Makalah Keperawatan Jiwa Tentang Klien Dengan Masalah Krisis
Makalah Keperawatan Jiwa Tentang Klien Dengan Masalah Krisis
Makalah Keperawatan Jiwa Tentang Klien Dengan Masalah Krisis
I.2.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa topik antara lain:
1.Apa itu perawatan kritis?
2.Bagaimana peran perawat kritis dalam keperawatan?
3.Bagaimana bentuk penanganan perawat kritis?
4.Bagaimana memahami karakteristik pasien?
5.Apa saja yang harus dikuasai perawat kritis?
I.3.Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:1.Mahasiswa mampu menguasai konsep dan
perspektif keperawatan kritis.2.Mahasiswa mampu memahami
trend, issue,dan evidence based practice keperawatan.
II. PEMBAHASAN
II.1.Definisi Keperawatan Kritis
Perawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatanyang secara khusus
menangani respon manusia terhadap masalah yangmengancam kehidupan. Secara keilmuan,
perawatan kritis berfokus terhadap penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Untuk
pasien yang kritis, penrnyataan penting yang harus dipahami perawat ialah “waktu adalah
vital”.Sedangkan istilah kritis memiliki artian yang luas penilaian dan evaluasi secaracermat dan
hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar
.Menurut
American Association of Critical-Care Nurses
(AACN),keperawatan kritis adalah keahlian khusus didalam ilmu keperawatan yangdihadapkan
secara rinci dengan manusia (pasien) dan bertanggung jawab atasmasalah yang mengancam jiwa.
Perawat kritis adalah perawat professional yangresmi yang bertanggung jawab untuk
memastikan pasien sakit kritis dan keluarga pasien mendapatkan kepedulian optimal.Asuhan
keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaanrespon manusia terhadap penyakit
actual atau potensial yang mengancamkehidupan. Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis
didefinisikan denganinteraksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan
yangmemberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.
II.2.Ruang Lingkup Keperawatan Kritis
American Association of Critical Care Nurses
(AACN) menyatakan bahwa asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan
responmanusia terhadap penyakit yang actual atau potensial yang mengancam
kehidupan(AACN, 1989).Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan
interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikansumber-
sumber adekuat untuk pemberian perawatan. Pasien yang masuk ke lingkungan keperawatan
kritis menerima asuhan keperawatan intensif untuk berbagai masalah kesehatan. Serangkaian
gejala memiliki rentang dari pasienyang memerlukan pemantauan yang sering dan membutuhkan
sedikit intervensisampai pasien dengan kegagalan fungsi multisystem yang memerlukan
intervensiuntuk mendukung fungsi hidup yang mendasar. Pada umumnya lingkungan
yangmendukung rasio perbandingan perawat – pasien yaitu 1:2 (tergantung darikebutuhan
pasien), satu perawat dapat merawat tiga pasien dan, terkadang seorang pasien memerlukan
bantuan lebih dari satu orang perawat untuk dapat bertahanhidup. Dukungan dan pengobatan
terhadap pasien-pasien tersebut membutuhkansuatu linghkungan yang informasinya siap tersedia
dari berbagai sumber dandiatur sedemikian rupa sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat
danakurat.
II.3.Prinsip Keperawatan Kritis
Pasien kritis adalah pasien yang dengan perburukan patofisiologi yangcepat dapat menyebabkan
kematian. Ruang untuk mengatasi pasien kritis dirumah sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat
(UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, Unit Perawatan Intensif (ICU) adalah bagian
untuk mengatasikeadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian kepada
penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah coroner yang disebut unit perawatan intensif
Koroner Intensif Care Coronary Unit
(ICCU). Baik UGD,ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan
patofisiologi dapat terjadi secara tepat dan dapat berakhir dengan kematian.Prioritas dari gawat
darurat tiap pasien gawat darurat mempunyai tingkatkegawatan yang berbeda, dengan demikian
mempunyai prioritas pelayanan prioritas yang berbeda. Oleh karena itu diklasifikasikan pasien
kritis atas:a.
Exigent:pasien yang tergolong dalam keadaan gawat darurat 1 danmemerlukan pertolongan
segera. Yang termasuk dalam kelompok iniadalah pasien dengan obstruksi jalan nafas, fibrasi
ventrikel, ventrikeltakikardi dan
cardiac arrest
Emergent:yang disebut juga dengan gawat darurat 2 yang memerkukan pertolongan secapet
mungkin dalam beberapa menit. Yang termasuk dalam kelompol ini adalah
miocard infark,aritmia yang tidak stabil dan pneumotorax
Urgent:yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu pertolongan yang dilakukan
lebih panjang dari gawat darurat 2, akan tetapitetap memerlukan pertolongan yang cepat karena
dapat mengancamkehidupan.Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah eksteraserbasiasma,
pndarahan gastrointestual dan keracunan atau Minor
Non urgent : yang termasuk kedalam gawat darurat 4, semua penyakit yang tergolong kedalam
yang tidak mengancam kehidupan.
II.4.Fungsi dan Peran PerawatII
Merekomendasikan pembentukan tim lapangan pada semua trust akut.Tim ini terbentuk sesuatu
dengan filosofi perawatan intensif tanpa batas sebagaisalah satuaspek dari pelayanan perawatan
kritis (Gwinnutt, 2006). Tujuan dari timlapangan ini adalah:a.Berupaya agar pasien tidak perlu
ke ICU dengan mengidentifikasi pasienyang mengalami perburukan dan juga membantu untuk
mencegah agar pasien tidak perlu ke ICU atau memastikan hasil akhir yang terbaik.
b.Memungkinkan pengeluaran pasien dari ICU dengan memberikandukungan, baik saat pasien
keluar dari ICU dan berada dalam ruang perawatan yang secara kontinu menunjukkan
kesembuhan maupun setelah pesien keluar dari rumah sakit.c.Memberikan keterampilan
perawatan kritis kepada staf di ruang perawatandan komunitas, memastikan bertambahnya
kesempatan pelatihan dan praktik keterampilan, serta menggunakan informasi yang diperoleh
dariruang perawatan dan komunitas untuk memperbaiki pelayanan perawatankritis bagi pasien
dan keluarganya.
II.4.2.Peran Perawat Kritis Sebagai Advokat
Pengembangan fungsi adaptif berarti perawat bernegosiasi untuk pasien.Karena pasien dengan
penyakit kritis sering kali tidak dapat secara efektif mengatasi masalah fisiologis dan lingkungan.
Sehingga perlu bagi perawat mengerjakannya untuk pasien apa yang tak mampu mereka
kerjakan untuk dirimereka sehingga energi disimpan. Sebagai advokat pasien, perawat
harusmenghindari penambahan beban yang meningkatkan kebutuhan pasien untuk berinteraksi
bila interaksi tidak mengembangkan adaptasi. Sebagai contoh, energi pasien terpakai untuk rasa
takut terhadap peralatan didekatnya tidak membantumemakai energi dengan menanyakan hal
tersebut dan mendengarkan pengulangan. Demikian juga, energi bertambah pada kebutuhan
untuk secara tetapmendapatkan cinta seseorang tetap ada, tak sebanding dalam penggunaan
energiuntuk berhubungan dengan orang tersebut.Pengembangan keamanan pada pasien penyakit
kritis meliputi penurunankerentanan fisiologik dan emosional. Perasaan aman hilang atau
sedikitnyamenurun secara bermakna kapanpun ada penurunan fungsi pengendalian
tubuh.Hilangnya pengendalian bervariasi mulai dari kelelahan dan kelemahan sampai paralisis.
Hal ini dapat diakibatkan oleh patologi, lingkungan (contoh, dyspneadan kelebihan beban
sensori). Sehubungan dengan penurunan atau hilangnya pengendalian, perawat melakukan
intervensi untuk meningkatkan rasa aman pasien. Hal ini diselesaikan dengan menggunakan
keterampilan, alat-alat, obat-oabatan, dan interaksi, memberikan bantuan pernapasan dengan
respirator, denganmendorong latihan pernapasan, atau dengan tinggal bersama pasien saat
pasienansietas dan kesepian. Pengenalan kebutuhan rasa aman pasien merupakan elemen penting
dalam pendekatan holistic asuhan keperawatan. Selain itu, hal ini sangatmempertimbangkan
“keseluruhan” pasien yang memungkinkan perawat untuk menetapkan prioritas sebagai
negosiator pasien.
II.4.3.Perawatan Critical Care Mempunyai Berbagai Peran Formal, Yaitu:
a.Bedsite nurse: peran dasar dari perwatan kritis.
Hanya mereka yang selalu bersama 24 jam dari 7 hari seminggu.
b.Pendidik critical care: mengedukasi pasien.
c.Care manager: mempromosikan perawat yang sesuai dan tepat waktu
d.Menager unit atau departemen (kepala bagian): menjadi pengarah
e.Perawat klionis spesialis: dapat membantu membuat rencana asuhan keperawatan
f.Perawat praktisi: mengelola terapi dan pengobatan Pada akhirnya perawat critical care
mengkoordinasikan dengan timmengimplementasikan rencana asuhan
keperawatan:a.Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu pasien ataumengganti
pasien yang ditunjuk membuat keputusan. b.Mewakili pasien sesuai dengan pilihan
pasien.c.Mendukung keputusan dari pasien atau menggantu yang ditunjuk, atau perawatan
transfer pasien kritis sama-sama berkualitas.d.Berdoa bagi pasien yang tidak dapat berbicara
untuk mereka sendiri.e.Memantau dan menjaga kualitas perawatan pasien.f.Bertindak sebagai
penghubung antara pasien, keluarga, dan professionalkesehatan lainnya.
II.5.Trend dan Issue Keperawatan Kritis
II.5.1.Pengertian
Trend adalah hak yanag sangat mendaar dalam berbagai pendekatananalisa, trend juga dapat
didefenisikan salah satu gambaran ataupun informasiyang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang populer dimasyarakat.Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjaditerjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang. Isu adalah sesuatu yang sedangdibicarakan
oleh banyak orang namun masih belum jelas faktanya atau buktinya.Trend dan isu keperawatan
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang praktek / mengenai keperawatan
baik itu berdasarkan faktamaupun tidak. Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan
profesioanalkeperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Namun
UGD dan klinik kedaruratan sering di gunakan untuk masalah yang tidak urgen. Yang kemudian
filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,kedaruratan yaitu apapun yang di alami
pasien atau keluarga harus di pertimbangkan sebagai hedaruratanPelayanan gawat darurat tidak
hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi kedaruratan yang di alami pasien tetapi
juga memberikanasukan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan keluarga. Sistem
pelayana bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harusmemiliki kemampuan,
keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggidalam memberikan pertolongan
kedaruratan kepeda pesien.
II.5.2.Faktor yang Mempengaruhi Trend Issue Keperawatan Kritis
1.Faktor agama dan adat istiadat
Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalammembuat keputusan etis.
Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilaiyang diyakini maupun kaidah agama yang
dianutnya. Untuk memahami inimemang diperlukan proses. Semakin tua dan semakin banyak
pengalaman belajar,seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang
dimilikinya.Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yangmenjadi warga negara Indonesia
harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengansila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha
Esa, dimana di Indonesiamenjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar paling utama. Setiap warga
negaradiberi kebebasan untuk memilih kepercayaan yang dianutnya
2.Faktor social
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis.Faktor ini antara lain
meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan danteknologi, hukum, dan peraturan
perundang-undangan.Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap
sistemkesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada programmedis
lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan timkesehatan
III. PENUTUP
III.1.Kesimpulan
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus dalam ilmu perawatan yangmenghadapi secara rinci
dengan manusia yang bertanggung jawab atau masalahyang mengancam jiwa. Perawat kritis
adalah perawat professional yang resmiyang bertanggung jawab untuk memastikan pasien
dengan sakit kritis dankeluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American
Associationof Critical-Care Nurses). Pada saat menjalankan proses keperawatan kritis,
prinsipyang digunakan adalah melakukan pertolongan dengan memilih prioritas pasienmana
yang akan diberikan pelayanan keperawatan terlebih dahulu sesuai tingkatkegawatdaruratan nya
dimana pasien yang sangat terancam hidupnya harus diberi prioritas utama.
DAFTAR PUSTAKA
Hudak dan Gallo.2010. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume1.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.Jevon, Philip. Ewens, Beverley. 2009. Pemantauan Pasien Kritis Edisi
Dua.Morton, Patricia Gonce, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan AsuhanHolistik.
Jakarta: EGC.Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011).Keperawatan
Kritis:Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.Evans, J, Bell, JL, Sweeney, AE,
Morgan, JI & Kelly, HM 2010, 'Confidence inCritical Care Nursing', Nursing Science Quarterly,
vol. 23, no. 4, pp. 334-340.Melnyk, BM, Fineout-Overholt, E, Stillwell, SB & Williamson, KM
2010,'EvidenceBased Practice:Step by Step: The Seven Steps of Evidence-BasedPractice', AJN
The American Journal of Nursing, vol. 110, no.1, pp. 51-53.Bach, V, Ploeg, J & Black, M 2009,
'Nursing Roles in End-of-Life DecisionMaking in Critical Care Settings', Western Journal of
Nursing Research, vol.31,no.4, pp.496512