MAKALAH Alat Berat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

METODE PELAKSANAAN ALAT BERAT


TOWER CRANE

DOSEN PENGAMPU
Irriene Indah Susanti, ST, MT

DISUSUN OLEH
Pradestia Retnaningtyas 41116210009
Bayu Sugianto 41116210016
Adrian Fatoni 41116210028
Dzakwan Nafisandi Lologau 41116210033
Muhammad Galuh Firdaus 41117210062

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metode Pelaksanaan Alat Berat yang
berjudul Tower Crane.

Adapun makalah tentang Tower Crane ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah biologi
ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Tower Crane ini dapat
diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik
dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Bekasi, 8 Desember 2018

Penyusun
Pengertian Tower Crane

Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan material
konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat
mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan
struktur.
Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang
gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan
ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah
mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal
ataupun horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan
listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set.
Tower crane memiliki fungsi untuk mengangkat material atau bahan konstruksi suatu
bangunan, seperti beton, baja, dan generator, dari bawah menuju ke atas (hoisting mechanism)
sampai batas maksimum ketinggian tower crane tersebut. Selain mengangkat dari bawah
menuju ke atas, tower crane juga mampu memindahkan material secara horizontal (trolleying)
sesuai dengan panjang jib (working arm) dan memiliki slewing unit yang memungkinkan crane
untuk berputar 360o.

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, tower crane banyak digunakan pada proyek
pembangunan gedung-gedung bertingkat. Dengan menggunakan tower crane, maka pekerjaan
akan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan sistem konvensional.

Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok dipakai untuk
pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani daerah konstruksi sesuai
luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek
gedung bertingkat tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara horisontal maupun
vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang
ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan
(travelling).

Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan pekerjaan.
Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane, disebabkan
peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek. Untuk efisiensi
biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan konstruksi. Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya
digunakan untuk pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan
bekisting, pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal
dan mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan
perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan tower crane. Dengan mempelajari
karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta observasi lapangan. Untuk keperluan
operasional, ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian
maksimum pekerjaan yang dilayani.

Prinsip Kerja Tower Crane

Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen
dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower
crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan
yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying),
menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan
(slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang
diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk
memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Tower crane mampu
menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur
mengikuti ketinggian bangunan. Pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin
agar dapat mengangkut material secara maksimal dan menjangkau seluruh wilayah proyek 2-
3 dengan menggunakan panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib, maka kemampuan
angkat menurun. Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch :

1. Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya
overload.
2. Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi
crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada
slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.
Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari tower crane terbagi menjadi 3, antara lain :

1. Mekanisme pengangkatan (hoisting mechanism)

Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki. Cara
kerja mekanisme ini pada tower crane adalah; motor penggerak menggerakkan atau memutar
drum penggulung kabel baja yang bekerja untuk menarik atau mengulur kabel baja tersebut.
Kemudian, dari drum tersebut akan diteruskan sistem puli. Pada ujung kabel baja tersebut akan
di pasang kait (hook), yang berfungsi untuk mengait muatan yang akan dipindahkan. Dengan
demikian, proses pengangkatan atau penurunan beban dapat dilakukan dengan mengoperasikan
motor penggerak yang akan memutar drum penggulung baja.

2. Mekanisme penjalan ( trolleying mechanism)

Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sepanjang lengan crane (jib / working
arm) secara horizontal. Cara kerja mekanisme ini adalah motor penggerak yang dihubungkan
dengan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik
atau mengulur kabel baja. Kabel baja tersebut dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada
ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan
pengangkat tersebut.

3. Mekanisme pemutar (slewing mechanism)

Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh radius lengan pengangkatnya
secara rotasi. Mekanisme ini memungkinkan lengan crane untuk berputar sampai 360o. Cara
kerja mekanisme pemutar adalah dengan motor penggerak. Motor tersebut dihubungkan
dengan sistem roda gigi yang tujuannya untuk menurunkan kecepatan putar motor penggerak
sehingga akan terjadi kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena yang dibutuhkan adalah torsi
yang besar, bukan kecepatan putar yang tinggi. Roda gigi tersebut kemudian dihubungkan
dengan slewing unit yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan
lengan. Apabila ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka motor penggerak dihidupkan
sehingga memutar roda gigi tersebut.
Komponen-komponen Utama Tower crane

Sebuah tower crane terdiri dari beberapa bagian, antara lain :

1. Base ( dasar ) tower crane

Dasar tower crane dipasang pada pondasi beton yang besar dan kuat. Pondasi inilah yang akan
menopang tower crane dan beban yang bekerja padanya.

2. Mast ( tower )

Bagian ini yang memberikan ketinggian pada tower crane. Dalam sebuah tower crane terdiri
dari beberapa mast yang disusun secara vertikal ke atas. Penyusunan banyaknya mast
tergantung dari kebutuhan ketinggian. Selain itu, kecepatan angin juga mempengaruhi
banyaknya mast yang diperbolehkan pada suatu tower crane. Semakin cepat kecepatan angin
pada suatu daerah, maka jumlah mast tidak boleh terlalu banyak sehingga tower crane tidak
terlalu tinggi. Berikut adalah mast.

3. Slewing Unit

Slewing unit dipasang pada bagian paling atas dari mast. Dengan adanya slewing unit, maka
sebuah tower crane dapat berotasi sampai 360 o. Pada slewing unit, terdapat roda gigi dan
motor yang berfungsi untuk melakukan gerakan berputar.

4. Jib ( working arm )

Merupakan bagian dari tower crane yang berfungsi untuk menahan beban. Sebuah troli akan
bergerak sepanjang jib ( gerakan horizontal ) menjauhi atau mendekati pusat crane.

5. Counter-weight

Counter-weight merupakan beton yang dipasang pada ujung lengan pendek tower crane.
Counter weight berfungsi sebagai pemberat sehingga menciptakan keseimbangan momen saat
ada beban pada jib. Dengan demikian, momen yang dirasakan pada base dan pondasi tidak
begitu besar.
6. Cabin operator

Melalui kabin ini, seorang operator mengoperasikan crane. Semua motor pada crane
dikendalikan melalui kabin ini untuk mengatur jarak jangkau dan arah gerakan.

7. Hook, trolley, dan pulley

Ketiga bagian ini memiliki peran penting dalam mengangkat muatan. Hook berguna sebagai
pengait pada muatan. Puli (pulley) berfungsi meneruskan kabel baja dari drum. Sementara
trolley berfungsi melakukan gerakan trolleying.

Hook berfungsi sebagai pengkait beban yang akan dibawa pada Tower Crane tersebut, Hook
ini terdapat gulungan baja dan Pulley sebagai penerus kabel baja dari gulungan tersebut
sehingga hook dapat naik dan turun untuk mencapai material yang akan dipindahkan.
Sedangkan trolley berfungsi untuk memindahkan beban ag terkait oleh hook secara horizontal
mengikuti lintasan yang ada pada jib/lengan tower tersebut.

8. Drum dan kabel baja

Drum berfungsi untuk menggulung atau mengulurkan kabel baja sehingga beban dapat naik
ataupun turun. Sementara kabel baja berfungsi untuk menopang beban yang di angkat oleh
crane.

Gulungan baja tersebut berguna untuk mengulur dan menarik kawat baja sehingga beban ang
terkait pada hook dapat terangkat, tentunya dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan dan
tidak melebihi kapasitas mesin tersebut. Gulungan baja tersebut digerakkan leh sebuah motor
listrik, sehingga apabila aliran listrik tersebut dialirkan maka motor bergerak menggerakkan
gulungan tersebut, dan apabila aliran dihilangkan maka motor berhenti dan mengunci gulungan
tersebut agar tidak jatuh.

9. Motor

Pada tower crane, juga terdapat motor yang berguna untuk melakukan hoisting mechanism
(winch motor), slewing mechanism dan trolleying mechanism.
Adapun fungsi motor listrik tersebut sebagai berikut :

1. Whinch Motor (Hoisting Mechanism)

Motor tersebut berfungsi untuk menggerak gulungan kawat baja sehingga kawat dapat menarik
dan mengulur kawat.

2. Trolleying Mechanism

Motor tersebut berfungsi untuk menggerakkan/memindahkan muatan sepanjang lengan/jib


pada tower crane. Sehingga motor tersebut bergerak secara horizontal sepanjang lintasan yang
ada pada lengan tower crane.

3. Slewing Mechanism

Motor tersebut berfungsi menggerakkan kerangka dengan gerak rotasi hingga 360°. Sehinnga
tower crane dapat berputar.

Pembangkit Listrik

Pembangkit listrik ini berfungsi sebagai sumber utama untuk mengoprasikan Tower Crane
tersebut. Pembangkit tersebut menggunakan Generator Set, yang merupakan alat pembangkit
tenaga listrik dengan mesin diesel. Generator ini digunakan sebagai sumber listrik untuk tower
crane, selain dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan pada lokasi proyek.
Generator yang digunakan adalah dengan kapasitas 150 KVA.

Kapasitas Alat

Besarnya muatan yang dapat diangkat oleh Tower Crane telah diatur dan ditetapkan dalam
manual operasi Tower Crane yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat Tower Crane. Prinsip
dalam penentuan beban yang bisa diangkat adalah berdasarkan prinsip momen. Jadi jarak dan
ketinggian tertentu Tower Crane memiliki momen batas yang tidak boleh dilewati. Panjang
lengan muatan dan daya angkut muatan merupakan suatu perbandingan yang bersifat linier.
Perkalian panjang lengan dan daya angkut maksimum pada setiap titik adalah sama dan
menunjukkan kemampuan momen yang bisa diterima Tower Crane tersebut. semakin berat
beban yang haru diangkut maka radius operasi yang dapat dicapai juga akan semakin kecil.
Sehingga kapasitas Tower Crane bergantung pada beberapa faktor. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka tower crane
akan terjungkir. Oleh karena itu berat material yang diangkut sebaiknya ± 85% dari kapasitas
alat. Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah
berikut ini :

1. Ayunan angin terhadap alat.

2. Ayunan beban pada saat dipindahkan.

3. Kecepatan pemindahan material.

4. Pengereman mesin dalam pergerakannya.

Jenis Tower Crane

Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut
berdiri Yaitu :

1. Free Standing Crane

Crane yang berdiri bebas (free standing crane) berdiri di atas pondasi yang khusus dipersiapkan
untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar
maka kadang – kadang digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang.

2. Rail Mounted Crane

Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk bergerak sepanjang rel
tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan crane tidak dapat terlalu cepat. Kelemahan dari
crane tipe ini adalah harga rel yang cukup mahal, rel harus diletakkan pada permukaan yang
datar sehingga tiang tidak menjadi miring.
3. Climbing Tower Crane

Crane ini diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti bangunan. Crane ini
bergerak naik bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinkan dengan
adanya dongkrak hidrolis atau hydraulic jacks. Dengan lahan terbatas maka alternative
penggunaan crane climbing.

4. Tied In Crane

Crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika diperlukan
crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter, maka crane harus ditambatkan atau dijangkar
pada struktur bangunan. Fungsinya untuk menahan gaya horizontal.

Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada gerakan horisontal,
berputar, bergerak secara radial dan sebagainya. Hampir semua fasilitas transport
memindahkan muatan dengan berbagai sudut atau secara vertikal dapat dilakukan.

Spesifikasi Peralatan Tower Crane

Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan ) merupakan langkah yang harus
dilakukan sebelum menghitung kapasitas operasi peralatan dan waktu pelaksanaan, serta biaya
pelaksanaan. Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing Crane
karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu
sendiri : dengan Lifting capacity ; 2,4 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 8 ton dan
memiliki jib radius 61,5 m yang karena mampu menjangkau 100% area proyek.

Rencana Penempatan Tower Crane

Penempatan alat yang tepat pada lokasi proyek akan dapat memperlancar kegiatan proyek. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menganalisa kondisi lokasi proyek, diantaranya jalur mobilisai
alat tersebut terhadap perencanan tata letak atau penempatan baik itu penimbunan material,
gudang, kantor dan lainnya. Dimana penempatan alat ini harus mampu dimanfaatkan
semaksimal mungkin dalam proses pelaksanaan proyek tersebut. Posisi operasional tower
crane adalah penempatan tower crane pada suatu lokasi proyek untuk melakukan pekerjaan
pengangkatan, pengecoran dan lain – lain. Dimana radius perputaran dari tower crane tersebut
dapat mampu menjangkau seluruh lokasi proyek sehingga tower crane dapat menyelesaikan
pekerjaan sefektif mungkin. Menurut (Nugraha dkk,1985), dalam menentukan tata letak alat
tower crane harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini :

1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah memanjang dari
bangunan.

2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses pemindahan.

3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat menjangkau 100 %
area gedung.

Letak tower crane direncakan sebagai berikut :

1. Letak crane tepat ditengah – tengah bangunan dari posisi memanjang, karena pada posisi
tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan dengan jib radius yang minimum.

2. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara dengan free standing
setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada saat proses kerja.

3. Jarak tower crane dari bangunan disesuaikan dengan data teknis dari tipe tower crane yang
digunakan. Seperti yang terlihat dibawah ini :

Cara Pemasangan Tower Crane

Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode kerja sebagai berikut:

1. pemasangan fine angle dan base section

Cara pemasangan Tower Crane yang pertama kali dilakukan adalah penanaman fine angle dan
base section kedalam lubang pondasi. Yaitu sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus
disiapkan pondasi dari semen yang dicor, untuk ukuran dan kedalaman tergantung dari tower
crane yang akan digunakan. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor
berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi. Kemudian dilakukan
pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.

Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan
kering, sebelum diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan
di ‘baut’ dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian
menara (tower) penopang tower crane tersebut.

2. Pemasangan mast section

Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk membantu melakukan
pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat dan menempatkan mast section pada
base section tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai spesifikasi free
standing crane, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan
sebuah mobile-crane. Jika crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane
menggunakan proses ” self assembly “. Biasanya di gunakan pada pemasangan Crane yang di
tambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).

3. Pemasangan climbing frame crane

Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane. Mobile crane melakukan
pemasangan climbing frame crane yang digunakan untuk self assembly. Dimana climbing
frame crane akan mengangkat slewing unit ke atas sehingga terdapat ruang kosong di antara
slewing unit dan mast section kemudian jib akan mengangkat sebuah mast section untuk
kemudian diletakan pada ruang kosong diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses
tersebut akan terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.

4. Pemasangan joint pin

Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane melakukan pemasangan
joint pin diatas climbing crane.
5. Pemasangan jib dan counter jib

Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan jib dan counter
jib.

6. Pemasangan counter weight

Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan
counter weight. Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan,
sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh
semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika
struktur yang dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada
bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan.

Cara Pembongkaran Tower Crane

Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar tower crane tersebut.
Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke
akan melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan
section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section
berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan
section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan
section 1. Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari
hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan.
Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I )
kembali. Top head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop,
section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower
crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang
akan digunakan kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.
Tower Crane
Pada prinsipnya , tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki
mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni : kemampuan mengangkat
muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan
membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang
identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport
dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses
bongkar muatan.

Berdasarkan tipenya, tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri, yakni :

1. Tower crane berdiri bebas (free standing crane)


2. Tower crane berdiri di atas rel (rail mounted crane)
3. Tower crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane)

Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada gerakan horisontal,
berputar, bergerak secara radial dan sebagainya. Hampir semua fasilitas transport
memindahkan muatan dengan berbagai sudut atau secara vertkal dapat dilakukan.

Sementara itu, untuk kapasitas tower crane tergantung beberapa faktor. Jika material yang
diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat
material yang diangkut harus mengikuti ketentuan dan perlu memperhatikan faktor-faktor,
antara lain :

 Kekuatan angin terhadap alat


 Ayunan beban pada saat dipindahkan
 Kecepatan pemindahan material
 Pengereman mesin dalam pergerakannya
Bagian-bagian Tower Crane
Spesifikasi tower crane berkaitan dengan operasi pengangkatan dan pemindahan material.,
meliputi :
 Ketinggian tower rencana
 Jangkauan Jib
 Hoist
 Trolley
 Seling

Ketinggian tower crane bergantung dari ketinggian yang ingin dicapai. Jika diperlukan,
ketinggiannya dapat ditambah dengan mengikatkannya ke bangunan.
Untuk jib atau boom, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang
tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan
dan persyaratannya, baik dengan panjang yang standard maupun yang mencapai maksimum.
Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi terhadapa beban yang diangkat. Untuk tiap
panjang jib tertentu, ada batasan beban maksimum.

Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom
yang terpasang. Counter jib dilengkapi counter weight, yang berfungsi sebagai bebannya.

Untuk hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah vertikal.
Sedangkan trolley, adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut tower crane
arah horisontal. Sedangkan seling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan
menjadi bagian hoist. Pemakaian seling bisa diubah-ubah diameternya atau dapat
ditambahkan(double-seling), tergantung pada kebutuhan di lapangan.

Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch


1. Switch beban maksimum, : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak
terjadinya overload
2. Switch momen beban, : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter
bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head
assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.
Bagian-bagian Alat Tower Crane dan Fungsinya

Bagian utama tower crane terdiri dari 3 yaitu:


1. Pondasi

Pondasi pada tower crane berfungsi menahan tower crane agar tidak jatuh dan juga berfungsi
meneruskan beban dari tower crane ke tanah yang keras. Pada bagian inilah kaki tower crane
dibaut pada pondasi beton yang masif dan besar.

2. Tiang/standard section

Tiang pada tower crane merupakan bagian vertical yang bias terus bertambah tinggi seiring
dengan kebutuhan proyek. Selain itu pada tiang terdapat tangga vertikal yang dibagi per section
yang nantinya akan digunakan oleh operator untuk naik ke atas.
3. Unit yang berputar
Unit berputar terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Horizontal jib

Horizontal jib biasa disebut juga sebagai hoisting jib atau working jib merupakan bagian
horizontal dari sebuah tower crane yang panjang dan berfungsi sebagai bagian pengangkat
beban.
b. Machinery jib

Machinery jib atau biasa disebut juga counter balance jib yang berfungsi sebagai counter
balance. Pada bagian inilah terdapat motor penggerak tower crane, alat elektronik dan sebuah
beton masif.
c. Operator’s cab
bagian ini merupakan sebuah tempat operator melakukan tugasnya. Cab ini haruslah memiliki
jendela besar untuk memastikan operator memiliki pandangan penuh terhadap lokasi
konstruksi. Mengingat letaknya yang tinggi, cab ini juga sebaiknya dilengkapi dengan AC dan
perlengkapan lainnya

Berapa Besar Beban yang Mampu Diangkat Sebuah Tower Crane

Tipikal tower crane memiliki spesifikasi sebagai berikut:

 Tinggi maksimum berdiri sendiri – 265 kaki (80 meter)

Tower crane bisa saja memiliki tinggi lebih dari 80 meter hanya jika tower crane
dipegang/digantungkan pada bangunan sehingga bisa tumbuh seiring dengan bertambah
tingginya bangunan proyek

 Jangkauan maksimum – 230 kaki (70 meter)


 Daya angkat maksimum – 18 metric ton, 300 tonne-meter
 Counterweight – 20 ton

Daya angkat maksimum tower crane adalah 18 ton tetapi tower crane tidak boleh mengangkat
beban sebesar itu pada ujung terjauh jib nya. Semakin dekat posisi beban yang diangkat dengan
tiang tower crane, semakin besar beban yang dapat diangkat dengan aman. Oleh karena itu
pembebanan tower crane mengikuti prinsip 300 tonne-meter. Maksudnya apabila beban berada
sejauh 30 meter dari tiang, maka beban yang diperbolehkan sebesar 10 ton. Apabila beban
berada sejauh 50 meter, maka beban yang diperbolehkan sebesar 6 ton.
Tower crane dilengkapi dengan dua tombol limit untuk memastikan operator tidak mengangkat
beban berlebih:
 Tombol beban maksimum memonitor tarikan pada kabel dan memastikan beban tidak
melebihi 18 ton
 Tombol momen beban memastikan operator tidak melebihi prinsip tone-meter ketika
beban digerakkan pada jib.

Mengapa Tower Crane Tidak Jatuh?

Elemen pertama yang memastikan stabilitas tower crane adalah pondasi beton besar yang telah
dicor terlebih dahulu. Pondasi ini biasanya memiliki ukuran 10 x 10 x 1.3 meter (tapi
tergantung pula tipe tower crane yang akan digunakan). Ada pula tipe tower crane yang mampu
menghemat beton pondasi dengan memiliki 4 pondasi yang lebih kecil yang akan mendukung
beban dari masing-masing kaki tower crane. Baut besar tertanam di dalam pondasi ini.

Bagaimana Tower Crane Dipasang dan Terus Bertambah Tinggi ?

Tahap pertama, dengan bantuan mobile crane bagian horizontal jib dan machinery disambung
dan diletakkan di atas dua pondasi beton. Kemudian mobile crane menambahkan
counterweight. Sedangkan bagian vertikal tower crane dipasang dengan bantuan mobile crane
juga.

Tahap kedua, untuk mencapai ketinggian maksimum, tower crane tumbuh sendiri. Disini
digunakanlah top climber atau climbing frame. Berikut prosesnya:

1. Tower crane mengangkat sebuah beban pada jib untuk menyeimbangkan counterweight.
2. Teknisi melepas unit berputar dan dengan sebuah mesin hydraulic pada top climber akan
mendorong unit berputar naik setinggi 20 kaki (6 meter).

3. Operator menggunakan crane untuk mengangkat satu section vertikal dari tower crane dan
mengisi kekosongan yang ada di dalam top climber. Ketika selesai dipasang dan dibaut, maka
tower crane telah bertambah tinggi satu section.
Darimana Sumber Tenaga yang di Dapat Tower Crane ?
Pembangkit listrik ini berfungsi sebagai sumber utama untuk mengoprasikan Tower Crane
tersebut. Pembangkit tersebut menggunakan Generator Set, yang merupakan alat pembangkit
tenaga listrik dengan mesin diesel. Generator ini digunakan sebagai sumber listrik untuk tower
crane, selain dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan pada lokasi proyek.
Generator yang digunakan adalah dengan kapasitas 150 KVA.

Tipe-Tipe Tower Crane


Free Standing Crane

Crane yang berdiri bebas (free standing crane) berdiri di atas pondasi yang khusus
dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar maka
kadang – kadang digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang.

Rail Mounted Crane

Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah


alat untuk bergerak sepanjang rel tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan crane tidak
dapat terlalu cepat. Kelemahan dari crane tipe ini adalah harga rel yang cukup mahal, rel harus
diletakkan pada permukaan yang datar sehingga tiang tidak menjadi miring.
Climbing Tower Crane

Crane ini diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti bangunan. Crane ini
bergerak naik bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinkan dengan
adanya dongkrak hidrolis atau hydraulic jacks. Dengan lahan terbatas maka alternative
penggunaan crane climbing.

Tied In Crane

Crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika diperlukan
crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter, maka crane harus ditambatkan atau dijangkar
pada struktur bangunan. Fungsinya untuk menahan gaya horizontal.
Merk-merk Tower Crane

Sichuan Qiangli Construction Machinery Co. Ltd.


- Tipe : H3/36B
- Tipe : Q6024
Jiang Lu

- Tipe : JL8032
- Tipe : JL5515
HongSheng

- Tipe : QTZ100 6013


- Tipe : HSH QTZ250(7030)
Kesimpulan

Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang
gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan
ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah
mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal
ataupun horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan
listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set.
Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen
dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower
crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan
yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying),
menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan
(slewing dan travelling).

Bagian Utama Tower Crane :

1. Rangka

2. Kabel Baja (Ropes)

3. Kait (Hook)

4. Pulley (Shave)

5. Drum penggulung kabel baja

6. Motor Penggerak

Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut
berdiri Yaitu : free standing crane, rail mounted crane, climbing tower crane, tired in crane.

Penggunaan tower crane yaitu pada tempat yang strategis tentunya, dengan memprehatikan
beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah memanjang dari
bangunan.

2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses pemindahan.

3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat menjangkau 100 %
area gedung.

Letak tower crane direncakan sebagai berikut :

1. Letak crane tepat ditengah – tengah bangunan dari posisi memanjang, karena pada posisi
tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan dengan jib radius yang minimum.

2. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara dengan free standing
setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada saat proses kerja.
DAFTAR PUSTAKA

https://sanggapramana.wordpress.com/2010/11/19/tower-crane/

http://alat-berat07.blogspot.com/2016/05/bagian-bagian-alat-berat-tower-crane.html

https://hansenkammer.wordpress.com/2011/02/21/sekilas-tentang-tower-crane/

https://ladyenginee.wordpress.com/2014/12/24/towercrane/

https://civitas.uns.ac.id/torointerna/2016/12/13/mengenai-tower-crane/

https://ladyenginee.wordpress.com/2014/12/24/towercrane/

Anda mungkin juga menyukai