2070 4531 1 SM
2070 4531 1 SM
2070 4531 1 SM
2, 2011, 23 - 30
Endang Arini
ABSTRAK
Semaraknya budidaya udang intensif tanpa diimbangi dengan penerapan manajemen budidaya yang benar
telah menimbulkan dampak negatif yang cukup besar yakni terbentuknya tanah asam akibat penimbunan
bahan organik yang berasal dari sisa pakan dan hasil metabolism udang, sehingga tambak menjadi tidak
produktif. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas tanah adalah dengan pengapuran, dan
komoditas yang masih bisa dikembangkan diantaranya rumput laut Gracillaria sp. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis kapur terhadap pertumbuhan dan laju pertumbuhan terbaik.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4
ulangan yaitu, A= tanpa kapur, B= dosis kapur 0,02 gr/cm2, C= dosis kapur 0,03 gr/cm2, D= dosis kapur
0,04 gr/cm2. Analisis data menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji Duncan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis kapur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
pertumbuhan dan laju pertumbuhan harian. Dosis 0,04 gr/cm2 memberikan pertumbuhan (11,298 gram)
dan lagi pertumbuhan harian (1,141 %/ hari) terbaik.
ABSTRACT
The intensive of shrimp culture in pond without applying of aquaculture management would be affected
on acid soil doe to organic matter sources from the food and result of metabolic from the cultivar. Effort
to maintenance soil quality can be occurred by using agriculture lime stone (CaCO 3) and seaweed
(Gracilaria sp) can be reared in the processes. The aims of the research were to know several doses of
liming on the growth and the daily growth rate of Gracilaria sp. The research design applied was completely
random design with four treatments and four repetitions. The following treatments were A (without liming),
B (0,02 g/m2 ), C (0,03 g/m2) and D (0,04 g/m2 ).Data analyzed by using anova and Duncan’s test. The
results of the research were indicate that liming application was highly significant (P>0,01) on the growth
and daily growth rate. The dose of 0,04 g/m2 gave a highest result, that is 11,298 g for the growth and
1,141%/day for the daily growth rate.
lajur bambu. Dalam satu bak terdapat 2 Sedangkan laju pertumbuhan harian sesuai
lajur bambu, dan tiap lajur terdapat2 rumus Foog (1975) berikut ini:
ikatan, dengan jarak antar ikatan 10
cm. Rumput laut dipelihara 28 hari, SGR = x 100%
selama kegiatan dilakukan
Keterangan:
pembersihan kotoran yang menempel.
b) Penimbangan rumput laut setiap 7 hari
W : Pertumbuhan mutlak tanaman uji
sekali.
(gram)
c) Pengukuran kualitas air; salinitas, pH,
SGR : Laju pertumbuhan harian tanaman
suhu (3 hari sekali), O2 terlarut (7 hari
uji (%)
sekali), nitrat dan posphat pada awal
Wt : Berat tanaman uji pa da akhir
dan akhir penelitian.
penelitian (gram)
d) Pengukuran kualitas tanah meliputi pH,
Wo : Berat tanaman uji pada awal
Fe, Al, Ca, N, dan P pada saat awal
pemeliharaan (gram)
(Sebelum dan sesudah diberi kapur),
tt : Umur tanaman uji sampai
pertengahan dan akhir penelitian.
pengukuran ke-h (hari)
Tekstur tanah pada akhir penelitian dan to : Umur tanaman uji pada awal
bahan organik sebelum pengapuran dan penelitian (hari)
akhir penelitian.
2. Kualitas tanahdan air
Metode Penelitian Parameter kualitas tanah (pH, N total, P
Metode penelitian adalah metode total, Fe, Al, Ca, bahan organik, tekstur tanah)
eksperimental. Sedangkan rancangan percobaan
maupun parameter kualitas air (pH, N, P, DO,
yang diguunakan Rancangan Acak Lengkap
Salinitas, Suhu) ditentukan secara laboratoris.
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
Sebagai perlakuan adalah pemberian kapur jenis
Analisis Data
Calsit (CaCO3).
Analisa ragam (ANOVA) dilakukan
A : tanpa kapur (0 gr/ cm2)
untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
B : 0,02 gr/ cm2 (24 gr/ 1200 cm2)
pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan
C : 0,03 gr/ cm2 (36 gr/ 1200 cm2)
D : 0,04 gr/ cm2 (48 gr/ 1200 cm2) harian. Apabila hasil analisis terdapat perbedaan
dalam taraf kepercayaan 95% maupun 99%
Pengumpulan data: maka dilanjutkan uji terhadap nilai tengah
1. Pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan dengan uji Duncan untuk mengetahui perlakuan
harian yang terbaik (Steel and Torric, 1980; sri Gandono,
Ditentukan dengan rumus Foog (1975) 1995). Adapun data kualitas tanah dan air
berikut ini: dianalisis secara diskriptif.
W = Wt-W0
2. Kualitas Air
Tabel 6. Nilai rerata parameter kualitas air minggu I
Perlakuan
Parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 7,8 8 8,1 8,2 7,3 - 8,2 (Ditjen Perikanan, 1992)
Suhu (0C) 27 29 30 31 27 - 32 (Ditjen Perikanan, 1992)
Salinitas (ppt) 33 34 35 36 30 - 37 (Ditjen Perikanan, 1992)
DO (mg/l) 6,0 6,1 6,2 6,4 3 - 8 (Ditjen Perikanan, 1992)
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30
3. Pertumbuhan mutlak
Tabel 10. Rerata data berat basah (gram) Gracillaria sp. tiap minggu (dari 4 ulangan)
Perlakuan W0 W1 W2 W3 W4
A 30,00 32,18 35,51 41,79 39,40
B 30,00 32,34 36,08 44,89 39,81
C 30,00 32,56 36,18 45,42 40,27
D 30,00 32,85 37,31 46,61 41,30
Keterangan:
A (tanpa dosis) B (dosis kapur 0,02gr/cm2)
C (dosis kapur 0,03 gr/cm2) D (dosis kapur 0,04 gr/cm2)
Tabel 12. Analisis ragam data pertumbuhan mutlak (gram) Gracillaria sp.
F Tab
Sumber Keterangan DB JK KT F hit
0,05 0,01
Perlakuan 3 8,010 2,670 135,190** 3,49 5,95
Error/ Galat 12 0,237 0,020
Total 15 8,247
Keterangan: ** Berbeda sangat nyata
Hasil analisis ragam (Setelah dilakukan (P<0,01) terhadap pertumbuhan mutlak
uji normalitas, homogenitas, additivitas) Gracillaria sp., selanjutnya dilanjutkan uji
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis Wilayah Ganda Duncan untuk mengetahui
kapur memberikan pengaruh sangat nyata perlakuan terbaik.
Tabel 15. Rerata data laju pertumbuhan harian (%) Gracillaria sp.
Perlakuan
ulangan
A B C D
1 0,976 9,910 10,140 11,250
Keterangan:
A (tanpa dosis) B (dosis kapur 0,02gr/cm2)
2
C (dosis kapur 0,03 gr/cm ) D (dosis kapur 0,04 gr/cm2)
Angka dengan huruf super skrip yang nyata (P<0,01) menurut uji Wilayah Ganda
berbeda menunjukkan adanya perbedaan sangat Duncan.
Tabel 16. Analisis ragam laju pertumbuhan harian (%) Gracillaria sp.
F Tab
Sumber keterangan DB JK KT F hit
0,05 0,01
Perlakuan 3 0,0627 0,0209 104,5** 3,49 5,95
Error/ Galat 12 0,0019 0,0002
Total 15 0,0646
Keterangan: **Berbeda sangat nyata
Tabel 17. Uji Wilayah Ganda Duncan laju pertumbuhan harian (%/hari) Gracillaria sp.
Perlakuan Nilai tengah Selisih
D 1,141 D
C 1,051 0,09** C
B 1,010 0,131** 0,041** B
A 0,973 0,168** 0,078** 0,037** A
Keterangan: ** Berbeda sangat nyata
mencapai puncak per hari ke-21. (eksponential Aska, Y. 2004. Pengaruh Perbedaan Frekuensi
phase). Kenaikan ini disebabkan oleh Reklamasi Tambak Tanah Sulfat Masam
penyerapan unsure-unsur Ca, N, dan P serta Terhadap Keasaman Tanah dan
didukung oleh sinar matahari dan kondisi Pertumbuhan Rumput Laut (Gracillaria
lingkungan yang mendukung pertumbuhan sp.).Skripsi. Universitas Diponegoro.
Gracillaria sp. (Aska, 2004). Hal ini dibuktikan Semarang (tidak dipublikasikan)
dalam tabel 3, meskipun sudah digunakan untuk
pertumbuhan, nilai ke-3 parameter masih tinggi. Aslan, M.I. 1998. Budidaya Rumput Laut.
Sedangkan Al dan Fe terlihat mulai turun. Kanisius Yogyakarta. 95 hal
Selanjutnya mulai hari ke-22 sampai ke-28
pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan Departemen Pertanian. 2004. Penentuan
harian Gracillaria sp. sudah menunjukkan Kebutuhan Kapur dan Cara Pemberian
penurunan yang tajam dan bisa dikatakan phase Kapur Pertanian. Jakarta. 23 hal
kematian (death phase). Pada tabel 4 terlihat
nilai parameter Ca, N, dan P sudah berada Direktorat Jenderal Perikanan. 1992. Petunjuk
dibawah nilai kelayakan untuk pertumbuhan Teknis Budidaya Rumput Laut.
Gracillaria sp.. Menurunnya pertumbuhan ini Direktorat Bina produksi; Jakarta. 23
disebabkan semakin menipisnya ketersediaan hal
unsur-unsur Ca, N, P yang dibutuhkan oleh Foog, G.E. 1975. Algae Cultures and
Gracillaria sp.. Phytoplankton ecology The Athalone
Berdasarkan hasil analisis ragam (tabel Press University of London.
12) terlihat bahwa pemberian dosis kapur pada
media budidaya memberikan pengaruh sangat Hardjowigeno, S. 2002. Ilmu Tanah.
nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan dan laju Akademika Pressindo, Jakarta. 283 hal
pertumbuhan Gracillaria sp.. Menurut Swastika
(2001), kapur mengandung senyawa Ca yang Hanafi, A. 2000. Pemanfaatan Tambak Tanah
mampu menetralkan pengaruh buruk dari Al Sulfat Masam untuk Budidaya Rumput
dan pengaruh kurang menguntungkan dari Laut (Gracillaria verrucosa). Balai
kemasaman tanah. Senyawa Ca dalam Penelitian Perikanan Pantai.
tumbuhan berhubungan erat dengan pH, selain
itu Ca juga mempengaruhi ketersediaan unsur Hidayanto, M., Heru, A.W., Yossita, F. 2004.
hara seperti N dan P. Hasil uji wilayah ganda Analisis Tanah Tambak Sebagai
Duncan (tabel 13) menunjukkan bahwa Indikator Tingkat Kessuburan Tambak.
perlakuan D (0,04 gram/cm2 atau 0,48 gram/ Journal Pengkajian dan Pengembangan
1200 cm2) merupakan dosis kapur yang dapat Teknologi Pertanian Vol. 7, No. 2. Balai
memberikan pertumbuhan mutlak (11,298 Pengkajian Teknologi Pertanian
gram) dan laju pertumbuhan harian (1,141 %/ Samarinda. 190 hal
hari) terbaik untuk Gracillaria sp.. Hal ini dapat
diartikan pada dosis kapur tersebut diatas Indriani, H. dan Suminarsih, E. 2003. Budidaya,
mampu meningkatkan pH tanah yang optimum Pengolahan, dan Pemasaran Rumput
dan ketersediaan unsur-unsur Ca, N, P tak lagi Laut. Penebar Swadaya, Jakarta. 99 hal
diikat oleh Al dan Fe sehingga dapat diserap
secara efisien dan bersama-sama dengan Srigandono, B. 1987. Rancangan Percobaan.
parameter kualitas air untuk mendukung
Fakultas Peternakan Universitas
pertumbuhan Gracillaria sp..
Diponegoro, Semarang.
KESIMPULAN Steel, R.G. dan J.H. Torric. 1993. Prinsip dan
Pemberian kapur (CaCO3) dengan
Prosedur Statistika (Suatu Pendekatan
dosis yang berbeda berpengaruh sangat nyata Biometrik) Alih Bahasa: Bambang
(P<0,01) terhadap pertumbuhan mutlak dan laju
Sumantri. Gramedia Pustaka. Utama,
pertumbuhan harian rumput laut Gracillaria sp.
Jakarta. 748 hal
dan perlakuan D (0,04 gram/cm2) merupakan
dosis kapur (CaCO3) yang dapat memberikan
pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan Swastika, J. 2001. Pengamatan Laju
harian terbaik dari rumput laut. Dekomposisi Bahan Organik Pada
Proses Pengeringan Tanah Dasar
Tambak. Balai Budidaya Lampung. 227
DAFTAR PUSTAKA hal
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30
Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah Gava Media, Yogyakarat. 250 hal
Dasar (Kesehatan dan Kualitas tanah)