Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia
ABSTRACT
This research was conducted to determine the factors that affect the quality of local
government financial reports . The factors studied were the effects of Human Resources
competencies , the application of Financial Accounting System , the utilization of information
technology , and Internal Control System .Collecting data this research used a questionnaire
survey. The questionnaire was delivered to 100 employees working units (SKPD ) Depok city in
financial/ accounting division, total of 64 questionnaires ( 64 % ) returned complete and can be
processed . The data collected were processed using SPSS version 21.0. The statistical methods
used to test the hypotheses is multiple linear regression analysis. The results of hypothesis testing is
human resource competency, Local Financial Accounting System implementation, utilization of
information technology, and systems of internal control the government has a significant positive
effect on the quality of local government financial reports..
PENDAHULUAN
Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini diwarnai dengan munculnya
fenomena menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut, baik di
pusat maupun daerah. Akuntabilitas merupakan bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara
periodik (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Upaya konkrit untuk mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan. Laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi prinsip-prinsip tepat
waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.
Laporan keuangan pemerintah memiliki fungsi yang sangat vital. Salah satu fungsinya
ialah laporan keuangan merupakan gambaran kondisi suatu pemerintah dan sebagai salah satu cara
bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan akuntabilitas keuangannya.
Akuntabilitas dinilai sangat penting dalam mewujudkan good government. Hal itu
dilakukan melalui laporan keuangan yang telah diaudit secara profesional. Di kebanyakan negara
berkembang, perhatian utama terhadap good governance dalam hubungan dengan penggunaan
otoritas dan manajemen sektor publik, adalah korupsi yang cenderung menjadi karakter tipikal
1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
yang melekat. Bahkan di beberapa negara terbukti bahwa budaya korupsi telah begitu melekat di
dalam birokrasi pemerintah yang justru ditandai oleh kelangkaan sumber daya.
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut (SAK, 2009).
Oleh karena itu, informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian berupa
Opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Ketika BPK memberikan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), artinya dapat
dikatakan bahwa laporan keuangan suatu entitas pemerintah daerah tersebut disajikan dan
diungkapkan secara wajar dan berkualitas.
Hasil pemeriksaan keuangan daerah semakin memburuk setiap tahun, hal ini didukung oleh
data dari BPK yang menyatakan bahwa persentase LKPD dari tahun 2007-2011 mendapat opini
wajar tanpa pengecualian (WTP) semakin meningkat, wajar dengan pengecualian (WDP) tidak
memiliki banyak perubahan, opini tidak wajar (TW), bahkan tidak memberikan pendapat (TMP)
menurun dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Dari hasil pemeriksaan BPK pada tahun 2007, dinyatakan bahwa terhadap 469 LKPD yang
diperiksa, BPK hanya memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas 4 entitas, opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 283 entitas, opini Tidak Wajar (TW) atas 59 entitas, dan
opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) sebanyak 123 entitas. Perkembangan opini Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dari tahun 2007 sampai tahun 2009 menunjukkan
peningkatan kompetensi yang tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2007, BPK memberikan opini Wajar
Tanpa Pengecualian hanya kepada 4 entitas, tahun 2008 sebanyak 13 entitas, dan tahun 2009
sebanyak 15 entitas.
Pada tahun 2012, Jawa Barat dinilai berhasil menyusun dan menyajikan Laporan keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dengan capaian tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah. Akan tetapi, ditahun yang sama pula di daerah Jawa Barat, hanya Kota Depok dan
Kota Banjar yang berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan
keuangannya (http://economy.okezone.com/read/2013/05/28/320/814042/depok-dan-banjar-dapat-
opini-wtp-dari-bpk). Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian dilakukan pada salah satu
kota di daerah Jawa Barat tersebut.
Hasil temuan yang menunjukkan adanya ketidakkonsistenan antara penelitian satu dengan
penelitian lainnya. Penelitian Indriasari dan Nahartyo (2008) menunjukkan hubungan nilai
informasi pelaporan keuangan pemda, sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
pengendalian intern akuntansi. Kesimpulannya adalah bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan
pengendalian intern berpengaruh positif terhadap keterandalan informasi pelaporan keuangan
pemerintah daerah. Akan tetapi kapasitas sumber daya manusia berpengaruh negatif. Hal ini
didukung penelitian Zuliarti (2012) yang mengatakan sumber daya manusia tidak berpengaruh
terhadap nilai informasi laporan keuangan.
Namun demikian, hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Roviyantie (2011) yang
menunjukkan bahwa sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap informasi pelaporan
keuangan. Sejalan dengan Roviyantie (2011), penelitian Tantri (2012) juga mengatakan terdapat
hubungan yang positif antara sumber daya manusia dengan nilai informasi pelaporan keuangan.
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah?
2. Apakah penerapan SAKD (Sistem Akuntansi Keuangan Daerah) berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?
3. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah?
4. Apakah SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah?
3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer melalui metode survei dengan
kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengak kriteria pejabat
struktural dan aparat yang memiliki peran dalam proses penyusunan laporan keuangan dan
memiliki masa kerja minimal satu tahun dalam periode penyusunan laporan keuangan karena
anggaran disusun secara periodik dan dalam satu periode anggaran adalah satu tahun. Penelitian ini
dilakukan di Pemerintah Kota Depok. Hal ini dikarenakan Jawa Barat berdasarkan laporan hasil
evaluasi laporan keuangan daerah pada tahun 2012 mendapat capaian tertinggi dalam akuntansi dan
pelaporan keuangan pemerintah. Akan tetapi, ditahun yang sama pula di daerah Jawa Barat, hanya
Kota Depok dan Kota Banjar yang berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
pada laporan keuangannya.
Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan,
variabel kompetensi SDM, variabel penerapan sistem akuntansi keuangan, variabel pemanfaatan
teknologi informasi, dan variabel sistem pengendalian intern.. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel-variabel tersebut, diadopsi dari penelitian-penelitian terdahulu dan telah banyak
digunakan peneliti sebelumnya.
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari empat pengujian, yakni
uji kualitas data, uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji model. Uji kualitas data
digunakan untuk menentukan apakah data yang diperoleh dapat dikatakan sesuai. Kualitas data
yang dihasilkan dari jawaban responden dapat berdampak pada ketepatan uji hipotesis. Uji kualitas
data pada penelitian ini meliputi uji reliabilitas dan uji validitas. Uji statistik deskriptif digunakan
untuk menyajikan dan menganalisis data disertai perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau
karakteristik data. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai data melalui rata-rata,
standar deviasi, maksimum dan minimum. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui bahwa
data yang diolah tidak terdapat penyimpangan serta terdistribusi normal. Uji model terdiri dari uji
koefisien determinasi, uji regresi berganda, dan uji t. Uji regresi digunakan untuk pengujian
hipotesis dalam penelitian ini. Adapun persamaan regresi untuk seluruh variabel adalah sebagai
berikut:
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
Keterangan:
KLK : Kualitas laporan keuangan
SDM : Kompetensi sumber daya manusia
SAKD : Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah
TI : Pemanfaatan teknologi informasi
SPI : Sistem pengendalian intern
e : error
Tabel 2
Daftar Kuesioner
Item Jumlah Presentase
Jumlah Kuesioner yang disebar 100 100%
Jumlah Kuesioner yang pengisian jawaban tidak lengkap 14 14%
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 22 22%
Jumlah kuesioner yang dapat diolah (sampel) 64 64%
Sumber : data primer diolah, 2013.
Objek penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan dan akuntansi pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang memiliki tugas dalam pengambilan keputusan anggaran SKPD dan
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Depok, Jawa
Barat. Tidak hanya itu, ia juga harus memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun dibidang
tersebut.
Dari 100 kuesioner yang disebar, terdapat 22 kuesioner yang tidak kembali dan 14
kuesioner yang tidak diisi secara lengkap sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti. Total
kuesioner yang digunakan adalah sebanyak 64 buah. Penyebaran responden atas kuesioner yang
dapat diteliti cukup merata, yakni 2-3 kuesioner di 37 Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota
Depok. Sebanyak 54,7% responden adalah pria. Sebagian besar responden memiliki masa kerja
kurang dari 5 tahun sebanyak 48,4% dan memiliki pengalaman minimal satu tahun dibidang
keuangan atau akuntansi sebanyak 61%.
(Ghozali, 2006). Berdasarkan tabel 3, nilai Cronbach Alpha diketahui lebih besar dari 0,6. Hal ini
berarti instrumen penelitian dinyakan reliabel.
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Data
Cronbach
Variabel
Alpha
Kualitas Laporan Keuangan 0,715
Kompetensi Sumber Daya Manusia 0,872
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan 0,716
Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,830
Sistem Pengendalian Intern 0,617
Sumber : data primer diolah, 2013
Tabel 4
Statistik Deskriptif
Rentang Teoritis Rentang Aktual
Variabel Std. Dev Ket
Min Maks Mean Min Maks Mean
Kompetensi
7 35 21 15 28 24,92 3,852 Sedang
SDM
Penerapan
Sistem
Akuntansi 8 40 24 23 39 30,64 3,098 Tinggi
Keuangan
Daerah
Pemanfaatan
Teknologi 6 30 18 13 30 24,16 3,414 Tinggi
Informasi
Sistem
Pengendalian 5 25 15 14 22 18,06 2,246 Sedang
Intern
Kualitas
Laporan 8 40 24 23 39 30,45 3,096 Tinggi
Keuangan
Sumber : Data primer yang diolah, 2013
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8
Menurut Wulandari (2011), rentang kategori skor dihitung pada nilai maksimal (rentang
teoritis) dikurangi nilai minimal (rentang teoritis). Setelah dikurangi, hasil dari pengurangan
tersebut dibagi tiga karena ada tiga rentang kategori, setelah dibagi tiga, kemudian hasil bagi
tersebut ditambahkan dengan nilai minimal sehingga hasil akhirnya adalah nilai maksimal.
Berdasarkan rumus tersebut, maka rentang kategori skor variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Kategori Skor Variabel
Rentang Kategori
Variabel
Rendah Sedang Tinggi
Kompetensi SDM 7 – 16,33 16,34 – 25,67 25,68 – 35
Penerapan Sistem Akuntansi
8 – 18,67 18,68 – 29,35 29,36 – 40
Keuangan Daerah
Pemanfaatan Teknologi
6 – 14 14,01 – 22,01 22,01 – 30
Informasi
Sistem Pengendalian Intern 5 – 11,67 11,68 – 18,35 18,36 – 25
Kualitas Laporan Keuangan 8 – 18,67 18,68 – 29,35 29,36 – 40
Sumber : data primer diolah, 2013
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinieritas dan Heterokedastisitas
Collinerity Statistics
Variabel Asymp.
Variabel Independen
Dependen Sig.
Tolerance VIF
Kompetensi Sumber Daya ,815
0,777 1,286
Manusia
Penerapan Sistem Akuntansi ,975
Kualitas Laporan 0,731 1,368
Keuangan
Keuangan
Pemanfaatan Teknologi 0,909 1,100 ,283
Informasi
Sistem Pengendalian Intern 0,975 1,026 ,276
8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2,21580266
Absolute ,152
Most Extreme Differences Positive ,152
Negative -,087
Kolmogorov-Smirnov Z 1,215
Asymp. Sig. (2-tailed) ,104
Sumber : Data primer diolah, 2013
Uji Model
Uji model pada penelitian ini meliputi uji koefisien determinasi dan uji regresi berganda.
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011).
Pengolahan data yang dilakukan memberikan nilai adjusted R2 sebesar 0,453. Hal ini
berarti variabilitas variabel dependen (kualitas laporan keuangan) yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas variabel independen (kompetensi SDM, penerapan sistem akuntansi keuangan,
pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian intern) sebesar 45,3%. Sedangkan
sisanya 54,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti.
Uji regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
(explanatory) terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2009). Tabel 8 berikut menunjukkan hasil
uji regresi linier berganda.
Tabel 8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda dan Statistik t
Model Unstandardized Standardized t Sig
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 9,448 4,613 2,048 ,045
SDM ,186 ,085 ,232 2,193 ,032
1 SAK ,548 ,109 ,549 5,036 ,000
TI ,198 ,089 ,218 2,231 ,029
SPI -,289 ,130 -,210 -2,220 ,030
Sumber : Data primer diolah, 2013
Berdasarkan tabel di atas maka persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut:
KLK = 9,448 + 0,186 SDM + 0,548 SAKD + 0,198 TI - 0,289 SPI + e
Persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan bahwa:
1. Konstanta sebesar 9,448 menyatakan bahwa tanpa ada pengaruh dari ketiga variabel
independen dan faktor lain, maka variabel kualitas laporan keuangan (KLK) pada satuan
kerja perangkat daerah kota Depok adalah 9,448.
2. Koefisien regresi variabel kompetensi SDM 0,186. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi
kenaikan kompetensi SDM akan meningkatkan kualitas laporan keuangan sebesar 0,186
atau sebesar 18,6% tanpa dipengaruhi faktor lainnya.
3. Koefisien regresi penerapan sistem akuntansi keuangan 0,548. Hal ini berarti bahwa setiap
terjadi kenaikan sistem akuntansi keuangan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan
sebesar 0,548 atau sebesar 54,8% tanpa dipengaruhi faktor lainnya.
4. Koefisien regresi pemanfaatan teknologi informasi 0,198. Hal ini berarti bahwa setiap
terjadi kenaikan pemanfaatan teknologi informasi akan meningkatkan kualitas laporan
keuangan sebesar 0,198 atau sebesar 19,8% tanpa dipengaruhi faktor lainnya.
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10
5. Koefisien regresi pengendalian intern bernilai 0,289. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi
kenaikan pengendalian intern akuntansi akan meningkatkan kualitas laporan keuangan
sebesar 0,289 atau sebesar 28,9% tanpa dipengaruhi faktor lainnya.
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11
Tabel 9
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Kesimpulan
Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif
H1 Diterima
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12
REFERENSI
Arfianti, Dita. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten
Batang). Program Sarjana UNDIP. Semarang.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Edisi I. (BPFE UGM, Yogyakarta).
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hilton, Perry Roy dan Charlotte Brownlow. 2004. SPSS Explained. East Sussex: Routledge.
Husna, Fadhilah. 2012. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pengawasan Keuangan, Dan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Nilai Pelaporan Keuangan Pemerintah
(Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kota Padang Panjang). Program Sarjana UNP.
Padang.
Kawedar, W., Rohman, A. dan Handayani, Rr S. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Pendekatan
Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Kumorotomo, Wahyu. 2005. Akuntabilitas dalam teori dan praktek. Akuntabilitas Birokrasi Publik,
Sketsa pada masa transisi. Yogyakarta: MAP UGM dan Pustaka Pelajar.
Roviyanti, Devi. 2009. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Survei Pada
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tasikmalaya). Program Sarjana
Universitas Siliwangi.
Peraturan Pemerintah, 2006. Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. PP nomor 8
Tahun 2006.
Peraturan Pemerintah, 2008. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. PP nomor 60 Tahun 2008.
Rahman, Fajar Aditya. 2012. “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Organisasi Perangkat Daerah
terhadap Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (Sensus pada Dinas Daerah Kota
Tasikmalaya)” .Skripsi.Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi.
12
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13
Riyanto, B. 2003. Model Kontijensi Sistem Pengendalian: Integrasi dan Ekstensi untuk Future
Research. KOMPAK: Jurnal Akuntansi, Manajemen, dan Sistem Informasi FE UTY
Yogyakarta. No: 9. April. 330-342.
Subaweh, Imam. 2011. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahah Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan. Program Pasca Sarjana Gunadarma. Jakarta.
Warsito dan Ghozali, I. 2002. “Pengaruh Sistem Pengendalian terhadap Prestasi Kerja : Uji
langsung dan tidak langsung, (studi empiris pada perusahaan manufaktur otomotif di
Indonesia). Tesis Program Pasca sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas
Diponegoro, Semarang (Tidak Dipublikasikan).
World Bank, “Strengthening Local Government in Sub-Saharan Africa,” EDI Policy Seminar
Report No. 21, Washington DC, 1989.
13