Laporan Praktikum (Sandcontent)
Laporan Praktikum (Sandcontent)
Laporan Praktikum (Sandcontent)
1. TUJUAN PRPRAKTIKUM
1. Mengetahui standar operasi pengukuran sand content kit sesuai SOP;
2. Menentukan besarnya kadar pasir dalam lumpur.
2. DASAR TEORI
2.1 KLASIFIKASI UKURAN PARTIKEL
Penting untuk memahami bagaimana ukuran partikel dalam lumpur pengeboran
yang diklasifikasikan dan jenis padatan yang masuk ke dalam masing-masing
kategori. Partikel dalam lumpur pengeboran dapat berkisar dari tanah liat yang sangat
kecil, (kurang dari 1/25.400 inci), ke potongan bor yang sangat besar (lebih dari satu
inci). Karena partikel yang sangat kecil, ukuran dinyatakan dalam satuan micron.
Mikron = MU (µ) adalah satu juta meter (1/1,000,000 atau 1 x 10-6m). Jadi, 1 inci
sama dengan 25,400 mikron.(…7.1). Atau satu satuan panjang sama dengan satu juta
bagian dari satu meter, atau seperseribu bagian dari satu millimeter.(…7.2)
Screen mesh penting karena menentukan ukuran pemisahan shale shaker. Saringan
200-mesh digunakan untuk API Test Sand, di mana semua partikel yang tidak
melewati saringan (>74 mikron) diklasifikasikan sebagai pasir. 97% dari barite
berkualitas baik (<74 mikron) akan menembus saringan 200-mesh dan 95% akan
melewati saringan 325-mesh (<44 mikron). Dengan demikian barite harus dalam
kategori ukuran yang sama dengan lumpur, lempung premium, seperti M-I GEL*, jatuh
dalam kisaran koloid, yaiut 2 mikron atau kurang.
Mesh adalah ukuran kehalusan bahan tenun, saringan, atau ayakan; misalnya.;
saringan 200-mesh memiliki 200 bukaan per inci linier. Saringan 200-mesh dengan
diameter kawat 0.0021 in. (0.0533) memiliki pembukaan 0.074 mm, atau akan
melewati partikel 74 mikron.
DESCRIPTION
3. LANGKAH KERJA
3.1 Prosedur Pengukuran Kadar Pasir Lumpur
1. Isi tabung ukur sampai garis berlebel “Mud to Here”, dan kemudian gunakan botol
pencuci untuk menambahkan air jernih (atau solar jika berbasis minyak) ke garis
berlabel “Water to Here”. Tutup mulut tabung dengan ibu jari dan kocok dengan kuat;
Catatan : gunakan minyak diesel sebagai pengganti air dalam botol pencuci
untuk cairan pengeboran/lumpur berbasis minyak.
2. Tuangkan campuran melalui saringan. Terus tambahkan cairan pembersih botol ke
tabung, aduk, dan tuangkan isi melalui saringan sampai semua cairan
pengeboran/lumpur telah dibersihkan keluar dari tabung;
Catatan : jangan aduk atau secara manual memaksa campuran melalui
saringan, mengetuk sisi pemegang saringan karena cairan pengeboran/lumpur
yang diencerkan ditambahkan akan membantu campuran melewati tue screen.
3. Siram saringan dengan cairan dari botol pembersih untuk membersihkan sisa lumpur
dari partikel serpih sampai semua yang tersisa di saringan adalah pasir;
4. Cocokkan dengan ujung besar corong di bagian atas penahan saringan dan perlahan
membalikkan saringan dan corong perakitan, paskan ujung corong ke dalam mulut
tabung gelas pengukur;
5. Gunakkan semprotan halus cairan dari botol pembersih, cuci pasir dari saringan
kembali melalui corong ke tabung gelas ukur, dan biarkan pasir mengendap;
6. Catat kuantitas pasir yang telah diselesaikan dan dengan menggunakan skala di luar
tabung, tentukan persentase volume lumpur total pasir.
Catatan : jika padatan kasar lainnya atau materi sirkulasi yang hilang disimpan
di saringan, laporkan keberadaan bahan-bahan ini pada laporan lumpur.
4. TABEL
4.1 PERALATAN
Menyaring
lumpur yang
Sand Content akan diukur
1. 1
Screen (200 mesh) sehinggan yang
tertinggal hanya
pasir
Corong
digunakan saat
Sand Content menuangkan
2. 1
Funnel lumpur maupun
air agar tidak
tumpah
Mengukur
lumpur dan air
dengan kadar
Sand Content
yang sesuai,
3. Tube/Glass 1
maupun melihat
Measuring Tube
dan mengukur
kadar pasir yang
telah disaring.
Sampel
5. Sampel lumpur 1 pengukuran sand
content.
Tempat sisa
pengukuran
6. Wadah 1
sampel lumpur
dan air
NO PROPETIES VALUE
5. ANALISA
Proses pembuatan lumpur pemboran menggunakan : additive, solids, dan liquid.
Additive yang digunakan dalam praktikum ini berwujud padat sehingga setelah
dicampur, lumpur pemboran harus di tes kadar padatannya. Padatan-padatan dalam
lumpur pemboran bukan hanya pasir saja melainkan sisa-sisa additive seperti sisa
barite.
Tercampurnya serpihan-serpihan formasi (cutting) ke dalam lumpur akan
mempengaruhi operasi pemboran. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan persen volume
sand content yang baik maka perlu adanya pengontrolan dalam lumpur pemboran.
Dalam pengukuran sand content kita dianjurkan untuk mengocok dengan kuat
lumpur dan air pada glass measuring tube, hal ini bertujuan agar lumpur tersebut dapat
tercampur sempurna dengan air sehingga saat penyaringan dilakukan pada sand content
screen (200-mesh) tidak ada penggumpalan lumpur yang tersisa, hanya pasir dan sisa-
sisa additive yang sangat kecil.
Nilai maksimal pasir yang terkandung dalam lumpur pemboran adalah 2%, karena
itu nilai sand content dari lumpur yang dibuat harus kurang dari nilai maksimal.
Lumpur yang telah dibuat oleh kelompok kami dan telah diukur kadar pasirnya
memiliki nilai 0.25% yang artinya dapat digunakan di lapangan.
Jika dalam suatu lumpur pemboran terkandung kadar pasir (sand content) yang
tinggi maka dapat menyebabkan kerusakan peralatan. Karena sifat pasir yang abrasive
dapat mengikis atau merusak peralatan pemboran seperti tali bor, mata bit, dan lain-lain
sehingga dapat menyebabkan kerugian yang besar.
6.2 Saran
1. Sebaiknya diberikan modul praktikum bagi mahasiswa agar dapat dipelajari sebelum
memulai praktikum dan lebih dimengerti oleh mahasiswa;
2. Kerjasama team sangat diperlukan, pentingnya memahami tugas masing-masing
individu;
3. Hindari kesalahan sekecil apapun, bekerja dengan terorganisir sehingga praktikum
dapat berjalan dengan lancar;
4. Perhatikan kebersihan alat dan ruangan praktikum;
7. DAFTAR PUSTAKA
1. Baker Hughes,Drilling Fluid Reference manual/Halaman 755, 765; Chapter 15-30, 15-
40
2. …fann Sand Content Kit Instruction manual/Halaman 1
3. Amoco Drilling Fluids Manual/Halaman 98;Chapter 3-18
4. Handbook of Drilling Fluids/Halaman 41;Chapter 3-11
………………………..
Maysita Ayu Larasati
NIM. 15412015