Dril-009 Additive Lumpur Pemboran
Dril-009 Additive Lumpur Pemboran
Dril-009 Additive Lumpur Pemboran
TUJUAN
produksi
Secara umum, filtrat loss dalam formasi permeabel adalah tergantung
pada distribusi ukuran partikel dan kandungan koloid yang relatif tinggi
dalam range 60% kandungan padatan lumpur dalam ukuran diameter 0 - 1
mikron. Sebagai contoh, dispersi lumpur bentonite pada suatu sumur akan
mempengaruhi filtrate loss lebih rendah karena konsentrasinya lebih besar
dari ukuran partikel-partikel koloid dibanding dengan lumpur kaolinite atau
attapulgite clay. Akan tetapi, clay tidak dapat digunakan semata-mata untuk
mengontrol fluid loss karena merusak lumpur, dimana viskositas flluida akan
naik dengan naiknya kandungan clay.
Ada beberapa aditif lumpur yang digunakan untuk mengontrol fluid
loss. Pada umumnya aditif ini digunakan bersama-sama dengan bentonite,
sementara sebagian kecil dapat digunakan secara terpisah pada setiap
kandungan clay dalam lumpur. Pada umumnya aditif-aditif tersebut
mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian.
Sifat-Sifat Fisik
Appearance
powder
Warna
Coklat Tua
Moisture
6%
Kelarutan Air
99 %
pH, kandungan 10 %
8.5
Rekomendasi penggunaan:
Additive pengontrol filtrasi pada temperatur tinggi
Penstabil rheologi
Dapat Digunakan pada setiap lumpur berdasarkan air dengan pH
system mendekati netral
Dapat digunakan pada lumpur dengan densitas tinggi
Keuntungan Utama:
Dapat mengontrol sampai dengan temperatur 400 oF (205 oC)
Relatif stabil dengan kehadiran kontaminasi dari kalsium,
magnesium, solids dan chloride.
Compatible dengan berbagai type fluida pemboran yang lain
larut sempurna dalam air.
Harga relatif Murah
Mempunyai sifat racun yang rendah
a. Wyoming Bentonite
2
Keuntungan:
1. Merupakan aditif multiguna yang membantu dalam mengontrol
fluid loss, suspensi barite, dan viskositas untuk kemampuan
pembersihan lubang bor.
2. Dalam penambahan yang sedikit, pada range 6% berat cocok
untuk mengurangi fluid loss sampai 10 - 12 cc.
Kerugian:
1. Bentonite tidak cocok digunakan pada konsentrasi ion sodium,
kalsium, atau potassium yang tinggi tanpa prehidrasi.
2. Bentonite rentan terhadap kontaminasi pada saat pemboran
formasi-formasi, seperti garam atau anhydrite (CaSO4)
3. Lumpur clay rentan terhadap panas dalam bentuk flokulasi clay
yang meningkatkan fluid loss
b. Starch (Pregelantized)
Keuntungan:
1. Strarch dapat berfungsi dengan baik sebagai fluid loss control
agent dengan hadirnya ion kalsium atau sodium. Oleh karena itu,
aditif ini cocok digunakan untuk lumpur saltwater atau lumpur
lime.
2. Jika digunakan pre-treated non-fermenting starch, maka tidak
perlu digunakan bactericide
Kerugian:
1. Kenaikan viskositas sering terjadi jika menggunakan starch
2. Harus digunakan bactericide untuk mencegah degradasi jika
starch bukan pre-treated
3. Starch rentan terhadap panas diatas 250oF
c. Sodium Carboxymethylcellulose - CMC
CMC paling terkenal, adalah merupakan produk dari tumbuhan gum
yang digunakan sebagai fluid loss control dan sebagai viscosifier.
Keuntungan:
1. CMC sangat aktif meskipun terkontaminasi oleh konsentrasi ion
tinggi, yang membuat CMC ini sangat cocok digunakan pada
inhibited muds.
2. Technical grade dan high viscosity grade dapat digunakan
tergantung dari besarnya kenaikan viskositas yang diinginkan.
Technical grade biasanya lebih banyak digunakan karena pengaruh
kenaikan viskositasnya lebih rendah
3. Aditif ini stabil sampai temperatur diatas 350oF.
Kerugian :
CMC perlu menggunakan thinner untuk mengatasi pengaruh
viskositas aditif
d. Acrylonitrite (Cypan)
Keuntungan :
Cypan stabil pada temperatur sampai 400oF.
Kerugian :
Cypan sangat sensitif terhadap kontaminasi ion kalsium.
e. X-C Polymer
Nama Umum
pH Aditif
Batasan
Temperatur
SAAP
4.8
130oF
Sodium
Hexametaphosphat
Calgon
6.8
130oF
Sodium Tetraphosphat
Barafos
7.5
130oF
TSPP
10
130oF
Sodium Acid
Pyrophosphate
Tetra Sodium
Pyrophosphat
Keuntungan :
1. Phosphate sangat berguna karena merupakan thinner yang efektif
untuk gel mud pada pemboran dangkal.
2. Sedikit saja thinner sudah efektif.
Kerugian :
1. SAPP mempunyai pH 4.8. Oleh karena itu, perlu ditambahkan
caustic soda,NaOh, atau beberapa aditif hidroksil untuk menjaga
pH lumpur diatas 7.0
2. Pada umumnya Phosphate hanya dapat stabil pada temperatur
rendah
3. Phosphate tidak mempunyai kemampuan untuk mengontrol fluid
loss, seperti halnya thinner yang lain
d. Lignins
Merupakan thinner dan fluid loss control agent yang efektif. Produk
Lignin dapat diperoleh dari humic acid extract, tetapi biasanya
berbentuk kepingan lignite coal.
Keuntugan :
10
c. Calsium Carbonate
Adalah merupakan aditif yang digunakan dalam fluida workover dan
packer fluids utuk menaikkan densitas fluida. Calsium carbonate
mempunyai specific gravity 2.7 dan dapat menghasilkan densitas
lumpur 12.0 ppg.
Keuntungan :
11
10.8
11.7
14.0
17.0
Keuntungan :
1. Sodium Chloride dapat digunakan secara ekonomis karena
densitas agent tanpa perlu penambahan bentonite untuk
kemampuan suspensinya. Lumpur ini efektif digunakan pada
pemboran atau packer fluid.
2. Calcium Chloride umumnya digunakan sebagai density material
dalam packer fluids.
Kerugian :
1. Larutan sodium chloride jenuh pada 10.8 ppg.
2. Calcium chloride menndatangkan problem ketika digunakan
sebagai lumpur pemboran karena laju korosinya cukup menyolok
jika berhubungan dengan udara.
3. Zinc Chloride mahal
4. Zinc chloride sangat korosif terhadap tubing dan casing.
12
13
15
16
Temp oF
Reading at 1022
sec-1
Reading at 511
sec-1
Plastic
Viscosity.Cps
Yield Point
16/100 ft2
68
136
70
66
72
11
62
49
13
120
83
47
36
11
160
62
34
27
220
40
25
15
10
320
32
22
10
12
17
temperatur pada kekentalan lumpur bor jika tidak terjadi flokulasi pada lumpur
bor. Data dari Tabel (1) didasarkan secara lengkap pada pengaruh temperatur
pada keenceran air yang ditunjukkan pada Gambar (13).
Temperatur akan mempengaruhi besarnya viskositas lumpur pemboran.
Besarnya temperatur mempengaruhi jarak intermolekul. Untuk cairan, jarak
antara molekul-molekul naik dengan naiknya temperatur, yang akan
menurunkan gayagaya kohesi sehingga viskositas fluida akan turun.
Untuk gas, temperatur naik menyebabkan gaya-gaya getaran dari
molekul-molekul naik dan gaya kohesi turun. Pada prakteknya gaya-gaya vibrasi
(getaran) dari gas melampaui gaya kohesi, sehingga menghasilkan kenaikkan
viskositas dengan naiknya temperatur.
19
M3 = M1 + M2..........................................................(1)
V3 = V1 + V2............................................................(2)
M 3 M1 M 2
V3
V 1 V 2 .....................................................(3)
M 1491
( 3 1) barite
lb
/ bbl lumpur
(35.5 3)
................................(4)
3 1
sk / bbl / bbl lumpur
35.5 3
....................................(5)
S 15.9
( 3 1)
(35.5 3)
bbl
/ bbl lumpur
...........................................(6)
( 3 1)
( 2 3) .........................................................(7)
V 2 V1
dimana :
V1
= Volume lumpur awal, bbl
V3
= Volume lumpur akhir, bbl
( 3 1)
( 2 3) .........................................................(8)
V2 V3
( 1 3)
( 1 2) .........................................................(9)
3 1
20
V2
( 1 2)
V3
...................................................(10)
V2
( 1 2)
V1 V 2
...................................................(11)
1470(W 2 W 1)
35 W 2
Barite, sk/100 bbl =
21
Contoh 2.
Hitung pertambahan volume, ketika menaikan densitas dari 12.0 ppg
(W1) menjadi 14.0 ppg (W2) dengan menambahkan barite (SG=4.2).
100(W 2 W 1
35 W 2
Pertambahan volume/100 bbl =
22
Contoh 3.
Hitung volume awal (bbl) dari 12 ppg (W1) lumpur, apabila diketahui 100
bbl (VF), 14.0 ppg (W2) lumpur dengan barite (SG=4.2).
Rumus :
VF (35 W 2)
35 W 1
Volume awal, bbl =
23
Menurunkan Densitas
Contoh 1.
Hitung Jumlah air yang diperlukan (bbl), untuk menurunkan 100 bbl (V1)
lumpur dari 14.0 ppg (W1) menjadi 12.0 ppg (W2) diketahui densitas air
8.33 ppg (DW).
Rumus :
V 1(W 1 W 2)
W 2 DW
Air, bbl =
Contoh 2.
Hitung jumlah diesel yang diperlukan untuk mengurangi densitas 100 bbl
(V1), 14.0 ppg (W1) lumpur menjadi 12.0 ppg (W2), diketahui densitas
diesel 7.0 ppg (DW).
Rumus :
V 1(W 1 W 2)
W 2 DW
Diesel, bbl =
24
Contoh 2.
Tentukan jumlah barite yang dibutuhkan untuk mengubah densitas dari
12.53 ppg ke 16.7 ppg. Hitung peningkatan volume di pit yang
disebabkan karena penambahan barite untuk menaikan densitas
tersebut. Volume lumpur awal diketahui 63 bbl.
25
Contoh 3.
Tentukan densitas lumpur dasar air (water base mud) yang mengandung
5 % berat bentonite. Densitas bentonite adalah 20.8 ppg.
26
Contoh 4.
Dibutuhkan fluida untuk mengurangi densitas dari 25.1 ppg ke 22.6 ppg
agar mengurangi permasalahan loss sirkulasi. Hitung volume air dan oil
yang dibutuhkan untuk membawa densitas lumpur turun sesuai dengan
yang diinginkan.
Apabila oil yang digunakan, berapa persenkah oil di dalam lumpur jika
volume lumpur awal adalah 629 bbl. Densitas adalah 6.87 ppg.
27
Menaikan Densitas
Contoh 5.
Hitung densitas suatu lumpur yang diperoleh dengan menambahkan 40
lbm bentonite (SG=2.60) dan barite (SG=4.20) ke dalam 1 bbl air.
28
Contoh 6.
Untuk menaikan densitas 700 bbl lumpur dari 13 ppg menjadi 15 ppg
diperlukan penambahan barite (SG=4.20). Agar kekentalan lumpur tetap
terjaga, maka tiap penambahan 100 lbm barite akan ditambah 1 galon
air. Jika volume akhir tidak terbatas, hitung jumlah air dan barite yang
diperlukan.
29
Contoh 7.
Untuk menaikan densitas sejumlah 1000 bbl lumpur dari 10 ppg menjadi
13 ppg diperlukan penambahan barite. Jika volume total lumpur dibatasi
hingga 1000 bbl, hitung jumlah lumpur lama yang harus dibuang dan
barite (SG=4.20) yang harus ditambahkan.
Volume lumpur lama yang diperlukan
(4.20 x8.33) 13
880
4.20 x8.33) 10
1000 x
Volume lumpur lama yang harus dibuang = 1000 - 880 = 120 bbl
Massa barite yang diperlukan = (4.20 x 8.33) x (42 x 120 ) = 176400 lbm
30
Contoh 8.
Untuk menaikan densitas sejumlah 1000 bbl lumpur dari 10 ppg dengan
kadar solid 6% menjadi 13 ppg dengan kadar solid 3.5% diperlukan
penambahan air dan barite. Jika volume total lumpur dibatasi hingga
1000 bbl, hitung jumlah lumpur lama yang harus dibuang serta air dan
barite (SG=4.20) yang harus ditambahkan.
Volume lumpur yang diperlukan
Volume lumpur lama yang harus dibuang = 1000 - 583 = 417 bbl
Jumlah air yang ditambahkan
Massa barite yang diperlukan = (4.20 x8.33) x [42 x (1000 - 583 - 278)]
= 204330 lbm
31
32
DAFTAR PUSTAKA
33
34