Makalah Fisika Komputasi Gauus-Seidel
Makalah Fisika Komputasi Gauus-Seidel
Makalah Fisika Komputasi Gauus-Seidel
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-
Nya sehingga makalah yang berjudul matriks dan sistem persamaan linear dapat
kami selesaikan dengan baik sesuai batas waktu yang ditentukan. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah fisika komputasi dengan dosen
pengampuh bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
sangat membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Harapan kami
semoga makalah ini dapat digunakan untuk membantu resensi tugas kuliah dan
digunakan sebagai mana mestinya.
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode numerik merupakan teknik dalam menyelesaikan permasalahan
permasalahan yang diinformasikan secara matematis dengan cara operasi hitungan
(aritmatic). Berbagai permasalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat digambarkan dalam bentuk persamaan matematik . Suatu permasalahan
linier dapat disajikan dengan menggunakan matriks yang dinyatakan dengan :
Ax= b
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Untuk menjelaskan metode literasi Gauss-seidel.
2. Untuk mengetahui hubungan persamaan linear dengan metode literasi
Gauss-seidel.
3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan metode literasi Gauss-seidel
dengan menggunakan aplikasi Matlab.
BAB II
PEMBAHASAN
xi( k 1) f ( x1( k 1) , x2( k 1) ,..., xi(k11) , xi(k1) ,..., xn( k )
rumus untuk hampiran ke-k pada metode iterasi Gauss-Seidel adalah sebagai
berikut :
xi( k )
1
aij
bi j 1 aij xi( k ) j i1 aij x (jk 1)
i 1 n
dengan syarat aii ≠ 0 dan k = 1, 2, ...
Metode iterasi Gauss-Seidel dapat dinyatakan dalam bentuk matriks.
Nyatakan matriks koefisien A sebagai A = D + (L + U), dengan L dan U berturut-
turut adalah matriks segitiga bawah dan atas dengan diagonal nol dan D matriks
diagonal. Rumus iterasi Gauss-Seidel dapat ditulis dalam bentuk :
𝑋 (𝑘) = 𝐷 − 1(𝑏 − 𝐿𝑋 (𝑘) − 𝑈𝑋 (𝑘−1) )
(𝐷 + 𝐿)𝑋 (𝑘) = 𝑏 − 𝑈𝑋 (𝑘−1)
𝑋 (𝑘) = (𝐷 + 𝐿)−1 (𝑏 − 𝑈𝑋 (𝑘−1) )
yang menghasilkan
𝑋 (𝑘) = −(𝐷 + 𝐿)−1 𝑈𝑋 (𝑘−1) + (𝐷 + 𝐿)−1 𝑏
Metode iterasi Gauss-Seidel hampir sama dengan metode iterasi Jacobi.
Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan nilai elemen vektor x baru yang
langsung digunakan pada persamaan di bawahnya. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan sistem persamaan linier berikut,
10x1 – x2 + 2x3 =6 (P1)
-x1 + 11x2 – x3 +3x4 = 25 (P2)
2x1 – x2 + 10x3 – x4 = -11 (P3)
3x2 – x3 + 8x4 = 15 (P4)
Nyatakan terlebih dahulu setiap variabel dalam ketiga variabel yang lain :
1. Nyatakan x1 dari persamaan (P1) dalam x2, x3, dan x4.
2. Nyatakan x2 dari persamaan (P2) dalam x1, x3, dan x4.
3. Nyatakan x3 dari persamaan (P3) dalam x1, x2, dan x4.
4. Nyatakan x4 dari persamaan (P4) dalam x1, x2, dan x3.
hasilnya adalah :
1 2 6
𝑥1 = 10 𝑥2 − 10 𝑥3 + 10 (P5)
1 1 3 25
𝑥2 = 11 𝑥1 − 11 𝑥3 − 11 𝑥4 + 11 (P6)
2 1 1 11
𝑥3 = − 10 𝑥1 + 10 𝑥2 + 10 𝑥4 + 10 (P7)
3 1 15
𝑥4 = − 8 𝑥2 + 8 𝑥3 + (P8)
8
Pada baris pertama, x1baru dihitung berdasarkan x2lama dan x3lama. Kemudian
x1baru tersebut langsung dipakai pada baris kedua untuk menghitung x2baru.
Selanjutnya x1baru dan x2baru digunakan pada baris ketiga untuk mendapatkan x3baru.
Begitu seterusnya hingga x4baru pun diperoleh pada baris keempat.
1 2 6
𝑥1 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = 10 𝑥2 (𝑙𝑎𝑚𝑎) − 10 𝑥2 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + 10
1 1 3 25
𝑥2 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = 11 𝑥1 (𝑏𝑎𝑟𝑢) − 11 𝑥3 (𝑙𝑎𝑚𝑎) − 11 𝑥4 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + 11
2 1 1 11
𝑥3 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = − 10 𝑥1 (𝑏𝑎𝑟𝑢) + 10 𝑥2 (𝑏𝑎𝑟𝑢) + 10 𝑥4 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + 10
3 1 15
𝑥4 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = − 8 𝑥2 (𝑏𝑎𝑟𝑢) + 8 𝑥3 (𝑏𝑎𝑟𝑢) + 8
Sistem persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam indeks k seperti di bawah ini
dimana k adalah jumlah iterasi.
1 2 6
𝑥1 (𝑘) = 10 𝑥2 (𝑘−1) − 10 𝑥2 (𝑘−1) + 10
1 1 3 25
𝑥2 (𝑘) = 11 𝑥1 (𝑘) − 11 𝑥3 (𝑘−1) − 11 𝑥4 (𝑘−1) + 11
2 1 1 11
𝑥3 (𝑘) = − 10 𝑥1 (𝑘) + 10 𝑥2 (𝑘) + 10 𝑥4 (𝑘−1) + 10
3 1 15
𝑥4 (𝑘) = − 8 𝑥2 (𝑘) + 8 𝑥3 (𝑘) + 8
Jika diberikan nilai-nilai awal x(0) adalah x1(0) = 0, x2(0) = 0, x3(0) = 0, dan x4(0) = 0,
atau dinyatakan sebagai hampiran awal x(0) = (0;0;0;0)T, jika pada k = 1 akan
memperoleh hampiran pertama sebagai berikut :
(1)
𝑥1 = 0,6000
(1)
𝑥2 = 2,3272
(1)
𝑥3 = −0,9873
(1)
𝑥4 = 0,8789
Lalu proses perhitungan diulangi lagi dengan k = 2. Begitu seterusnya proses ini
diulang-ulang lagi untuk nilai-nilai k berikutnya sampai x(k) mendekati solusi yang
sesungguhnya, yaitu
x = (1; 2; -1; 1)T
Contoh soal :
1. Selesaikan persamaan berikut ini :
4𝑥 − 𝑦 + 𝑧 = 7
4𝑥 − 8𝑦 + 𝑧 = −21
−2𝑥 + 𝑦 + 5 𝑧 = 15
Jawab :
Berikan nilai awal 𝑥0 = 0, 𝑦0 = 0, 𝑍0 = 0
Persamaan disusun menjadi :
7+𝑦−𝑧
𝑥=
4
21 + 4𝑥 + 𝑧
𝑦=
4
15 + 2𝑥 − 𝑦
𝑧=
5
Lakukan proses literasi
Iterasi 1 :
7+0−0
𝑥1 = = 1.75
4
21 + 4(4.175) + 0
𝑦1 = = 3.5
8
15 + 2(1.75) − 3.5
𝑧1 = =3
5
Iterasi 2:
7 + 3.5 − 3
𝑥2 = = 1.875
4
21 + 4(1.75) + 3
𝑦2 = = 3.9375
8
15 + 2(1.875) − 3.9375
𝑧2 = = 2.9625
5
Iterasi 3 :
7 + 3.9375 − 2.9625
𝑥3 = = 1.99375
4
21 + 4(1.99375) + 2.9625
𝑦2 = = 3.992188
8
15 + 2(1.99375) − 3.992188
𝑧3 = = 2.999063
5
.................................
𝑥8 = 2
𝑦8 = 4
𝑧8 = 3
Terlihat bahwa selisih nilai 𝑥, 𝑦, 𝑧 pada iterasi ke-7 dan ke-8 semakin kecil
sehingga 𝑥 = 2, 𝑦 = 4, 𝑑𝑎𝑛 𝑧 = 3
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah :
Metode Gauss-Seidel digunakan untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear (SPL) berukuran besar dan proporsi koefisien nolnya
besar. Pembulatan dapat diperkecil karena dapat meneruskan iterasi
sampai solusinya seteliti mungkin sesuai dengan batas sesatan yang
diperbolehkan. Tapi, metode ini tidak bisa digunakan untuk system
persamaan linier yang berukuran kecil.
Aplikasi gauss seidel meliputi bidang komputasi dan bidang
teknologi.
Gauss seidel mempunyai kelebihan dan kekurangan. Diantara
kelebihannya adalah lebih menghemat waktu dalam menyelesaikan
persamaan yang rumit. Namun kekurangannya adalah tidak semua
persamaan menghasilkan jawaban yang benar.