534-Article Text-1460-1-10-20180522
534-Article Text-1460-1-10-20180522
534-Article Text-1460-1-10-20180522
1, Juli – Desember2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pendapatan usaha tani bibit jeruk kalamansi di
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Bengkulu Tengah. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Agustus tahun 2015. Metode pengumpulan data penelitian terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer untuk analisis usaha tani diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung dengan petani (responden) binaan Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Bengkulu
Tengah dibantu dengan panduan daftar pertanyaan dalam bentuk kuisioner. Data sekunder
diperoleh dari Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Bengkulu Tengah. Badan Pusat
Statistik (BPS), Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, Dinas Pertanian Propinsi Bengkulu,
penelitian sebelumnya dan literatur lainnya data yang diperoleh di analisis dengan analisis
usaha tani. Dari penelitian ini dihasilkan Total pendapatan rata-rata usaha tani penangkar
benih bibit jeruk kalamansi di Balai benih induk Hortikultura (BBIH) Bengkulu Tengah,
pertahun adalah sebesar Rp. 20,704,289,- pertahun. Pendapatan tersebut diperoleh dari dari
total rata- rata penerimaan (TR) Rp. 59,369,789 dikurangi total biaya (TC) Rp. 38.665.500
Kata kunci : Jeruk Kalamansi, usaha tani, Balai Benih Induk Holtikultura
ABSTRACT
This study aims to know the level of farm income Kalamansi citrus seedlings in seed parent
Horticultural Hall (BBIH) Bengkulu middle. Data collection methods consisted of primary
data and secondary data. Primary data for the analysis of farm obtained by direct interviews
with farmers (respondents) Hall built Horticulture Seeds (BBIH) Central Bengkulu assisted
by guide lists the questions in the questionnaire form. Income levels farm produced seed
Kalamansi citrus seedlings in seed parent Horticultural Hall (BBIH) Bengkulu is the middle
year of Rp. 20,704,289, - per year Total revenue (TR) Rp 59,369,789 minus Total Cost (TC)
Rp. 38,665,500
65
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember 2016
apakah kegiatan usahanya pada saat ini (Rukmana, 2003). Jeruk kalamansi ini
berhasil atau tidak (Supriyanto et al., merupankan jenis tanaman semak,
2006). Pendapatan usahatani akan berbeda kayunya memiliki banyak cabang-cabang
untuk setiap petani, dimana perbedaan ini kecil dan berdaun rimbun (Sunarjono,
disebabkan oleh perbedaan faktor 2000).
produksi, tingkat produksi yang dihasilkan Jeruk kalamansi ini sebenarnya sudah
dan harga jual yang tidak sama hasilnya cukup banyak dibeberapa daerah di
(Ridwan et al.,2008, Nurdin, 2005). Indonesia, tetapi dengan nama yang
Prinsip penting yang perlu diketahui beragam (Tjakrawiralaksana dan
dalam menganalisis mengenai pendapatan Soeriaatmadja, 1983). Di Propinsi
usahatani adalah keterangan mengenai Bengkulu jeruk kalamansi sudah
keadaan penerimaan dan keadaan dibudidayakan di Balai Benih Induk
pengeluaran. Dalam analisis ini akan Hortikultura (BBIH) Bengkulu Tengah
dikaji seberapa jauh setiap nilai rupiah telah dilakukan penangkaran bibit dengan
biaya yang digunakan dalam kegiatan sistem cangkok, sambung, stek atau pucuk
usahataninya dapat memberikan sejumlah atau okulasi. Tujuan penelitian ini adalah
nilai penerimaan sebagai manfaatnya untuk melakukan analisis pendapatan
(Soekartawi et al., 1986). pada usaha tani jeruk kalamansi di Balai
Salah satu komoditas pertanian yang Benih Induk Hortikultura (BBIH)
menjadi perhatian pemerintah Provinsi Bengkulu Tengah.
Bengkulu adalah komoditas jeruk
kalamansi (Citrus microcarpa). Manfaat METODE PENELITIAN
jeruk ini sangat banyak selain untuk Tempat dan Waktu Penelitian
memasak ikan, sambal dan untuk sari Penelitian ini dilaksanakan di Desa
buah minuman segar jeruk ini sangat kaya Talang Aling, Kecamatan Talang Empat,
akan mineral dan vitamin C. Oleh karena Kabupaten Bengkulu Tengah, Propinsi
itu sangat baik digunakan untuk minuman Bengkulu, dan Balai Benih Induk
buah bernutrisi. Kandungan mineral dan Hurtikultura (BBIH) Bengkulu Tengah
vitamin C itu sangat baik untuk mencegah pada bulan agustus tahun 2015. Pemilihan
penyakit pernafasan, penguat tulang dan lokasi penelitian dilakukan dengan
pemacu pertumbuhan. Setiap rumah sengaja (purposive) dengan pertimbangan
tangga sebaiknya menggunakan jeruk ini bahwa Kabupaten Bengkulu Tengah
untuk obat, bumbu dapur, bumbu kue, merupakan salah satu penghasil jeruk
ramuan cantikan dan minuman segar kalamansi di Propinsi Bengkulu.
66
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember2016
67
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember 2016
antara nilai pembelian dengan nilai sisa penerimaan tersebut dan usaha tersebut
yang ditafsirkan dengan lamanya modal menguntungkan. Jika R/C < 1, berarti
pakai. Metode yang digunakan ini adalah penerimaan yang diterima lebih kecil dari
metode garis lurus. Metode ini digunakan tiap unit yang dikeluarkan, maka
karena jumlah penyusutan alat tiap usahatani tersebut tidak menguntungkan
tahunnya dianggap sama dan diasumsikan untuk dijalankan.
tidak laku bila dijual (Soekartawi et al.,
1986). HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Balai Benih Induk Hortikultura
b. Analisis Perbandingan Penerimaan (BBIH) Bengkulu Tengah
dan Biaya (R/C-ratio) Lokasi BBI Hortikultura terletak di Dusun
Analisis pendapatan usahatani selalu Talang Aling Desa Taba Lagan
disertai dengan pengukuran Kecamatan Talang Empat Kabupaten
efisiensi.Untuk mengukur efisiensi Bengkulu Tengah berjarak 20 KM dari
masing- masing usahatani terhadap setiap Ibukota Provinsi Bengkulu, mempunyai
penggunaan satu satuan unit yang luas lahan 45,5 Ha. Sudah dikelola dengan
memberikan kelipatan atau ratio antara baik seluas 23 Ha, dan sisanya seluas 22
jumlah penerimaan dengan jumlah biaya merupakan lahan yang belum
yang merupakan perbandingan antara dimanfaatkan secara optimal. Secara
penerimaan kotor yang diterima usahatani umum mempunyai jenis tanah Podsolik
dari setiap mata uang yang dikeluarkan Merah Kuning (PMK) / Ultisol dengan
dalam proses produksi. Perhitungan R/C PH tanah 5-6 dengan ketinggian tempat
ratio dapat dirumuskan sebagai berikut 60 meter dari permukaan laut . Luas
(Soekartawi et al., 1986) : Lahan Balai Benih Induk Hortikultura
Ratio R/C atas biaya tunai (TI) = Total Talang Aling dan Pemanfaatannya
Penerimaan (TR) -Total Biaya Tunai (TC) disajikan pada Tabel 1.
Jika nilai R/C > 1, maka penerimaan yang
diperoleh lebih besar dari tiap unit biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh
68
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember2016
Adapun topografi lahan BBI Hortikultura jumlah, lokasi, waktu dan harga). Berarti
Talang Aling adalah bergelombang Balai tersebut mempunyai peran dalam
dengan sebagian kecil 5 Ha rawa yang pemasaran buah jeruk (Sudana et al.,
dapat dimanfaatkan untuk usaha padi 2007).
sawah dan perikanan darat, sedangkan
temperatur rata-rata adalah 25oC – 29oC Profil Responden di BBIH
dengan rata-rata curah hujan 3.388 mm Profil Umur
pertahun dan hari hujan 144 hari Pertahun Rata-rata umur penangkar benih jeruk
okulasi adalah 44,3 tahun dengan kisaran
Tugas dan Fungsi BBI Hortikultura 30 sampai 50 tahun. Tingkat pendidikan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi rata-rata SLTA sanpai sarjana pengalaman
Bengkulu Nomor 7 Tahun 2008, maka kerja dengan rata-rata 7,5 tahun.
Kepala Balai berada dibawah dan Persentase umur penangkar benih jeruk
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas okulasi terbanyak pada rentang usia 40-48
Pertanian Provinsi Bengkulu serta tahun yaitu sebanyak 20 orang atau
berkedudukan sebagai pelaksana teknis 57,14% hal ini dapat menunjukan bahwa
operasional Dinas dengan tugas semakin tingi usia tidak mempengaruhi
melaksanakan sebagian kewenangan masa produktif untuk menghasilkan,
desentralisasi dan dekonsentrasi Dinas dimana pada usia 40-48 tahun keluarga
Pertanian dibidang penyediaan benih/bibit responden mulai memenuhi kebutuhan
hortikultura bermutu dari varietas/klon hidup yang tinggi seperti anak memasuki
unggul bagi masyarakat sesuai dengan jenjang kuliah (Tabel 2).
prinsip 7 tepat (jenis, mutu, varietas,
69
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember 2016
70
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember2016
Analisis Usaha Tani Bibit Jeruk nilai penggunaan faktor produksi serta
Kalamansi seberapa besar penggunaanya pada suatu
Usahatani adalah satuan organisasi proses produksi yang bersangkutan
produksi dilapangan pertanian dimana (Soekartawi et al., 1986). Besarnya
terdapat unsur lahan yang mewakili alam, pendapatan ditentukan oleh besar kecilnya
unsur tenaga kerja yang bertumpu pada volume produksi yang dihasilkan dan
anggota keluarga tani, unsur modal yang biaya-biaya yang dikeluarkan
beraneka ragam jenisnya, dan unsur (Ferdiansyah, 2004). Dengan jumlah rata
pengelolaan dan manajemen yang – rata penerimaan Rp 59,369,789 per
perannya dibawakan seseorang yang tahun dan toyal biaya Rp 38,665,500
disebut petani (Tjakrawalaksana dan maka jumlah pendapatan rata –rata nya
Soriaatmaja, 1983). Makeham dan adalah TR – TC sebesar Rp 20,704,289.
Malcolm (1991) mendefinisikan usahatani
Penerimaan total (TR) = 2,077,942,614
sebagai cara bagaimana mengelola
Toral biaya (TC) (Rp) = 1,353,292,493
kegiatan -kegiatan pertanian dengan
Pendapatan Rata Rata
petani sebagai pengelolanya. Jadi analisis
= (TR rata-rata) – (TC rata – rata)
usaha tani bibit jeruk kalamansi di Balai
= Rp. 59,369,789 – Rp. 38,665,500
Benih Induk Hortikultura (BBIH)
= Rp. 20,704,289
Bengkulu Tengah adalah cara bagaimana
mengelola kegiatan-kegiatan pertanian Penerimaan (TR)
terdiri dari unsur lahan yang mewakili Menurut Soekartawi dkk (1986),
alam, unsur tenaga kerja dan unsur modal penerimaan usahatani adalah nilai produk
untuk pengelolaan bibit jeruk kalamansi di total usahatani dalam jangka waktu
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) tertentu. Penerimaan cabang usaha adalah
Bengkulu Tengah jumlah salah satu produk usahatani dalam
jangka waktu tertentu. Penerimaan ini
Analisis pendapatan mencakup produk yang dijual, dikonsumsi
Pendapatan adalah selisih antara rumah tangga petani, digunakan dalam
penerimaan (TR) dengan total biaya (TC). usahatani untuk bibit, digunakan
Penerimaan didapat dari hasil perkalian pembayaran, dan yang disimpan.
antara berapa besar produksi yang dicapai Penerimaan ini dinilai berdasarkan
dan dapat dijual dengan harga satuan perkalian antara total produksi dengan
komoditi tersebut di pasar. Pengeluaran harga pasar yang berlaku.
usahatani dapat diperoleh dari perolehan
71
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember 2016
Penerimaan rata-rata penangkar benih yang dipakai oleh penangkar benih jeruk
jeruk okulasi adalah Rp 59,369,789 per okulasi dalam melakukan penangkaran.
tahun dengan produksi rata-rata 8,824 Peralatan yang di gunakan dalam
batang per tahun. Dari data dapat dilihat penangkar benih jeruk okulasi meliputi:
bahwa penerimaan dengan persentase mesin air, selang, cangkul, arit, gergaji.
keseluruhan yang tinggi yaitu 50% Pisau okulasi, hand sprayer, ember dan
terdapat pada persentase daya kecambah lahan. Biaya penyusutan peralatan
77% jumlah tegakan765 dan jumlah penangkar benih jeruk okulasi rata-rata Rp
okulasi 86%. Hal ini dapat tercapai karena 2.075.998.- (Tabel 5) pertahun dari total
responden melakukan pemeliharaan yang biaya yang dikeluarkan, dari data
intensif dan mempunyai tenaga kerja penyusutan peralatan terdapat perbedaan
okulator yang ahli. Penerimaan dari bibit diantara persentase terkecil, hal ini
yang tersalurkan 244.463 batang,dengan dikarenakan membeli peralatan dengan
harga jual bibit Rp. 8.500 (Tabel 6). harga relatif murah. Biaya penyusutan
Jumlah Produksi (RP) = 244.463.837 barang disajikan pada Tabel 5.
Penerimaan rata- rata (Rp)
= Produksi rata-rata X Harga Jual b. Biaya Perizinan Dan Sertifikasi
= (8.824) x (.,500) (Pelabelan).
= 59.369.789 Biaya perizinan yang dikeluarakan oleh
penangkar benih jeruk okulasi adalah
a. Biaya Penyusutan Alat
sebesar Rp 100.000,-per tahun untuk
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan
perpanjangan surat izin usaha pembenihan
penangkaran benih jeruk okulasi ini tidak
(siup) yang dikeluarkan oleh Dinas
habis dipakai dalam satu kali
Kehutanan dan Perkebuanan Kabupaten
penangkaran. Biaya penyusutan peralatan
Bengkulu Tengah.
yang dihitung adalah semua peralatan
72
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember2016
73
ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. III, No.1, Juli – Desember 2016
74