Daun Kelor
Daun Kelor
Daun Kelor
SKRIPSI
Oleh:
CHALIMATUS SA’DIYAH
NIM. 12640047
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
STUDI TENTANG PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN
BIOFILTER BERBAHAN CENGKEH (Syzigium aromaticum) DAN DAUN
KELOR (Moringa oleifera L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
DAN HISTOLOGI PANKREAS MENCIT (Mus musculus) DIABETES
MELLITUS
SKRIPSI
Diajukan kepada:
Oleh:
CHALIMATUS SA’DIYAH
NIM. 12640047
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
CHALIMATUS SA’DIYAH
NIM. 12640047
v
MOTTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah.....
Thanks To:
Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw .....
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
musculus) Diabetes Mellitus’’ sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains (S.Si). Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
menyelesaikan penulisan skripsi ini, dengan ketulusan hati, iringan doa, dan
1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri
3. Erna Hastuti, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri
viii
4. DR. H. Agus Mulyono, S.Pd, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang
6. Seluruh Dosen Fisika yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan
seluruh Laboran Fisika & Biologi (Bu. Nayyir dan Mas Basyar) yang telah
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diperlukan untuk
ilmu pengetahuan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
3.7.2 Penginduksi Diabetes Mellitus .............................................................. 33
3.7.3 Perlakuan ................................................................................................ 34
3.7.4 Penentuan Kadar Gula Pada Mencit ...................................................... 35
3.7.5 Pembuatan Preparat dan Pengamatan Histologi Pankreas mencit ......... 35
3.8 Teknik Penentuan Kerusakan Pankreas Mencit .............................................. 37
3.9 Pengambilan dan Analisis Data ...................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 40
4.1 Data Hasil Penelitian ....................................................................................... 40
4.1.1 Pembuatan Biofilter ............................................................................... 40
4.1.2 Penginduksian Diabetes Mellitus ........................................................... 42
4.1.3 Data Hasil Pengujian Biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor
terhadap kadar glukosa dan histologi pankreas pada mencit
Diabetes Mellitus (DM) ........................................................................ 43
a. Data Hasil Pengujian Biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor
terhadap kadar glukosa pada mencit Diabetes Mellitus (DM) ............. 43
b. Data Hasil Pengujian Biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor
terhadap Histologis Pankreas pada mencit Diabetes Mellitus
(DM) ..................................................................................................... 45
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 48
4.2.1 Pengaruh Paparan Asap Rokok dengan Biofilter berbahan
cengkeh dan daun kelor terhadap kadar glukosa pada mencit
Diabetes Mellitus (DM) ........................................................................ 48
4.2.2 Pengaruh Paparan Asap Rokok dengan Biofilter berbahan
cengkeh dan daun kelor terhadap histologi pankreas pada mencit
Diabetes Mellitus (DM) ........................................................................ 52
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 60
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 60
5.2 Saran............................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
STZ : Streptozotocin
DM : Diabetes Mellitus
BB : Berat Badan
CO2-, : Radikal Superoksida
O2-, : Anion Superoksida
HE : Hematoxilin Eosin
PEG : Poly Ethykene Glycol
DNA : Deoxyribonucleic Acid
ROS : Reactive Oxygen Species
CO2 : Karbondioksida
K- : Kontrol Tanpa Perlakuan
KD - : Kontrol Diabetes Tanpa Perlakuan
KD+ : Kontrol Diabetes Tanpa Biofilter
DBK : Diabetes Dengan Biofilter Kelor
DBC : Diabetes Dengan Biofilter Cengkeh
NBK : Normal Dengan Biofilter Kelor
NBC : Normal Dengan Biofilter Cengkeh
xv
ABSTRAK
Sa’diyah, Chalimatus. 2016. Studi Tentang Pengaruh Paparan Asap Rokok dengan
Biofilter Berbahan Cengkeh (Syzigium aromaticum) dan Daun Kelor
(Moringa oleifera l.) Terhadap Kadar Glukosa Darah, dan Histologi
Pankreas Mencit (Mus musculus) Diabetes Mellitus. Skripsi. Jurusan
Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: (I) Dr. Agus Mulyono, S.Pd. M.Kes
(II) Umaiyatus Syarifah, M.A
Kata kunci: Asap rokok, radikal bebas, kadar glukosa darah, pankreas, Diabetes
Mellitus.
Radikal bebas pada asap rokok dapat merusak jaringan dan sel tubuh sehingga
menyebabkan penyakit. Disisi lain produksi rokok memberikan kontribusi yang besar dan
sangat berpengaruh pada sistem perekonomian dalam negeri. Hasil penelitian sebelumnya
menujukkan bahwa biofilter cengkeh 0,4 gram dan biofilter kelor 0,5 gram mampu
menangkap radikal bebas pada asap rokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh paparan asap rokok dengan biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor terhadap
kadar glukosa darah dan gambaran histologis pankreas mencit Diabetes Melitus. Sampel
pada penelitian ini menggunakan 21 ekor mencit, berumur 2-3 bulan, berat 20-30 gram,
yang dibagi dalam 7 kelompok yaitu (K-) mencit normal tanpa pemaparan asap rokok,
(KD-) mencit diabetes tanpa pemaparan asap rokok, (KD+) mencit diabetes dengan
pemaparan asap rokok tanpa biofilter, (DBC) mencit diabetes dengan biofilter cengkeh,
(DBK) mencit diabetes dengan biofilter daun kelor, (NBC) mencit normal dengan
biofilter cengkeh dan (NBK) mencit normal dengan biofilter daun kelor. Paparan asap
rokok dilakukan selama 3 minggu. Setelah 3 minggu, mencit dieutanesia dengan dislokasi
leher. Organ pankreas diisolasi dan dibuat preparat histologi dengan Hematoxilin dan
Eosin (HE). Kadar gula darah dihitung menggunakan alat advantage glucose meter
(roche). Data di analisis menggunakan statistik One Way ANOVA dan Duncan. Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh paparan asap rokok dengan biofilter cengkeh dan
kelor terhadap kadar gula darah. DBC dan DBK menunjukkan kerusakan pada pankreas
lebih rendah dari pada KD+. Hasil kerusakan histologi pankreas menunjukkan ada
pengaruh paparan asap rokok dengan biofilter cengkeh dan kelor terhadap jumlah sel beta
dan diameter pulau langerhans mencit (Mus musculus).
xvi
ABSTRACT
Key word: cigarette smoke, free radical, blood glucose levels, pancreas, diabetes mellitus
Free Radical in cigarette smoke can destroy tissue and cells of the body so cause
disease. On the other side, production of cigarette have give a large contribution and it’s
very influence to economic system in domestic. The result of previous reaserch shown
biofilter of clove 0,4 g and biofilter of merunggai 0,4 gram can catch free radical in
cigarette smoke. The Objective of this research is to investigate the effect of cigarette
smoke exposure with clove biofilter and merunggai on the blood glucose levels and
histology of pancreas. The sample of this research used 21 mice, with ages between 2-3
months, weight 18-20 gram, that divided into 7 groups. That (K-) are negative group,.
(KD-) diabetes mellitus are negative group, (KD+) diabetes mellitus is exposed cigarette
smoke not with biofilter , (DBC) diabetes mellitus is exposed cigarette smoke with
biofilter of clove, (DBK) diabetes mellitus is exposed cigarete smoke with biofilter of
merunggai, (NBC) is exposed cigarette smoke with biofilter of clove and (NBK) is
exposed cigarette smoke with biofilter of merunggai. Cigarette smoke exposed done for 3
weeks. After 3 weeks, the mice were killed by cervical dislocation. Pancreas isolated and
preparation histologically with Hematoxilyn and Eosin (HE).The blood glucose levels
calculate use advantage glucose meter (roche). Data analysis uses the One-Way ANOVA
and Duncan. The result shown that there is effect of exposure to cigarette smoke with
biofilter of clove and merunggai to blood glucose levels,. Group DBC and DBK shown
that pancreas damage is lower than positive group (KD+).The result damage pancreas
shown that there is effect of exposure to cigarette smoke with biofilter of clove and
merunggai to the number of beta cell and the diameter of the island of langerhansin mice
(Mus musculus).
xvii
ملخص
حليمة السعدية .6102 .دراسة عن آثار التعرض لدخان السجائر مع مرشح بيولوجى صنع القرنفل
( )Syzigium aromaticumوأوراق المورينجا ( )Moringa oleifera l.ضد السكر
في الدم واألنسجة البنكرياس من الفئران ( )Mus musculusالسكري امليليتوس .حبث جامعى .قسم
الفيزياء ،كلية العلوم والتكنولوجيا يف جامعة اإلسالمية احلكومية موالنا مالك إبراهيم ماالنج .املشرف :الدكتور
اكوس موليونو ،املاجستري ،و أمية الشريفة ،املاجسترية
كلمات الرئيسية :دخان السجائر ،واجلذور احلرة والسكر يف الدم ،والبنكرياس ،و السكري امليليتوس
ميكن أن اجلذور احلرة املوجودة يف دخان السجائر يضر أنسجة اجلسم واخلاليا ،مما تسبب املرض .على غريها من
إنتاج جهة السجائر يساهم كبرية ومؤثرة جدا يف النظام االقتصادي يف البالد .وأظهرت نتائج دراسات سابقة أن
بيولوجى القرنفل 1.0غرام و 1.0غرام من املورينغا بيولوجى غري قادرة على التقاط اجلذور احلرة املوجودة يف
دخان السجائر .وكان الغرض من هذه الدراسة هو حتديد تأثري التعرض لدخان السليب مع بيولوجى مصنوعة من
القرنفل واملورينجا يرتك على مستويات السكر يف الدمو النسيجية البنكرياس من الفئران يعانون من السكري
امليليتوس .العينات يف هذه الدراسة استخدمت 60حيوانات 3-6أشهر من العمر ،وزهنا 31-61غرام ،مت
تقسيمها إىل 7جمموعات هي ) (K-الفئران العادية دون التعرض لدخان السجائر (KD-) ،الفئران السكري
دون التعرض لدخان السجائر(KD+) ،الفئران السكري عن طريق التعرض لدخان السجائر دون بيولوجى،
) (DBCالفئران السكري مع مرشح بيولوجى القرنفل (DBK) ،الفئران السكري مع مرشح بيولوجى أوراق
املورينغا )NBC( ،الفئران العادية مع مرشح بيولوجى القرنفل و )(NBKالفئران العادية مع مرشح بيولوجى
أوراق املورينجا .التعرض لدخان السجائر نفذت ملدة 3أسابيع .بعد 3أسابيع والفئران ديوتنيسيا (
)dieutanesiaخلع عنق الرحم .مت عزل البنكرياس واالستعدادات األنسجة مع هيمكتوسيلني ويوزين
( .)HEوحتسب مستويات السكر يف الدم باستخدام ميزة اجللوكوز مرت ( .)rocheمت حتليل البيانات باستخدام
اإلحصائي اجتاه واحد أنوفا ( )One Way ANOVAودنكان .وأظهرت النتائج عدم وجود تأثري
التعرض لدخان السجائر ومرشح بيولوجى القرنفل املورينغا على مستويات السكر يف الدم .أظهرت DBC
و DBKاألضرار اليت حلقت البنكرياس أقل من .KD+وأظهرت نتائج األضرار النامجة عن النسيجي
اللبنكريا س مل جيدوا أثرا للتعرض لدخان السجائر مع مرشح بيولوجى القرنفل املورينغا ضد عدد اخلاليا بيتا وقطر
جزيرة الجنرهانز ( )langerhansالفئران ()Mus musculus
التمر والرمان
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
saat ini. Masalah pro-kontra tentang rokok dan produk tembakau belum kunjung
usai bahkan sudah merebak menjadi bagian dari isu ekonomi, politik, sosial,
budaya, kesehatan, dan hubungan antar negara di dunia. Bahaya rokok dan
merokok dikampanye secara besar-besaran oleh mereka yang anti rokok dan anti
tembakau. Pemerintah juga ikut andil untuk mengurangi konsumsi rokok, seperti
larangan untuk tidak merokok di tempat umum, tempat kerja, rumah sakit atau
instalasi lain serta peringatan pemerintah pada setiap kemasan rokok bahwa rokok
dapat merusak kesehatan, bahkan saat ini peringatan tersebut disertai dengan
tinggal yang tertutup memungkinkan terjadinya pengaruh perokok pasif. Hal ini
menunjukkan bahaya ganda rokok yang tidak saja untuk perokok sendiri tetapi
smoking) adalah paparan asap rokok terhadap non-perokok yang terdiri dari
campuran hembusan asap rokok dari rokok yang dibakar atau perangkat merokok
lainnya dan larut dalam udara (WHO, 2013). Sedangkan perokok pasif adalah non
Asap rokok sebagai salah satu sumber radikal bebas dikaitkan dengan
1
2
prognosa menyebabkan kelainan pada berbagai organ salah satunya pada organ
terdapat sel beta yang berfungsi sebagai sekresi hormon insulin. Hormon insulin
berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah, apabila kadar gula
berlebihan maka insulin akan menyimpan gula berlebih tersebut dalam hati.
Apabila hormon insulin tidak ada atau sedikit maka akan terkena penyakit
tingkat stress oksidatif yang lebih tinggi dibandingkan kondisi normal pada
penelitian Sabu dkk, (2002). Menurut Ruhe dkk, (2001), pemberian antioksidan
dapat mengikat radikal bebas sehingga mampu menurunkan resiko DM tipe 2 dan
membuat beberapa hasil penelitian tentang asap rokok melemah yaitu pertama,
dari 1-10.000 nm. Didapatkan dugaan jenis radikal bebas pada asap rokok kretek
tanpa biofilter menunjukkan adanya 7 (tujuh) jenis radikal bebas yang mampu di
Hidroperoxida, CO2-, C, Peroxy, O2-, CuOx, CuGeO3 (Yulia, 2013). Akan tetapi,
berbahaya bagi kesehatan karena pada dasarnya senyawa dalam asap rokok adalah
Rokok tidak selalu berstigma negatif, hasil penelitian Gretha dan sutiman
penyebab kanker juga berpotensi sebagai obat setelah menggunakan filter khusus
mentransformasi asap rokok yang mengandung materi bahaya dan radikal bebas
menjadi tidak berbahaya bagi kesehatan (Gretha Z & Sutiman BS, 2011).
jumlahnya tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam
menyebabkan kerusakan sel. Senyawa yang terkandung dalam daun kelor yaitu
Vitamin A, C, E, K, alfa karotin beta katotin dll. Penelitian mengenai daun kelor
dilakukan oleh Erika R, dkk dengan komposisi 0,5 gram dan didapat hasil yang
paling efektif dimana tidak ada satu jenispun radikal bebas yang tersisa dari tujuh
jenis dugaan radikal bebas yang ada pada asap rokok. Sedangkan menurut Ghina
4
(2012), komposisi cengkeh sebesar 0,4 gram mampu menangkap radikal bebas
enam dari tujuh radikal bebas yang telah terdeteksi menggunakan uji ESR. Jadi
dapat menangkap radikal bebas. Hal ini sesuai dengan Firman Allah Swt dalam
ٍ ج َك ِر
Kata )يم ٍ ْ (زَ وbermakna tumbuh-tumbuhan yang baik. Menurut tafsir
Jajalain kata tumbuhan-tumbuhan yang baik berupa tanaman, buah-buahan dan
hewan. Tanaman yang dimaksud dalam tafsir tersebut berupa tanaman yang
tanaman mengandung ratusan jenis senyawa kimia, baik yang telah diketahui jenis
dan khasiatnya ataupun yang belum diketahui jenis dan khasiatnya. Sehingga
oleifera L.) sebagai bahan dasar alami pada biofilter asap rokok diharapkan
mampu mengurangi resiko radikal bebas dari kandungan kimiawi yang berlebih
cengkeh dan daun kelor terhadap kadar glukosa darah mencit Diabetes
Melitus?
cengkeh dan daun kelor terhadap kadar glukosa darah mencit Diabetes
Mellitus.
sebagai berikut:
6
berbahan cengkeh dan daun kelor dalam menangkap radikal bebas dan
menghasilkan data yang lebih fokus pada tujuan penelitian, adapun batasan
tersebut:
3. Asap rokok berasal dari pembakaran rokok kretek tanpa variasi merek.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
dan bentuk dari rokok bervariasi tergantung negara. Kandungan utama dalam
rokok yaitu nikotin. Nikotin bersifat racun yang dapat mengganggu sistem saraf
jika dikonsumsi secara berlebihan. Nikotin terdapat dalam asap rokok dan juga
dalam tembakau yang tidak dibakar, dimana asap rokok yang dihisap mengandung
kurang lebih 4000 jenis bahan kimia dan 200 diantaranya bersifat racun (Sitepoe,
2000). Disamping itu, nikotin dapat menimbulkan ketagihan, baik pada perokok
aktif maupun perokok pasif. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok, akan
masuk kedalam tubuh dan menuju ke otak sehingga menyebabkan kerusakan sel-
sel otak dan memblokir impuls saraf, yang memicu peningkatan detak jantung,
beracun dan agen karsinogen seperti tar. Tar terdiri dari senyawa PAH dan
merupakan resiko utama kesehatan. Kebanyakan filter rokok terbuat dari serat
CDA (Cellulose Diacetate). Namun CDA yang biasa digunakan tidak terlalu
efektif untuk menyingkirkan senyawa beracun dari asap mainstream rokok. Untuk
7
8
aktif, zeolite, atau bahkan karbon nanotube, dimana aditif tersebut akan mampu
menyerap dan mengurangi zat-zat beracun dari asap mainstream (Tian, 2007).
organ, penyakit paru, dan penyakit jantung. Penyakit-penyakit ini berasal dari efek
biologis akibat hirupan campuran zat kimia yang dihasilkan oleh pyrosynthesis,
perpindahan langsung atau distilasi dari zat-zat kimia tembakau. Beberapa kelas
hidrokarbon, dan logam berat. Logam berat tersebut dapat dengan mudah diambil
dari tanah oleh tembakau. Oleh karena itu, tingkat kandungan logam berat pada
tembakau akan lebih besar jika tembakau tersebut ditanam pada lingkungan yang
memiliki tingkat kandungan logam berat tinggi. Selain itu faktor yang
Proses destilasi merupakan reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi
lebih dari 800ºC. Proses ini berlangsung pada ujung atau permukaan rokok yang
kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya akibat pemanasan dan ketiadaan
oksigen. Reaksi ini berlangsung pada suhu kurang dari 800ºC dan menghasilkan
ribuan senyawa kimia yang beracun dan dapat berdifusi ke dalam darah.
Perkiraan komposisi kimia pada asap mainstream yang dihasilkan oleh asap
rokok terdiri dari nitrogen 58%; oksigen 12%; karbondioksida (CO2) 13%;
9
karbonmonoksida (CO) 3,5%; hydrogen dan argon 0,5%; air 1%; senyawa
mengandung 4700 bahan kimia dengan konsentrasi oksidan dan radikal bebas
yang tinggi baik pada fase gas maupun fase tar. Radikal bebas dapat diproteksi
oleh sistem protektor radikal bebas, sistem tersebut berupa enzimatik dan non
Radikal bebas adalah salah satu produk reaksi kimia dalam tubuh, dimana
senyawa kimia ini sangat reaktif karena mengandung elektron yang tidak
berpasangan pada orbital luarnya. Sehingga sebagian besar radikal bebas bersifat
bebas tidak dapat mempertahankan bentuk aslinya dalam waktu lama dan segera
berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil
yang terdekat dan mengambil elektronnya, zat yang terambil elektronnya akan
menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai yang
Kebanyakan radikal bebas bereaksi secara cepat dengan atom lain untuk
mengisi orbital yang tidak berpasangan, sehingga radikal bebas normalnya berdiri
sendiri hanya dalam periode waktu yang singkat sebelum menyatu dengan atom
lain. Simbol untuk radikal bebas adalah sebuah titik yang berada di dekat simbol
10
atom (R·). ROS (Reactive Oxygen Species) adalah senyawa pengoksidasi turunan
oksigen yang bersifat sangat reaktif yang terdiri atas kelompok radikal bebas dan
hydroxyl radicals (OH·), dan peroxyl radicals dan non radikal misalnya hydrogen
2004).
manusia sebenarnya sangat kompleks. Peningkatan radikal bebas itu antara lain,
sebagai akibat dari pencemaran udara yang membuat lapisan ozon di stratosfer
logam berat yang bersifat relativistik terpicu berperilaku menjadi partikel reaktif
dalam fase gas (bersifat sensitizer) dan mempengaruhi secara nyata sistem
2.3 Biofilter
media serta mikroba yang handal. Biofilter komposit merupakan campuran dari
beberapa bahan yang berasal dari alam dan diolah menjadi material komposit
yang bertujuan untuk menyerap dan menghilangkan partikel radikal bebas yang
pada asap rokok dimana keberadaan radikal bebas tersebut merupakan pemicu
berbagai penyakit degeneratif. Dengan membran inilah pemicu rusaknya sel oleh
Filter rokok secara khusus didesain untuk menyerap asap dan akumulasi
perokok dan melindungi bagian mulut yang terpapar tembakau dan asap selama
merokok. Secara umum filter terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah
sumbat. Filter rokok mampu menyaring unsur logam yang terkandung dalam asap
rokok dengan prosentase 0.7-54% sedangkan pada rokok kretek jumlah unsur
2.4 Cengkeh
cengkeh yang paling komersial adalah bunga cengkeh yang sebagian besar
Nuryoto, 2011).
dataran rendah dengan ketinggian 200–900 m di atas permukaan laut. Tinggi dari
tanaman cengkeh dapat mencapai 5–10 m. Daun dari tanaman tersebut berbentuk
12
bundar telur atau oval sedangkan warnanya adalah kehijauan dan kemerah-
merahan (Hernani dan Rahardjo, 2005) Tanaman cengkeh mempunyai sifat yang
khas karena semua bagian pohon mengandung minyak, mulai dari akar, batang,
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-
tumbuhan yang bermacam-macam”.
bahwa Allah Swt yang menurunkan air hujan dari langit, lalu dengan air hujan itu
dengan berbagai manfaaat, warna, aroma dan bentuk, sebagainya cocok untuk
Allah Swt yang dilimpahkan kepada makhluk-Nya melalui hujan yang melahirkan
manfaat itu
Bunga cengkeh kering juga mengandung minyak atsiri, fixed oil (lemak),
resin, tannin, protein, selulosa, pentosan dan mineral. Karbohidrat terdapat dalam
jumlah dua per tiga dari berat bunga. Komponen lain yang paling banyak adalah
13
dan warna yang berbeda-beda. Allah Swt telah menjelaskan dalam Qs. al-An‘am
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-
tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan
delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman” (Q.S al-an’am : 99).
ِ َ(خ
morfologi suatu tumbuhan. Hal tersebut dijelaskan dengan adanya kata )ضرا
Salah satu contohnya yaitu daun kelor. Warna hijau yang terdapat pada daun
daun berbeda baik itu dalam bentuk, bagian-bagian daun, susunan tulang daun,
warna maupun susunan daun itu sendiri (Tjitrosoepomo, 1992). Kelor diyakini
berasal dari India dan Arab kemudian menyebar di berbagai wilayah. Di berbagai
15
tahun berwarna putih, buah bersisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm. Biji
kelor mengandung 35-40% dari berat kering. Kulit bijinya yang terbuang
mengandung protein cukup tinggi, mendekati 60% sehingga cocok untuk makan
2015).
(perenial) dengan tinggi 7-12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih
kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak
atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Perbanyakan bisa secara
generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal
Gambar 2.2 Daun, buah, dan bunga moringa aloifera (Dudi, 2015).
Diabetes Mellitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) terjadi
insulin berkurang, sehingga tidak mampu mengambil glukosa dari sirkulasi darah
dan tidak mampu mengontrol kadar glukosa dalam darah. Diabetes Mellitus tipe II
atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) terjadi karena resistensi
insulin, jumlah insulin cukup tetapi insulin tersebut tidak sensitif sehingga tidak
mampu bekerja secara optimal dan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel yang
insulin secara relatif maupun absolut, yang ditandai dengan kadar gula darah
glukosa ke dalam sirkulasi oleh hati, sehingga terjadi defisiensi glukosa didalam
pada pankreas berupa pengecilan ukuran dari pankreas, atrofi pada bagian
eksokrin pankreas, dan atrofi sel-sel asinar di sekitar pulau Langerhans yang
2005).
18
penurunan berat badan, lemas, penglihatan kabur, dan luka yang sulit disembuhan
(Tjay dan Rahardja, 2002). Bila gejala-gejala tersebut tidak diobati dan
2003).
kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (4-8 minggu). Jika
pengelolaan diabetes tersebut telah dilakukan namun kadar glukosa darah masih
belum baik, baru diberikan obat antidiabetes oral misalnya golongan sulfonil urea
Istilah gula darah menurut dalam ilmu kedokteran mengacu pada tingkat
glukosa yang ada dalam darah. Tingkat glukosa di dalam tubuh telah diatur
dengan ketat, karena glukosa atau gula darah yang mengalir di dalam darah
merupakan sumber energi yang utama untuk sel di dalam tubuh manusia. Pada
umumnya glukosa atau gula darah manusia bertahan dalam batas yang sempit
dalam sehari yakni 4–8 mmol/I atau 70–150 mg/dL. Namun bisa meningkat pada
saat makan, biasanya pada level yang terendah saat pagi hari sebelum
sarapan/makan pagi. Menurut asosiasi kesehatan dunia atau WHO, kadar gula
darah normal saat puasa adalah 110–126 mg/dl. Kadar gula darah normal setelah
Pengaturan kadar glukosa darah erat kaitannya dengan hati yang berfungsi
sebagai suatu sistem penyangga glukosa darah yang sangat penting. Pada saat
glukosa darah meningkat melebihi batas normal, glukosa disimpan di dalam hati
dengan bentuk glikogen, jika konsentrasi glukosa darah menurun, maka hati
melepaskan glukosa kembali ke darah maka konsentrasi darah pada nilai normal
(Rujianto, 1997).
Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa.
Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak,
tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa,
dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70-110 mg/dl dalam keadaan puasa.
adalah50-135 mg/dL. Tingginya kadar glukosa darah pada kelompok diet tinggi
gula menunjukkan paparan diet tinggi gula yang diberikan berpengaruh terhadap
peningkatan glukosa darah secara signifikan. Menurut Marks et al. (2000), faktor
utama yang berperan dalam mengatur kadar glukosa darah adalah konsentrasi
glukosa darah itu sendiri dan hormon, terutama insulin dan glukagon. Pada saat
darah tersebut merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin. Dalam
hal ini, hati berfungsi sebagai suatu sistem penyangga glukosa darah yang sangat
20
penting, artinya saat glukosa darah konsentrasinya tinggi, maka kecepatan sekresi
insulin juga meningkat, sebanyak dua pertiga dari seluruh glukosa yang diabsorbsi
dari usus dalam waktu singkat akan disimpan dalam hati dengan bentuk glikogen.
Lalu selama beberapa jam berikutnya, bila konsentrasi glukosa darah dan
kecepatan sekresi insulin menurun, maka hati akan melepaskan glukosa kembali
mengaktifkan enzim fosforilase serta glikoneogenesis dari asam amino dan laktat
(Sari, 2007).
insulin dan glukagon. Bila konsentrasi glukosa darah meningkat sangat tinggi,
meningkat sangat tinggi, maka timbul sekresi insulin. Insulin selanjutnya akan
kadar glukosa darah agar kembali ke nilai normalnya. Pada sebagian besar kondisi
yang normal, mekanisme umpan balik insulin ini jauh lebih penting daripada
21
yang berlebihan selama kerja fisik dan keadaan stres yang lain, mekanisme
2.8 Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk terdiri atas jaringan eksokrin dan
endokrin, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar air ludah panjangnya kira-kira
15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata
melingkarinya.
22
b. Badan pankreas, merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di
c. Ekor pankreas, merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang
1992). Organ ini merupakan kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin
dinamakan sebagai pulau Langerhans. Pada tikus dewasa, pankreas berisi kira-kira
Beth 1999).
23
oleh sistem yang kaya pembuluh kapiler atau sinusoid, kelenjar disuplai oleh
serabut-serabut simpatik dan parasimpatik, dan ini berakhir pada atau dekat sel-sel
Ada empat jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau-
1. Sel alfa, mensekresi glukagon, sel ini merupakan 15% dari sel-selendokrin
pulau langerhans dan terletak sepanjang bagian perifer pulau langerhans, sel
alfa mempunyai inti yang bentuknya tidak teratur dan granula sekretori yang
mengandung glukagon.
2. Sel beta mensekresi insulin 70% dari sel-sel endokrin pulau langerhans dan
terletak ditengah pulau langerhans sel beta mempunyai inti besar dan bulat.
Sel Beta Pankreas merupakan sel yang berfungsi untuk menghasilkan hormon
insulin. Hormon insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah
apabila kadar gula dalam darah berlebihan maka insulin akan menyimpan
gula berlebih tersebut dalam hati. Apabila hormon insulin tidak ada atau
3. Sel delta merupakan 10% dari sel endokrin pulau langerhas, dekat dengan sel-
berfungsi untuk menghambat sekresi glukogen oleh sel alfa pankreas dan
Gambar 2.5 Gambaran Histologi Pulau Langerhans (Marieb & Hoehn, 2005).
dilaporkan sejumlah peneliti. Perubahan ini dapat terjadi baik secara kuantitatif,
seperti pengurangan jumlah atau ukuran, maupun secara kualitatif, seperti terjadi
disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut di antaranya faktor genetik, infeksi
oleh kuman, faktor nutrisi, zat diabetogenik, dan radikal bebas (stres oksidatif).
Senyawa aloksan merupakan salah satu zat diabetogenik yang bersifat toksik,
terutama terhadap sel beta pankreas, dan apabila diberikan kepada hewan coba
Faktor tersebut di antaranya faktor genetik, infeksi oleh kuman, faktor nutrisi, zat
salah satu zat diabetogenik yang bersifat toksik, terutama terhadap sel beta
25
pankreas, dan apabila diberikan kepada hewan coba seperti tikus dapat
menyebabkan hewan coba tikus menjadi diabetes. Kerusakan sel beta pankreas
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
mengetahui pengaruh paparan asap rokok melalui biofilter berbahan cengkeh dan
daun kelor terhadap kadar glukosa dan histologi pankreas pada mencit Diabetes
Mellitus (DM).
Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan yang
berumur sekitar 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram yang sebelumnya
diindeksi menjadi Diabetes Mellitus. Mencit yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 21 ekor. Mencit dibagi dalam 7 kelompok yaitu, (K) mencit normal
tanpa pemaparan asap rokok, (KD-) mencit diabetes tanpa pemaparan asap rokok,
(KD+) mencit diabetes dengan pemaparan asap rokok tanpa biofilter, (DBC)
mencit diabetes dengan biofilter cengkeh, (DBK) mencit diabetes dengan biofilter
daun kelor, (NBC) mencit normal dengan biofilter cengkeh dan (NBK) mencit
26
27
mencit diabet, pemaparan asap rokok dilakukan selama 3 minggu dengan 15 kali
hisapan per hari selama 15 menit. Pemaparan dilakukan setiap pukul 08.00 WIB
3.4.1 Alat
mesh
28
3.4.2 Bahan
BIOFILTER ROKOK
Berbahan Cengkeh dan Daun Kelor
(Mampu menangkap radikal bebas karena
mengandung antioksidan
3.6.3 Perlakuan
Pembakaran rokok
kretek
1. Biji cengkeh dan daun kelor dijemur kemudian ditumbuk hingga halus.
homogen.
cangkang kepiting.
selama 1 minggu.
mg/dL.
34
3.7.3 Perlakuan
sekam, tempat makan dan minuman mencit, pakan dan minum mencit.
2. Pemasangan biofilter berbahan daun kelor pada rokok kretek, dengan cara
4. Pemaparan asap rokok pada hewan coba yang sebelumnya telah diinduksi
menjadi diabet, pada saat pemaparan kandang ditutup rapat dengan plastik
udara.
5. Pemaparan asap rokok dilakukan secara rutin selama 21 hari, dengan dosis
perlakuan.
dalam botol yang telah diisi formalin 10%, kemudian diambil dan dibuat
glukosa darah.
35
Penentuan kadar gula darah mencit dilakukan pada hari ke 4, yaitu terhitung
asap rokok dengan biofilter dan tanpa biofilter selama 21 hari sebagai perlakuan,
pemeriksaan kadar gula darah juga dilakukan setiap minggu sekali selama
pemaparan untuk mengetahui kondisi daya tahan tubuh mencit. Cara pemeriksaan
kadar gula darah yaitu dengan menggosokkan kapas yang telah diberi alkohol di
sekitar ekor mencit, potong sedikit bagian ujungnya dan tarik perlahan. Sentuhkan
tetesan darah pada strip test yang telah dipasang pada alat advantage glucose
meter (roche) hingga menutupi permukaan reagen yang ada pada strip test,
V, Kelompok VI, dan Kelompok VII yang di papari asap rokok selama 21 hari
dan telah dipuasakan sehari kemudian dibedah dan diambil organ pankreas serta
1. Tahap pertama adalah coating, dimulai dengan menandai object glass yang
akan di gunakan dengan kikir kaca pada area tepi, lalu direndam dengan
dengan tissue dan dilakukan perendaman dalam larutan gelatin 0,5 % slama
30-40 detik per slide, lalu dikeringkan dengan posisi disandarkan sehingga
2. Tahap kedua, organ pangkreas yang telah disimpan di dalam larutan formalin
3. Tahap ketiga adalah proses infiltrasi yaitu dengan penambahan paraffin 3 kali
30 menit.
yang telah dipersiapkan dan diatur sehingga tidak ada udara yang
blog sehingga paraffin sedikit meleleh. Holder dijepit pada mikrotom putar
dengan ukuran 6 μm, lalu pita hasil irisan diambil dengan menggunakan kuas
dimasukkan ke air hangat dan dilakukan pemulihan irisan yang terbaik. Irisan
yang dipilih diambil dengan gelas object yang telah dilapisi lalu dikeringkan
menit.
dari etanol absolut (2 kali), etanol 95%, 80%, dan 70% masing-masing
37
menit.
sampai didapatkan hasil warna yang terbaik, selanjutnya dicuci dengan air
mengalir selama 30 menit dan dibilas dengan aquades selama 5 menit, setelah
etanol bertingkat dari 80%, 90%, 95% hingga etanol absolut (2 kali).
10. Tahap clearing dilakukan dengan memasukkan preparat pada xylol 2 kali
mikroskop dan difoto, kemudian diamati dan dicatat tingkat kerusakan organ
kuantitatif yang diperoleh rata-rata kadar glukosa darah dan diameter pulau
perbedaan yang signifikan, maka dilakukan uji Duncan dengan signifikan 0.005.
MEAN
MEAN
39
perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut (UJD) untuk melihat perlakuan
Pembuatan biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor dilakukan melalui beberapa
tahap. Tahap pertama, yaitu menjemur cangkang kepiting, cengkeh dan daun
kelor, setelah kering kemudian dihaluskan dan diayak dengan ukuran 100 mesh
dan 250 mesh kemudian di timbang dengan massa 0,4 gram cengkeh, 0,25 gram
cangkang kepiting dan 0,5 gram kelor. Komposisi ini berdasarkan hasil penelitian
yaitu massa 0,5 gram tidak ada satu jenispun radikal bebas yang tersisa dari tujuh
jenis dugaan radikal bebas yang ada pada asap rokok (Erika, Nurun, dan Agus).
Sedangkan menurut Ghina (2012), komposisi cengkeh sebesar 0,4 gram mampu
menangkap radikal bebas enam dari tujuh radikal bebas yang telah terdeteksi
Serbuk cengkeh dicampur dengan perekat polietilen glikol (PEG) 200 dan
didiamkan hingga kering, komposit biofilter dilepas dari cetakan dan dioven pada
suhu 105º C selama 20 menit. Dilakukan langkah yang sama untuk pembuatan
40
41
diperoleh biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor masing-masing 21 buah, jadi
dengan biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor terhadap kadar glukosa dan
histologi pankreas pada mencit Diabetes Mellitus (DM). Pada penelitian ini
menggunakan hewan coba yaitu mencit jantan Balb/C yang berumur sekitar 3
bulan dengan berat badan 18-20 gram. Menurut Kusumawati (2004), mencit
merupakan hewan coba yang biasa di gunakan dalam penelitian karena memiliki
sifat mudah berkembang biak, mudah dipegang dan dikendalikan, harga relatif
dibagi dalam 7 kelompok yaitu, (K-) mencit normal tanpa pemaparan asap rokok,
(KD-) mencit diabetes tanpa pemaparan asap rokok, (KD+) mencit diabetes
dengan pemaparan asap rokok tanpa biofilter, (DBC) mencit diabetes dengan
biofilter cengkeh, (DBK) mencit diabetes dengan biofilter daun kelor, (NBC)
mencit normal dengan biofilter cengkeh dan (NBK) mencit normal dengan
dosis tunggal 30 mg/kgBB pada rongga perut mencit (Davis & Granner, 2002).
Mencit dikatakan Diabetes Mellitus apabila kadar gula darahnya ≥ 135 mg/dL.
Pemaparan asap rokok dilakukan selama 21 hari dengan 15 kali hisapan per hari
selama 15 menit. Pemaparan dilakukan setiap pukul 08.00 WIB pada suhu
ruangan (20-28º C). Pada hari ke 23 hewan coba dibedah dan dibuat preparat
sehari selama 5 hari (Lee et al, 2009 di dalam Nazifa, 2010). Sebelum
diinduksikan, STZ dilarutkan dengan Aquades sesuai hitungan pada lampiran dan
ditambahkan satu atau dua tetes buffer sitrat sampai pH 4 sehingga larutan
menjadi asam. Kondisi diabetes pada mencit ditentukan dengan menggunakan alat
glucometer. Setelah diinduksi dengan STZ didapat rata-rata kadar gula darah 150-
200 mg/dl. Menurut Kusumawati (2004), bahwa kadar gula darah normal pada
tikus yaitu berkisar antara 50-135 mg/dL. Tikus dikatakan diabet jika kadar gula
darahnya lebih dari 135 mg/dl. Tikus dan mencit merupakan hewan satu family
yang memiliki bagian organ, struktur dan ukuran organ tubuh yang sama,
Sehingga hewan coba yang diperlakukan untuk penelitian diabetes ini yaitu yang
telah mencapai kondisi patologis diabetes dengan kadar gula darah di atas 135
mg/dl. Pengamatan kadar gula darah pada mencit dilakukan 1 minggu sekali
selama 3 minggu, dengan cara memotong bagian ujung ekor untuk mengambil
4.1.3 Data Hasil Pengujian Biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor
terhadap kadar glukosa dan histologi pankreas pada mencit Diabetes
Mellitus (DM).
a. Data Hasil Pengujian Biofilter berbahan cengkeh dan daun kelor
terhadap kadar glukosa pada mencit Diabetes Mellitus (DM).
diabetes mellitus sesudah perlakuan dengan pemaparan asap rokok selama 21 hari
200
180
kadar Glukosa Darah mg/dl
160
140
120
100 Minggu ke 1
80 Minggu ke 2
60 Minggu ke 3
40
20
0
K- KD- KD+ NBC DBC NBK DBK
Perlakuan
Gambar 4.1 Diagram perbandingan kadar glukosa darah mencit (Mus musculus).
Keterangan;
glokosa darah pada setiap kelompok perlakuan dari minggu ke 1 sampai minggu
ke 3 setelah pemaparan dengan asap rokok, pada kelompok perlakuan DBC dan
DBK memiliki nilai kadar glukosa lebih rendah dari KD- dan KD+. Perlakuan
DBC memiliki nilai kadar glukosa hampir sama dengan perlakuan NBC. Pada
kelompok DBC dan DBK menampilkan penurunan grafik yaitu dengan nilai rata-
rata sebesar 84 mg/dl pada minggu pertama, 84 mg/dl pada minggu kedua, dan 88
mg/dl pada minggu ketiga, untuk kelompok perlakuan dengan biofilter berbahan
kelor dihasilkan rata-rata nilai kadar glukosa darah sebeasar 102 mg/dl pada
minggu pertama, 99 mg/dl pada minggu ke dua dan 114 mg/dl pada minggu ke
tiga. Menurut Kusumawati (2004), bahwa kadar gula darah normal pada tikus
yaitu berkisar antara 50-135 mg/dL. Tikus dikatakan diabet jika kadar gula
Nilai kadar gula darah dari minggu keminggu pada kontrol diabetes tanpa
pada klompok diabetes dengan biofilter cengkeh dan kelor pada kadar glukosa
bahwa ada pengaruh pengaruh paparan asap rokok dengan biofilter berbahan
cengkeh (Syzigium aromaticum) dan daun kelor (Moringa oleifera l.) terhadap
45
kadar glukosa darah, dan histologi pankreas mencit (Mus musculus) diabetes
mellitus setelah minggu pertama dengan nilai signifikansi 0,00 (lampiran 1).
Begitu juga pada minggu kedua dan ketiga dimana terjadi penurunan kadar gula
darah mencit, ini berarti terdapat pengaruh yang baik pada kandungan asap rokok
yang diberi biofilter dengan bahan cengkeh (Syzigium aromaticum) dan daun
berbentuk seperti pulau dan banyak dilalui oleh kapiler-kapiler darah. Pada
pewarnaan HE, akan terlihat pulau Langerhans lebih pucat dibandingkan dengan
dan menghitung jumlah sel beta mencit (Mus musculus) pada masing-masing
kelompok K-, KD-, KD+, NBC, DBC, NBK, dan DBK dapat dilihat pada gambar
250
0
K- KD- KD+ NBC DBC NBK DBK
Perlakuan
Gambar 4.2 Diagram perbandingan jumlah sel beta dan diameter pulau
langerhans mencit (Mus musculus).
Keterangan;
perlakuan yaitu K- (113,77 µm), KD- (98,39 μm), KD+ (68,63 μm), DBK
(103,71 μm), DBC (72,04 μm), NBK (127,1 μm) dan NBC (152,02 μm).
Sedangkan pada jumlah rata-rata jumlah sel beta di dalam pulau Langerhans pada
(46,33), DBK (129,67), DBC (65,67), NBK (206,67) dan NBC (208,67). Data
47
diatas menunjukkan bahwa pada kelompok KD+ memiliki presentase nilai rata-
rata yang paling rendah pada kedua parameter, ini menunjukkan bahwa kelompok
KD+ memiliki kerusakan yang paling parah jika dibanding dengan kelompok
perlakuan yang lain. KD+ merupakan kelompok kontrol diabet yang dipapari asap
rokok tanpa biofilter sehingga pengaruh radikal bebas pada asap rokok yang
melalui sel-sel β yang mengalami nekrosis, edema dan juga terdapat sel yang
kelompok diabetes yang diberi perlakuan asap rokok dengan biofilter berbahan
kelor dan cengkeh kedua kelompok tersebut menunjukkan perentase nilai rata-rata
yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan K-, KD- dan
KD+. Menurut Boorman & Beth (1999), pankreas tikus dewasa berisi kira-kira 1-
Beth 1999). Sehingga biasa dikatakan bahwa penggunaan biofilter cengkeh dan
kelor pada rokok memberikan pengaruh positif terhadap organ penkreas pada
Uji korelasi pada diameter pulau Langerhans dengan jumlah sel β dengan
hubungan yang erat antara diameter pulau Langerhans dan jumlah sel β di dalam
pulau Langerhans. Sedangkan pada uji statistik menggunakan One Way Anova
berbahan cengkeh dan kelor berpengaruh terhadap diameter pulau Langerhans dan
48
jumlah sel beta pankreas dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 untuk diameter
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang didapat, terlihat adanya perbedaan yang nyata dari
jumlah sel beta dan diameter pulau langerhans. Data yang sudah diperoleh
kemudian diolah menggunakan uji anova one way untuk mencari nilai signifikan
dari sebuah hipotesa ada perbedaan atau tidak ada perbedaan pada tiap variabel
kelompok. Ada 3 variabel kelompok yang diteliti yaitu kadar glukosa darah,
jumlah sel beta dan diameter pulau langerhans. Dari hasil uji anova one way,
pada kadar glukosa per minggu didapatkan nilai signifikan minggu ke 1, minggu
ke 2 dan minggu ke 3 yaitu 0,00 berarti p˂0,05 maka ada perbedaan yang nyata
antar tiap kelompok. Pada sel beta didapatkan nilai signifikan 0,008 berarti p˂0,05
maka ada perbedaan yang nyata antar tiap perlakuan. Pada diameter pulau
langerhans didapatkan nilai signifikan 0,005 berarti p˂0,05 maka ada perbedaan
dengan cara menggosokkan kapas yang telah diberi alkohol di sekitar ekor mencit,
potong sedikit bagian ujungnya dan tarik perlahan. Sentuhkan tetesan darah pada
strip test yang telah dipasang pada alat advantage glucose meter (roche) hingga
49
menutupi permukaan reagen yang ada pada strip test, dimana kadar glukosa darah
dengan pembentukan radikal bebas diantaranya NO, O2, dan H2O2 yang dapat
memiliki waktu paruh yang sangat pendek hanya dalam satuan mikrodetik
(Utomo et al., 1991). Radikal bebas sangat reaktif dan dapat menimbulkan
kerusakan di berbagai bagian sel antara lain kerusakan membran sel, protein, dan
peroksida lipid.
DNA yang tidak terjadwal dan kematian sel beta Langerhans pankreas (Muhilal,
2006). Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara merangsang
hampir semua sel tubuh kecuali sel-sel otak untuk mengambil glukosa darah,
glukosa dari darah. Ketika konsentrasi glukosa darah turun di bawah titik batas,
Stress Oksidatif
Nekrosis Sel
Sel Beta
Insulin
Gambar 3.1 Mekanisme Asap Rokok terhadap Kadar Glukosa Darah dan
Histologis Pankreas.
51
Pada saat merokok, komponen asap rokok seperti nikotin, tar dan
hidrokarbon dapat memicu terbentuknya radikal bebas pada sel tubuh dan dapat
menyebabkan terjadinya reaksi rantai yang dapat menyebar ke seluruh sel tubuh
karena komponen radikal bebas yang memiliki reaktivitas yang tinggi untuk
menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada perlakuan DBK dan DBC lebih
rendah dibandingkan perlakuan KD+ dan hampir sama dengan kadar glukosa K-
dan kelor mampu membantu regenerasi sel beta pankreas pada diabetes mellitus
diinduksi STZ (KD-, KD+, DBK dan DBC) disebabkan pemberian STZ yang
lipid, dan merupakan peredam zat besi terbaik dan memperbaiki fungsi insulin
52
(Andi Mu’nisa, 2008) dimana serbuk bunga dan daun cengkeh mengandung
saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan flavonoid, dan tangkai bunga cengkeh
umumnya manfaat senyawa flavonoid dan semua jenisnya adalah sebagai untuk
mengusir radikal bebas dalam tubuh kita. Radikal bebas mengambil sel-sel baik
dalam tubuh kita agar tertap hidup secara stabil. Oleh karena itu radikal bebas
kali. Setiap preparat dinilai kerusakan pankreas dari diameter pulau langerhans
pankreas dibawah mikroskop digital dengan perbesaran 400 kali, menurut Wiliam
pankreas yang berada didalam pulau Langerhans, dan juga menghitung diameter
pulau Langerhans dengan cara menarik garis horizontal dan vertikal yang
kemudian dapat diambil rata-rata dari garis tersebut pada pulau Langerhans.
Berikut ini adalah gambar histologi pankreas mencit pada tiap perlakuan.
53
K- KD-
KD+ NBK
DBK NBC
DBC
Gambar 4.4 Histologi sel beta dan diameter pulau langerhans pankreas.
54
kelompok ada pengaruh paparan asap rokok dengan biofilter berbahan cengkeh
dan daun kelor terhadap histologis pankreas pada mencit Diabetes Mellitus (DM).
Sel beta merupakan penyusun 70% kelenjar endokrin, dan menurut Nurdiana
(1998), ruang kosong pada pulau langerhans disebabkan karena terjadi nekrosis
sel beta. Selain itu, terdapat sel-sel yang mengalami pembengkakan sebagai fase
sebelum nekrosis (Hidayah, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa asap rokok kretek
dapat menyebabkan nekrosis sel beta karena asap rokok kretek mengandung
komponen radikal bebas yang memiliki reaktivitas yang tinggi untuk berikatan
pankreas yang diawali dengan peroksidasi lipid hingga menyebabkan nekrosis sel.
diabetes melalui perusakan sel beta pankreas, di dalam sel beta pankreas,
metabolisme dalam sel. Selain itu, STZ juga mampu membangkitkan oksigen
peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal ini, STZ menghambat siklus
mulai dari perlakuan K- , KD-, KD+, NBC, NBC, NBK dan DBK. Dapat diamati
banyaknya sel β yang tersusun rapat dan memadati pulau langerhans. Nampak
tidak terjadi penyusutan sel yang dikenal dengan istilah atrofi, kematian sel
membran sel dan juga tidak terjadi pembengkakan sel (edema) sebagai fase
sebelum sel itu mengalami nekrosis. Pada KD- dan KD+ nampak terjadi
kerusakan yang terindikasi melalui sel-sel β yang mengalami nekrosis, edema dan
juga terdapat sel yang mengalami atrofi. Hal ini menyebabkan terbentuknya ruang
bebas tidak dapat mempertahankan bentuk aslinya dalam waktu lama dan segera
berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil
yang terdekat dan mengambil elektronnya, zat yang terambil elektronnya akan
menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai yang
akhirnya akan terjadi kerusakan pada sel tersebut (Arif, 2007). Senyawa radikal
bebas asap rokok kretek seperti radikal nitrit oksida dan nitrit dioksida (NO, NO2)
superoksida (O2-*) dan hidrogen peroksida (H2O2) di dalam tubuh dapat merusak
asam lemak tak jenuh ganda pada membran sel dan juga berpotensi merusak basa
1991).
bahan tembakau tercemar oleh radikal bebas dengan unsur merkuri (Hg). Elemen
nikotin-gold (Au) pada tembakau yang diselebungi Hg* sehingga rokok harus
kembali ke posisi semula menjadi tembakau yang bebas dari Hg* sehingga
kandungan nikotin-gold yang ada padanya dapat bermanfaat bagi tubuh manusia.
Hg* merupakan racun dalam tembakau, karakter fisik tembakau yang tercemar
merkuri adalah beracun, lengket, dan berbau tajam. Tembakau seperti itu yang
menjadi bahan utama rokok, termasuk kretek saat ini. Sehingga jelas rokok yang
beredar di pasaran sekarang ini merupakan rokok yang beracun (Zahar, 2011).
Radikal bebas pada asap rokok yang melalui biofilter akan tersaring,
tertangkap dan terkendali ketika asap melewati filter. Dengan sendirinya reaksi
senyawa non-kimiawi yang dihasilkan dari proses pembakaran kretek lebih kecil
yaitu terbukti pada perlakuan kontrol tanpa biofilter warna asap rokoknya lebih
transparan. Hal ini sejalan dengan penelitian Gretha dan Sutiman yaitu ukuran
dari proses pembakaran divine kretek lebih kecil yaitu 30 nm dibanding proses
kelompok normal (K-) diantara kelompok perlakuan lainnya yaitu 129.67. Kelor
Kandungan serbuk daun kelor yang dapar menangkap radikal bebas adalah
sebagai basis dari pertahanan terhadap proses peroksidase asam lemak tidak jenuh
ganda yang terdapat dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus
hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas (Sunita, 2002). Dalam
karoten yang merupakan zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A
lipid, dan merupakan peredam zat besi terbaik dan memperbaiki fungsi insulin
(Andi Mu’nisa, 2008) dimana serbuk bunga dan daun cengkeh mengandung
saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan flavonoid, dan tangkai bunga cengkeh
umumnya manfaat senyawa flavonoid dan semua jenisnya adalah sebagai untuk
mengusir radikal bebas dalam tubuh. Allah SWT menciptakan segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini dalam keadaan seimbang, sebagaimana firman Allah
mengesankan ketidakserasian. Dari sini kata tersebut diartikan tidak serasi atau
tidak seimbang. Bahkan Allah Swt menciptakan langit dan seluruh alam dalam
seimbang, maka tentulah akan terjadi kekacauan antara satu dengan yang lain, dan
2002). Jika dihubungkan dalam penelitian ini Allah Swt menciptakan segala
tubuh menghasilkan pertikel berenergi tinggi dalam jumlah kecil yang dikenal
sebagai radikal bebas. Radikal bebas di dalam tubuh memiliki jumlah yang
seimbang, akan tetapi jumlah radikal bebas akan meningkat dari keadaan
seimbang apabila tubuh terpapar bahan toksik. Kelebihan radikal bebas di dalam
5.1 Kesimpulan
rokok dengan biofilter berbahan cengkeh (Syzigium aromaticum) dan daun kelor
(Moringa oleifera l.) terhadap kadar glukosa darah, dan histologi pankreas mencit
glukosa darah. Kadar glukosa darah pada perlakuan DBK dan DBC lebih
rendah dibandingkan perlakuan KD+ dan hampir sama dengan kadar glukosa
K- (kontrol).
histologi pankreas. Jumlah sel beta dan diameter pulau langerhans pada
perlakuan DBK dan DBC lebih besar dibandingkan perlakuan KD+. Dan
diantara penggunaan biofilter cengkeh dan kelor yang baik yaitu dengan
menggunakan biofilter kelor dimana jumlah sel beta dan diameter pulau
5.2 Saran
diinduksi STZ untuk mengetahui pengaruh biofilter cengkeh dan kelor terhadap
organ lainnya.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arifiyanti. 2010. Uji Afrodisiaka Minyak Atsiri Kuncup Bunga Cengkeh (Syzigium
aromatic) (L) Merr & Perry) Terhadap Libido Tikus Jantan. Skripsi.
Surakarta.
Boorman GA, Beth WG. 1999. Pathology of the Mouse. USA: Cache River Press.
pp 191-193.
Bustan, M.N. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Campbell, Neil A. 2004. Biologi, (Terj.): Manalu, W. Biologi. Edisi ke lima jilid
III. Jakarta: Erlangga.
Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Ed ke-4. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta. pp 864-867.
Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Edisi 4). Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Guyton A. C. dan Hall J. E. 1997. Text Book of Medical Physiology. 9th ed. New
York : WB. Saunders Company
Guyton A.C. and J.E. Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology. 11rded. W.B.
Saunders Company, London.
Guz Y, Nasir I, Teitelman G. 2001. Regeneration of pancreatic -cell from intra
islet precursor cells in an experimental model of diabetes. Endocrin
142:4956-4968
Halliwell, B. dan J.M.C Gutteridge. 1991. Free Radical in Biology and Medicine.
Oxford: Clarendon Press.
Kurt, E. Jhonson. 1994. Histologi dan Biologi Sel. Jakarta: Bina rupa Aksara.
Muhilal. 1991. Teori radikal bebas dalam gizi dan kedokteran. Cermin Dunia
Kedokteran. 73:9-11.
Nurjanah, Hannik Umi. 2015. Pengaruh Paparan Asap Rokok dengan Biofilter
Kopi (Coffea Sp) dan Tembakau (Nicotiana tabacum) terhadap Hati, Paru-
paru dan Viskositas Darah Mencit (Mus musculus) Skripsi. Jurusan Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri maulana Malik
Ibrahim Malang.
Rani, Erika. Dkk. 2013 Peningkatan Kualitas Asap Rokok Melalui Pembuatan
Komposit Biofilter Berbahan Tembakau dan Daun Kelor (Usaha
Mempertahankan Eksistensi Tembakau dan Bumi Indonesia). Malang: UIN
Malang.
Sunita Almatsier, 2002. Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Widodo, MA, 1995. Efek Pemicu Radikal Bebas dan Vitamin E pada Diabetes
Komplikasi Pembuluh Darah Tikus Diabetes. Laporan Penelitian Hibah
Bersaing 1992-1995: Malang. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya:
Malang.
Zahar, Gretha dan Sutiman Bambang Sumitro. 2011. Divine Rokok Sehat.
Masyarakat Bangga Produk Indonesia (MBPI).
Lampiran 1. Gambaran histologis pankreas Mencit
K- (1) K-(2)
K-(3)
KD+ (3)
DBK (1) DBK (2)
DBK (3)
DBC (3)
NBC (1) NBC (2)
NBC (3)
Keterangan;
Kelompok ulangan
Perlakuan Ulangan Ulangan Ulangan
1 2 3
K- 68 89 78
KD - 150 120 154
KD + 158 190 211
Normal
80 88 74
Cengkeh
DM
89 84 78
Cengkeh
Normal
Daun 83 89 77
Kelor
DM
Daun 110 92 104
Kelor
Kelompok ulangan
Perlakuan Ulangan Ulangan Ulangan
1 2 3
K- 52 64 58
KD - 157 124 130
KD + 161 140 179
Normal
80 83 82
Cengkeh
DM
Cengkeh 100 73 78
Normal
Daun 76 88 64
Kelor
DM
Daun 108 107 82
Kelor
Hasil Nilai Kadar Glukosa Minggu ke 3
Kelompok ulangan
perlakuan
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
K- 50 66 70
KD - 145 157 142
KD + 175 136 188
Normal
90 42 112
Cengkeh
DM Cengkeh
92 102 69
Normal Daun
84 61 61
Kelor
DM Daun
86 114 67
Kelor
Kelompok ulangan
ulangan 1 2 3
K- 127.39 106.96 106.95
KD- 94.83 127.67 72.67
KD+ 99.49 58.01 48.38
Normal Cengkeh 140.98 192.57 122.5
DM Cengkeh 82.41 69.76 63.94
Normal Kelor 112.47 108.17 160.66
DM Kelor 104.28 106.45 100.39
Kelompok ulangan
ulangan 1 2 3
K- 170 113 117
KD- 122 138 66
KD+ 69 39 31
Normal Cengkeh 191 296 139
DM Cengkeh 86 60 51
Normal Kelor 197 135 288
DM Kelor 120 154 115
Lampiran 3. Analisis Data Kadar Glukosa Darah dengan Statistik One Way Anova
Correlations
Diameter Pulau
Langerhans Sel Beta Pankreas
N 21 21
N 21 21
3.365 6 14 .029
ANOVA
Data
Total 32531.810 20
Data
Duncan
Perlakuan N 1 2 3
K 3 58.0000
DM kelor 3 99.0000
KD- 3 1.5100E2
KD+ 3 1.6633E2
.295 6 14 .929
ANOVA
data
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Between
22565.810 6 3760.968 16.312 .000
Groups
Total 25793.810 20
Data
Duncan
perlakuan N 1 2 3
K 3 62.0000
DM
3 87.6667 87.6667
cengkeh
normal
3 98.0000
cengkeh
DM kelor 1.0133E
3
2
KD- 3 1.3700E2
KD+ 3 1.6000E2
1.998 6 14 .134
ANOVA
data
Total 34076.667 20
Data
Duncan
perlakuan N 1 2 3
K 3 77.0000
DM cengkeh 3 83.6667
DM kelor 3 94.6667
KD- 3 1.4133E2
KD+ 3 1.8633E2
Data
2.186 6 14 .107
ANOVA
Data
Total 102985.810 20
Duncan
Perlakuan N 1 2
KD+ 3 46.3333
DM cengkeh 3 65.6667
KD- 3 108.6667
K 3 132.0000 132.0000
Data
2.754 6 14 .055
ANOVA
Data
Total 23510.773 20
Data
Duncan
Perlakuan N 1 2 3
KD+ 3 68.6267
DM cengkeh 3 72.0367
STZ (Streptozotocin)
Pengenceran (Aquades)