Makalah Konsep Dasar Keperawatan Myra Estrin Levine
Makalah Konsep Dasar Keperawatan Myra Estrin Levine
Makalah Konsep Dasar Keperawatan Myra Estrin Levine
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi
model dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan
penyembuhan. Adapun prinsip konservasi tersebut adalah sbb:
1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara
konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan
dalam praktek keperawatan.
2. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang
perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui
perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya.
Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang
menyediakan privasi selama prosedur.
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap
keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal
untuk konservasi integritas social.
1. Wholeness (Keutuhan)
3
individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan,
memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.
2. Adaptasi
a. Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik
lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan
internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal
sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan
kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level
operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis
meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti
mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya,
4
dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa,
pikiran dan pengalaman.
b. Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon
terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.
1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima
individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui
menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang
disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan
sejahtera.
2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang
melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk
menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada
dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk hal ini
sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang
tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk
beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan
dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap
pelayanan keperawatan.
4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi
dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh
individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya.
Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung
kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi
dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan
informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya.
c. Trophicognosis
5
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa
keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan
rencana keperawatan.
3. Konservasi
6
yaitu nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota
keluarga/orang lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari
beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang
integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem
diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses
keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam
berhubungan dengan orang lain atau masyrakat.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh.
Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada
empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan
pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain
juga sama penekanannya.Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses
perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine
tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan
akhir.
Kesimpulannya mutu adalah sangat penting diaplikasikan dalam teori ini untuk
mencapai tujuan klinik. Dasar dari pendapat ini adalah : Posisi ketergantungan dari
klien sebagai akibat dari sakit atau bantuan kesehatan yang membutuhkan bantuan
perawatan.Tanggung jawab perawat untuk memonitor kondisi klien dalam mengatur
keseimbangan antara intervensi keperawatan dan partisipasi klien dalam perawatan.
Perawat sebagai individu harus melibatkan klien dalam aktivitas pengkajian dasar dan
kemampuan partisipasi klien dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan harus mencerminkan
usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase
perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai
tujuan.
7
dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat
harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan
mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh
konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi.
Perawat harus mengawasi respon klien. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase
evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung jawab untuk memberikan
perawatan kepada klien. Teori Levine menyatakan bahwa :
1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan
tindakan perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi
perawatan yaitu tentang pengobatan atau support.
Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu
sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan
membutuhkan intervensi perawatan.
8
3. Integritas personal
Perawat mengkaji pengaruh lingkungan
4. Integritas sosial
eksternal dan internal pasien dengan prinsip
konservasi.
Keputusan à Tropihicognosis
Hpotesis B
Mengarahkan intervensi keperawatanerdasarkan keputusan, perawat memvalidasi
dengan tujuan untuk keutuhan dan promosimasalah pasien, lalu mengemukakan
adaptasi hipotesis tentang masalah dan solusinya. Ini
disebut rencana keperawatan.
Intervensi
9
memberi arah dalam melakukan perawatan.
Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa
batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang
bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk
mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan
berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak
mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini
adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian,
keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk
menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi
perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan
tidak cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Model
diterapkan:
10
1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy
yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping
tempat tidur klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari
pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)
pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori
Levine itu tidak berlaku.
2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur
anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi,
memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu
sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,
prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas
struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik
dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian,
prosedur tidak boleh dipromosikan.
3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan
dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan
psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara
psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap
pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh diri.
4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari
interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri
dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak
memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien
psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak
sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat
dalam perawatan kesehatannya.
11
keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara
penuh. Dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi
dengan normal.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan penjelasan berbeda dari
disiplin ilmu keperawatan.Dalam teori Levine ini terdapat empat konsep konversi utama
yaitu konversi energy,integritas struktur,integritas personal dan integritas social.Semua
teori ia bagi menjadi empat bagian utama antara lain orang, lingkungan , kesehatan,
keperawatan.Selain itu, Levine juga membahas orang dan lingkungan yang tergabung
atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu.Menurutnya seorang perawat harus selalu
mengobservasi, memberikan intervensi yang tepat sesuai perencanaan dan
mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien,sehingga hubungan kerja sama antara
perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya tujuan kedua belah pihak.
3.2 Saran
Perawat harus mampu dalam memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan, agar proses keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan
klien dan memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine yaitu klien
sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas
konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama.Dalam hal ini
dituntut peranan perawat dalam mewujudkan tindakan yang mencakup konversi-
konversi tersebut dan mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai
dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu
klien dalam mencapai kesehatan yang seutuhnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.htm
http://www.o-wm.com/article/6024
http://nursing.jbpub.com/sitzman/artGallery.cfm
http://www4.desales.edu/ ~ sey0/levine.html
14