Paper Kementerian Lembaga Yang Berperan Dalam Penanggulangan Bencana

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PL 5104 PENGANTAR MITIGASI BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM

PERAN INSTITUSI DALAM UPAYA MITIGASI


PENGURANGAN RESIKO BENCANA

Disusun oleh:
Aufiya Althof Faizal (25417060)

Dosen
Ir. Harkunti Pertiwi Rahayu Ph.D

PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


SEKOLAH ARSITEKTUR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sering menghadapi bencana alam, peristiwa yang cukup
memberikan pembelajaran bagi Indonesia seperti gempa bumi dan tsunami di Aceh tahun 2004,
kemudian gempa bumi di Kepulauan Nias 2005, gempa bumi yang mengguncang di sebagian wilayah
D.I Yogkarta dan Jawa Tengah tahun 2006, tsunami yang menerjang Pangandaran Jawa Barat tahun
2007 dan gempa bumi di Tasikmalaya 2009, tsunami di Mentawai, banjir bandang di Wasior dan
menjelang akhir tahun 2010 dihiasi dengan banyak letusan gunung berapi yang salah satunya terjadi
di wilayah DI. Yogyakarta dan Jawa Tengah yakni Gunung Merapi dan masih banyak lagi bencana
alam yang terjadi di Indonesia.
Dengan posisi Indonesia yang terletak sebagai daerah kepulauan dan diantara lempeng tektonik
serta berada di daerah deretan gunung berapi, Indonesia merupakan negara yang berisiko terhadap
ancaman bencana. Kebencanaan merupakan pembahasan yang sangat komprehensif dan multi
dimensi. Menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus meningkat setiap tahun, pemikiran
terhadap upaya mitigasi dan penanggulangan bencana harus dipahami serta diimplementasikan oleh
semua pihak. Pada saat ini upaya penanggulangan bencana (PB) merupakan urusan semua pihak. Hal
itu merupakan sebuah paradigma dari disahkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana. Tentu saja upaya-upaya pengurangan risiko bencana (PRB) mesti
dilakukan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan demi ketangguhan bangsa dalam
menghadapi bencana. Selain itu dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Peran
Serta Lembaga Usaha dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dijelaskan juga bahwa
terdapat tiga pilar dalam penyelenggaraan penangggulangan bencana (PB) di Indonesia, yaitu
pemerintah, lembaga usaha, dan masyarakat.

2. Tujuan
Mengetahui institusi yang memegang peranan penting untuk mitigasi bencana pengurangan
resiko bencana di Indonesia dan di salah satu studi kasus yaitu Kabupaten Sukabumi.

3. Analisis
3.1 Lingkup Nasional
Pemerintah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan PB. Secara khusus tanggung
jawab itu dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat pemerintah
pusat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, selain itu berdasarkan fungsi dari BNPB yaitu perumusan dan penetapan kebijakan
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif
dan efisien dan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh. Sedangkan berdasarkan tugasnya, BNPB mempunyai tugas yaitu:
a. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup
pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan
setara;
b. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat;
d. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali
dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
e. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional;
f. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
g. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
h. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Peranan BNPB ini sudah sangat terlihat yaitu dengan memberikan masukan pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 dan dokumen-dokumen perencanaan
lainnya.
Gambar 1 Rencana Nasional Penanggulangan Bencana

Dalam RPJMN Tahun 2015-2019, BNPB memberikan masukan berupa program prioritas dalam
rencana nasinal penanggunalan bencana yang terdiri dari :
a. Penguatan kerangka hukum penanggulangan bencana
b. Pengarusutamaan penanggulangan dalam pembangunan
c. Peningkatan kemitraan multi-pihak dalam penanggulangan bencana
d. Peningkatan kefektivan pencagahan dan mitigasi bencana
e. Peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana
f. Peningkatan kapasitas pemulihan bencana
g. Pemenuhan tata kelola bidang penanggulangan bencana
Oleh sebab itu, pada RPJMN Tahun 2015-2019 banyak program-program prioritas dalam
upaya melakukan mitigasi bencana di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya BNPB tidak dapat
melakukannya sendiri, tetapi BNPB harus bersama-sama melakukan upaya mitigasi bencana
penanggulangan bencana bersama Kementerian/ Lembaga, lembaga usaha, dan masyarakat. Peran
serta Kementerian/lembaga nasional, lembaga usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana bertujuan untuk mendukung upaya yang terintegral dalam pengurangan
risiko bencana, pencegahan bencana, tanggap darurat serta rehabilitasi dan rekonstruksi secara
berdaya guna dan dapat dipertanggungjawabkan
Berkaitan dengan Kementerian/ Lembaga yang mempunyai peranan penting dalam
penanggulangan bencana sebenarnya sangat banyak dengan fungsi yang berbeda, berikut peranan
Kementerian/ Lembaga dalam penanggulangan bencana di Indonesia :
Tabel I Peranan Kementerian/ Lembaga dalam Penanggulangan Bencana di Indonesia
No Kementerian/ Lembaga Peranan
1 Badan Kependudukan dan Keluarga Pemanfaatan data dan informasi kependudukan pada peta resiko dan rawan bencana
Berencana Nasional (BKKBN)
2 RRI dan TVRI Produksi dan penyiaran program acara, siaran berita dan BNPB
3 Badan Pengkajian dan Penerapan Pengkajian dan penerapan teknologi pada penanggulangan bencana
Teknologi (BPPT)
4 BMKG Pemanfaatan & penyebaran informasi serta analisa hazard/bahaya dari bencana akibat
gempa bumi dan peringatan dini tsunami, cuaca ekstrem, iklim ekstrem dan
gelombang laut ekstrem
5 Kementerian Koperasi dan UKM Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada pra dan pasca bencana
6 Kementerian Pertanian pertukaran data, informasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman (knowledge
sharing), dll
7 Badan Informasi Geospasial (BIG) Penyelenggaraan, pemanfaatan, dan pengembangan informasi geospasial untuk
mendukung kegiatan penanggulangan bencana
8 Kementerian Pertahanan Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada pra dan pasca bencana
9 Kementerian Sosial Penyediaan bantuan bencana berupa logistik,uang biaya tenaga,peralatan sarana
prasarana,informasi dan hal-hal yang diperlukan
10 Kementerian Dalam Negeri Memperioritaskan dan mensinkronkan kebijakan nasional dalam 3 fase kebencanaan
serta peningkatan kapasitas kelembagaan
11 Arsip Nasional Republik Indonesia Melakukan penyelamatan dan pelestarian arsip bidang penanggulangan bencana
(ANRI)
12 LAPAN Penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi dirgantara, sains atmosfir,
sains antariksa, penginderaan jauh
13 Kemendes dan PDTT Peningkatan sumberdaya manusia didaerah tertinggal dalam penanggulangan bencana
14 Kementerian Perhubungan Pemenuhan kebutuhan dasar perhubungan pada pra bencana dan pemulihan sarana dan
sarana vital di bidang perhubungan pada pasca bencana
15 Kementerian Kesehatan Tahap Pra Bencana (pencegahan, mitigasi & kesiapsiagaan), Tahap tanggap darurat
(siaga darurat, tanggap darurat & transisi darurat/ pemulihan darurat) dan tahap pasca
bencana (Rehabilitasi & Rekonstruksi)
16 BPK Pendampingan pelaksanaan pengawasan kegiatan penyelenggaraan penanggulangan
bencana
17 Kemenpora Program pengurangan resiko bencana berbasis kepemudaan
18 Kementerian Kelautan dan Perikanan Pemanfaatan data, informasi dan teknologi penanggulangan bencana
19 Kemenristek Dikti Mendorong penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam kegiatan penanggulangan bencana
20 LIPI Pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan dalam
upaya pengurangan risiko bencana
No Kementerian/ Lembaga Peranan
21 BATAN Sosialisasi, pelatihan dan gladi penanggulangan kedaruratan nuklir
22 Kementerian PUPR Pengembangan infrastruktur yang selaras dengan kondisi lingkungan dan kemajuan
teknologi serta mengefektifkan pemulihan darurat prasarana dan sarana pasca bencana
23 Kementerian ESDM Pemanfaatan data dan informasi terkait penaggulangan bencana geologi
24 Kementerian Kominfo Pelaksanaan edukasi publik dan diseminasi informasi di bidang Penanggulangan
Bencana Pengembangan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) peduli bencana
25 BASARNAS Koordinasi secara efektif dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
26 BAPPENAS Melakukan kajian-kajian daerah rawan bencana beserta upaya upaya mitigasi dan
penangannya

Gambar 2 Analisis Stakeholder dalam Penanggulangan Bencana Tingkat Nasional

3.2 Lingkup Kabupaten Sukabumi


Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang berpotensi
Tsunami. Terdapat sembilan kecamatan di Kab. Sukabumi yang merupakan zona rawan bencana
tsunami, Sembilan kecamatan tersebut adalah Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu,
Simpenan, Ciemas, Surade, Cibitung, Ciracap, dan Tegalbuleud. Dari segi infrastruktur di Kabupaten
Sukabumi masih kekurangan peralatan Tsunami Early Warning §ystem (TEWS), saat ini baru tiga
kecamatan yang terpasang alat pendeteksi tsunami tersebut.
Sementara itu, terkait koordinasi antar dinas dan lembaga terkait upaya mitigasi penanggulangan
bencana di Kabupaten Sukabumi ini, BPBD Kabupaten Sukabumi saling berkoordinasi dengan dinas
dan masyarakat setempat. Hal ini dapat dilihat dari program-program pada Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Sukabumi, RPJMD Kabupaten Sukabumi, dan Tupoksi dari masing-masing
dinas terkait, sehingga didapatkan gambar analisis stakeholder di Kabupaten Sukabumi.
Gambar 3 Analisis Stakeholder dalam Penanggulangan Bencana di Kabupaten Sukabumi

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa, dapat diketahui bahwa upaya penanggulangan bencana di Indonesia tidak
dapat dilakukan oleh BNPB untuk di tingkat pusat atau BPBD untuk di tingkat daerah saja, melainkan
membutuhkan peran serta dan kerja sama dari Kementerian/ Lembaga terkait, atau Dinas terkait untuk
di tingkat daerah yang kemudian dibantu oleh lembaga usaha dan masyarakat. Sehingga dengan
adanya upaya kerjasama antar stakeholder ini diharapkan dapat meningkatkan upaya mitigasi bencana
sehingga berimplikasi terhadap penurunan dampak bencana yang nantinya akan ditimbulkan.

Referensi
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Kepala BNPB Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Peran Serta Lembaga Usaha
3. Peraturan Kepala BNPB Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Peran Serta Masyarakat dalam
Penanggulangan Bencana
4. Rencana Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
5. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sukabumi
6. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Rencana Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-
2021

Anda mungkin juga menyukai