Pengenalan Hewan Coba PJK4
Pengenalan Hewan Coba PJK4
Pengenalan Hewan Coba PJK4
PERCOBAAN
OLEH :
LABORATORIUM C
JURUSAN FARMASI
SAMATA-GOWA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar
berbagai aspek tentang sarana biologis, dalam hal penggunaan hewan percobaan
meliputi pemilihan dan seleksi jenis hewan yang cocok terhadap materi penelitian
sesuai tujuan penelitian adalah cara memegang mencit, idealnya dalam memegang
mencit, ekor mencit dipegang di daerah tengah ekor dengan tangan kiri, leher
dipegang dengan tangan kanan dan jangan terlalu menggencet, jari telunjuk dan
ibu jari memegang kuduk dan jari kelingking menjepit ekor. Adapun prosedur
handlingnya adalah mencit atau tikus dipegang dengan benar, diletakkan di atas
meja/ram kawat, punggung sedikit ditekan kemudian mencit (ekor diangkat dan
mahasiswa terkhusus farmasi data lebih memahami dan mengetahui cara dan
1. Maksud percbaan
2. Tujuan percobaan
C. Prinsip Percobaan
hewan coba
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
diawasi dan dikontrol dengan ketat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan defined
sama apabila diulangi pada waktu lain, bahkan oleh peneliti lain.8 Penggunaan
biaya. Berbagai hewan kecil memiliki karakteristik tertentu yang relatif serupa
protein, toksisitas, karsinogenik, dan kandungan pestisida dari suatu produk bahan
protokol dengan standar yang berlaku secara ilmiah dan etik penelitian kesehatan.
Association 12, yaitu: respect (menghormati hak dan martabat makhluk hidup,
makhluk lain, manfaat yang didapatkan harus lebih besar dibandingkan dengan
risiko yang diterima), dan justice (bersikap adil dalam memanfaatkan hewan
percobaan). Contoh sikap tidak adil, antara lain: hewan disuntik/ dibedah berulang
untuk menghemat jumlah hewan, memakai obat euthanasia yang menimbulkan
rasa nyeri karena harga yang lebih murah (Ridwan, 2013: 114).
ukurannya yang relatif kecil, harganya relatif murah, jumlah peranakannya banyak
yaitu sekali melahirkan bisa mencapai 16-18 ekor, hewan ini memiliki sistem
sirkulasi darah yang hampir sama dengan manusia serta tidak memiliki
memilki banyak keunggulan sebagai hewan percobaan, yaitu siklus hidup yang
relatif pendek, jumlah anak perkelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan
totalnya kurang dari 180 mm) dengan berat 10 - 21 gr, hidung runcing, ekor sama
atau sedikit lebih panjang dari kepala, berambut 70-110 mm, telinga berukuran 15
dalamrumah. Jenis ini dikenal pula sebagai tikus komensal (commensal rodent)
kita mencit banyak dijumpai di berbagai bagian lingkungan rumah (atap, sela-
hewan digunakan untuk menyeleksi ajuvan, uji imunogenitas dan keamanan, uji
metode aplikasi dan dosis formula vaksin.Pada tahap pembuatan, hewan hanya
digunakan untuk menyeleksi vaksin viral. Pada tahap kontrol kualitas, hewan
digunakan untuk uji nomor batch yang merupakan tahap terpenting untuk uji
toksisitas dan potensi. Pemakaian hewan coba pertama kali dilakukan oleh Robert
Koch yang menggunakan hewan coba berupa tikus.Terdapat berbagai hewan coba
adalah : (1) mudah diinfeksi melalui rute paru-paru dan dengan dosis kecil
coba kecuali di mencit, (3) gejala klinis TB seperti demam, penurunan berat
hewan coba, (4) hewan coba dapat mengalami kematian akibat insufiensi
banyak kesamaan antara hewan coba dan manusia dalam hal resistensi terhadap
TB, perkembangan penyakit yang berakhir dengan kematian sehingga hewan coba
hewan coba yang sesuai sangat penting agar dapat tercapai tujuan penelitian.
Tulisan ini menguraikan berbagai macam hewan coba yang dapat digunakan
Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap
sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran
mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan farmakologi
76).
fisiologis metabolis manusia. Tikus putih sering digunakan dalam menilai mutu
protein, toksisitas, karsinogenik, dan kandungan pestisida dari suatu produk bahan
pangan hasil pertanian. Saat ini, beberapa strain tikus digunakan dalam penelitian
laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan dan Pusat Teknologi Dasar
efek teraupetis obat berhubungan erat dengan efek dosisnya. Pada hakikatnya
setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan
Tabel konversi perhitungan dosis untuk berbagai jenis hewan dan manusia
Hewan Mencit Tikus Marmut Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia
percobaan 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2 kg 4 kg 12 kg 70 kg
Mencit
20 g 1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
Tikus
200 g 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
Marmut
400 g 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Kelinci
1,5 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
Kucing
2 kg 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,2
Kera
4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing
12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Manusia
70 kg 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
1. Klasifikasi mencit
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Karena masih termasuk dalam kingdom animalia dan kelas mamalia (kelas
yang sama dengan manusia), maka mencit ini memiliki beberapa ciri-ciri yang
memiliki tulang belakang (back bone), Jantung terdiri dari 4 ruang, Badan
Berdarah panas
ditemukan dan dikembang biakan.Oleh karena itulah mencit sering sekali menjadi
hewan percobaan oleh para peneliti atau ahli biologi. Mencit juga memiliki
Rumus molekul : O
H H
Rumus struktur :
pelarut organik
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu spoit injeksi, spoit
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Adaun bahan
B. Prosedur kerja
1. Cara Kerja
terlebih dahulu
3) Disimpan hewan coba diatas lap kasar dan ekornya sedikit ditarik
c. Secara Intramuscular
4) Disuntik bagian paha ada mencit, sebelum disuntik berikan alkhol terlebih
dulu
d. Secara Intraperitonial
e. Secara Subkutan
5) Disuntik dan diinjeksikan larutan Na-cmc pada bagian bawa kuit dan leher
hewan coba
f. Secara intravena
BAB IV
A. Gambar Pengamatan
Bagian tubuh
Hewan coba Rute Pemberian Obat
hewan coba
Mencit Intravena
Mencit Intraperitonial
Mencit Intramuskular
Mencit Oral
Mencit Subkutan
B. Pembahasan
ditarik kemudian antara ibu jari dan jari telunjuk memegang leher mencit. Angkat
dan sentuh pada bagian dada hewan coba mencit untuk memastikan tidak terjadi
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini, diantaranya
yaitu lab kasar, spoit 1 m, handscoon, kanula, kamera dan tissue. Sedangkan
bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Adaun bahan yang digunakan
Paracetamol
hewan coba ini adalah yang pertama yaitu handling : ekor dipegang di daerah
tengah ekor dengan tangan kiri, lalu leher dipegang dengan tangan kanan, dan
telunjuk dan ibu jari kelingking menjepit ekor. Selanjutnya hewan coba tikus
yaitu : Dengan cara perlakuan Tikus (Rattus novergicus) diambil tikus pada
pangkal ekornya dengan tangan kanan. Lalu diletakkan tangan kiri di belakang
punggung kea rah kepala, lalu disisipkan kepala antara jari telunjuk dan jari
tengah. Sedangkan jari lain diselipkan di sekitar perut, sehingga kaki depan, kiri
dan kanan berselip di antara jari-jari. Tikus juga dapat dipegang dengan cara
menjepit kulit kepala pada tengkuknya. Rute yang kedua yaitu per oral : mencit
diletakkan di atas ram kawat, ekor ditarik. Jarum suntik yang berisi cairan
dimasukkan ke dalam mulut mencit dan tarik kembali dengan perlahan. Yang
ketiga yaitu Intramuscular : penyuntik memegang paha kiri depan dengan tangan
kiri. Lalu jarum ditudukkan dari balik dengan sudut tegak lurus terhadap
permukaan kulit sekitar ditengah paha lalu suntikkan dan tarik jarum dengan
dihandling dengan benar lalu tusukkan jarum disisi dekat umbilicus disamping
garis tengah perut paling belakang, lalu tarik jarum lalu lepaskan mencit. Yang
benar.
Adapun cara pemberian obat yang onset dan durasinya paling cepat yaitu
Intra vena karena tidak ada fase absorpsi, obat langsung masuk ke dalam vena,
“onset of action” cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk obat yang
menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa infus
kontinu untuk obat yang waktu-paruhnya (t1/2) pendek dan obat langsung masuk
ke dalam vena, onset of action segera dan obat bekerja paling efisien,
bioavilabilitas 100%.
melakukan uji coba yang hamir mirip fisiologi anatomi manusia pada hewan coba
itu, jika kita membuat sediaan tidak terjadi kesalahan-kesalahan pada saat
مننا فنررططن نننا وما من دابرة في ٱطلأ نطرض ونل ط نطئ إر يطير بجناحطيه إرل أ كم ن
م أطمث نننال كك ك مم ر
ن م ر ن إ ك إ ن ن ن إ إ إ ن ن ر إ ن ن إ
٣٨ ن
شكرو ن ى نرب بهإ طم ي كطح ن شطي رمء ث ك ر ن
م إ إل ط من نب إ إفي ٱطلك إت طن إ
Artinya :
Dan tiadalah binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami
dihimpunkan
Penjelasan ayat :
Secara umum, kita bisa menyimpulkan bahwa ayat ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan binatang yang ada di darat, laut dan udara, sebagaimana Dia
penguasa alam, semua wujud melayani mereka. Sungguh sangat wajar manusia
tumbu-tumbuhan untuk kepentingan binatang dan manusia. Maka jika Allah swt
telah menundukkan semua itu untuk manusia demi kemaslahatan mereka sambil
memberi kepada masing-masing binatang dan tumbuhan itu sistem serta naluri
yang sesuai baginya sekaligus mendukung fungsinya dan dalam bentuk yang
menyenangkan manusia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model, dan juga untuk
penelitian atau pengamatan laboratorik. Animal model atau hewan model adalah
objek hewan sebagai imitasi (peniruan) manusia (atau spesies lain), yang
Cara penanganan mencit yaiu ekor dipegang di daerah tengah ekor dengan
tangan kiri, lalu leher dipegang dengan tangan kanan, dan telunjuk dan ibu jari
dengan onset dan durasi yang tercepat yaitu melalui intravena yang dimana obat
B. Saran
1. Asisten
dalam melakukan percobaan agar kami bisa melakukan percobaan dengan baik
2. Laboratorium
Sebaiknya fasilitas dalam laboratorium lebih memadai terutama
praktikum.
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
Jepit ekor mencit dengan menggunakan jari kelingking dan jari tengah
3. Secara Intramuscular
4. Secara Intraperitonial
6. Secara intravena
Harmita dan Radji, M. Jurnal Kepekaan Terhadap Antibiotik. Dalam: Buku Ajar
2013.