Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat
Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat
Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat
DISUSUN OLEH:
NIM. P07220216001
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Untuk
itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat. Saya
menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini memenuhi
harapan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Keperawatan Gawat Darurat .................................................... 2
B. PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) .............................. 5
C. Tujuan PPGD ........................................................................................ . 5
D. Faktor Penentu Keberhasilan PPGD ..................................................... . 7
E. Filosofi dan Prinsip PPGD .................................................................... . 7
F. Triage .................................................................................................... . 8
G. Lingkup PPGD ...................................................................................... . 9
H. Fungsi dan Peran Perawat Gawat Darurat ............................................ . 10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi
biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap
maupun mendadak. Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua,
yaitu: pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien
gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah
selanjutnya dilakukan survei sekunder.
Tahapan pengkajian primer meliputi: A: Airway, mengecek jalan nafas
dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control servikal, B. Breathing,
mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat
C. Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan D.
Disability,mengecek status neurologis E. Exposure, enviromental control, buka
baju penderitatapi cegah hipotermia. Pengkajian yang dilakukan secara terfokus
dan berkesinambungan akanmenghasilkan data yang dibutuhkan untuk merawat
pasien sebaik mungkin. Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan
kognitif, psikomotor, interpersonal,etik dan kemampuan menyelesaikan maslah
dengan baik dan benar. Perawat harus memastikan bahwa data yang dihasilkan
tersebut harus dicatat, dapat dijangkau, dan dikomunikasikan dengan petugas
kesehatan yang lain. Pengkajian yang tepat pada pasien akan memberikan dampak
kepuasan pada pasien yang dilayani.
Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau
ketrampilan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat
untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di
perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan
keberhasilan Asuhan keperawatan pada system kegawatdaruratan pada pasien
dewasa. dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keperawatan gawat darurat
2. Mengetahui tujuan keperawatan gawat darurat
3. Mengetahui filosofi keperawatan gawat darurat
C. Manfaat
1. Bagi pembaca :
Meningkatkan kesadaran pembaca akan pentingnya mempelajari filosofi
keperawatan gawat darurat.
2. Bagi penulis :
Sebagai panduan dan pedoman bagi mahasiswa dalam memahami arti
penting dari filosofi keperawatan gawat darurat.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Tujuan PPGD
1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat
sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
Mati Klinis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt
Terjadi gangguan fungsi
Sifat Reversible
Mati Biologis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt
Terjadi kerusakan sel
Sifat Ireversible
1. Ruptura Tracheobronkial
2. Kontusio Jantung / Paru
3. Perdarahan
4. Koma
Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan
I. Prinsip
1. Penanganan cepat dan tepat
2. Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien tersebut
( awam, perawat, dokter)
Meliputi tindakan :
1) Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat
2) Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan :
BLS, ALS
J. Triage
Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk
memperoleh prioritas tindakan.
1. Gawat darurat – merah
Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Gawat tidak darurat – putih
Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. Tidak gawat, darurat – kuning
Kelompok pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak
mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.
4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau,
5. Meninggal – hitam
K. Lingkup PPGD
1. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian
dilanjutkan dengan Secondary Survey
2. Menggunakan tahapan ABCDE
A : Airway management
B : Breathing management
C : Circulation management
D: Drug
Defibrilator
Disability
E : EKG
Exposure
3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung
Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya
penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma
dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah
muka dan leher.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan kritis dan kegawat daruratan adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat. Kemudian filosofi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan. Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan
meliputi pertolongan pertama, penanganan transportasi yang diberikan kepada
orang yang mengalami kondisi darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau
perjalanan penyakit di mulai dari tempat ditemukannya korban tersebut sampai
pengobatan definitif dilakukan di tempat rujukan.
B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu institusi
dan rumah sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif keperawatan
kritisdan kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan kegawadaruratan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena manusia tidak ada yang
sempurna, agar penulis dapat belajar lagi dalam penulisan makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA