Bahan Tambahan Obat Suntik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 47

BAHAN TAMBAHAN

SEDIAAN OBAT SUNTIK


Amelia Febriani, M.Si., Apt
Lisana Sidqi Aliya, M.Biomed., Apt.
ISTN -2018
BAHAN BAHAN SEDIAAN OBAT
SUNTIK
1. ZAT BERKHASIAT
2. BAHAN TAMBAHAN
ZAT BERKHASIAT
SEDIAN OBAT
SUNTIK
ZAT BERKHASIAT
1. Syarat : FI V atau Farmakope lain, CoA
2. FI V : pemerian, Kelarutan, Identifikasi, Suhu lebur, Kemurnian,
Susut pengeringan, Sisa pemijaran, Kadar
3. Bebas Kontaminasi bakteri
4. Bebas pirogen
BAHAN
TAMBAHAN
BAHAN TAMBAHAN
1. Bahan Pelarut/Pembawa
2. Penambah kelarutan/pembasah/pengemulsi/pensuspensi
3. Pengawet Antimikroba
4. Buffer atau Dapar
5. Anti Oksidan
6. Anastetik lokal
7. Penstabil/stabilisator
8. Zat pembentuk khelat
9. Pembantu Tonisitas
TUJUAN BAHAN TAMBAHAN
1. Menjaga sterilitas larutan obat untuk takaran berganda
2. Menjaga stabilitas fisika dan kimia obat
3. Menambah kelarutan obat
4. Mengurangi rasa sakit dan iritasi pada tempat penyuntikan
SYARAT BAHAN TAMBAHAN

1. Tidak berbahaya (toksik)dalam jumlah yang diberikan


2. Tidak mengganggu efek terapi sediaan obat
3. Tidak mengganggu pemeriksaan dan penetapan kadar
sediaan obat
1. BAHAN PELARUT
dan PEMBAWA
(Enter your own creative tag line above)
Bahan Pelarut dan Pembawa

Bahan Pembawa Air

Pembawa Bukan Air


Water for Injection Bahan
• Air dimurnikan dengan penyulingan atau reverse osmosis Pembawa
• Syarat: jumlah zat padat tidak lebih dari 1 mg/100 ml dan bebas
pirogen Air
• Untuk digunakan dalam waktu 24 jam sesudah penampungan

Sterile Water for Injection


• Air untuk obat suntik yang telah disterilkan dan dikemas dalam
wadah dosis tunggal yang tdk lebih besar dari ukuran 1 L
• Syarat: steril (bebas mikroba), bebas pirogen dan bebas zat
tambahan lain
• Untuk pelarut, pembawa atau pengencer obat suntik yang
sudah steril dan dikemas dan dilakukan secara aseptis
Bacteriostatic Water for Injection
Bahan
• Air steril untuk obat suntik yang mengandung satu atau
lebih zat antimikroba yang sesuai. Pembawa
• Dikemas dalam alat suntik atau wadah vial yang berisi air Air
tdk lebih dari 30 ml
• Sebagai pembawa untuk obat suntik volume kecil

Sodium Chloride Injection


• Larutan steril dan isotonis NaCl dalam air untuk obat
suntuk
• Tidak mengandung zat antimikroba
• Kandungan ion Na dan Cl dalam obat suntikkurang lebih
154 mEq
Ringer’s Injection
Bahan
• Larutan steril NaCl, KCl dan CaCl dalam air untuk obat
suntik
Pembawa
• Sebagai pembawa obat lain atau digunakan secara Air
tunggal sebagai penambah elektrolit

Bacteriostatic Sodium Chloride Injection


• Larutan steril dan isotonis NaCl dalam air utuk obat suntik
• Menganduk satu atau dua jenis antimikroba.
• Dikemas dlaam wadah tidak lebih dari 30 ml
PEMBAWA BUKAN AIR
Minyak Lemak Nabati

Gliserin

Polietilen glikol

Propilen glikol

Alkohol

Etil oleat, isopopil miristat & dimetilasetamid


SYARAT PEMBAWA BUKAN AIR
1. Tidak boleh menimbulkan efek Farmakologis
2. Stabil secara fisik dan kimia pada berbagai tingkatan pH
3. Kekentalannya harus sedemikian mudah untuk disuntikkna
4. Mudah mengalir
5. Titik didih tinggi untuk memungkinkan sterilisasi panas
6. Mudah bercampur dengan cairan tubuh
7. Tekanan uap rendah
8. Kemurnian stabil
2. BAHAN PENAMBAH
KELARUTAN
(Enter your own creative tag line above)
Penambah kelarutan (Solubilizing agents)
Pendekatan dasar untuk solubilisasi obat-obat parenteral
1. Pembentukan garam
2. Pengaturan pH
3. Penggunaan kosolven (Co-solvent)
4. Penggunaan bahan surfaktan
5. Penggunaan bahan kompleksasi
6. Mengubah formulasi dari larutan menjadi sistem terdispersi ,
larutan minyak atau formulasi yang lebih komplek spt mikroemulsi
atau liposom
A.CO-SOLVENT
1. Co solvent/ pelarut organik yang dapat bercampur
• Etil alkohol 0,61 -49%
• Gliserin 14,6 -25%
• PEG 40 minyak jarak 7,0-11,5%
• Polietilen glikol(300 & 400) 1-50 %, , Propilen glikol
• Polysorbat 20, 40, 80,
• Sorbitol,
• Povidone, sorbitan monopalmitate , dimetilasetamida,
Cremophor El
CO-SOLVENT
• Sorbitol telah dilaporkan meningkatkan kecepatan penguraian penicillin dalam
larutan berair yang netral

• Propylene glycol akan meningkatkan aktifitas antimikroba dari parabens


dengan adanya surfaktan nonionik dan mencegah interaksi dari metil paraben
dan polisorbat
B.BAHAN SURFAKTAN
• Surfaktan digunakan dalam suspensi parenteral sebagai:
1. Bahan pembasah untuk serbuk yang akan disuspensikan karena distribusi
yang uniform dari obat diperlukan untuk mendapatkan dosis yang cukup
2. Untuk mencegah terjadinya caking sehingga sulit didispersikan (sulit
pengambilan pada waktu penyuntikan
3. Untuk mencegah terjadinya caking sehingga sulit didispersikan (sulit
pengambilan pada waktu penyuntikan
B.BAHAN SURFAKTAN
• Alasan penambahan surfaktan :
1. Meningkatkan kelarutan obat melalui miselisasi
2. Mengikatkan stabilitas obat melalui penjeratan dalam struktur misel
3. Mencegah agregasi disebabkan interaksi inter- facial cairan/udara
atau cairan/padat mis: formula yang mengandung protein (
polisorbat 80)

• Contoh surfaktan
poloxamer 188 (polioksietilen-polioksipropilen copolimer ) sorbitan
trioleate, Suspending agent ( Na CMC, polivinilpirolidon, polieten
glikol, propilen glikol)
C. Bahan pembentuk kompleks

a. Penambahan Na benzoat untuk menambah kelarutan caffein


dalam Injeksi Caffein Na benzoat
b. Penambahan etilen diamin yang berlebih dalam Injeksi
Aminophyllin untuk mempertahankan kelarutan theophylline
c. Penambahan kalsium d-saccharat atau laktobionat,
glukoheptonat, dan laevulinat dalm injeksi kalsium glukonat untuk
mencegah kecendrungan kristalisasi kalsium gluconat. Garam-
garam kalsium yang ditambahkan tidak lebih 5% dari kalsium
gluconat
3. BAHAN PENGAWET
(Enter your own creative tag line above)
SYARAT PENGAWET
Pengawet digunakan untuk mempertahankan sterilitas sediaan larutan obat suntik
dosis berganda.
1. Mampu mencegah pertumbuhan bakteri dan membunuh mikorba yang
mengkontaminasi
2. Dapat bercampur dengan obat meskipun dalam penyimpanan lama
3. Stabil pada pensterilan
4. Tidak toksis pada jumlah digunakan
5. Daya absorpsi ke dalam karet kecil
6. Tidak mengganggu identifikasi sediaan
7. Dapat larut dalam pembawa yang dipakai
No Nama Pengawet Konsentrasi yang Stabilitas dan Inkompatibilitas
. lazim
PENGAWET
1. Benzil alcohol 0,5-10% tidak bercampur dengan Chloramphenicol
YANG
metilsellulosa dan surfaktan nonionik (
polisorbate 80) DIGUNAKAN
2. Klorobutanol 0,25% - 0,5% • Tidak bercampur dengan perak
nitrat dan garam natrium
DALAM
sulfonamida SEDIAAN
• Aktifitas hilang karena serapan INJEKSI
polietilen atau permukaan karet dari
wadah
3. Metakresol 0,1% - 0,25% Volatil pada 100 ºC

4. Fenil etilalkohol 0,25% - 0,5% Lebih aktuf thd baketeri gram negatif ,
volatile, sensitive thd cahaya dan agen
pengoksidasi
5. Fenol 0,065% - 0,5% • Bakteriostatika, bakterisidal, dan
fungisidal
• tidak bercampur dengan
nitrofurantoin, amphothericin B dan
eritromisin
6. Fenil merkuri nitrat 0,001% • Bekerja lambat dan toksik
• Inkompatabilitas dengan halida ,
penisilin, natrium metabisulfit
7. Metil paraben 0,01 -0,18% tidak bercampur dengan
nitrofurantoin, amphothericin B dan eritromisin

8. Thimerosal 0,01 % Mengendap dan tidak stabil dalam


larutan asam. Bereaksi dengan karet
OBAT SUNTIK YANG TIDAK
DITAMBAHKAN PENGAWET
• Volume dosis tunggal lebih dari 15 ml
• Penyuntikan secara intra cardiac, intra-arterial, intra tekal, intra sisternal,
dan peridural
• Bahan obatnya sendiri bersifat bakteriostatik/bakterisid
4. BUFFER/DAPAR
(Enter your own creative tag line above)
BUFFER
Sistem buffer dibutuhkan untuk :
 obat suntik yang peka terhadap perubahan Ph seperti : antibiotika (penicillin,
streptomisin, tetrasikilin), polipeptida (insulin, vasopresin)
 Kapasitas buffer yang digunakan biasanya rendah (tidak mengubah pH dari
cairan tubuh pada penyuntikan), tetapi cukup kuat untuk menahan perubahan
pH selama penyimpanan dan penggunaan
 Kapasitas buffer : Pengukuran dari ketahanan terhadap perubahan pH dari
suatu larutan
 Contoh Buffer : Acetat, Citrat , phosphat, as amino (Polipeptida)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH
obat suntik

1. Penguraian sediaan
2. Efek wadah dan tutup (pembebasan álkali dari wadah gelas, atau
dari karet penutup)
3. Diffusi gas melalui tutup
ALASAN PENAMBAHAN BUFFER

1. Mengurangi kerusakan jaringan dan rasa sakit pada saat


penyuntikan
2. Meningkatkan efektifitas terapeutik beberapa obat
3. Meningkatkan stabilitas kimia dari obat
5. ANTIOKSIDAN
(Enter your own creative tag line above)
ANTIOKSIDAN
Fungsi antioksidan
untuk mempertahankan stabilitas obat yang mudah teroksidasi misalnya
Adrenalin, Klorpromazin, Morphin, apo-morphin, Asam askorbat d.l.l

Sifat Antiosidan yang ideal


1. Bercampur dengan macam-macam obat dan bahan tambahan lain
2. Tidak berbau, berasa dan iritasi
3. Tidak berwarna dalam bentuk asli dan teroksidasi
4. Harga yang murah
1. Antioksidan untuk injeksi dalam air:
- Ascorbic acid 0,02-0,1%
- Na. Bisulfit, Na meta bisulfit 0,1- 0,15%
Jenis
- Na. Formaldehida sulfoksilat 0,1-0,15
- Thio urea 0,005%
Anti
2. Antioksidan untuk injeksi dalam minyak
- Propil gallat 0,005-0,15%
oksi
- α Tocopherol 0,05-0,5%,
3. Antioksidan ( Reducting agent):
dan
-Na bisulfit (0,02-0,1%)
-Na metabisulfit ( 0,1-0,15%)
-Sodium formaldehyde sulfoxylate (0,1-0,15)
-Thiourea (0,05%)
4. Antioksidan (Blocking agent)
-Ascorbic acid ester ( 0.01-0,05%)
-citric acid (0,005-0,01%)
- Phosporic acid (0,05-0,01%)
- Tartaric acid (0,01-0,02%)
6. ANASTETIK LOKAL
(Enter your own creative tag line above)
Anastetik Lokal/Pemati Rasa
Penyuntikan larutan yang terlalu asam dapat menimbulkan rasa
sakit pada waktu penyuntikan.

Untuk mengurangi rasa sakit dapat ditambahkan zat pemati rasa,


misalnya :
Benzil alkohol 5% ( Injeksi luminal)
Novocain (Injeksi vitamin B complek)
Procain (Injeksi penisillin) 1%
7. PENSTABIL/
STABILISATOR
(Enter your own creative tag line above)
Stabilisator
contoh: - Garam-garam kalsium (injeksi kalsium glukonat)
- Gas CO2 dalam injeksi Na bikarbonat
- Theophyllin dalam injeksi Mersalyl (komplek asam organik yang mengan-
dung merkuri)
- 1 % lesitin dalam suspensi pitonadion
8. ZAT PEMBENTUK
KHELAT
(Enter your own creative tag line above)
Pengkhelat

Fungsi :membentuk komplek dengan logam-logam sepert Cu, Fe, dan Zn yang
mengkatalisa penguraian oksidasi dari molekul obat

Sumber kontaminasi logam ini berasal dari:


- bahan obat yang tidak murni
- pelarut spt air, wadah dan penutup karet
- alat- alat yang digunakan dalam pembuatan.
Pengkhelat
Contoh bahan pengkelat :
Asam edetat 0,1% , Di Natrium edetat 0,1%, Kalsium diNatrium edetat
0,1% , Asam sitrat 0,3-2,0% dan asam tartrat .

Sifat-sifat bahan pengkelat yang ideal:


• Efektif pada konsentrasi tidak toksik, rendah
• Stabil dan efektif pada kondisi penggunaan, (trayek pH dan temperatur
yang lebar)
• Larut pada konsentrasi yang diinginkan
9.PEMBANTU
TONISITAS
(Enter your own creative tag line above)
TONISITAS
• Larutan yang memiliki tekanan osmosis yang sama seperti cairan
tubuh tertentu disebut isotonik dengan cairan tubuh spesifik tersebut
• Larutan NaCl 0,9% isotonik dengan cairan tubuh
• Larutan yang tekanan osmosis lebih rendah dari cairan tubuh atau
larutan NaCl 0,9% disebut hipotonik.
• Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi dari cairan
tubuh atau larutan NaCl 0,9% disebut hipertonik
EFEK LARUTAN HIPOTONIS
• Menyebabkan sel-sel mengembang dengan cepat sampai pecah
membebaskan isi sel ( hemolisis).
• Kerusakan ini permanen, dan sangat berbahaya jika sel-sel yang pecah
banyak. (diberikan dalam volume yang besar)
• Larutan yang hipotonis dibuat isotonis dengan penambahan bahan-
bahan pengisotonis
• Contoh bahan pengisotonis: NaCl, dekstrosa , KCl, Na sitrat, Na. Nitrat
dan K Nitrat, sorbitol, manitol
EFEK TONISITAS PADA BERBAGAI
RUTE PEMBERIAN

A. Larutan untuk injeksi intra vena


Sel-sel akan mengerut, din-ding sel kelihatan berlekuk-lekuk (crenulation)
dan kerusakan ini bersifat temporer atau sementara akan menjadi normal
kembali bila tekanan menjadi sama pada permukaan dinding sel. Oleh
karena itu bila disuntikkan ke aliran darah harus perlahan-lahan dimana
larutan akan diencerkan dengan cepat oleh sirkulasi darah yang cepat
EFEK TONISITAS PADA BERBAGAI
RUTE PEMBERIAN
B. Larutan untuk Injeksi Subkutan
• Isotonisitas tidak begitu penting karena disuntikkan kedalam jaringan
lemak, tidak kedalam aliran darah

C. Larutan untuk Injeksi Intramuskular


• Larutan dalam air harus sedikit hipertonik untuk membantu kecepatan
absorbsi.
• Larutan yang tujuan depot (absorpsi lambat) misalnya: suspensi dalam air
harus isotonik, pembawa yang hipertonik akan mempercepat absorpsi
EFEK TONISITAS PADA BERBAGAI
RUTE PEMBERIAN

D. Larutan untuk Injeksi intrakutan: Sediaan-sediaan diagnostik harus


isotonik karena larutan yang tidak isotonik (paratonik) akan menyebabkan
reaksi yang salah

E. Larutan untuk Injeksi Intra tekal


• Larutan untuk injeksi ini harus isotonik. Volume dari cairan cerebrospinal
hanya 60-80 ml, dengan demikian volume yang kecil dari larutan yang
tidak isotonik akan merusak tekanan osmotik dan menyebabkan muntah
dan efek lain

Anda mungkin juga menyukai