Miniriset
Miniriset
Miniriset
DISUSUN OLEH :
KHAIRUN NISYA
8186175001
PENDIDIKAN FISIKA DIK A 2018
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah mini riset ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan
membahas mengenai ” Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa SMA Swasta
Budi Satria Medan”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai referensi untuk membantu
menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud
dan masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati saya beharap saran dan kritik
demi perbaikan lebih lanjut lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian dilakukan.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada
yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat
kaitannya (Trianto, 2009). Dalam pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok yang berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
tergantung kepada bagaimana proses pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya adalah suatu aktivitas mental seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang
bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor.
Dikatakan positif dikarenakan perubahan perilaku tersebut berlangsung dalam waktu
yang relatif lama (Wina Sanjaya, 2011). Sedangkan Slameto mengatakan bahwa belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Secara umum belajar dapat dikatakan sebagai suatu
proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, baik berwujud pribadi,
fakta ataupun teori (Slameto, 2010).
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan yang terjadi pada individu baik dalam aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh dari pengalaman maupun hasil interaksi dengan
lingkungannya.
2.1.2 Hasil Belajar
Tingkat kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat
diketahui dari hasil belajar. Hasil belajar adalah berkaitan kemampuan yang diperoleh
peserta didik setelah melalui proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan.
Hasil belajar siswa di sekolah biasanya dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai
berdasarkan tes hasil belajarnya.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak
pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam
angka rapor, angka dalam ijazah atau meloncat setelah latihan. Dampak pengiring
adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain (Dimyati dan Mudjiono,
2009).
Fungsi dari hasil belajar bukan saja untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting lagi adalah
sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar baik secara individu
atau kelompok. Hasil belajar yang ingin dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti usaha atau aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri dan
keadaan lingkungan yang menunjukkan usaha atau aktivitas siswa pada waktu belajar.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka guru sebagai perencana kegiatan perlu
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor yang
datang dari diri sendiri maupun faktor yang datang dari luar.
Bab III menjelaskan hasil dan pembahasan penelitian berupa data hasil angket yang
diberikan kepada 35 siswa kelas XII Ipa 2 SMA SWASTA BUDI SATRIA MEDAN disertai
pembahsan yang dikaitkan dengan sumber yang relevan.
3. Hasil Penelitian
3.1 Kesulitan Dan Kendala Yang Dialami Siswa Dalam Belajar Fisika
Berdasarkan angket yang telah saya berikan kepada siswa, maka yang yang saya
peroleh adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1
Dari Tabel 3.1 diatas dapat kita ketahui bahwa persentase kendala sisiwa saat
belajar fisika yang paling tinggi terdapat pada rumus-rumus fisika dengan 42,9%,
dikarenakan siswa mengalami kesulitan saat menurunkan rumus dan tidak mengerti
pengaplikasian rumus. Dan persentase yang paling rendah terdapat saat dalam belajar
fisika sulit dipahami siswa dengan persentase 8,5%.
Dari hasil angket terkait dengan kendalan siswa dalam belajar, siswa mengatakan
bahwa guru mereka jarang menyelesaikan materi dengan tuntas, sehingga mereka
kurang paham dan mengerti tentang pelajaran fisika, kemudian pada saat proses
pembelajaran berlangsung guru sangat serius dalam menyampaikan materinya, jarang
tersenyum, dan membuat candaan sehingga, proses pembelajaran mennjadi tegang dan
hampir semua siswa tidak menyukai hal tersebut.
3.2 Hal Yang Dapat Membuat Siswa Minat Dalam Belajar Fisika
Berdasarkan angket yang telah saya berikan kepada siswa, maka yang saya
peroleh adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2
Dari Tabel 3.1 diatas dapat kita ketahui bahwa persentase yang membuat siswa
minat saat belajar fisika yang paling tinggi terdapat pada belajar serius tapi santai
dengan persentase 57,1%, hal ini dikarenakan guru fisika mereka dikelas terlalu serius,
tidak pernah bercanda, tidak pernah tersenyum dan ramah. Hal ini sesuai dengan apa
yang mereka tulis dalam angket yang diberikan. Dan persentase yang paling rendah
terdapat pada pembelajaran menarik dengan persentase 8,6%.
Dari hasil angket terkait dengan minat siswa saat belajar fisika, siswa
mengatakan hal yang dapat membuat mereka lebih mudah dalam belajar fisika adalah
berdiskusi dengan teman, guru menjelaskan aplikasi dari yang dipelajari, guru
membawa media pembelajaran, guru membawa praktikum, dan guru harus asyiik saat
belajar.
Dari hasil angket diperoleh 33 siswa memilih pelajaran fisika bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari, sementara 2 siswa memilih kurang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Dari hasil angket juga di peroleh 19 siswa memilih tertarik dalam belajar
fisika secara mandiri, 16 siswa memilih kurang tertarik dalam belajar fisika secara
mandiri.
Dari hasil angket diperoleh bagaimana kegiatan belajar yang disenangi siswa saat
belajar fisika. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Kegiatan Yang Disenangi Siswa Saat Belajar Fisika
No Kegiatan Yang Disenangi Siswa Saat Belajar Fisika Jumlah Siswa Memilih
1. a. Guru menjelaskan sampai tuntas 29 Siswa
2. b. Tanya jawab dengan guru 10 Siswa
3. c. Berdiskusi dengan teman 16 Siswa
4. d. Menyaksikan demonstrasi fisika 4 Siswa
5. e. Melakukan eksperimen di laboratorium 28 Siswa
6. f. Membuat proyek 5 Siswa
7. g. Melakukan penyelidikan 9 Siswa
8. h. Belajar memecahkan permasalahan yang terkait 10 Siswa
dengan kehidupan sehari-hari
Dari hasil angket diperoleh bagaimana kegiatan belajar fisika dilakukan agar
sisiwa lebih paham mengenai pembelajaran fisika. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel 3.4
Dari Tabel 3.5 dapat kita peroleh bahwa banyak siswa yang menjawab benar
adalah 19 siswa, menjawab mungkin benar 15 siswa, dan menjawab mungkin salah 1
siswa, dengan alasan yang berbeda-beda. Salah satu alasan dari yang menjawab benar
terkait argumen dan penyataan soal nmor satu adalah karena jika lampu menyala,
benda-benda di dalam ruangan jauh lebih terang dari pada benda-benda diluar kaca dan
kaca juga memantulkkan banyak cahaya, sehingga sulit untuk melihat benda-benda di
luar ruangan.
Berdasarkan hasil jawaban yang tertulis pada angket tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa kurang memahami konsep fisika dari soal pertama, hal ini dapat kita lihat
dari apa yang ditulisnya dalam angjet, memang pilihannya tepat tetapi alasan dari
jawabannya kurang baik.
Dari angket yang diberikan kepada siswa dapat dilihat bahwa siswa SMA
SWASTA BUDI SATRIA MEDAN juga kurang kreatif dalam memecahkan suatu proses
permaslahan fisika yang terkait dalam kehidapan sehari-hari. Jawaban dari angket siswa
cenderung sama satu dengan yang lainnya. Dan tidak ada satu pun yang kreatif dalam
memecahkan permaslahan tersebut. Contoh dari jawaban angket siswa terkait soal
nomor dua adalah harus berhati-hati saat mengendarai, harus fokus, harus sefti, harus
menghindari jalan yang licin dan berlubang, dan mengatur kecepatan kendaraan agar
normal tidak kencang, dan memastikan ban kendraan tidak gundul. Menurut saya
jawaban dari siswa kurang kreatif di dukung oleh hasil angket yang mereka tulis.
Berdasarkan hasil angket siswa persentase siswa berpikir kritis lebih tinggi dari
pada berpikir kreatif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang menjawab
dengan benar soal yang nomor satu dibandingkan dengan siswa menjawab nomor dua.
Walaupun penjelasan yang dituliskan siswa dalam angket dari soal nomor satu masih
kurang akan pemahaman konsep fisika yang sebenarnya.
3.4 Hubungan Kesulitan Dalam Belajar Fisika Dengan Kemampuan Menjawab Soal
Berpikir kritis dan Kreatif
Dari hasil angket dapat di peroleh bahwa kesulitan belajar yang di alami siswa
dalam belajar fisika sangat berhubungan dengan kemampuan menjawab soal bepikir
kritis dan kreatif. Banyak kesulitan yang dialami siswa dalam belajar fisika seperti pada
Tabel 3.1 sehingga, pemahaman siswa dalam menjawab soal berpikir kritis dan kreatif
kurang sesuai dengan hasil angket sesuai dengan Tabel 3.5. Namun, dari hasil angket
juga diketahui bahwa siswa memiliki kesadaran dan ketertarikan terhadap
pembelajaran fisika seperti Tabel 3.6
30
25
20
15
10
0
Fisika Bermanfaat Bagi Kehidupan tertarik belajar fisika secara mandiri
Berdasarkan dari Gambar 3.1 siswa memiliki minat dan kesadaran yang tinggi
terhadap pembelajaran fisika. Apabila minat dan kesadaran siswa tinggi, tidak
mengalami kesulitan dalam belajar fisika, dan merasa fisika merupakan hal yang sangat
menyenagkan pasti siswa-siswa tersebut dapat dan mampu menjawab soal berpikir
kritis dan kreatif pada angket dengan baik dan benar.
Selain itu, guru juga sangat berperan dalam hal ini sebaiknya ketika mengajar
hendaklah membawa media pembelajaran, membawa siswa ke laboratorium, bersikap
ramah, menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, memvariasikan model
pembelajaran sehingga siswa lebih senang dan tertarik dalam belajar fisika.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu seperti yang diteliti oleh Budi (2013)
menyatakan nilai siswa yang diajarkan dengan model yang bervariasi lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran
konvensional. Strategi pembelajaran berbasis masalah yang di terapkannya
memberikan pengaruh besar dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang
diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Meskipun pengaruh tersebut
tidaklah terlalu besar, tetapi kemampuan siswa setelah diajarkan strategi pembelajaran
berbasis masalah dalam menyelesaikan soal tes lebih baik dibandingkan kemampuan
siswa yang setelah diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.
Sejalan pula dengan penelitian yang diteliti oleh Dewi (2018) dengan
memberikan soal berpikir kritis, maka dapat meningkatkan pemahaman dan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran fisika.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Kesulitan dan kendala siswa dalam belajar fisika paling tinggi terletak pada
Rumus-rumus fisika (sulit dipahami, tidak pandai menurunkan rumus, tidak
ngerti menempatkan rumus) dengan persentase 42,9%, dan yang paling rendah
pada saat penyampaian guru dalam belajar fisika (sulit dipahami siswa) dengan
persentase 8,5%.
2. Kemampuan siswa dalam menjawab dan memahami soal berpikir kritis dan
kreatif dalam menyelesaikan permasalahan-permaslahan fisika sangat kecil, di
tandai dengan jawaban yang di tulis siswa pada angket tidak ada yang benar.
3. Hubungan kesulitan belajar fisika dengan kemampuan menjawab soal berpikir
kritis dan kreatif sangat berkaitan. Banyak kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar fisika sehingga, pemahaman siswa dalam menjawab soal berpikir kritis
dan kreatif sanagat kecil dan kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2015 . Penyebab Kesulitan Belajar Fisika. (Diakses pada Minggu, 18 November
2018, (https://www.matrapendidikan.com/2015/07/faktor-penyebab-kesulitan-
belajar-fisika.html)
Anonim .2013 . Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif. (Diakses pada Minggu, 18 November
2018, (http://seulanga23.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikir-kritis-dan-
berpikir.html)
Dimyati,. dan Mujdiono., 2009, Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Novi, Dewi. 2018. Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sma Pada Materi Fluida
Dinamis. Jember : Jurusan Pendidikan Fisika. 7 (2), 02 (162-167)
Slameto., 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Lampiran Jawaban Yang Paling Bagus