BAB II Ispa
BAB II Ispa
BAB II Ispa
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori ISPA
1. Definisi ISPA
akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran
bawah). Penularan ISPA yang utama melalui droplet yang keluar dari
9
10
bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri,
pernafasan. Saluran pernafasan atas (jalan nafas atas) terdiri dari hidung
tetapi, jalan nafas atas yang paten penting untuk bernafas efektif.
Masalah akut dan bahkan mengancam jiwa terjadi ketika kepatenan jalan
nafas terkena misalnya dengan edema laring. (Priscilla et. al. 2015)
2. Etiologi ISPA
corinebacterium.
ISPA akibat populasi adalah ISPA yang disebabkan oleh populasi udara
a. Agen penginfeksi
b. Umur
meningkat pada 3-6 bulan pada waktu ini antara hilangnya antibodi
keibuan dari produksi antibodi bayi itu sendiri, sisa infeksi dari virus
berumur 5 tahun.
13
c. Ukuran
Eustachius relatif pendek dan terbuka pada anak kecil dan anak muda
tengah.
d. Daya tahan
fibrosis.
e. Variasi musim
3. Patofisiologi ISPA
efektif dari efisien dari sistem saluran pernafasan ini. Ketahanan Saluran
pernafasan terhadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara
sangat tergantung pada tiga unsur alamiah yang selalu terdapat pada
orang sehat yaitu: utuhnya sel epitel mukosa dan gerak moksila,
saluran nafas yang telah rusak sel-sel epitel mukosa, yang disebabkan leh
a. Asap rokok dan gsd CO2 polusi utama adalah pencemaran udara.
b. Sindroma imotil.
tingkat virulensi jasad renik dan banyak jumlah jasad renik yang masuk.
Daya tahan tubuh, terdiri dari utuhnya sel epitel mukosa dan gerak
ada mereka ini tampak lebih berat karena belum diperoleh kekebalan
b. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu batuk dan
bersin.
4. Manifestasi ISPA
pnemonia atau infeksi saluran pernapasan yang berat lainnya. Akan tetapi
serak yaitu anak ber suara parau pada waktu mengeluarkan suara
suhu badan lebih dari 37°C atau jika dahi anak diraba dengan tangan
terasa panas, perlu berhati - hati karena jika anak menderita ISPA
yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40x/menit pada
anak yang berumur satu tahun atau lebih dan cara menghitung
17
satu menit. Untuk dapat menghitung gunakan arloji, suhu lebih dari
menciut-ciut.
gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih
mengorok dan anak tampak gelisah, sela iga tertarik kedalam pada
waktu bernapas, nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tak
5. Pengkajian ISPA
2014)
7. Klasifikasi ISPA
3) Otitis media
4) Rinosinuitis
5) Epiglotitis
dibiarkan. Hal ini ditandai dengan sesak nafas berat dan bunyi
organisme virulen.
6) Bronkhitis akut
apapun.
7) Bronkiolitis
pada bayi.
8) Pneumonia
1) Status Imunisasi :
2) Vitamin A :
penyakit ISPA.
3) Status gizi :
Terjadinya Malnutrisi
9. Terapi ISPA
b. Terapi Komplementer
c. Farmakologi
Antihistamin:
1) Brompheniramine
2) Chlorpheniramine
3) Clesmatine
4) Dexclorpheniramine
5) Diphenhydramine
a. Pada anak :
konjugat pneumokokal
4) Perlu juga diberikan Vitamin A, asam folat, zat besi, kalsium, dan
mikronutrien (seng)
b. Pada orang tua berikan pendidikan kesehatan pada orang tua bahwa
sendok teh madu atau kecap, bisa diberikan 3-4x sehari, jika 3 hari
1. Status Imunisasi
Bayi dan balita yang pernah terserang campak dan selamat akan
campak. Sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang
penyakitnya tidak akan menjadi lebih berat. Cara yang terbukti paling
efektif saat ini adalah dengan pemberian imunisasi campak dan pertusis.
2. Vitamin A
kapsul 200.000 IU vitamin A pada balita dari umur satu sampai dengan
tampaknya tetap berada dalam nilai yang cukup tinggi. Bagi antibodi
yang ditujukan terhadap bibit penyakit dan bukan sekedar antigen asing
terhadap bibit penyakit yang bersangkutan untuk jangka yang tidak terlalu
suatu kesatuan yang utuh, yaitu meningkatkan daya tahan tubuh dan
3. Status Gizi
dan aktivitas dari anak itu sendiri. Keadaan gizi yang buruk muncul
sebagai faktor risiko yang penting untuk terjadinya ISPA. sehingga anak-
anak yang bergizi buruk sering mendapat pneumonia. Selain itu adanya
hubungan antara buruk dan terjadinya campak dan infeksi virus berat
26
lainnya serta menurunnya daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. Balita
dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA dibandingkan
balita dengan gizi normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang.
paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA. Hal ini dapat terjadi
pada rumah yang keadaan ventilasinya kurang dan dapur terletak di dalam
rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi dan anak balita
bermain. Hal ini lebih dimungkinkan karena bayi dan anak balita lebih
pada anak-anak yang tinggal di daerah lebih terpolusi, dimana efek ini
5. Status Ekonomi
minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang dalam
yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada.
C. Kerangka Teori
Status Imunisasi
Vitamin A
Status Gizi
Keberadaan Kejadian
anggota keluarga ISPA Pada
merokok Anak
Status Ekonomi
Kepadatan Hunian