Laporan Hasil Telaah Kemandirian Ukbm Desa Siaga
Laporan Hasil Telaah Kemandirian Ukbm Desa Siaga
Laporan Hasil Telaah Kemandirian Ukbm Desa Siaga
DESA SIAGA
DESA…………. PUSKESMAS JAKENAN
Disusun Oleh :
WIWIK WULANDARI
PUSKESMAS JAKENAN
No.Telp. (0295)4749004
email : [email protected]
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Indonesia Sehat 2010,
serta paradigma sehat, semua mendorong dan mengupayakan kemandirian individu,
keluarga, masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan. Paradigma sehat suatu
pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan dan nilai yang sangat
penting, yang menjadi dasar setiap langkah atau tindak individu, keluarga, dan
masyarakat untuk upaya meningkatkan kesehatannya serta mendorong kesadaran
dalam mengatasi masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama.
Indonesia merupakan wilayah diantara dua samudra besar yang rawan
bencana dan Jawa Tengah merupakan daerah dengan berbagai macam bencana
maupun resiko bencana seperti: gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah
longsor, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Kesiapsiagaan pemerintah
bersama masyarakat melalui berbagai upaya dalam penanganan resiko yang terjadi
pada bencana dan kewaspadaan cepat, serta upaya mencegahnya belum
terkoordinasi dengan baik.
Sejak dicanangkan Visi Indonesia Sehat 2010 dan Visi Jawa Tengah Sehat
2010 yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah, telah banyak kemajuan yang
dicapai, tetapi masih jauh dari target yang diharapkan. Berbagai upaya dalam
mengatasi masalah kesehatan selama ini, masih bertumpu pada upaya pemerintah,
walaupun telah dikembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM), tetapi masyarakat belum optimal berperan dalam berbagai kegiatan
masyarakat tersebut belum terkoordinasi dengan baik. Untuk mencapai Jawa
Tengah Sehat 2010, perlu respon pemerintah yang terkoordinasi dengan baik. Desa
siaga merupakan salah satu upaya terobosan atau strategi yang memiliki daya
ungkit untuk menggerakan dan memberdayakan masyarakat sebagai tahapan
menuju desa sehat.
Jawa Tengah telah mengembangkan Polindes menjadi Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD). Pengembangan PKD dengan maksud untuk mendekatkan akses dan
mutu pelayanankesehatan, mendorong pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan, serta mendorong pembangunan berwawasan kesehatan di tingkat desa.
PKD yang dikelola oleh tenaga profesional kesehatan di desa, diharapkan menjadi
potensi awal untuk mempercepat terwujudnya desa siaga.
Desa atau kelurahan siaga aktif adalah sebuah desa atau kelurahan
penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang
memberikan pelayanan setiap hari melalui PKD atau sarana kesehatan lain yang ada
diwilayah tersebut seperti Pustu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya. Selain
hal tersebut dalam desa atau kelurahan siaga aktif, aktif penduduknya juga
mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilen berbasis masyarakat meliputi
pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, sehingga
masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan pengertian
diatas maka desa atau kelurahan siaga aktif memiliki komponen (1) pelayanan
kesehatan dasar, (2) pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan
mendorong upaya surveilen berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, (3) PHBS, ( Kepmenkes
Nomor : 1529/MENKES/SK/X/2010).
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang pedoman
umum pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif, yang menyebutkan bahwa
dalam pengembangan desa/ kelurahan siaga aktif terdapat pentahapan strata
sebanyak 4( empat) tahap, yaitu strata pratama, madya, purnama,dan mandiri.
Dimana semakin tinggi strata yang telah dicapai menunjukan keaktifan
desa/kelurahan siaga aktif semakin tinggi. Pengembangan desa menuju desa siaga,
perlu upaya fasilitas untuk mendorong masyarakat sadar , mau dan mampu serta
peduli dalam mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
.Peningkatan kepedulian dan kesiapsiagaan masyarakat, dengan memanfaatkan
potensi setempat, serta mendorong kebersamaan masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan secara dini, menuju desa sehat secara mandiri.
No Tanggal Tempat
1 11 Maret 2017 Telaah di Mantingan tengah
2 13 Maret 2017 Telaah di desa Tlogorejo
Sidoarum
Sonorejo
Tondokerto
Sendangsoko
3 14 Maret 2017 Jatisari
Tambahmulyo
Dukuhmulyo
Bungasrejo
Karangrejo Lor
4 15 Maret 2017 Plosojenar
Sembaturagung
Kedungmulyo
Ngastorejo
Kalimulyo
Glonggong
5 16 Maret 2017 Jakenan
Tanjungsari
Tondomulyo
B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Kegiatan yang kami lakukan adalah menelaah seluruh desa dan seluruh posyandu
diwilayah puskesmas Jakenan. dari 23 desa tersebut dan 67 posyandu akan diberikan
instrument untuk menentukan strata desa dan strata posyandu dengan menggunakan
sebuh ceklist. Ceklist tersebut berisi 8 indikator desa siaga yang harus dipenuhi dan 35
indikator posyandu yang harus dipenuhi. Ceklist tersebut akan dibagikan kepada bidan
desa dan kader posyandu untuk diisi dengan catatan Kepala desa harus mengetahuinya.
Dari hasil ceklist tersebut akan diperoleh 5 desa siaga yang mandiri atau menuju mandiri.
Dari 5 desa siaga yang harus dibina itu harus ada 1 posyandu yang mandiri. 5 desa siaga
dan 1 posyandu tersebut akan dibina terus untuk menjadi desa siaga yang aktif dan
mandiri. 5 desa siaga tersebut jika berhasil menjadi desa siaga yang aktif mandiri akan
menjadi tonggak utama desa siaga di wilayah Jakenan.
C. HASIL KEGIATAN
1. Prioritas Masalah
1) Merokok
2) Tidak Punya JKN
3) Hipertensi
4) Tidak KB
1. Waktu pelaksanaan posyandu yang bersamaan ( dalam 1 tanggal saja bisa beberapa
pos yang bersamaan waktu pelaksanaan posyandu)
2. Jarak desa atau jarak antar pos yang sangat jauh karena dipisahkan oleh sawah
3.
4. Hambatan geografis mempengaruhi kekuatan sinyal seluler di lokasi, sehingga
petugas pengumpul data tidak bisa pendataan online di lokasi.
5. Tidak semua anggota keluarga bisa di wawancarai
6. Tidak semua keluarga mempunyai kartu keluarga (KK) yang terbaru
7. Masih banyak warga yang tidak mempunyai kartu JKN dan banyak anggota keluarga
yang merokok sehingga IKS keluarganya rendah
8. Masih banyak keluarga yang IKS nya rendah disebabkan oleh saat mengisi kuesioner
diisi TIDAK KB disebabkan karena memang sedang hamil ataupun ingin punya anak
yang menyebabkan skor IKS nya turun.
1. SARAN
Rencana Intervensi:
Demikian yang dapat kami laporkan mengenai pendataan keluarga sehat di Desa
Kenanti Kecamatan Dukuhseti. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti dan lugas. Sekian penutup dari
kami semoga dapat diterima dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Mengetahui,