MAKALAH Dilema Etik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN DASAR I

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I
Dosen Pembimbing : Ns M.Saefullah, M.Kep

Disusun oleh :

KELOMPOK 9

1. ERIKA NUR SAFITRI


2. ESIH
3. REGINA
4. YOGA AGUNG PERDANA

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU

Jl. Wirapati Telp (0234) 272020 Fax (0234) 272024 Sindang-Indramayu

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Dilema etik keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini kami banyak mendapatkan hambatan dan


rintangan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan ini bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Terlepas dari semua itu kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan maupun tata bahasa.

Akhir kata kami meminta semoga makalah dilema etik keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Indramayu, 16 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................... iii

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 4

Bab II. Pembahasan

2.1 Definisi dilema etik .................................................................. 5

2.2 Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik. ................. 5

2.3 Contoh kasus ............................................................................ 7

2.4 Pemecahan Kasus ..................................................................... 8

Bab III. Penutup

3.1 Kesimpulan .............................................................................. 12

3.2 Saran ......................................................................................... 12

Daftar Pustaka ............................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting


pada pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran
perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk
memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika tak ada
jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi tampak
salah.Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit di
pecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih
prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus membuang
yanglain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan
keburukanapalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua kriteria.
Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan adanya dampak
emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan
keputusan rasional. Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui
dilema etik, misalnya pada kasus dibawah ini yang kami akan bahas.

1.2 Rumusan masalah

1. Definisi dilema etik.


2. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik.
3. Contoh kasus tentang dilema etik.
4. Pemecahan kasus

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dilemma etik


2. Mengetahui prinsip moral menyelesaikan masalah etik
3. Mengetahui contoh kasus
4. Mengetahui pemecahan kasus

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dilema etik

Dilema etik merupakan situasi yang di hadapi oleh seseorang dimana ia


harusmembuat keputusan mengenai perilaku yang patut.

2.2 Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik

a. Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,padahal
terdapat gangguanatau penyimpangan
b. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik dengan
begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan
secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena
alasan resiko serangan jantung.
c. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk
serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

5
d. Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada
dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk
dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah. akhirnya
transfuse darah ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada
situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
e. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki
oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang
diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan
dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga
mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S
masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan
mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia.
Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian
suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari
dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
f. Fidelity (Menepati janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
g. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca

6
guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

2.3 KASUS :

Klien 85thn dirawat di RS karena sesak berat. Riwayat DM tidak terkontrol dan
COPD dengan CHF dan sering dirawat di RS. Klien mengatakan telah bahagia
dengan kehidupannya dan siap meninggal. Ketika klien mengalami henti jantung,
anaknya meminta klien di resusitasi dan dirawat dengan ventilator. Bagaimana
sikap perawat sebaiknya ? apa yang harus dilakukan terhadap anak klien tersebut?

a. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar


gula dalam darah akibat gangguan sekresi insulin. Diabetes mellitus di sebut juga
penyakit kencing manis. Adanya kadar gula yang tinggi dalam air kencing dapat
menjadi tanda-tanda gejala awal penyakit Diabetes melitus. Kekurangan insulin
membuat tubuh tidak mampu mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel.
Sehingga respon yang diterima tubuh adalah rasa lapar dan haus. Namun semakin
banyak karbohidrat yang dimakan, maka akan semakin tinggi penumpukan
glukosa dalam darah. Kondisi inilah yang kemudian di sebut sebagai penyakit
gula atau penyakit kencing manis atau Diabetes mellitus.

b. Definisi Penyakit paru-paru obstruktif kronis (COPD)

COPD sebenarnya adalah istilah umum untuk beberapa jenis kondisi


pernapasan serius yang mempengaruhi saluran pernapasan kecil dalam paru-paru,
termasuk bronkitis kronis dan emphysema. Dalam bronkitis, saluran pernapasan
yang membentang dari trakea ke paru-paru teriritasi. Emphysema terjadi ketika
kantong udara dalam paru-paru tempat oksigen dan karbondioksida bertukar rusak
parah. Kedua penyakit ini membuat paru-paru tidak mampu bekerja sepenuhnya,
membuat Anda sulit bernapas.

7
c. Definisi Gagal jantung kongestif (CHF)

CHF muncul ketika jantung menjadi terlalu lemah untuk memompa darah
sepanjang tubuh. Karena darah tidak dipompa keluar dari jantung secara efektif,
kadar cairan dapat menumpuk, yang disebut “kongestif”. Ketika darah kembali
atau berkumpul di dalam jantung, jantung cenderung berdetak lebih cepat dan
melebar untuk menangani volume darah yang lebih banyak, mengakibatkan gagal
jantung semakin memburuk. Kondisi ini bahkan lebih serius karena berkurangnya
darah ke ginjal menyebabkan penumpukan natrium dan cairan.

d. Penyebab sesak napas pada deiabtes mellitus

Sesak nafas pada penderita diabetes disebabkan karena adanya komplikasi


penyakit akibat dari diabetes yang meyebabkan penyakit jantung atau keadaan
dimana jantung menjadi kaku atau keras akibat tingginya kadar gula yang ada
dalam darah penderita diabetes. Sesak nafas pada penderita diabetes biasanya
datang ketika mereka sedang istirahat atau bahkan ketika tidur.

2.4 PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK

1. Mengembangkan data dasar :

Mengembangkan data dasar disini adalah dengan mencari lebih lanjut


informasi yang ada mengenai dilema etik yang sedang dihadapi. Mengembangkan
data dasar melalui :

a) Menggali informasi lebih dalam terhadap pihak pihak yang terlibat


meliputi : Klien, keluarga dokter, dan perawat.
b) Identifikasi mengenai tindakan yang diusulkan : menuruti keinginan
keluarga untuk meresusitasi klien tersebut
c) Maksud dari tindakan tersebut : agar memulihkan kembali kesadaran
klien.
d) Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila menuruti keluarga untuk
meresusitasi klien, klien akan merasa tersiksa karena penyakit yang di
deritanya.

8
2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut :

Penderitaan klien dengan sesak berat, DM tidak terkontrol dan COPD


dengan CHF. Ketika klien megalami henti jantung, anaknya meminta untuk
meresusitasi dan dirawat menggunakan ventilator agar klien kembali sadar.
Konflik yang terjadi adalah :

a) Jika mengikuti klien yang sudah ikhlas untuk meninggal dan tidak
meresusitasi klien berarti kita melanggar prinsip etik Beneficience-
Nonmaleficience.
b) Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien
yang dapat melanggar nilai autonomy.

3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan


konsekuensi tindakan tersebut

a. Tidak menuruti keinginan pasien dan menuruti keinginan anak pasien


tentang meresusitasi dan dirawat dengan ventilator.

Konsekuensi :

1) Tidak mempercepat kematian klien


2) Kondisi klien kembali sadar
3) Keluhan sesak napas pada klien akan tetap berlangsung
4) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya
sendiri
5) Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak
klien yang dapat melanggar nilai autonomy.

b. Tidak menuruti keinginan anak klien dan menuruti keinginan klien


yang siap untuk meninggal

Konsekuensi :

9
1) Klien kehilangan kesadaran dan bisa meninggal
2) Melanggar prinsip etik Beneficience dan Nonmaleficience

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :

Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena
dokterlah yang secara legal dapat memberikan ijin untuk perawat melakukan
resusitasi jantung paru. Namun hal ini perlu didiskusikan dengan klien dan
keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari resusi jantung
paru tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat
keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung
dalam asuhan keperawatan, sistem dukungan dari keluarga serta sistem berduka
keluarga dan lain-lain.

5. Mendefinisikan kewajiban perawat


1) Memfasilitasi klien dalam melakukan resusitasi jantung paru
2) Mengoptimalkan sistem dukungan keluarga untuk pasien
3) Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan keyakinannya
4) Membantu Keluarga untuk menemukan mekanisme koping yang
adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapi
5) Memfasilitasi sistem berduka keluarga dengan memberikan support.

6. Membuat keputusan

Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan
konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu
mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan / paling tepat untuk
klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu
misalnya kita mengambil keputusan untuk meresusitasi klien dan kemudian
dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila

10
alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara
petugas kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang


melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan
kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan
menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi
permasalah klien.

Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut


dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan
tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan
yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa
nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

3.2 Saran

Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya
nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan
berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara


mandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan
untuk menyelesaikan suatu dilema etik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/289080236/MAKALAH-Dilema-Etik

https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/serangan-jantung/perbandingan-penyakit-
paru-obstruktif-kronis-dan-gagal-jantung-kongestif/

http://penyuburkandunganherbal.com/penyebab-sesak-nafas-pada-penderita-
diabetes/

http://www.sehatdengaherbal.com/pengertian-penyebab-gejala-dan-cara-
pencegahan-penyakit-diabetes-melitus/

https://khairunnisa2109.wordpress.com/2015/10/21/kebingungan-seorang-asisten-
perawat-dilema-etik-keperawatan/

http://karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.co.id/2015/06/makalah-dilema-etik-
keperawatan.html

13

Anda mungkin juga menyukai