempatan Wastafel.
a. Penempatan Wastafel di Kamar Mandi tidak perlu harus terjangkau langsung oleh
orang yang sedang duduk di WC.
b. Wastafel sebaiknya ditempatkan di pojok yang bukan merupakan jalan tempat
orang keluar-masuk WC/ kakus.
30
Katalog Informasi Pilihan Sarana CTPS 29-11-2008
Daftar Kepustakaan .
1. Adi Santosa. Studi Antropometri Pada Ruang Rawat Inap Utama Gedung Lukas, Rumah Sakit Panti
Rapih, Yogyakarta. Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain; Universitas Kristen Petra
2. Beth Scott, Val Curtis, Tamer Rabie. 2004. Evaluation of Scrup and Rubs for Hand Hygiene 1, Vol 17,
2004.
3 . Centers For Disease Control And Prevention. 2005. H a n d W a s h i n g G u i d e F o r H e a l t h
Worker. Edition 4, September2005,
4. Curtis Val And Sandy Cairncross.2003. ;Effect Of Washing Hands With Soap On Diarrhea Risk In
The Community: A Systematic Review. The lancet, Infectious Diseases, Vol 3.May 2003.
5. Depkes. Keoutusan Menkes RI, No 715/ Menkes/V/2003, tentang Persysaratan Jasaboga.
6. Kepmenkes. No 1405/ Menkes?SK/X/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri; butir X: ayat 2.
7. Keputusan Mentri Kesehatan. N0 1204/ Menkes/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit: B Keputusan Mentri Kesehatan utir C. Pasal. 5. b. 3).
8. Keputusan Mentri Kesehatan No 1429/ Menkes /SK/XII/2006, tantang Pedoman Pennyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah: Butir II. Ayat 4, 5.b.; 6
9. Keputusan Mentri Kesehatan No 1428/ Menkes/SK/XII/2006, tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas; Butir VI. Pasal 2c, dan 5.
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 304 Tahun 1989, Tentang : Persyaratan Kesehatan
Rumah Makan dan Restoran.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. No 30/PRT/M/2006, tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
12. Goldsmith. S.. 1984. Disaining for The Disabled, London: Riba Publication Limited.
13. Sloan. Optima System, Hand Washing Sink, type 1000, 1170
14. Snyder, Peter O. Jr. 1999. A "Safe Hands" Hand Wash Program for Retail Food Operations: A
Technical Review; Hospitality Institute Of Technology And Management; For: Florida Environmental
Health Association, Inc., May 27, 1999.
15. http://www.tweedehands.net/pics/00/00/49/84/63/1c.jpg
16. http://www.sloanvalve.com
31