Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FILOSOFI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

DISUSUN OLEH:

Adelina Ayuning Tyas

NIM. P07220216001

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam pembuatan makalah yang berjudul “Filosofi Keperawatan Gawat Darurat”


terdapat berbagai pengetahuan yang disusun dari berbagai sumber. Ini dimaksudkan agar
pengetahuan yang diperoleh tidak terpaku pada satu sumber saja.

Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Untuk
itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat. Saya
menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini memenuhi
harapan dan bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 15 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul. ............................................................................................ ii


Kata Pengantar ............................................................................................ iii
Daftar isi ...................................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Keperawatan Gawat Darurat .................................................... 2
B. PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) .............................. 5
C. Tujuan PPGD ........................................................................................ . 5
D. Faktor Penentu Keberhasilan PPGD ..................................................... . 7
E. Filosofi dan Prinsip PPGD .................................................................... . 7
F. Triage .................................................................................................... . 8
G. Lingkup PPGD ...................................................................................... . 9
H. Fungsi dan Peran Perawat Gawat Darurat ............................................ . 10

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... . 11
B. Saran .................................................................................................... . 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi
biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap
maupun mendadak. Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua,
yaitu: pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien
gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah
selanjutnya dilakukan survei sekunder.
Tahapan pengkajian primer meliputi: A: Airway, mengecek jalan nafas
dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control servikal, B. Breathing,
mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat
C. Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan D.
Disability,mengecek status neurologis E. Exposure, enviromental control, buka
baju penderitatapi cegah hipotermia. Pengkajian yang dilakukan secara terfokus
dan berkesinambungan akanmenghasilkan data yang dibutuhkan untuk merawat
pasien sebaik mungkin. Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan
kognitif, psikomotor, interpersonal,etik dan kemampuan menyelesaikan maslah
dengan baik dan benar. Perawat harus memastikan bahwa data yang dihasilkan
tersebut harus dicatat, dapat dijangkau, dan dikomunikasikan dengan petugas
kesehatan yang lain. Pengkajian yang tepat pada pasien akan memberikan dampak
kepuasan pada pasien yang dilayani.
Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau
ketrampilan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat
untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di
perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan
keberhasilan Asuhan keperawatan pada system kegawatdaruratan pada pasien
dewasa. dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keperawatan gawat darurat
2. Mengetahui tujuan keperawatan gawat darurat
3. Mengetahui filosofi keperawatan gawat darurat

C. Manfaat
1. Bagi pembaca :
Meningkatkan kesadaran pembaca akan pentingnya mempelajari filosofi
keperawatan gawat darurat.
2. Bagi penulis :
Sebagai panduan dan pedoman bagi mahasiswa dalam memahami arti
penting dari filosofi keperawatan gawat darurat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keperawatan Gawat Darurat


Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu keperawatan gawat
darurat & tehnik keperawatan gawat darurat berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio- spiritual yang komprehensif ditujukan pada semua kelompok usia yang
sedang mengalami masalah kesehatan yang bersifat urgen, akut dan kritis
akibat trauma, proses kehidupan ataupun bencana.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan pelayanan keperawatan gawat darurat
terdiri dari dua area besar yaitu keperawatan emergensi dan keperawatan kiritis
1. Emergency Nursing (Keperawatan Krisis)
Adalah seorang perawat professional terregistrasi / RN profesional
yang memiliki komitmen untuk menyelamatkan dan melaksanakan praktek
keperawatan secara efektif.
a. Perawatan Emergensi
Meliputi Pengkajian, diagnosis & terapi keperawatan yang
dapat diterima baik aktual, potensial, yang terjadi tiba-tiba atau urgen,
masalah fisik atau psikososial dalam episodik primer atau akut yg
mungkin memerlukan perawatan minimal atau tindakan support hidup,
pendidikan untuk pasien atau orang terpenting lainnya, rujukan yg tepat
dan pengetahuan tentang implikasi legal.
b. Lingkungan Emergensi
Merupakan Setting dimana pasien memerlukan intervensi oleh
pemberi pelayanan keperawatan emergency.
a) Pasien Emergensi
Adalah Pasien dengan segala umur baik yang sudah diagnosa,
tidak terdiagnosa atau maldiagnosis problem dengan kompleksitas yg
bervariasi.
Pasien-pasien emergensi memerlukan intervensi nyata dimana dapat
terjadi perubahan status fisiologis atau psikologis secara cepat yg mungkin
mengancam kehidupannya.
b) Dimensi
Keperawatan emergensi memiliki multidimensi meliputi :
Responsibilities (tanggung jawab) ,Function (peran sebagai perawat),
Roles (Panutan), Skills ( dengan pengetahuan khusus)

2. Critical Care Nursing ( Keperawatan Kritis)


a) Definisi keperawatan kritis
Adalah Kegiatan yang tidak hanya menangani keperawatan
pada lingkungan yang khusus atau peralatan khusus namun lebih pada
proses pengambilan keputusan dan kemauan untuk mengambil keputusan
oleh perawat
Definisi Kekritisan ( Webser 1990)
Adalah melakukan kesabaran atau melakukan pengambilan keputusan
secara hati-hati atau melakukan evaluasi secara hati-hati, mampu
membedakan dan berhati-hati Tidak adanya kepastian pemecahan yg
pasti atau teratasinya krisis oleh isu-isu yg masih membingungkan, di
jalani dengan resiko atau tanpa kepastian
b) Kemampuan Perawat kritis
Oleh karena pasien yang dirawat pada area keperawatan kritis
umumnya memiliki masalah lebih dan satu system tubuh bahkan
sistemik maka perawat dituntut untuk dapat memiliki:
a. Pengetahuan tentang Fisiologi & patofisiologi tubuh manusia
b. Proses keperawatan
c. Dasar pengetahuan untuk dapat menginterpretasikan & berespon
terhadap masalah
d. masalah klinis dng ketrampilan tinggi
i. Sedangkan Perhatian Seorang Perawat kritis meliputi antara lain : (T.E.
Oh, 1997)
e. Support hidup
f. Monitoring pasien kritis serta respon pasien terhadap tindakan yg
diberikan
g. Mencegah komplikasi
h. Penatalaksanaan inos
i. Perhatian pada kenyamanan pasien
j. Dapat mengerti, beker:jasama dan memberi informasi &
penyuluhan pada keluarga

B. PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat)


Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun
kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan
emergency patient (pasien darurat).

C. Tujuan PPGD
1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat
sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.

D. Penderita Gawat Darurat


Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan
salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernapasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas

E. Penyebab Kegagalan Organ


1. Trauma/cedera
2. Infeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer
and electrolit)

Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia


dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan
kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang
lebih lama.

Mati Klinis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt
Terjadi gangguan fungsi
Sifat Reversible

Mati Biologis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt
Terjadi kerusakan sel
Sifat Ireversible

F. Kategori Kasus Penyebab Kematian

Immediately Life Threatening Case :

1. Obstruksi Total jalan Napas


2. Asphixia
3. Keracunan CO
4. Tension Pneumothorax
5. Henti jantung
6. Tamponade Jantung

Potentially Life Threatening Case

1. Ruptura Tracheobronkial
2. Kontusio Jantung / Paru
3. Perdarahan
4. Koma

Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan

1. Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan


2. Crush Injury
3. Sindroma Kompartemen

G. Faktor Penentu Keberhasilan PPGD


1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan di tempat kejadian, dalam
perjalanan ke rumah sakit dan pertolongan selanjutnya di puskesmas atau
rumah sakit

H. Filosofi Dasar PPGD


1. Universal
2. Penanganan oleh siapa saja
3. Penyelesaian berdasarkan masalah

I. Prinsip
1. Penanganan cepat dan tepat
2. Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien tersebut
( awam, perawat, dokter)
Meliputi tindakan :
1) Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat
2) Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan :
BLS, ALS
J. Triage
Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk
memperoleh prioritas tindakan.
1. Gawat darurat – merah
Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Gawat tidak darurat – putih
Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. Tidak gawat, darurat – kuning
Kelompok pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak
mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.
4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau,
5. Meninggal – hitam

K. Lingkup PPGD
1. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian
dilanjutkan dengan Secondary Survey
2. Menggunakan tahapan ABCDE
 A : Airway management
 B : Breathing management
 C : Circulation management
 D: Drug
Defibrilator
Disability
 E : EKG
Exposure
3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung
Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya
penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma
dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah
muka dan leher.

L. Peran & Fungsi Perawat Gadar


1. Fungsi Independen
Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)
2. Fungsi Dependen
Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain
3. Fungsi Kolaboratif
Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota
Tim Kes.)

M. Kemampuan Minimal Perawat UGD (Depkes, 1990)


1. Mengenal klasifikasi pasien
2. Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal jantung paru otak, kejang,
koma, perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul &
kasus ortopedi.
3. Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan gawat darurat
4. Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan internal
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan kritis dan kegawat daruratan adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat. Kemudian filosofi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan. Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan
meliputi pertolongan pertama, penanganan transportasi yang diberikan kepada
orang yang mengalami kondisi darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau
perjalanan penyakit di mulai dari tempat ditemukannya korban tersebut sampai
pengobatan definitif dilakukan di tempat rujukan.

B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu institusi
dan rumah sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif keperawatan
kritisdan kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan kegawadaruratan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena manusia tidak ada yang
sempurna, agar penulis dapat belajar lagi dalam penulisan makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Emanuelsen, K.L., Rosenlicht, J.McQ. 1986. Handbook of critical care nursing.


New York: A Wiley Medical Publication.
Holder AR. Emergency room liability. JAMA. 1972; 220: 5.
Mancini MR, Gale AT. 1981. Emergency care and the law. Maryland: Aspen
Publication.
Maryuani, dkk. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans
info media Medis
Wijaya. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar: PSIK FK
UNPAD

Anda mungkin juga menyukai