Laporan Analisa Sintesa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN EKG DENGAN GAGAL


JANTUNG KONGESTIF/CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG UGD
RS. ROEMANI SEMARANG

OLEH:

ULIL ALBAB

( G0A016024 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG TAHUN 2018
A. Identitas Pasien
Inisial Pasien : Tn. T

Umur : 57 tahun

Alamat : Sambiroto, Semarang

B. Diagnosa Medis
Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure (CHF)

C. Diagnosa Keperawatan dan Landasan teori


1. Diagnosa Keperawatan
DS : Ny. Y mengatakan kurang nyaman pada daerah dada
dan sering merasakan lemas dan mudah kelelahan setelah
aktivitas. Sudah seminggu ini bengkak pada kedua kaki dan
sering merasa jantungnya

berdebar-debar.

DO : pasien tampak lemah, wajah terlihat pucat, adanya


edema derajat 1 pada kedua kaki pasien, nadi 112x/menit.
Diagnosa Keperawatan : penurunan curah jantung b.d
perubahan frekuensi jantung.

2. Landasan Teori
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu
kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh
akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini
mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh
tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.
Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu
memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering
merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh
seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh
klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010). Salah
satu
pemeriksaan penunjang guna menegakkan diagnosa CHF
yaitu EKG: untuk menilai hipertropi atrium/ventrikel,
iskemia, infark, dan disritmia. EKG (elektrokardiogram)
adalah suatu mesin yang mencatat aktivasi listrik dari
denyut jantung.

D. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan


Melakukan tindakan pemasangan EKG.

E. Prosedur Tindakan Keperawatan


Pemasangan EKG merupakan tindakan keperawatan
dengan prinsip

bersih karena bukanlah tidakan invasif. Secara umum


prinsip-prinsip

pemasangan EKG seperti menyiapkan alat-alat (mesin EKG, jelly


dan tissue), pasien diposisikan supinasi. Anjurkan pasien untuk
tidak tegang dan tetap rileks.
Prosedur tindakan pemasangan EKG:

1. Fase Preinteraksi
a. Cek program pemberian obat dengan nebulizer
b. Menyiapkan alat

2. Fase Orientasi
a. Memberi salam/menyapa pasien
b. Memperkenalkan/mengingatkan identitas perawat

c. Menjelaskan tujuan tindakan


d. Menjelaskan langkah prosedur
e. Menanyakan kesiapan pasien
3. Fase Kerja
a. Mencuci tangan
b. Menjaga privacy pasien

c. Mengucapkan basmallah
d. Mengatur posisi pasien
e. Membebaskan daerah dada dari pakaian
f. Mengolesi jelly pada tempat-tempat sadapan

g. Memasang AVR di tangan kanan


h. Memasang AVL di tangan kiri
i. Memasang AVF di kaki kiri

j. Memasang groun/netral di kaki kanan

k. Memasang V1 di ICS 4 dextra


l. Memasang V2 di ICS 4 sinistra

m. Memasang V4 di ICS 5 sinistra sejajar garis midclavicula


n. Memasang V3 diantara V2 dan V4
o. Memasang V5 di ICS 5/ sejajar V4 di garis axila anterior
sinistra

p. Memasang V6 di ICS 5/ sejajar V5 di garis mid axila


sinistra

q. Menyalakan mesin EKG dan mengeprint kertas EKG


r. Mematikan mesin EKG

s. Melepas sadapan sambil membersihkan jelly dengan


tissue

t. Merapihkan pasien dan alat

u. Mengucapkan hamdallah
v. Mencuci tangan
4. Fase Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut

c. Berpamitan

F. Analisa Tindakan Keperawatan


Tujuan dilakukan pemasangan EKG adalah mengetahui
aktivasi kelistrikan jantung. Perawat langsung menyiapkan alat-alat
untuk
pemasangan EKG (mesin EKG, jelly dan tissue). Jika mesin
dalam keadaan low baterai, sakelar dalam mesin EKG
dihubungkan dengan sumber listrik. Perawat melakukan prosedur
tindakan pemasangan EKG mulai dari fase preinteraksi sampai
terminasi.

Posisi pasien diatur terlentang di atas tempat tidur. Posisi ini


digunakan untuk mempermudah pemasangan sadapan maupun
elektroda. Pasien ataupun keluarga tidak diperbolehkan
menyentuh

besi pada bed maupun benda logam lain karena akan


mempengaruhi hasil pemeriksaan. Termasuk memeriksa
apakan pasien menggunakan
jam tangan, gelang dan benda logam lain agar bisa dilepas
terlebih dahulu.

1. Menjaga privacy pasien lalu membuka dan melonggarkan


pakaian atas

pasien agar membebaskan daerah dada, termasuk untuk pasien

perempuan BH/bra nya ikut dilepas.

2. Menetukan tempat pemasangan elektroda dan sekalian


membersihkan serta memberikan jelly

3. Memasang semua elektroda di tempatnya masing-masing


4. EKG yang digunakan menggunakan mesin yang otomatis,
sehingga

penulisan nama dan keterangan lain diketik dalam mesin EKG

5. Bila rekaman EKG telah lengkap, semua elektoda yang


terpasang dilepaskan kemudian mengambil/ menyobek
kertas hasil EKG dari mesin

6. Membersihkan sisa-sisa jelly yang ada pada tubuh pasien.


Pemasangan elektroda yang tidak tepat dapat menghasilkan
gambaran
EKG yang tidak terbaca atau tidak sesuai kondisi pasien. Hal ini
dapat menimbulkan kesalahan dalam interpretasi EKG sehingga
menghasilkan diagnosa yang keliru. Untuk menghindarinya,
pastikan tidak ada kesalahan sebelum perekaman jantung dengan
melakukan pengecekan ulang pada elektroda yang terpasang.

G. Hal yang Didapat dan Maknanya


Hasil pemasangan EKG didapat hasil rekaman jelas dan dapat
dibaca. Subjektif : pasien mengatakan masih merasakan
lemas dan lelah Obyektif : pasien tampak lemah, wajah
terlihat pucat, nadi 115x/menit (sinus takikardi), pemasangan
EKG telah dilakukan pasien kooperatif
Actually : penurunan curah jantung
belum teratasi Planning :

Perawat : Anjurkan pasien untuk istirahat, lapor dokter terkait


hasil EKG. Pasien : Tingkatkan istirahat dan kurangi
aktivitas yang dapat menimbulkan kelelahan.
Keluarga : Motivasi pasien, beri dukungan secara fisik
psikis dan spiritual, bantu pemenuhan ADLs yang tidak dapat
dilakukan sendiri.
H. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk
mengatasi diagnosa di atas (mandiri dan kolaboratif)

1. Tirah baring/ bedrest dalam posisi supinasi/ semifowler


2. Observasi tanda-tanda vital
3. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

I. Evaluasi Diri
Dalam pemasangan EKG sudah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan SOP. Akan tetapi untuk
interpretasi/membaca hasil EKG masih
perlu banyak belajar lagi.

J. Daftar Pustaka
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler . . Jakarta:
Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai