2070 4531 1 SM

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No.

2, 2011, 23 - 30

PEMBERIAN KAPUR (CACO3) UNTUK PERBAIKAN KUALITAS


TANAH TAMBAK DAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT
Gracillaria SP.
Liming by using CaCO3 for maintaining the quality of soil brackish water pond and the
growth of seaweed Gracilaria sp.

Endang Arini

Program Studi Budidaya Perairan,


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang

Diserahkan : 12 Desember 2010; Diterima : 4 Januari 2011

ABSTRAK
Semaraknya budidaya udang intensif tanpa diimbangi dengan penerapan manajemen budidaya yang benar
telah menimbulkan dampak negatif yang cukup besar yakni terbentuknya tanah asam akibat penimbunan
bahan organik yang berasal dari sisa pakan dan hasil metabolism udang, sehingga tambak menjadi tidak
produktif. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas tanah adalah dengan pengapuran, dan
komoditas yang masih bisa dikembangkan diantaranya rumput laut Gracillaria sp. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis kapur terhadap pertumbuhan dan laju pertumbuhan terbaik.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4
ulangan yaitu, A= tanpa kapur, B= dosis kapur 0,02 gr/cm2, C= dosis kapur 0,03 gr/cm2, D= dosis kapur
0,04 gr/cm2. Analisis data menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji Duncan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis kapur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
pertumbuhan dan laju pertumbuhan harian. Dosis 0,04 gr/cm2 memberikan pertumbuhan (11,298 gram)
dan lagi pertumbuhan harian (1,141 %/ hari) terbaik.

Kata kunci : tanah asam, kapur, pertumbuhan, Gracillaria sp.

ABSTRACT

The intensive of shrimp culture in pond without applying of aquaculture management would be affected
on acid soil doe to organic matter sources from the food and result of metabolic from the cultivar. Effort
to maintenance soil quality can be occurred by using agriculture lime stone (CaCO 3) and seaweed
(Gracilaria sp) can be reared in the processes. The aims of the research were to know several doses of
liming on the growth and the daily growth rate of Gracilaria sp. The research design applied was completely
random design with four treatments and four repetitions. The following treatments were A (without liming),
B (0,02 g/m2 ), C (0,03 g/m2) and D (0,04 g/m2 ).Data analyzed by using anova and Duncan’s test. The
results of the research were indicate that liming application was highly significant (P>0,01) on the growth
and daily growth rate. The dose of 0,04 g/m2 gave a highest result, that is 11,298 g for the growth and
1,141%/day for the daily growth rate.

Key words : acid soil, liming, growth and Gracilaria sp.


PENDAHULUAN akan mengakibatkan tanah menjadi asam dan
Semaraknya budidaya udang intensif produktivitasnya menurun serta terjadi degradasi
tanpa diimbangi dengan penerapan manajemen lingkungan tambak seperti yang terjadi pada
budidaya udang yang benar telah menimbulkan beberapa pertambakan sepanjang pantai utara
dampak negatif yang cukup besar, yakni adanya jawa termasuk wilayah pertambakan di
penimbunan bahan organik yang berasal dari kecamatan Tugurejo, Kabupaten Semarang.
sisa pakan dan hasil metabolisme udang.
Apabila kondisi seperti ini terus menerus terjadi
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

Menurut Hanafi (2008), pada tanah asam METODE PENELITIAN


unsur-unsur hara seperti fosfor tak dapat diserap
karena diikat oleh unsur alumunium (Al) dan Materi
Fe. Fosfor berfungsi untuk memperkuat Materi penelitian meliputi:
pertumbuhan rumput laut dan sebagai bahan 1. Gracillaria sp.; bibit diambil bagian ujung
mentah untuk pembentukan sejumlah protein tumbuhan yang masih muda dan segar. Berat
tertentu. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan bibit 30 gram tiap ikat/ simpul.
pertumbuhan lambat dan rumput laut mengecil. 2. Wadah budidaya, berupa bak-bak percobaan
Winarso (2005) mengatakan bahwa proses ukuran 40 x 30 x 32 cm3 sebanyak 16 bak.
penguraian bahan organik oleh mikroorganisme Tiap bak dipasang 2 lajur bambu untuk
tanah umumnya dapat berjalan lancer apabila pH pengikat Gracillaria sp., dan tiap lajur
mendekati netral-alkalis (6-8). Apabila pH dalam terdapat 2 ikatan.
keadaan terlalu asam maka proses penguraian 3. Kapur, jenis kalsit (CaCO3) yang ditumbuk
bahan organic menjadi tidak sempurna. dengan kehalusan 100% dalam saringan
Guna memperbaiki kondisi tambak ukuran mesh size 40. Penentuan kebutuhan
diatas, upaya yang dapat dilakukan untuk olah kapur berdasarkan pada asumsi berat
memperbaiki kualitas tanah adalah dengan tanah lapisan olah yakni 2.000.000 kg/ha
pengapuran. Menurut Hardjowigeno (2002) dan berat maksimal CaCO3 (Departemen
kapur mengandung unsur Ca, tetapi pemberian pertanian, 2004), sehingga kapur (CaCO3)
kapur kedalam tanah pada umumnya bukan murni yang diperlukan berdasarkan
karena tanah kekurangan unsur Ca melainkan perhitungan = 3000 kg/ha = 0,3 kg/m2 =
tanah terlalau asam. Dengan naiknya nilai pH 0,03 gr/cm2 atau 36 gr/1200 cm2.
tanah, maka unsur-unsur hara seperti P akan 4. Media: tanah diambil dari tanah bekas
mudah diserap dan tidak diikat oleh Fe maupun budidaya udang intensif di Kecamatan
Al. Selain fosfor, nitrogen dan kalsium juga Tugurejo dan air dari perairan setempat yang
sangat dibutuhkan oleh rumput laut. Menurut diendapkan terlebih dulu.
Indriani dan Suminarsih (2003), ketiga unsur
tersebut dibutuhkan untuk proses fotosintesis, Pelaksanaan penelitian:
pertumbuhan dan respirasi. 1. Persiapan
Guna mengefetifkan tambak yang tidak a) Bak-bak percobaan disterilkan dengan
produktif lagi, selain untuk budidaya udang, kaporit selama 24 jam, penyiapan alat,
sebagai alternatife lain adalah dengan bahan (kapur, Gracillaria sp.)
mmenerapkan budidaya rumput laut. Rumput b) Mengambil sampel (sebelum
laut merupakan salah satu komoditas pengapuran) untuk analisa kualitas
unggulanyang menjadi prioritas utama tanah uji : pH, BO, Fe, Al, Ca, N, P.
pemerintah untuk dikembangkan, mengingat c) Memasukkan tanah dalam wadah
rumput laut mampu untuk pemenuhan pangan, percobaan dengan ketinggian 10 cm,
masyarakat, proses industri, meningkatkan kemudian kapur dimasukkan dan
pendapatan nelayan dan pembudidaya, diaduk rata, didiamkan selama 2 hari,
memperluas lapangan kerja dan pemasukan dan diteruskan pengambilan sampel
devisa non migas. Salah satu jenis rumput laut untuk analisa tanah setelah pemberian
yang dibudidayakan di Indonesia adalah kapur
Gracillaria sp. Gracillaria sp. mengandung d) Pembuatan lajur dari bambu sebagai
agar yang banyak digunakan dalam industri tempat penanaman Gracillaria sp.
makanan, farmasi, industri kulit. e) Pengisian air ke wadah penelitian
Pemberian kapur (CaCO3) pada media dengan ketinggian 25 cm dilengkapi
budidaya diharapkan mampu meningkatkan pH blower dan selang aerasi
tanah dan mengefektifkan unsur-unsur hara agar f) Seleksi bibit; muda, segar, bercabang
dapat dimanfaatkan oleh Gracillaria sp. Untuk banyak, tidak terdapat bercak, thallus
pertumbuhan. tebal, bibit dari tanaman lain atau
Tujuan penelitian adalah; 1. Mengetahui benda asing. Memotong ujung thallus
pengaruh berbagai dosis kapur (CaCO3) seberat 30 gram untuk tiap ikat
terhadap pertumbuhan dan laju pertumbuhan
harian. 2. Mengetahui dosis kapur yang dapat 2. Pelaksanaan
menghasilkan pertumbuhan dan laju a) Penanaman Gracillaria sp. Dengan
pertumbuhan harian terbaik. metode apung. 30 gr rumput laut diikat
dengan tali ris sepanjang 20 cm,
kemudian ujungnya digantungkan pada
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

lajur bambu. Dalam satu bak terdapat 2 Sedangkan laju pertumbuhan harian sesuai
lajur bambu, dan tiap lajur terdapat2 rumus Foog (1975) berikut ini:
ikatan, dengan jarak antar ikatan 10
cm. Rumput laut dipelihara 28 hari, SGR = x 100%
selama kegiatan dilakukan
Keterangan:
pembersihan kotoran yang menempel.
b) Penimbangan rumput laut setiap 7 hari
W : Pertumbuhan mutlak tanaman uji
sekali.
(gram)
c) Pengukuran kualitas air; salinitas, pH,
SGR : Laju pertumbuhan harian tanaman
suhu (3 hari sekali), O2 terlarut (7 hari
uji (%)
sekali), nitrat dan posphat pada awal
Wt : Berat tanaman uji pa da akhir
dan akhir penelitian.
penelitian (gram)
d) Pengukuran kualitas tanah meliputi pH,
Wo : Berat tanaman uji pada awal
Fe, Al, Ca, N, dan P pada saat awal
pemeliharaan (gram)
(Sebelum dan sesudah diberi kapur),
tt : Umur tanaman uji sampai
pertengahan dan akhir penelitian.
pengukuran ke-h (hari)
Tekstur tanah pada akhir penelitian dan to : Umur tanaman uji pada awal
bahan organik sebelum pengapuran dan penelitian (hari)
akhir penelitian.
2. Kualitas tanahdan air
Metode Penelitian Parameter kualitas tanah (pH, N total, P
Metode penelitian adalah metode total, Fe, Al, Ca, bahan organik, tekstur tanah)
eksperimental. Sedangkan rancangan percobaan
maupun parameter kualitas air (pH, N, P, DO,
yang diguunakan Rancangan Acak Lengkap
Salinitas, Suhu) ditentukan secara laboratoris.
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
Sebagai perlakuan adalah pemberian kapur jenis
Analisis Data
Calsit (CaCO3).
Analisa ragam (ANOVA) dilakukan
A : tanpa kapur (0 gr/ cm2)
untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
B : 0,02 gr/ cm2 (24 gr/ 1200 cm2)
pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan
C : 0,03 gr/ cm2 (36 gr/ 1200 cm2)
D : 0,04 gr/ cm2 (48 gr/ 1200 cm2) harian. Apabila hasil analisis terdapat perbedaan
dalam taraf kepercayaan 95% maupun 99%
Pengumpulan data: maka dilanjutkan uji terhadap nilai tengah
1. Pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan dengan uji Duncan untuk mengetahui perlakuan
harian yang terbaik (Steel and Torric, 1980; sri Gandono,
Ditentukan dengan rumus Foog (1975) 1995). Adapun data kualitas tanah dan air
berikut ini: dianalisis secara diskriptif.
W = Wt-W0

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1. Kualitas tanah
Tabel 1. Nilai rerata parameter kualitas tanah sebelum pengapuran
Perlakuan
parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 5,54 5,53 5,53 5,53 7 - 8,4 (Aska, 2004)
N Total (%) 0,08 0,08 0,08 0,08 0,16 - 0,20 (Hidayanto et al., 2004)
P Total (%) 6,88 6,88 6,88 6,88 10,6 - 15 (Hidayanto et al., 2004)
Ca (%) 0,80 0,80 0,80 0,80 1,28 - 2,81 (Hidayanto et al., 2004)
Al (%) 13,15 13,15 13,15 13,15 < 0,08 (Aska, 2004)
Fe (%) 5,60 5,60 5,60 5,60 1,6 - 4,3 (Aska, 2004)
BO (%) 10,16 10,16 10,16 10,16 3,5 – 7 (Swastika, 2001)
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

Tabel 2. Nilai rerata parameter kualitas tanah setelah pengapuran


Perlakuan
parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 5,53 6,75 7,14 7,29 7 - 8,4 (Aska, 2004)
N Total (%) 0,08 0,16 0,17 0,19 0,16 - 0,20 (Hidayanto et al., 2004)
P Total (%) 6,88 11,25 12,64 14,37 10,6 - 20 (Hidayanto et al., 2004)
Ca (%) 0,79 1,33 1,45 2,03 1,28 - 2,81 (Hidayanto et al., 2004)
Al (%) 13,15 - - - < 0,08 (Aska, 2004)
Fe (%) 5,60 3,24 2,95 1,97 1,6 - 4,3 (Aska, 2004)
BO (%) 10,16 8,36 6,10 5,25 3,5 - 7 (Swastika, 2001)

Tabel 3. Nilai rerata parameter kualitas tanah tengah penelitian


Perlakuan
parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 5,53 6,95 7,26 7,38 7 - 8,4 (Aska, 2004)
N Total (%) 0,06 0,17 0,18 0,20 0,16 - 0,20 (Hidayanto et al., 2004)
P Total (%) 6,39 17,42 18,65 19,21 10,6 - 20 (Hidayanto et al., 2004)
Ca (%) 0,76 1,56 2,11 2,78 1,28 - 2,81 (Hidayanto et al., 2004)
Al (%) 13,15 - - - < 0,08 (Aska, 2004)
Fe (%) 5,20 1,79 1,56 1,22 1,6 - 4,3 (Aska, 2004)

Tabel 4. Nilai rerata parameter kualitas tanah akhir penelitian


Perlakuan
parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 5,73 7,6 7,84 8 7 - 8,4 (Aska, 2004)
N Total (%) 0,03 0,11 0,13 0,14 0,16 - 0,20 (Hidayanto et al., 2004)
P Total (%) 3,18 4,91 5,23 6,26 10,6 - 15 (Hidayanto et al., 2004)
Ca (%) 0,53 1,17 1,21 1,37 1,28 - 2,81 (Hidayanto et al., 2004)
Al (%) 11,47 - - - < 0,08 (Aska, 2004)
Fe (%) 3,91 1,73 1,16 0,99 1,6 - 4,3 (Aska, 2004)
BO (%) 11,72 6,16 4,96 3,30 3,5 - 7 (Swastika, 2001)

Tabel 5. Nilai pengukuran aafrakksi tanah


Lempung(%) Debu (%) Pasir (%) Tekstur tanah
43,58 34,23 22,64 Liat berlumpur

2. Kualitas Air
Tabel 6. Nilai rerata parameter kualitas air minggu I
Perlakuan
Parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 7,8 8 8,1 8,2 7,3 - 8,2 (Ditjen Perikanan, 1992)
Suhu (0C) 27 29 30 31 27 - 32 (Ditjen Perikanan, 1992)
Salinitas (ppt) 33 34 35 36 30 - 37 (Ditjen Perikanan, 1992)
DO (mg/l) 6,0 6,1 6,2 6,4 3 - 8 (Ditjen Perikanan, 1992)
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

Nitrat (mg/l) <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 (Aslan, 1998)


Fosfat (mg/l) <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 (Aslan, 1998)

Tabel 7. Nilai rerata parameter kualitas air minggu II


Perlakuan
Parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 7,9 8,1 8,2 8,2 7,3 - 8,2 (Ditjen Perikanan, 1992)
Suhu (0C) 28 30 31 32 27 - 32 (Ditjen Perikanan, 1992)
Salinitas (ppt) 33 34 35 36 30 - 37 (Ditjen Perikanan, 1992)
DO (mg/l) 6,2 6,3 6,4 6,5 3 - 8 (Ditjen Perikanan, 1992)

Tabel 8. Nilai rerata parameter kualitas air minggu III


Perlakuan
Parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 7,9 8,0 8,1 8,2 7,3 - 8,2 (Ditjen Perikanan, 1992)
Suhu (0C) 29 31 32 32 27 - 32 (Ditjen Perikanan, 1992)
Salinitas (ppt) 34 35 36 36 30 - 37 (Ditjen Perikanan, 1992)
DO (mg/l) 6,3 6,4 6,5 6,7 3 - 8 (Ditjen Perikanan, 1992)

Tabel 9. Nilai rerata parameter kualitas air minggu IV


Perlakuan
Parameter Nilai kelayakan menurut pustaka
A B C D
pH 7,9 8,0 8,0 8,1 7,3 - 8,2 (Ditjen Perikanan, 1992)
Suhu (0C) 30 31 32 31 27 - 32 (Ditjen Perikanan, 1992)
Salinitas (ppt) 33 34 34 36 30 - 37 (Ditjen Perikanan, 1992)
DO (mg/l) 6,0 6,1 6,2 6,4 3 - 8 (Ditjen Perikanan, 1992)
Nitrat (mg/l) <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 (Aslan, 1998)
Fosfat (mg/l) <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 (Aslan, 1998)

3. Pertumbuhan mutlak
Tabel 10. Rerata data berat basah (gram) Gracillaria sp. tiap minggu (dari 4 ulangan)
Perlakuan W0 W1 W2 W3 W4
A 30,00 32,18 35,51 41,79 39,40
B 30,00 32,34 36,08 44,89 39,81
C 30,00 32,56 36,18 45,42 40,27
D 30,00 32,85 37,31 46,61 41,30

Tabel 11. Data pertumbuhan mutlak (gr) Gracillaria sp selama penelitian


Perlakuan
ulangan
A B C D
19,430 9,910 10,140 11,250
2 9,570 9,870 10,350 11,170
3 9,520 9,770 10,280 11,400
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

4 9,080 9,680 10,290 11,370


Jumlah 37,600 39,230 41,060 45,190
rerata ± SD 9,400a ± 0,221 9,808b ± 0,103 10,265c ± 0,089 11,298d ± 0,107

Keterangan:
A (tanpa dosis) B (dosis kapur 0,02gr/cm2)
C (dosis kapur 0,03 gr/cm2) D (dosis kapur 0,04 gr/cm2)

Tabel 12. Analisis ragam data pertumbuhan mutlak (gram) Gracillaria sp.
F Tab
Sumber Keterangan DB JK KT F hit
0,05 0,01
Perlakuan 3 8,010 2,670 135,190** 3,49 5,95
Error/ Galat 12 0,237 0,020
Total 15 8,247
Keterangan: ** Berbeda sangat nyata
Hasil analisis ragam (Setelah dilakukan (P<0,01) terhadap pertumbuhan mutlak
uji normalitas, homogenitas, additivitas) Gracillaria sp., selanjutnya dilanjutkan uji
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis Wilayah Ganda Duncan untuk mengetahui
kapur memberikan pengaruh sangat nyata perlakuan terbaik.

Tabel 13. Uji Wilayah Ganda Duncan

Perlakuan Nilai tengah Selisih


D 11,298 D
C 10,265 1,033** C
B 9,808 1,49** 0,457** B
A 9,400 1,898** 0,865** 0,408** A
Keterangan: **= Berbeda sangat nyata

4. Laju Pertumbuhan Harian


Tabel 14. Rerata laju pertumbuhan harian (%) Gracillaria sp. tiap minggu
Hari ke-
Perlakuan
0 7 14 21 28
A 0 1,001 1,203 1,578 0,973
B 0 1,074 1,318 1,919 1,010
C 0 1,170 1,338 1,975 1,051
D 0 1,295 1,558 2,099 1,141

Tabel 15. Rerata data laju pertumbuhan harian (%) Gracillaria sp.
Perlakuan
ulangan
A B C D
1 0,976 9,910 10,140 11,250

20,989 9,870 10,350 11,170


3 0,984 9,770 10,280 11,400
4 0,944 9,680 10,290 11,370
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

jumlah 3,894 39,230 41,060 45,190


rerata ± SD 0,973a ± 0,020 1,010b ± 0,009 1,051c ± 0,008 1,141d ± 0,009

Keterangan:
A (tanpa dosis) B (dosis kapur 0,02gr/cm2)
2
C (dosis kapur 0,03 gr/cm ) D (dosis kapur 0,04 gr/cm2)
Angka dengan huruf super skrip yang nyata (P<0,01) menurut uji Wilayah Ganda
berbeda menunjukkan adanya perbedaan sangat Duncan.

Tabel 16. Analisis ragam laju pertumbuhan harian (%) Gracillaria sp.
F Tab
Sumber keterangan DB JK KT F hit
0,05 0,01
Perlakuan 3 0,0627 0,0209 104,5** 3,49 5,95
Error/ Galat 12 0,0019 0,0002
Total 15 0,0646
Keterangan: **Berbeda sangat nyata

Tabel 17. Uji Wilayah Ganda Duncan laju pertumbuhan harian (%/hari) Gracillaria sp.
Perlakuan Nilai tengah Selisih
D 1,141 D
C 1,051 0,09** C
B 1,010 0,131** 0,041** B
A 0,973 0,168** 0,078** 0,037** A
Keterangan: ** Berbeda sangat nyata

Pembahasan Kualitas air


Kualitas tanah Kualitas air sejak awal sampai akhir
Pada tabel 1 (sebelum pengapuran) penelitian memperlihatkan kondisi yang layak
terlihat nilai pH, N total, P total sangat rendah, untuk pertumbuhan Gracillaria sp.. Hal ini
sedangkan Al, Fe, dan BO cukup tinggi, hal ini disebabkan karena selain sumber air diambil
disebabkan karena unsur-unsur hara seperti dari tambak yang tidak bermasalah juga karena
fosfor diikat oleh Al dan Fe (Hanafi, 2001). adanya kontribusi dari kapur yang menyebabkan
Setelah pengapuran nilai pH, N maupun P mulai parameter kualitas air (pH, suhu, salinitas, DO, N,
naik. Naiknya pH tanah sesuai pendapat P) menjadi layak untuk pertumbuhan Gracillaria
Hardjowigeno (2002), bahwa fungsi kapur sp.
antara lain untuk menaikkan pH tanah sekaligus
dapat membebaskan N dan P dari ikatan Al dan Pertumbuhan Mutlak
Fe. Sebaliknya Nilai Fe dan BO menjadi turun, Pertumbuhan suatu tumbuhan air
bahkan Al untuk perlakuan B,C,D tidak dipengaruhi oleh faktor internal adalah genetik
terdeteksi nilainya. Tanah yang bersifat alkalis dari rumput laut, sedangkan faktor eksternal
menjadikan unsur-unsur hara Ca, N, dan P dapat meliputi salinitas, temperature, kedalaman, O2
diserap Gracillaria sp.. Selain itu dalam kapur terlarut, pH air dan unsure hara (Aska, 2004).
terdapat bahan Ca yang berguna untuk Gambar 1 dan 2, Gracillaria sp. pada hari ke-0
pertumbuhan Gracillaria sp.. Selama penelitian sampai ke-7 menunjukkan pertumbuhan dan
sampai akhir penelitian nilai pH tanah masih laju pertumbuhan yang lambat (log phase).
menunjukkan kenaikan, akan tetapi nilai N, P, Disini Gracillaria sp. masih berusaha
dan Ca (baik yang diberi kapur maupun tanpa beradaptasi terhadap lingkungan budidaya dan
kapur) terjadi penurunan. Hal ini disebabkan ke- unsur-unsur Ca, N, P belum maksimal diserap
3 unsur tersebut telah dimanfaatkan Gracillaria oleh thallusnya. Mulai hari ke-8 sampai ke-21,
sp. untuk pertumbuhannya, fotosintesis dan pertumbuhan dan laju pertumbuhan harian
respirasi (Indriani dan Suminarsih, 2003). relatif naik sedikit demi sedikit sampai
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

mencapai puncak per hari ke-21. (eksponential Aska, Y. 2004. Pengaruh Perbedaan Frekuensi
phase). Kenaikan ini disebabkan oleh Reklamasi Tambak Tanah Sulfat Masam
penyerapan unsure-unsur Ca, N, dan P serta Terhadap Keasaman Tanah dan
didukung oleh sinar matahari dan kondisi Pertumbuhan Rumput Laut (Gracillaria
lingkungan yang mendukung pertumbuhan sp.).Skripsi. Universitas Diponegoro.
Gracillaria sp. (Aska, 2004). Hal ini dibuktikan Semarang (tidak dipublikasikan)
dalam tabel 3, meskipun sudah digunakan untuk
pertumbuhan, nilai ke-3 parameter masih tinggi. Aslan, M.I. 1998. Budidaya Rumput Laut.
Sedangkan Al dan Fe terlihat mulai turun. Kanisius Yogyakarta. 95 hal
Selanjutnya mulai hari ke-22 sampai ke-28
pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan Departemen Pertanian. 2004. Penentuan
harian Gracillaria sp. sudah menunjukkan Kebutuhan Kapur dan Cara Pemberian
penurunan yang tajam dan bisa dikatakan phase Kapur Pertanian. Jakarta. 23 hal
kematian (death phase). Pada tabel 4 terlihat
nilai parameter Ca, N, dan P sudah berada Direktorat Jenderal Perikanan. 1992. Petunjuk
dibawah nilai kelayakan untuk pertumbuhan Teknis Budidaya Rumput Laut.
Gracillaria sp.. Menurunnya pertumbuhan ini Direktorat Bina produksi; Jakarta. 23
disebabkan semakin menipisnya ketersediaan hal
unsur-unsur Ca, N, P yang dibutuhkan oleh Foog, G.E. 1975. Algae Cultures and
Gracillaria sp.. Phytoplankton ecology The Athalone
Berdasarkan hasil analisis ragam (tabel Press University of London.
12) terlihat bahwa pemberian dosis kapur pada
media budidaya memberikan pengaruh sangat Hardjowigeno, S. 2002. Ilmu Tanah.
nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan dan laju Akademika Pressindo, Jakarta. 283 hal
pertumbuhan Gracillaria sp.. Menurut Swastika
(2001), kapur mengandung senyawa Ca yang Hanafi, A. 2000. Pemanfaatan Tambak Tanah
mampu menetralkan pengaruh buruk dari Al Sulfat Masam untuk Budidaya Rumput
dan pengaruh kurang menguntungkan dari Laut (Gracillaria verrucosa). Balai
kemasaman tanah. Senyawa Ca dalam Penelitian Perikanan Pantai.
tumbuhan berhubungan erat dengan pH, selain
itu Ca juga mempengaruhi ketersediaan unsur Hidayanto, M., Heru, A.W., Yossita, F. 2004.
hara seperti N dan P. Hasil uji wilayah ganda Analisis Tanah Tambak Sebagai
Duncan (tabel 13) menunjukkan bahwa Indikator Tingkat Kessuburan Tambak.
perlakuan D (0,04 gram/cm2 atau 0,48 gram/ Journal Pengkajian dan Pengembangan
1200 cm2) merupakan dosis kapur yang dapat Teknologi Pertanian Vol. 7, No. 2. Balai
memberikan pertumbuhan mutlak (11,298 Pengkajian Teknologi Pertanian
gram) dan laju pertumbuhan harian (1,141 %/ Samarinda. 190 hal
hari) terbaik untuk Gracillaria sp.. Hal ini dapat
diartikan pada dosis kapur tersebut diatas Indriani, H. dan Suminarsih, E. 2003. Budidaya,
mampu meningkatkan pH tanah yang optimum Pengolahan, dan Pemasaran Rumput
dan ketersediaan unsur-unsur Ca, N, P tak lagi Laut. Penebar Swadaya, Jakarta. 99 hal
diikat oleh Al dan Fe sehingga dapat diserap
secara efisien dan bersama-sama dengan Srigandono, B. 1987. Rancangan Percobaan.
parameter kualitas air untuk mendukung
Fakultas Peternakan Universitas
pertumbuhan Gracillaria sp..
Diponegoro, Semarang.
KESIMPULAN Steel, R.G. dan J.H. Torric. 1993. Prinsip dan
Pemberian kapur (CaCO3) dengan
Prosedur Statistika (Suatu Pendekatan
dosis yang berbeda berpengaruh sangat nyata Biometrik) Alih Bahasa: Bambang
(P<0,01) terhadap pertumbuhan mutlak dan laju
Sumantri. Gramedia Pustaka. Utama,
pertumbuhan harian rumput laut Gracillaria sp.
Jakarta. 748 hal
dan perlakuan D (0,04 gram/cm2) merupakan
dosis kapur (CaCO3) yang dapat memberikan
pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan Swastika, J. 2001. Pengamatan Laju
harian terbaik dari rumput laut. Dekomposisi Bahan Organik Pada
Proses Pengeringan Tanah Dasar
Tambak. Balai Budidaya Lampung. 227
DAFTAR PUSTAKA hal
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 23 - 30

Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah Gava Media, Yogyakarat. 250 hal
Dasar (Kesehatan dan Kualitas tanah)

Anda mungkin juga menyukai