Geologi WAI RORO - Laporan Site Visite (Pak Sony)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN AWAL KONDISI GEOLOGI dan

USULAN TIPE BENDUNGAN WAI RORO


Di HALMAHERA

1. UMUM

Pekerjaan penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran tentang morfologi, geologi, struktur dan gejala lain yang nampak di lapangan.
Serta pendataan parameter-parameter teknis jenis tanah yang diperlukan untuk perhitungan-
perhitungan tahap lanjut pekerjaan perencanaan maupun petunjuk dan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan fisik pembangunannya.
Penyelidikan geologi Teknik berupa: Pemetaan geologi permukaan, Bor inti dan Pengambilan
contoh tanah tak terganggu dan terganggu dari test pit; untuk pengujian di laboratorium
mekanika tanah dan batuan meliputi serangkaian analisa dari contoh tanah tidak terganggu
(UDS) dan contoh tanah terganggu (DS), terdiri dari analisa index properties dan analisa
engineering properties.

2. GEOLOGI REGIONAL RENCANA BENDUNGAN


Berdasarkan peta geologi regional Lembar Ternate, Maluku Utara oleh T. Apandi dan D. Sudana
(1980) diterbitkn oleh Pusat Penenlitian dan Pengembangan Geologi – Bandung. Daerah sekitar
rencana Bendungan Wai Roro didominasi oleh batuan berupa batupasir, napal, tufa, konglomerat
dan batugamping dari Formasi Weda (Tmpw). Pada beberapa tempat terdapat batuan breksi, lava
dan tufa dari Formasi Bacan (Tomb). Umur geologi dari Formasi Weda dan Formasi Bacan
adalah Miocene – Oligocene. Struktur geologi di area ini berupa perlapisan homoklinal ke arah
barat dan struktur sesar turun berarah utara selatan.
Pada bagian aliran sungai terdapat endapan alluvial yang didominasi oleh fragment agregrat
batulempung dan batupasir, sedikit yang berupa agregat batuan beku.
Pada bagian sisi – sisi perbukitan terdapat endapan colluvial yang didominasi tanah lempung
pasiran.

1|Pageof15
3. GEOLOGI PONDASI RENCANA BENDUNGAN
Kondisi geologi berupa batuan yang tersingkap pada badan sungai berupa batuan dasar
Batulempung (Claystone) sisipan Batupasir (Sandstone). Strength batuan pondasi Very high
(VH).

Tabel 1. Parameter Lapangan Kekuatan Batuan

Kondisi batuan dasar berupa Batulempung sisipan Batupasir mempunyai perkiraan nilai kuat
tekan (Uniaxial Compressive Strength = UCS) sebesar 40 – 100 kgf/cm2. Tingkat pelapukan
batuan Moderately Weathered (MW) dengan klas batuan CL class. Allowable bearing capacity
dari batuan pondasi berupa batuan sedimen, dengan tingkat pelapukan bervariasi: 300 – 3000
kPa

Tabel 2. Rock Classification and Estimated Allowable Bearing Capacity

2|Pageof15
Batuan sedimen di area Wai Roro termasuk kelompok batuan kekerasan sedang dengan
perkiraan nilai shear strength batuan pondasi adalah Cohesion 1 - 20 Mpa dan Friction angle 25 -
35° (high friction).

Tabel 1.6. Typical shear strength of intact rock

Batulempung dan batupasir ini mempunyai nilai permeabilitas berkisar antara 5 – 15 Lugeon
atau K = 10-5 cm3/det, dengan kata lain batuan dasar ini semi impermeable atau semi kedap air.
Lapisan alluvial atau endapan sungai sangat tipis dengan tebal kurang dari 2.0 m. Tanah penutup
di sekitar tapak bendungan mempunyai ketebalan antara 3.0 m sampai 10.0 m.

Tabel 3. Estimation of permeability from discontinuity frequency (Bell, 1992)

Secara umum parameter batuan pondasi berupa batuan sedimen klastik sebagai berikut:
- Karakter rekahan atau joints terisi oleh material sehingga tingkat permeability batuan
semi permeable, dapat ditingkatkan kekedapan pondasi dengan grouting treatment
blanket, consolidation dan curtain grouting.
- Tingkat deformasi batuan pondasi untuk bendungan adalah sangat kecil.

3|Pageof15
- Kekuatan batuan pondasi medium strength.

Tabel 4. General Engineering properties of common rocks (Hunt, 2005)

4. POTENSI BOCORAN KOLAM WADUK

Geomorfologi di sekitar lokasi as rencana Bendungan Wai Roro adalah merupakan lembah
sungai berbentuk “U” atau “U” shape valley. Geomorfologi daerah genangan adalah merupakan
perbukitan bergelombang lemah, dengan kondisi jalur rembesan yang panjang sehingga aman
terhadap potensi bocoran di kolam waduk.
1. Bergelombang lemah
2. Jalur rembesan panjang ke arah lembah sebelahnya
3. Maksimum water head adalah 25 – 50 meter pada daerah waduk.
4. Batuan dan tanah penutup berupa tanah lempung impermeable.
Keempat kondisi di atas mengindikasikan bahwa daerah rencana genangan adalah kedap air dan
kemungkinan terjadi bocoran adalah kecil.

4|Pageof15
Lokasi Rencana Bendungan Wai Roro

Gambar 1. Peta Geologi Regional Lembar Ternate, Maluku Utara

5|Pageof15
BENDUNGAN WAI RORO

Gambar 2. Peta Geologi Regional Lembar Ternate, Maluku Utara – Area Bendungan Wai Roro
6|Pageof15
5. BAHAN MATERIAL

- Tanah Lempung (Clay) untuk Inti Kedap Air

Bahan material untuk timbunan tanah berupa lanau lempungan, dapat diperoleh di lokasi rencana
borrow area di daerah genangan. Lanau lempungan berwarna coklat, dengan membuang seluruh
lapisan tanah penutup sedalam 1.5 m, kemudian di bawahnya setebal 1.5 - 3 m dapat digunakan
sebagai bahan timbunan tanah.

- Pasir dan Kerikil untuk Filter dan Concrete

Sumber untuk keperluan bahan pasir dan kerikil sebagai bahan filter dan concrete direncanakan
diambil dari luar lokasi, karena pasir di daerah ini secara sepintas kwalitasnya kurang memenuhi
syarat.

- Batu untuk Rip-Rap

Sumber untuk keperluan bahan material batu untuk rip-rap diambil dari boulder atau bongkah
batuan andesit di daerah genangan. Bahan batu berupa jenis andesit kwalitas sedang, dengan
perkiraan nilai kuat tekan 500 kgf/cm2.

6. TANAH (CLAY) UNTUK INTI KEDAP AIR


Penelitian untuk bahan material kedap air (tanah lempung), dilakukan dengan test pit pada
rencana borrow area, dan test laboratorium berupa sifat fisik dan sifat mekanik tanah.
Bahan untuk timbunan zona kedap air, merupakan bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan untuk
pembangunan bendungan tipe urugan. Stabilitas bendungan sangat tergantung pada pemilihan
bahan urugan ini, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah:

1. Koefisien permeabilitas dari bahan k ≤ 10-5 cm/det, pada hakekatnya semakin halus
butiran suatu bahan semakin rendah koefisien permeabilitasnya. Jenis tanah yang dapat
digunakan adalah GC, SC, CL, SM, MH dan CH.
2. Mudah pelaksanaan pemadatannya, dalam hal ini banyak dipengaruhi oleh kadar air
aslinya di lapangan. Jika kadar air aslinya (Wn) berada dekat dengan kadar air
7|Pageof15
optimumnya (OMC standar proctor), maka pemadatan mudah dilakukan. Pemadatan
tanah harus dilakukan pada OMC <Wn<OMC+3% dan harus mencapai kepadatan D=
92% - 95%, sehingga semua parameter disain harus disesuaikan dengan kadar air dan
kepadatan yang direncanakan.
3. Tidak mengandung zat-zat organis yang mudah terurai. Zat-zat organis yang mudah
terurai mengakibatkan perubahan-perubahan fisik pada tanah tersebut, sehingga
mempengaruhi stabilitas dari bahan.
4. Tidak termasuk kategori tanah lempung dispersif.

Jenis Pengujian

Specific gravity
Unit weigth
Natural Water Content
Grain size
Double Hydrometer
Pemadatan (Compaction)
Consolidation
Kerembesan (Permeability)
Triaxial UU dan CU
Organic content ASTM C40
(standar warna)

Tabel 5. Usulan test Bahan Tanah Lempung

7. PASIR DAN KERIKIL UNTUK FILTER DAN CONCRETE

Untuk material berbutir kasar sand gravel dari endapan alluvial dan lokasi borrow area pasir
perlu dilakukan pengujian laboratorium sebagai berikut:

8|Pageof15
Jenis Pengujian

Specific gravity
Absorpsi
Alkali durability
SC: Silika larut RC: Reduksi alkali
Abrasi
Grain size
Pemadatan
Kerembesan
Kadar lumpur
Kadar lempung
Organic content ASTM C40
(standar warna)

Tabel 6. Usulan test Bahan Pasir Kerikil

8. BATU UNTUK RIP-RAP

Terdapat cadangan batu (rock) yang terletak di sekitar area hulu genangan. Batuan berupa
bongkah – bongkah batu andesit. Test yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

Jenis Pengujian

Specific gravity
Kuat tekan
Abrasi
Alkali Reaksi

Tabel 7. Usulan Uji Bahan Batuan


9|Pageof15
9. KETERSEDIAAN MATERIAL TIMBUNAN

Perkiraan kebutuhan dan ketersedian material konstruksi bendungan yaitu berupa tanah, pasir
dan batu. Ketersediaan material konstruksi bendungan berupa bahan timbunan tanah inti
diperkiraan mencukupi dan dapat diperoleh disekitar rencana bendungan, dengan jarak
maksimum pengambilan 5 km dari lokasi bendungan.

Tabel 4. Perkiraan Ketersediaan Material Timbunan

Jarak dari Nama Lokasi (Desa) Perkiraan


Peruntukan dan Lokasi Material Bendungan Volume Tersedia
(km) (m3)

MATERIAL TANAH INTI (atau HOMOGEN)


Daerah genangan 0.2 - 1.0 500.000

MATERIAL PASIR KERIKIL


Dari luar lokasi 5-8 Bendung Wai Roro 700.000

MATERIAL BATU
Daerah genangan 2-3 500.000

Dengan data ketersediaan material baik volume maupun semua jenis bahan timbunan sebagian
dapat diambil dari sekitar rencana Bendungan Wai Roro, kecuali untuk material filter dan bahan
concrete (beton).

10 | P a g e o f 1 5
10. USULAN TIPE BENDUNGAN

Berdasarkan survey awal pada lokasi rencana bendungan, ditinjau dari segi daya dukung pondasi
dan ketersediaan material konstruksi maka diusulkan untuk pemilihan tipe bendungan adalah:
ZONED EARTH FILL TYPE.

Untuk karakteristik perlapisan timbunan untuk tiap-tiap zone adalah sebagai berikut:

Table 8. Embankment dam typical construction materials.

Zone Description Construction materials


1 Earth fill Clay, sandy clay, clayey sand, silty sand, possibly with some
gravel. Usually more than 15% passing 75 .tm, preferably more.
Note that weathered siltstone, shale and sandstone can be
compacted in thin layers to give sufficiently fine material
2A Fine filter Sand or gravelly sand, with less than 5% (preferably less than
2%) fines passing 75 mm. Fines should be non plastic.
Manufactured by crushing, washing, screening and recombining
sand-gravel deposits and/or quarried rock
2B Coarse filter Gravelly sand or sandy gravel, manufactured as for Zone 2A.
Zones 2A and 2B are required to be dense, hard durable
aggregates with similar requirements to that specified for
concrete aggregates. They are designed to strict particle size
grading limits to act as filters
2C Upstream filter and Sandy gravel/gravelly sand, well graded. 100% passing 75 mm,
filter under rip rap not greater than 8% passing 75 tm. fines non plastic. Usually
obtained as crusher run or gravel pit run with a minimum of
washing, screening and regarding. Relaxed durability and filter
design requirement compared to Zones 2A and 2B
2D Fine cushion layer Silty sandy gravel well graded. preferably with 2-12% passing
75 mm to reduce permeability (Sherard 1985). Obtained by
crushing and screening rock or naturally occurring gravels or as
crusher run. Larger particles up to 200 mm are allowed by some
authorities (Fitzpatrick et al. 1985)
2E Coarse cushion layer Fine rock till placed in 500 mm layers to result in a well graded
sand/gravel/cobbles mix which satisfies filter grading
requirements compared to Zone 2D
3A Rock fill Quarry run rock fill, possibly with oversize removed in quarry
or on dam. Preferably dense, strong, free draining after
compaction, but lesser properties are often accepted. Compacted
in 0.5 to 1 meter layers with maximum particle size equal to
compacted layer thickness
3B Coarse rockfill Quarry run rock fill. Preferably dense, strong, free draining after
compaction, but lesser properties are often accepted. Compacted
in 1.0 to 1.5 m layers with maximum particle size equal to
compacted layer thickness

11 | P a g e o f 1 5
4 Rip rap Selected dense durable rock fill sized to prevent erosion by wave
action. In earth and rock fill dams often constructed by sorting
larger rocks from adjacent 3A and 38 zones. In earth fill dams
either selected rock fill or a wider zone of quarry run rock fill

12 | P a g e o f 1 5
GAMBAR 3. PETA LOKASI BENDUNGAN WAI RORO dan LOKASI QUARRY BATU – BORROW AREA TANAH LEMPUNG, PASIR DAN AGREGAT BATU

SG-FT1
TP-03
TP-02
TP-01 TP-04
QR-1
SG-FT2

13 | P a g e o f 1 5
FOTO – FOTO LAPANGAN
Foto Kegiatan Testpit-1 Foto Lubang Testpit-1 Foto Lubang Testpit-1

Foto Kegiatan Testpit-2 Foto Lubang Testpit-2 Foto Lubang Testpit-2

14 | P a g e o f 1 5
Foto Kegiatan Testpit-3 Foto Lubang Testpit-3 Foto Lubang Testpit-3

Foto Kegiatan Testpit-4 Foto Lubang Testpit-4 Foto Lubang Testpit-4

15 | P a g e o f 1 5
FOTO – FOTO LAPANGAN
Foto Kegiatan Sampel Sand Gravel Sungai K.Foyata Foto Kegiatan Sampel Sand Gravel Sungai K.Foyata Foto Kegiatan Sampel Sand Gravel Sungai K.Foyata

Foto Kegiatan Sampel Sand Gravel Anak Sungai K.Foyata Foto Kegiatan Sampel Random, Batupasir Foto Kegiatan Sampel Random, Batupasir

16 | P a g e o f 1 5
Foto Batuan Wairoro

Koordinat LP 3714986, 2003173 Waktu Pagi

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Batupasir : Batuan berwarna kecoklatan, kondisi lapuk, ukuran butir pasir sangat halus-halus
(0,062-0,25mm), bentuk butir membundar, sortasi baik, kemas grain supported, mineral
kuarsa. N171E/51

Foto Dekat Foto Jauh

Koordinat LP 0371513, 0020048 Waktu Pagi

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Batupasir : Batuan berwarna kecoklatan, kondisi agak lapuk, ukuran butir pasir sangat halus-halus
(0,062-0,25mm), bentuk butir membundar, sortasi baik, kemas grain supported, mineral kuarsa.
N348E/40

Foto Dekat Foto Jauh

17 | P a g e o f 1 5
Koordinat LP 0372413, 0019543 Waktu Pagi

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Batupasir : Batuan berwarna kecoklatan, kondisi lapuk, ukuran butir pasir sangat halus-halus (0,062-
0,25mm), bentuk butir membundar, sortasi baik, kemas grain supported.

Foto Dekat Foto Jauh

Koordinat LP 0370587, 0020109 Waktu Pagi

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Batupasir : Batuan berwarna coklat, kondisi sangat lapuk, ukuran butir pasir sangat halus-halus
(0,062-0,25mm), bentuk butir membundar, sortasi baik, kemas grain supported.

Foto Dekat Foto Jauh

Koordinat LP 0498795, 0226238 Waktu Siang

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Batupasir : Batuan berwarna coklat, kondisi sangat lapuk, ukuran butir pasir sangat halus-halus
(0,062-0,25mm), bentuk butir membundar, sortasi baik, kemas grain supported.

Foto Dekat Foto Jauh

18 | P a g e o f 1 5
Koordinat LP 0369351, 0021215 Waktu Sore

Lokasi Wairoro Cuaca Mendung

Deskripsi
Konglomerat : warna abu kehitaman, kondisi sangat sangat lapuk, matriks pasir halus, komposisi
monomik, fragmen batu andesit, ukuran bongkah, pemilahan buruk.

Foto Dekat Foto Jauh

Koordinat LP 0369147, 0021073 Waktu Pagi

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Konglomerat : warna abu kehitaman, kondisi sangat sangat lapuk, matriks pasir halus, komposisi
monomik, fragmen batu andesit, ukuran bongkah, pemilahan buruk.

Foto Dekat Foto Jauh

Koordinat LP 0372413, 0019543 Waktu Pagi

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Alluvial berukuran kerikil sampai bongkah fragment batu andesit dan batupasir

Foto Dekat Foto Jauh

19 | P a g e o f 1 5
Koordinat LP 0372420, 0019886 Waktu Siang

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Alluvial berukuran kerikil sampai bongkah fragment batu andesit dan batupasir

Foto Dekat Foto Jauh

Koordinat LP 0370987, 0019962 Waktu Siang

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Alluvial berukuran kerikil sampai bongkah fragment batu andesit dan batupasir

Foto Dekat Foto Jauh

Koordinat LP 0369109, 0021444 Waktu Siang

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Alluvial berukuran kerikil sampai bongkah fragment batu andesit dan batupasir.

Foto Dekat Foto Jauh

20 | P a g e o f 1 5
Koordinat LP 0372512, 0019756 Waktu Pagi

Lokasi Wairoro Cuaca Cerah

Deskripsi
Alluvial berukuran kerikil sampai bongkah fragment batu andesit dan batupasir.

Foto Dekat Foto Jauh

21 | P a g e o f 1 5
GAMBAR 4. PETA GEOLOGI BEDUNGAN WAI RORO

33
TP-03

40
TP-02
TP-01 TP-04

51

22 | P a g e o f 1 5
GAMBAR 4. GAMBAR PENAMPANG GEOLOGI BENDUNGAN WAI RORO

A B
250 250
237,5 237,5
225 225
212,5 212,5
200 200
187,5 187,5
175 175
162,5 162,5
150 150
137,5 137,5
125 125
112,5 112,5
100 100
87,5 87,5
75 75
62,5 62,5
50 50
37,5 37,5
25 25
12,5 12,5
0 0
-12,5 -12,5
-25 -25
-37,5 -37,5
-50 -50
-62,5 -62,5
-75 -75
-87,5 -87,5
-100 -100
112,5 112,5
-125 -125
137,5 137,5
-150 -150

No.
Tgl Yang direvisi Direnc Diset
rev.

23 | P a g e o f 1 5

Anda mungkin juga menyukai