Bab 1
Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan
unsur-unsur dengan mobilitas rendah sampai immobile seperti Ni, Fe, dan Co
Laterit memiliki tiga jenis lapisan yaitu limonit, saprolit, dan bedrock atau
batuan dasar. Kandungan Ni di batuan asal berkisar 0.28 % dan dapat mengalami
Nikel terbentuk dari batuan yang berkomposisi kimia basa atau dikenal juga
sebagai batuan peridotit. Berdasarkan teori tektonik lempeng, daerah yang banyak
batuan periodit terutama di zona tumbukan lempeng benua dan samudera. Melalui
proses pelapukan, batuan ultrabasa mengurai dalam bentuk mineral yang terlarut
(koloid) seperti (magnesium, besi, nikel, kobalt, silikatdan magnesium oksida) dan
tidak terlarut (residu) seperti (besi, aluminium, mangan, sebagian nikel, sebagian
1
Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan segala potensi
yang ada yang seyogyanya dimanfaatkan sebagai dasar dari pembangunan yang
berkelanjutan. Salah satu potensi tersebut adalah sumber daya logam. Sebagai negara
yang sedang membangun di segala bidang, tentu saja potensi sumber daya mineral
logam sangat dibutuhkan agar pembangunan dapat berjalan dengan sempurna. Salah
satu jenis logam yang mempunyai banyak kegunaan dan mempunyai potensi besar
untuk dikembangkan adalah logam Nikel (Ni). Nikel terutama digunakan untuk
industri logam dasar, industri otomotif, pesawat terbang, alat-alat berat, listrik, dan
dalam jumlah sumberdaya yang cukup besar untuk mensuplai kebutuhan nikel dalam
batuan peridotit menyebabkan unsur-unsur yang mobile larut dan terendapkan pada
zona bagian bawah laterit, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas rendah sampai
immobile seperti Ni, Fe, Co, Cr, Mn, Al mengalami pengkayaan secara residual dan
2
1.2 Rumusan Masalah
endapan laterit.
3
laterit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pulau Sulawesi terletak pada zona konvergen antara tiga lempeng lithosfer,
yaitu lempeng Hindia-Australia yang bergerak ke arah utara, lempeng Pasifik yang
bergerak ke barat, dan lempeng Eurasia di sebelah utara Pulau Sulawesi yang
tektonik, Pulau Sulawesi dan sekitarnya dibagi dalam 5 provinsi tektonik, yaitu : (1)
Busur volkanik Tersier Sulawesi bagian barat, (2) Busur volkanik Minahasa Sangihe,
4
sedimen pelagic pada bagian tengah Pulau Sulawesi, (4) Sabuk Ofiolit Kapur
Sulawesi bagian Timur dan (5) Fragmen benua mikro Paleozoic Banggai-Sula yang
Daerah pelitian termasuk dalam sabuk ofiolit Kapur Sulawesi bagian timur.
Menurut Hamilton (1979), batuan dan struktur dari bagian timur dan tenggara
Sulawesi terdiri dari busur asimetrik dari ofiolit, melange, sedimen imbrikasi, dan
batuan metamorf hasil dari subduksi. Golightly (1979) dalam Suratman (2000),
menjelaskan bahwa geologi Sulawesi bagian timur tersusun oleh dua zona melange,
yang terangkat sebelum dan sesudah Miosen. Melange yang terangkat sebelum
Miosen terletak pada bagian selatan dan barat tersusun dari batuan sekis yang
berorentasi ke arah tenggara dengan disertai beberapa batuan ultramafik relatif kecil
menutupi bagian tengah dan timur laut Sulawesi. Proses pengangkatan secara intensif
terjadi di sini. Diperkirakan bahwa pengangkatan ini disebabkan oleh sesar turun dari
kerak lautan sekitar kepulauan Banggai. Di bagian selatan zona melange ini terdapat
terlalu intensif dengan luas sekitar 11.000 km, diselingi oleh blok-blok sesar dari
batugamping laut dalam yang berumur Kapur dan diselingi rijang. Di kompleks
batuan ultramafik ini, terutama di daerah sekitar danau ( Matano, Towuti, Mahalona )
5
2.1.3. Morfologi Regional Mandala Sulawesi Bagian Timur
didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Malili Sulawesi yang disusun
oleh Simandjuntak, (1991). Morfologi daerah ini terbagi atas daerah pegunungan,
batuan granit dan malihan. Sedang bagian tenggara ditempati Pegunungan Verbeck
dengan ketinggian 800 - 1.346 meter di atas permukaan laut yang tersusun oleh
6
Gambar 2.1. Peta Geologi Regional Sulawesi (Hamilton 1979, dalam Suratman 2000 )
ketinggian 200 - 700 meter dan merupakan perbukitan agak landai yang terletak
di antara daerah pegunungan dan daerah pedataran. Perbukitan ini dibentuk oleh
batuan vulkanik, ultramafik dan batupasir. Dengan puncak tertinggi adalah Bukit
Bukila (645m). Daerah karst menempati bagian timurlaut dengan ketinggian 800–
1700 m dan dibentuk oleh batugamping. Daerah ini dicirikan oleh adanya dolina dan
7
Daerah dataran menempati daerah selatan dan dibentuk oleh endapan aluvial
seperti Pantai Utara Palopo dan Pantai Malili sebelah timur. Pola aliran sungai
sebagian besar berupa pola rektangular dan pola dendritik. Sungai - sungai besar yang
mengalir di daerah ini antara lain Sungai Larona dan Sungai Malili yang mengalir
dari timur ke barat serta Sungai Kalaena yang mengalir dari utara ke selatan. Secara
Timur dan Mandala Geologi Sulawesi Barat dengan batas Sesar Palu-Koro yang
membujur hampir utara - selatan. Mandala Geologi Sulawesi Timur dapat dibagi ke
dalam lajur batuan malihan dan lajur ofiolit Sulawesi Timur yang terdiri dari batuan
Mandala geologi Sulawesi Barat dicirikan oleh lajur gunungapi Paleogen dan
Di Mandala Geologi Sulawesi Timur, batuan tertua adalah batuan ofiolit yang
wehrlit dan serpentinit, setempat batuan mafik termasuk gabro dan basal.
8
Umurnya belum dapat dipastikan, tetapi dapat diperkirakan sama dengan ofiolit
Wasuponda serta di daerah Ensa, Koro Mueli, dan Patumbea, diduga terbentuk
bagian Mandala Sulawesi Timur yang tersusun oleh kompleks ofiolit, batuan
wehrlit, gabro dan diabas, basal, dan diorit ( Simandjuntak, 1991). Sekuen ini
tersingkap dengan baik di bagian utara , sedangkan di bagian tengah dan selatan,
komplek ofiolit ini umumnya tidak lengkap lagi dan telah terombakkan atau
terdeformasi.
Batuan yang merupakan Anggota Lajur Ofiolit Sulawesi Timur berupa batuan
ultrabasa yang terdapat di sekitar danau Matano terdiri dari dunit, harzburgit,
9
Di atas ofiolit diendapkan tidak selaras Formasi Matano yang terbagi bagian
bagian bawah dicirikan oleh rijang radiolaria dengan sisipan kalsilutit yang semakin
banyak ke bagian atas. Diperkirakan satuan ini berumur Kapur Akhir. Endapan
termuda di daerah Lengan Timur Sulawesi adalah endapan danau yang terdiri atas
lempung, pasir, kerikil, dan sebagian berupa konglomerat yang terdapat di daerah
sekitar Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Mahalona. Sedang endapan-
ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan
10
(stainless steel). Nikel merupakan logam berwarna kelabu perak yang memiliki sifat
Istilah Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya bata
bata). istilah Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya
Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik
lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar
lapisan tanah penutup rata-rata 0.3 s/d 6 m. berwarna merah tua, merupakan
11
kumpulan massa goethite dan limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang
tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite,
chromiferous.
Limonite Layer
meliputi oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-
rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun dalam
pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di
batuan beku basa-ultrabasa telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari
pelapukan yang belum tuntas. fine grained, merah coklat atau kuning, lapisan kaya
besi dari limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang
terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di
Saprolite
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida
besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang masih
12
sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpentin, krisopras
dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2
dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang rendah. campuran dari sisa-sisa batuan,
butiran halus limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous
quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu
zona transisi dari limonite ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang
lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal talc dengan lebih atau kurang
Bedrock
bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar
dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak
mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan
batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel laterit yang umumnya
merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan dunit yang pada rekahannya
telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit minor dan silika > 35%. Permeabilitas
terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral garnierite dan silika.
Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high
13
2.1.6 Genesa Endapan Laterit
Mengandung olivine, magnesium silikat, dan besi silikat yang pada umumnya
mengandung 0.30% nikel. Air tanah yang kaya akan CO2, berasal dari udara luar dan
besi silika ke dalam larutan cenderung untuk membentuk suspensi koloid dari
partikel-partikel silika. Di dalam larutan besi akan bersenyawa dengan oksida dan
terhadap air, sehingga kandungan air pada endapan tersebut akan mengubah
dan cobalt. Mineral-mineral tersebut sering dikenal sebagai “besi karat”. Endapan ini
akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan
silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun selama suplai air yang
masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses
ikatan serpentine group. Rumus kimia dari kelompok serpentin adalah XSi 2O5(OH),
dengan X tersebut tergantikan unsur-unsur seperti Cr, Mg,Fe, Ni, Al, Zn atau Mn atau
14
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, berupa kekar, maka Niyang
terbawa oleh air turun ke bawah, dan akan terkumpul di zona air sudah ntidak dapat
turun lagi dan tidak dapat menembus bedrock (Harzburgit). Ikatan dari Ni yang
berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral garnierit dengan rumus
kimia (Ni,Mg) Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka
vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona pengkayaan yang lebih dari satu, hal
tersebut dapat terjadi karena muka air tanah yang selalu berubah ubah, terutama dari
primer yang tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering
disebut sebagai zona Hipogen, terdapat sebagai batuan induk yaitu batuan
Harzburgit.
Batuan asal.
nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada
batuan ultra basa tersebut: – terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan
lainnya – mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil,
15
seperti olivin dan piroksin – mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan
Iklim.
kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya
besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-
rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada
batuan.
Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi
akan mengakibatkan:
penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar
pohon-pohonan.
16
humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana
hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang
lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi
Struktur.
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah
batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga
penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih
memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif.
Topografi.
reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan
terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini
yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada
17
Waktu.
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
Faktor-faktor ini sangat terkait satu sama lain. Saat batuan terekspose ke
permukaan, maka batuan secara gradual akan mengalami dekomposisi. Proses kimia
dan mekanik yang disebabkan oleh udara, air, panas akan menghancurkan batuan
tersebut menjadi soil dan clay. endapan nikel residual terbentuk karena tingginya
tersebut adalah peridotit, serpentinit, dan batuan lainnya. Mineral utamanya olivine,
gentit. Deposit nikel laterit; berasal dari batuan beku yang kaya olivine, ygdisbt
peridotit. Nikel terbentuk oleh proses leaching dari olivine atau serpentin. Peridotit
yang banyak mengandung olivine, magnesium silikat dan besi silikat (umumnya
mengandung 0,3% Ni), mengalami proses pelapukan secara kimiawi dan dipengaruhi
oleh air tanah yang kaya akan CO2 dari udara luar mengubah olivine, menyebabkan
menurunnya kadar Al dan Ca yang terlarut oleh air hujan. Pelarutan ini menyebabkan
kadar Fe, Ni, Cr, Co semakin tinggi (terjadi pengayaan). Evans (1993).
18
2.1.8 Mineral Asosiasi Endapan Laterit
Olivin
mineral penting pembentuk batuan beku basa dan ultrabasa. Batuan basa dan
ultrabasa umumnya mengandung mineral olivin kaya magnesian. Mineral olivin yang
kaya besi hanya ditemukan di beberapa batuan alkali dan sedimen kaya zat besi yang
telah bermetamorfosis. Olivin adalah mineral mafik pertama yang mengkristal dari
magma dasar. Olivin group terdiri dari mineral Forsterite (Mg2SiO4) dan Fayalite
(Fe2SiO4.
Mineral dari kelompok olivin sangat rentan terhadap perubahan oleh cairan
amphibole, karbonat, oksida besi, dan talc. Kandungan nikel pada olivin bisa
mencapai 0,41% NiO (rata-rata 0,322% Ni). Sebagian nikel yang terkandung sebagai
pengganti atom magnesium dengan atom nikel yang dengan ukuran yang sama.
Umumnya, rasio Ni:Mg dalam olivin adalah sama seperti dalam magma dasar.
19
Piroxine
dengan laterit (batuan ultramafik) adalah varietas orto dan clino. Enstatite/Bronzite
Sulawesi. Mereka dapat dengan mudah dikenali oleh refleksi bersinar dan belahan
kilap metalloidal perunggu seperti pada belahan utama. Enstatite yang berubah
bahwa kandungan nikel rata-rata di pyroxenes jauh lebih sedikit daripada di olivin.
Kadar NiO pada orthopyroxenes yaitu 0,04-0,15% NiO (rata-rata 0,07%) dan 0,034-
20
BAB 3
METODE PENELITIAN
hasil. Observasi bisa dikatakan merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara
sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal hal lain
diperlukan dalam mendukung penelitin yang sedang dilakukan. Pada tahap awal
terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga
usur-unsur yang terus menerus terjadi perubahan. Jika hal itu sudah diketemukan,
21
Derah penelitian sebaran endapan laterit di dominasi oleh batuan ultrabasa
sehingga proses terbentuknya endpan laterit dapat terbentuk karna adanya struktur, di
daerah penelitian ini adanya kompleks ultrabasa dapat dilihat pada ( peta 3.1).
22
3.2 Waktu, Tempat Penelitian dan Kesampaian Daerah
Penelitian kerja praktek dilaksanakan selama satu (1) bulan, di mulai pada
tanggal 1 Mei 2018 sampai dengan tanggal 14 Juni 2018. Lokasi penelitian secara
eksplorasi PT. Bintang Delapan Mineral. Kesamapain ditempat penelitian atau tempat
pengambilan data, di tempuh dengan jarak waktu 2-3 jam, dengan menggunakan
mobil.
23
3.3. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam kegiatan penelitian endapan
5. Magnetik pen Sebgai alat untuk tes kemagnetan pada sampel nikel laterit
24
3.4. Tahapan Pengambilan Data di Lapangan
sebagai berikut :
Tahap persiapan
Terdiri dari tahap mempersiapakan alat dan bahan yang akan digunakan di
lapangan. Alat dan bahan yang di ngunakan yaitu buku lapangan,GPS, Palu
pembesar dan magnetic pen untuk mengetahui koposisi mineral yang ada pada
sampel endapan laterit. Dari data sampel yang di ambil pada sekitaran titk bor
25
Penyusunan laporan dan persentasi
26
BAB IV
27
(masuknya air kedalam tanah) mempermudah pelapukan secara kimiawi untuk
terbentuknya endapan laterit
No Hole X Y warna
1. KBMC_25005 392109 9683922 merah
2. KBMC_25007 392109 9683722 merah
3. KBMC_23441 392209 9683972 merah
4. KBMC_23437 392459 9683972 merah
5. KBMC_23435 392559 9683972 merah
6. KBMC_23025 392509 9683822 merah
7. KBMC_23027 392209 9683872 merah
8. KBMC_23029 392109 9683872 merah
9. KBMC_23031 392259 9683922 merah
10. KBMC_23033 392409 9683922 merah
11. KBMC_23827 392409 9683972 merah
12. KBMC_23829 392459 9683922 merah
13. KBMC_24225 392059 9683972 merah
14. KBMC_23039 925099 9683922 merah
28
Adapun sisa dari 24 titik tersebut didapatkan endapan laterit coklat sebanyak
10 titik pengamatan. Adapun ciri dari endapan laterit coklat memiliki butiran halus,
dan komposisi magnetic (Low magnetic) dapat dilihat pada gambar foto berikut :
No Hole X Y warna
1. KBMC_23043 392109 9683972 coklat
2. KBMC_23045 392159 9683972 coklat
3. KBMC_23439 392259 9683972 coklat
4. KBMC_23433 392309 9683922 coklat
5. KBMC_23431 392359 9683922 coklat
6. KBMC_23429 392159 9683872 coklat
7. KBMC_23427 392309 9683822 coklat
8. KBMC_23425 392359 9683822 coklat
9. KBMC_23423 392459 983822 coklat
10. KBMC_24231 392159 9683922 coklat
29
Dari hasil penelitian keterdapatan endapan laterit pada daerah penelitian ini,
terdapat dua (2) jenis laterit yaitu laterit merah dan laterit coklat, dari dua ciri laterit
tersebut yang medominasi adalah warna merah, seperti pada peta berikut:
30
4.2. Pembahasan Analisisis Pengamatan
warna yakni warna merah dan warna coklat serta memiliki kandungan unsur Ni dan
Fe yang berkualitas, warna merah kaya akan unsur Ni dan Fe yang sangat tinggi
(High Quality), dan warna coklat memiliki kadar unsur Ni dan Fe yang rendah di
vegetasi yang lebat serta daerah yang landai dan kondisi iklimnya sangat baik untuk
Dari hasil penelitian pada lokasi KBMC secara spesifik endapan laterit merah
terbentuk karena proses pelapukan batuan ultrabasa yang mengandung zat besi yang
dan ditandai dengan merahnya warna tanah dan banyak mengalami pencucian oleh air
Adapun ciri dari endapan laterit merah ini memiliki unsur mineral hematit dan
mangan dan tekstur yang halus dan memiliki unsur magnetik atau high magnetic,
kadar unsur Ni dan Fe pada daerah penelitian endapan laterit yang memiliki unsur Ni
yang sangat rendah atau Low Quality terdapat KBMC- 25005 (0,848125), dan unsur
Ni medium quality terdapat pada KBMC-25005 (1.1156), dan kualitas Ni yang High
31
quality yaitu pada KBMC_23441 dan unsur Ni Low pada KBMC 25005.Sedangkan
kandungan unsur Fe semuanya Medium. Dari setiap titik pengambilan sampel endpan
laterit berjarak 50 meter dari setiap pengabilan sampelnya. Dan berdasarkan peta
sebaran laterit daerah penelitian keterdapatan (Ni) pada lapisan limonit dan saprolit,
penyebaran kadar nikel (Ni) dipengaruhi oleh bentuk topografi dan kemiringan
lereng. Semakin besar kemiringan lereng maka ketebalan endapan Ni yang terbentuk
akan semakin tipis. Sebaliknya, bila kemiringan lereng sedang sampai landai maka
endapan yang terbentuk akan lebih tebal. (Ni) pada lapisan limonit dan penyebaran
kadar nikel (Ni) dipengaruhi oleh bentuk topografi dan kemiringan lereng. Semakin
besar kemiringan lereng maka ketebalan endapan Ni yang terbentuk akan semakin
tipis. Sebaliknya, bila kemiringan lerengm sedang sampai landai maka endapan
terbentuk akan lebih tebal, karena sebaran endapan laterit kadar Ni di pengaruhi oleh
32
Tabel 4. Hubungan antara Laterit Merah dengan Nilai Unsur Ni & Fe
Tanah ini merupakan tanah mineral yang kaya akan sekuioksida dan
menyimpan unsur hara yang sangat rendah. Wrana coklat pada setiap titik
kurang berkualitas, apabila unsur Ni rendah maka unsur Fe akan lebih tinggi
akan kulitasnya.
Adapun hasil dari penelitian di lapangan warna coklat unsur Ni yang memiliki
unsur High pada KBMC-24231 dan yang memilki unsur Ni Low terdapat pada
KBMC-23249, dan yang dominan unsur Ni Medium serta unsur Fe yang High pada
KBMC-23043. Dari pengambilan sampel warna coklat trdiri dari 10 titik dan yang
33
dominan adalah wrana merah dan karakteristik endapan laterit coklat yaitu butiran
halus.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Eendpan laterit ysng memiliki kandungan kadar Ni dan Fe yang sangat tinggi
(High Quality) serta memiliki perubahan kadar di setiap titik kordinat yang di
peroleh pada tempat lokasi penelitian yang dominan adalah endapan laterit
merah. kadar Ni dan Fe yang sangat tinggi sangat dan factor keterdapatan
pada daerah lanadai dan berklim tropis, dan vegetasinya sangat tinggi dan
pelapukan kimiawi.
tipis. Sebaliknya, bila kemiringan lereng sedang sampai landai maka endapan
yang terbentuk akan lebih tebal. Berdasarkan peta distribusi nikel (Ni) pada
lapisan limonit dan penyebaran kadar nikel (Ni) dipengaruhi oleh bentuk
35
ketebalan unsur Ni yang terbentuk akan semakin tipis. Sebaliknya, bila
kemiringan lereng sedang sampai landai maka endapan yang terbentuk akan
lebih tebal.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan adalah alat yanga di gunakan di
lapanagn yaitu GPS dan kompas, masih kurang olehnya itu bisa di adakan lebih dari
36
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat A., (1999), Geologi, Petrografi, dan Geokimia Batuan Mafik dan
Intermediet Daerah Kalang Batang, Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
37