Paper Ventilasi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PAPER KELOMPOK 2

“VENTILASI PADA PERTAMBANGAN BAWAH TANAH”

Diajukan sebagai tugas mata kuliah


Mekanika Fluida

DOSEN PEMBIMBING :

Dinni Agustina, S.T.,MT

DISUSUN OLEH :

Muhammad Kahfi Adrian 1504108010007 (Presentasi)

Kun Cahya Pratama 1504108010025 (Paper)

Zahlul Amri 1504108010036 (Research)

Ahmad Syauqi 1504108010051 (Tanya Jawab)

Dicky Roza Mulia San 1504108010062 (PPT)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH
2016

A.Pengertian Ventilasi

Ventilasi adalah pengendalian pengerakan udara, arah, dan jumlahnya. Sedangakan


ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap pergerakan udara atau aliran
udara tambang termasuk. Parameter yang harus dipenuhi pada ventilasi adalah jumlah, mutu
dan arah alirannya. Adapun tujuan utama dari ventilasi tambang adalah menyediakan udara
segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup baik, kemudian mengalirkan serta membagi
udara segar tersebut ke dalam tambang sehingga tercipta kondisi kerja yang aman dan
nyaman bagi para pekerja tambang maupun proses penambangan. Mesikipun tidak
memberikan konstribusi langsung ke tahap operasi prooduksi, ventilasi yang kurang tepat
seringkali akan menyebabkan efisiensi yang lebih rendah dan produktivitas pekerja menurun,
tingkat kecelakaan meningkat, dan tingginya tingakat kehadiran. System ventilasi merupakan
metode aplikasi dari prinsip fluida dinamik (dalam hal ini udara) terhadap laju udara pada
bukaan tambang bawah tanah. System ventilasi ini diperlukan tidak hanya untuk memberikan
asupan udara bersih bagi pekera tambang tapi juga bagi alat-alat mekanis dilokasi tersebut.

B.Fungsi Umum Ventilasi Pada Pertambangan

1. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk keperluan


menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam tambang dan
juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang memerlukan oksigen.
2. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gas-gas yang
ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam udara tambang
yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
3. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga
ambang batas yang diperkenankan.
4. Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah tanah sehingga dapat
diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman.
Udara diperlukan tidak hanya untuk bernafas tetapi juga untuk membubarkan
kontaminasi kimia dan fisika (gas, debu, panas, dan kelembaban). Di seluruh dunia, praktik
ventilasi tambang sangat diatur, terutama pada tambang yang mengandung gas (noncoal)
tambang batubara dan, dan ketetapan lainnya terkait untuk jumlah udara yang dibutuhkan
untuk mencairkan emisi diesel, asap peledakan, radiasi, debu, emisi baterai, dan banyak
kontaminanasi lainnya.

Untuk menjaga ventilasi yang sesuai sepanjang berlangsungnya tambang, perencanaan awal
harus diperhitungkan karena sangat penting untuk kedepannya.

Perencanaan kemajuan ventilasi melibatkan dua faktor utama pertimbangan:

1. Total tingkat Volume aliran udara yang dibutuhkan untuk tambang, dan distribusi
memuaskan dan ekonomis,
2. Tekanan yang dibutuhkan pada kipas. Sebuah sistem ventilasi harus dirancang dengan
baik, efektif, fleksibel, dan ekonomis.

C.Jenis-Jenis Ventilasi Tambang

Jenis-jenis ventilasi dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal berikut ini antara
lain:

1. Penggolongan berdasarkan metode pembangkitan daya ventilasi, terdiri dari ventilasi


alami dan ventilasi mesin.
2. Penggolongan berdasarkan tekanan ventilasi pada ventilasi mesin, terdiri dari
ventilasi tiup dan ventilasi sedot.
3. Penggolongan berdasarkan letak intake dan Outake airway, terdiri dari ventilasi
terpusat dan ventilasi diagonal.

1.Ventilasi Alami (natural ventilation)

Jika suatu tambang memiliki dua shaft yang saling berhubungan pada kedalaman
tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang meskipun tanpa alat
mekanis. Ventilasi alam disebabkan udara pada downcast shaft lebih dingin dari udara pada
upcast shaft. Dan juga dipengaruhi oleh perbedaan tekanan dan densitas udara antara dua
shaft yang saling berhubungan tersebut.

Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Temperatur di dalam stope akan mempengaruhi terjadinya ventilasi alami. Apabila terdapat
perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang ketinggian mulut pit intake dan
Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan udara di dalam dan di luar stope atau
udara di intake airway dan return airway yang berbeda temperaturnya, yang akan
membangkitkan aliran udara.

2. Ventilasi Mekanis (artificial / mechanical ventilation)


Ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke dalam tambang
disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat mekanis. Yang dimaksud
peralatan ventilasi mekanis adalah semua jenis mesin penggerak yang digunakan untuk
memompa dan menekan udara segar agar mengalir ke dalam lubang bawah tanah. Yang
paling penting dan umum digunakan adalah fan atau mesin angin. Mesin angin adalah pompa
udara, yang menimbulkan adanya perbedaan tekanan antara kedua sisinya, sehingga udara
akan bergerak dari tempat yang tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Pada
proses menerus dapat dilihat bahwa mesin angin menerima udara pada tekanan tertentu dan
dikeluarkan dengan tekanan yang lebih besar.

Jadi mesin angin adalah perubah energi dari mekanis ke fluida, dengan memasok tekanan
untuk mengatasi kehilangan tekan (head losses) dalam aliran udara. Pergerakan udara di
tambang bawah tanah dibangkitkan dan diatur oleh pembangkit tekanan yang disebut
ventilator atau mesin angin. Mesin angin yang memasok kebutuhan udara untuk seluruh
tambang dinamakan mesin angin utama (main fan). Mesin angin yang digunakan untuk
mempercepat aliran udara pada percabangan atau suatu lokasi tertentu di dalam tambang,
tetapi tidak menambah volume total udara di dalam tambang disebut mesin angin penguat
(booster fans), sedangkan mesin angin yang digunakan pada lokasi kemajuan atau saluran
udara tertutup (lubang buntu) dinamakan mesin angin bantu (auxiliary fans). Berdasarkan
cara menimbulkan udaranya serta letak mesinnya, ventilasi mekanis dibedakan menjadi tiga
metode yaitu :

a) Metode hisap (exhaust system)

Sistem exhausting akan memberikan hembusan udara yang berkebalikan


dengan sistem forcing, yaitu bertekanan negatif ke front kerja. Tekanan negatif yang
dimaksud disini adalah tekanan yang dihasilkan oleh proses penghisapan udara.

Pada sistem exhausting, fan diletakkan dekat dengan front kerja, sehingga dapat
memudahkan kerjanya dalam menghisap udara dari front kerja tersebut.

b) Metode hembus (forcing sytem)

Sistem forcing akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke front kerja.
Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar dibanding udara di
atmosfer. Pipa/saluran ventilasi ini menghubungkan fan dengan front kerja

c) Metode hisap hembus (overlap system)

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Berbeda dengan
kedua sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki tugas berbeda satu sama
lain. Ada fan yang bertugas menyuplai udara ke front (intake fan), ada fan yang bertugas
untuk menghisap udara dari front (exhausting fan). Tetapi exhaust fan dipasang lebih mundur
(lebih jauh) dari front penambangan. Sedangkan duct akhir dari intake fan dipasang lebih
dekat dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah agar udara yang disuplai langsung
dihisap oleh exhaust fan sehingga udara akan memiliki waktu untuk bersirkulasi pada front
penambangan.

3.Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventilation)

Udara ventilasi yang disalurkan ke terowongan utama maupun ventilasi permuka


kerja penambangan biasanya dilakukan dengan membawa udara masuk (intake air) secara
langsung melalui jalan udara sepanjang penampang terowongan. Ventilasi juga dapat
dilaksanakan dengan mengirimkan angin/udara yang dibangkitkan oleh kipas angin lokal, air
jet dan lain-lain, dengan menggunakan saluran udara (air duct) ke lokasi yang tidak dapat
dipenuhi oleh ventilasi utama, seperti pada lokasi terowongan buntu (lokasi pembuatan
lubang maju). Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi bantu dapat dibagi menjadi
ventilasi saluran udara, brattice, dan static air mover.

D.Prinsip Dasar Pada Aliran Ventilasi Tambang

Sistem ventilasi tambang pada tambang bawah tanah. Udara cenderung menggalir
disepanjang jalan kecil dari sedikit daya tahan, tetapi ini mungkin tidak wajib/harus
menggunakan udara sebagai tempat kerja. Untuk mencegah tidak cukupnya aliran udara pada
pintu ventilasi atau pintu udara yang ditempatkan pada suatu tambang. Jika kecepatan volume
aliran udara kecil tidak mesti continue di dalam suatu jalan udara. Lalu sebuah regulator (alat
pengatur) (suatu bukaan tidak harus diukur) yakni membuat di dalam pintu.

Meskipun utamanya dapat membuat jalan secara langsung hingga ke tempat kerja, di sana
biasanya akan menjadi tempat seseorang dimana alat bantu ventilasi mesti diterapkan pada
perkembangan akhir, ruang liff, dan lain-lain. Pada tambahan kipas dan jalan yang cocok u
ntuk udara tidak harus menyediakan ventilasi. Jalan/rute ini adalah biasanya sebuah ventilasi
dsb.

Berdasarkan asal supply udaranya, sistem ventilasi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Sistem ventilasi alamiah

Sistem ini terbentuk secara alami seiring dengan terbentuknya bukaan / penggalian tunnel
pada tambang bawah tanah. Dengan adanya lubang bukaan, secara otomatis udara akan
mengalir melalui lubang bukaan tersebut.

b. Sistem Ventilasi Buatan (artificial)

Sistem ventilasi ini dibangkitkan dengan bantuan listrik. Sebagai alat supply udaranya
digunakan fan. Fanpada sistem ini bertugas sebagai pengatur sirkulasi udara sehingga setiap
front kerja pada tambang tersebut akan tersuplai udara cukup

Untuk itu, sistem ventilasi yang umum digunakan pada tambang bawah tanah adalah artificial
ventilation system. Artificial ventilation system ini adalah sistem ventilasi buatan dengan
memberikan intake udara bersih yang dihasilkan dari fan blower dan mengeluarkan udara
kotor melalui sistem exhaust fan. Sistem jaringan buatan inilah yang dipergunakan di dalam
tambang bawah tanah untuk membuat sirkulasi udara lancar. Sistem ventilasi sangat
tergantung dari ketersediaan dan karakteristik fan blower dan exhaust.

berdasarkan penggunaan fannya, system ventilasi dibagi 3 yaitu :

● Sistem forcing

Sistem ini akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke front kerja. Tekanan
positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar dibandingkan udara di
atmosfer. Udara dialirkan melalui pipa dimana saluran ventilasi ini menghubungkan fan
dengan front kerja sebagaimana terlihat pada gambar. Dalam sistem ini, dihembuskan udara
bersih ke front.

Gambar : Ventilasi Sistem Forcing

● Sistem exhausting

Sistem ini akan memberikan hembusan udara yang berkebalikan dengan sistem forcing, yaitu
bertekanan negatif ke front kerja. Tekanan negatif yang dimaksud disini adalah tekanan yang
dihasilkan oleh proses penghisapan udara. Pada sistem exhausting, fan diletakkan dekat
dengan front kerja, sehingga dapat memudahkan kerjanya dalam menghisap udara dari front
kerja tersebut. Udara yang dihisap adalah udara kotor atau gas yang tak diinginkan.

Gambar : Ventilasi Sistem Exhausting


● Sistem overlap

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Berbeda dengan kedua
sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki tugas berbeda satu sama lain. Ada
fan yang bertugas menyuplai udara ke front (intake fan), adan fan yang bertugas untuk
menghisap udara dari front(exhausting fan). Tetapi exhaust fan dipasang lebih mundur (lebih
jauh) dari front penambangan. Sedangkan duct akhir dari intake fan dipasang lebih dekat
dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah agar udara yang disuplai langsung
dihisap oleh exhaust fan sehingga udara akan memiliki waktu untuk bersirkulasi pada front
penambangan.

Gambar : Ventilasi Sistem Overlap

Untuk menghasilkan sistem ventilasi yang mampu bersikulasi, ada beberapa parameter yang
perlu diperhatikan yaitu :

● Kebutuhan udara pada front tambang bawah tanah sebesar 3 m3/menit untuk setiap hp
mesin dan 1 m3/menit untuk setiap pekerja. Tekanan udara akan berbanding terbalik
terhadap luas permukaan saluran tersebut, yang dinyatakan dengan rumus

● Head loss, yaitu kehilangan debit udara yang menyebabkan penurunan efisiensi yang
terjadi karena dari sistem ventilasi tersebut. Head loss terjadi karena adanya aliran
udara akibat kecepatan (Hv), gesekan (Hf), dan tikungan saluran / perubahan ukuran
saluran (Hx).
● Head loss terbesar terjadi apabila ada arus yang dibelokkan dengan sudut tajam.
Grafik di bawah ini menunjukkan penurunan efisiensi (head loss) debit ventilasi
karena tikungan 90 derajat (dipengaruhi oleh diamater flexible / rigidfaktor duct) dan
sudut tikungan.

Chart shock loss factor untuk tikungan 90°, cross section lingkaran

Prinsip Aliran Udara Tambang

1. Udara akan cenderung mengalir dari kondisi tekanan yang lebih tinggi ke tekanan
yang lebih rendah.
2. Udara akan cenderung mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan
tekanan lebih kecil dibandingkan dengan jalur yang mempunyai tahanan yan
glebih besar.
3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan ventilasi
tambang.
E.Kasus
1.Pekerja Tambang di cina terkena penyakit paru-paru hitam
Sekitar 6 juta pekerja tambang diperkirakan terkena pneumoconiosis (paru-paru
hitam) akibat menghirup debu batu bara.Pemerintah cina berencana menyelidiki sebagian
tambang milik negara untuk mencegah penyebaran penyakit paru-paru hitam.Penyelidikan itu
untuk mengetahui catatan kesehatan pekerja tambang dan memantau tingkat debu di lokasi
kerja tambang.
Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang
mengalami batuk menahun dan mudah sesak napas karena mereka juga menderita emfisema
yang disebabkan oleh kebiasaan merokok atau bronkitis karena terpapar polutan industri
toksik lainnya.
Solusi agar terhindar dari penyakit paru-paru hitam :
- Menggunakan masker (respirator)
- Penyiraman air (water sprinkling),Penyiraman air berfungsi untuk mengurangi
intensitas debu tambang.Selain itu fungsi lainnya yang juga penting adalah untuk
mencegah kondisi tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi gelap di tambang
karena intensitas debu tambang.
- Membuat sistem ventilasi udara yang baik. Sirkulasi udara di tambang bawah tanah
harus dibuat selancar mungkin dengan mengalirkan udara bersih dan supply oksigen
serta membawa keluar udara kotor.
- Penderita penyakit ini harus menghindari debu batubara pada lingkungan kerja, agar
penyakit yang dideritanya tidak semakin parah, dan ini juga bisa menjadi langkah
pencegahan bagi yang belum mengidap penyakit ini.
- Pemeriksaan fungsi paru dengan Spirometri.
2.Tambang Batu bara meledak di China

Tanggal 31/10/2016 lima belas penambang dipastikan tewas dan 18 orang hilang
setelah ledakan tambang batubara di Chongqing,barat daya tiongkok.Kantor berita xinhua
menyatakan 35 penambang sedang bekerja di bawah tanah ketika ledakan gas
menghancurkan tambang di pagi hari dan hanya dua pekerja yang berhasil selamat.
Sebelumnya pada September lalu, 18 orang tewas akibat ledakan tambang di wilayah
otonomi Ningxia Hui. Pada Maret lalu, 19 orang tewas dalam kecelakaan tambang batu bara
di provinsi Shanxi, China utara.
Kesimpulan dan Solusi dalam mencegah ledakan pada tambang bawah tanah :
Penyebab ledakan tambang bawah disebabkan oleh gas metan dan debu batubara. Gas metan
dapat menghasilkan ledakan besar jika konsentrasinya lebih dari 5-15% dari jumlah gas di
tambang bawah tanah.Debu batubara berbahaya dan dapat meledak jika konsentrasinya 50
gr/m3
- Membuat sistem ventilasi udara yang baik ​,karena sistem ventilasi yang buruk dapat
menjadi penyebab utama terjadinya ledakan di tambang bawah tanah.
- Menyegel (seal) celah-celah pada tambang bawah tanah.
- Pengaliran air ke lokasi potensi kebakaran atau ledakan.
- Penebaran debu batuan agak lebih tebal pada lokasi rawan.
- Pemakaian alat-alat pencegahan standar.
- Pemasangan alat deteksi gas metana.

Daftar Pustaka

Ganguli, R ., dan S. Bandopdhyay. Mine Ventilation. Alaska: A.A.Balkema Publishers. 2004.

Hartman, Howard L., dkk. Mine Ventilation and Air Conditioning. New Jersey: John Wiley
& Sons, inc., 1997.

http://denypradestaa.blogspot.co.id/2015/04/pencegahan-ledakan-gas-dan-debu_96.html

http://learnmine.blogspot.co.id/2013/04/ventilasi-tambang-mine-ventilation.html

http://news.detik.com/internasional/d-3335503/korban-jiwa-ledakan-tambang-batu-bara-di-ch
ina-bertambah-jadi-33-orang

http://rachmatrisejet.blogspot.co.id/2013/06/ventilasi-tambang.html

http://sasastem.blogspot.co.id/2014/12/ventilasi-tambang-bawah-tanah.html

http://www.inijalanku.info/paru-paru-hitam-penyakit-pekerja-tambang.html

Anda mungkin juga menyukai