Laporan Geologi Teknik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN GEOLOGI TEKNIK

EKSKURSI BENDUNGAN SAGULING & BENDUNGAN


RAJAMANDALA KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI
JAWA BARAT

Disusun oleh :
SHOFIE I PUTRA
072.12.202

TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2014
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ekskursi Geologi Teknik merupakan bagian dari praktikum Geologi Teknik yang
menjadi satu kesatuan dengan kuliah Geologi Teknik. Dalam ekskursi ini diharapkan dapat
memberikan pencerahan kepada mahasiswa geologi mengenai aplikasi ilmu geologi dalam
royek pembangunan besar, seperti bendungan.

Bendungan merupakan bangunan konstruksi besar yang memerlukan peran seorang


ahli geologi teknik dalam hal melakukan perancangan dan perencanaan pembangunan
bendungan tersebut. Bendungan Saguling adalah bendungan yang sudah jadi dan sudah
beroperasi dengan aktif, maka dari itu bendungan ini dapat dijadikan pedoman ideal untuk
informasi berupa bentuk, tipe bendungan dan bagian dari bendungan lainnya serta mengenai
perawatan sebuah kontruksi besar tersebut. Sedangkan Bendungan Rajamandala masih dalam
proses pembangunan maka dari itu, mahasiswa dapat melihat dan mempelajari apa saja
pertimbangan yang digunakan dalam membangun wadut yang berfungsi utama sebagai PLTA.

Dipilihnya bangunan konstruksi besar berupa bendungan sebagai obyek ekskursi


geologi teknik ini karena dalam pembangunan bendungan peran seorang ahli geologi teknik
sangat penting sehingga peserta ekskursi dapat memahami tingkat kesulitan dalam perencanaan
bendungan tersebut.Ada dua lokasi yang dipilih, yaitu PLTA Saguling yang merupakan
bendungan sudah jadi yang hingga saat ini masih beroperasi dan PLTA Rajamandala yang saat
ini masih dalam pembangunan. Untuk PLTA Saguling yang merupakan bendungan yang sudah
jadi dapat memberi informasi bentuk bendungan saat ini, tipe bendungan, dan bagian dari
bendungan lainnya yang merupakan bangunan pelengkap bendungan serta bagaimana
perawatan bendungan yang dilakukan oeh pihak pengelola.

Untuk PLTA Rajamandala yang masih dalam proses pembangunan akan


memperlihatkan bentang alam yang terpilih dalam perencanaan bendungan dan kegiatan
penyelidikan tanah yang merupakan bagian dari geologi tektonik. Kegiatan tersebut akan dapat
dilihat secara langsung di lapangan.
MAKSUT DAN TUJUAN

Maksud dari ekskursi geologi teknik adalah agar mahasiswa melaksanakan kegiatan
tersebut yang merupakan bagian dari praktikum geologi teknik.

Tujuan Ekskursi Geologi Teknik adalah memberikan wawasan mengenai geologi


teknik dalam pembangunan bendungan secara langsung di lapangan. Sehingga para peserta
ekskursi memahami secara mendalam peran seorang ahli geologi teknik dalam pembangunan
bendungan, dengan demikian teori-teori yang telah dipelajari pada kuliah dapat dilihat
implementasinya secara nyata.

PROSEDUR

1. Pertama-tama kita menuju lokasi ekskursi geologi teknik ini menggunakan bis
2. Setelah tiba disana kita mengadakan presentasi dari pihak PLTA
3. Lalu kita berkeliling menuju Bendungan Saguling dan Raja Mandala
4. Kemudian setelah ekskursi dan pembelajaran di lapangan selesai, kita kembali pulang
PENJELASAN

Yang dapat diamati dari ekskursi kali ini adalah dalam membuat suatu konstruksi
bangunan terowongan kita harus memperhatikan aspek jarak dan juga litologi.Dalam kasus ini
terowongan dibuat melalui litologi Limestone, yang pada akhirnya memerlukan penelitian
khusus dalam pembuatan terowongannya. Karena pada dasarnya batuan Limestone atau
Batugamping memiliki sifat yang sedikit unik, yaitu dapat larut dalam air, sehingga
membutuhkan penelitian khusus

PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah barat kota Bandung dan 100 km sebelah
Tenggara Kota Jakarta. Dapat ditempuh dengan mengendarai kendaraan roda 4 melalui toll
Cipularang dan keluar melalui toll padalarang kemudian dilanjutkan ke arah Citatah. Secara
Umum waktu tempuh sampai ke PLTA saguling adalah 3 jam.

Untuk sampai ke lokasi PLTA Rajamandala dapat ditempuh dapat ditempuh dengan
waktu 20 menit dari kantor PLTA Saguling dengan kendaraan roda empat. Hal ini disebakan
karena letak bendungan PLTA Rajamandala berada dekat dengan Powerhouse PLTA Saguling.
PLTA Saguling yang memanfaatkan Sungai Cimanuk dibangun oleh PLN pada tahun 1985
dengan kapasitas terpasang 4 x 175,18 MW dan produksi Listrik rata-rata per tahun = 2.158
GWH ( CF = 35.12%). Fungsi PLTA Saguling dalam sistem kelistrikan se-Jawa dan Bali,
selain untuk memikul beban puncak juga berfungsi sebagai pengatur frekwensi sistem.Hal ini
dimungkinkan dengan diterapkannya peralatan LFC (Load Freqwency Control) di PLTA
Saguling. Sampai saat ini beroperasi 3 PLTA Sistem Kaskade di aliran sungai Citarmudan di
bagian hilirnya berturut-turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur.
Instalasi Waduk Saguling
Waduk

Duga Muka Air Maks : kurang lebih 643,00 m

Duga Air Min : kurang lebih 623,00 m

Luas Waduk : 4869 Ha

Isi Seluruhnya : 875 m3

Efektif : 611,5 juta m3


Bendungan

Type : urugan batu inti kedap air

Tinggi : 99,00 m

El Puncak bendungan : 650,20 m

Panjang Puncak : 301,40 m

Isi Tubuh Bendungan : 2,79 juta

Rotor dan Turbin PLTA Saguling


Generator Merk : Mitsubishi

Type : Setengah Payung

3 phase, Shnchronous

Kapasitas : 4 x 206,1 MVA

Tegangan : 16,5 KV

Arus : 7,212 Amp.

Frekuensi : 50 Hz

Putaran : 333 Rpm

Turbin : Toshiba

Type : Francis Vertical

Kapasitas : 4 x 178,8 MW

Putaran : 333 RPM

Debit pada Head Normal : 4 x 54,8 m3/ detik

Head : 363,6/355,7/343,4 m
PT.INDONESIA POWER adalah salah satu anak perusahaan listrik milik PT.PLN
(persero) yang didirikan pada tanggal 03 oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkit
Tenaga Listrik Jawa Bali (PT.PLN PJB 1) dan tanggal 03 oktober 2000 PT.PLN PJB I resmi
berganti nama menjadi PT.INDONESIA POWER.

UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SAGULING merupakan salah satu Unit Pelakana


Pengusaha yang berada di bawah PT.INDONESIA POWER dan sebelumnya bernama PLN
Sektor Saguling terbentuk sesuai surat PLN Pusat No. 064/DIR/1984 tanggal 10 Mei 1984
yang mengelola PLTA Saguling.

Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan melalui GITET Saguling dan
diinterkoneksikan ke sistem se-Jawa dan Bali melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET 500 KV) untuk selanjutnya melalui GI – GI dan gardu Distribusi disalurkan ke
konsumen.

Untuk menjaga keadaan Unit Pembangkit, maka dilaksanakn pemeliharaan, baik yang
bersifat rutin, Predictive Maintenanca maupun Periodeik. Begitu pula untuk mengetahui lebih
dini jika terjadi kelainan-kelainan pada kondisi bangunan air, secara rutin dilaksanakan
pemantauan Instrumentasi (Monitoring) yang meliputi Monitoring Survey, Geologi Teknik,
Instrumentasi Dsm dan Sedimentasi. Dalam rangka pelestarian lingkungan, dilakukan
pemantauan kualitas air waduk, penghijauan daerah aliran sungai dan pembersihan
sampah/gulma air secara rutin. Sedangkan untuk pemantauan curah hujan di DAS Citarum
(Saguling) dan debit air masuk waduk serta air keluar pembangkit di monitor dengan sistem
Telemetering.

PLTA Rajamandala merupakan PLTA yang baru yang masih dalam proses pembuatan
yang memanfaatkan sungai Cimanuk. Letak PLTA Rajamandala berada pada hilir dari PLTA
Saguling. Rencana lokasi bendungan (dam site) berada pada hilir (down stream) power house
dari PLTA Saguling. Perencanaan untuk PLTA Rajamandala adalah sebagai berikut :

Kapasitas Terpasang : 47 Mw

Type PLTA : Run of River (ROR)

Bendungan Rencana : Concrete Dam (aproximate)


KESIMPULAN

Jadi dari ekskursi ini kita dapat mengetahui bahwa geologi teknik merupakan jembatan
bagi geologist kepada civil engineering. Pada setiap litologi yang berbeda, karena memiliki
sifat yang berbeda pula maka dibutuhkan teknik-teknik khusus apabila kita ingin melakukan
suatu hal terhadap hal tersebut, contohnya ketika kita ingin membuat terowongan pada
Batugamping akan berbeda dengan apabila kita ingin membuat terowongan pada Batupasir.

Dalam pembangunan waduk di butuhkan peran geologi teknik dalam melakukan


perancanaan dan perancangan waduk dalam hal menjaga kestabilan dan ketahanan pondasi.
Dibutuhkan system pasak untuk pemeriksaan koordinat titik tertentu untuk mengetahui apakah
adanya pergerakan di area waduk.

Pada plester pondasi waduk harus diberi jalan keluarnya air untuk menghindari
swelling yang mengakibatkan kerusakan pondasi. 70% dari jalur Tunnel Headrace
Rajamandala adalah batugamping maka dari itu diperlukan perhatian khusus perihal tingkat
kekerasan dan tingkat pelarutan yang sangat tinggi.

Pelaksanaan pemeliharaan waduk sangatlah penting, maka dari itu harus dilakukan
secara berkala dan rutin. Spill way digunakan untuk menghindari terkikisnya bagian luar dari
tembok waduk.

Anda mungkin juga menyukai