Percobaan III
Percobaan III
Percobaan III
A. Tujuan Percobaan
Ostwald.
B. Tinjauan Pustaka
dari suatu bahan seperti larutan (Mechram dkk., 2013). Kelarutan dalam istilah
kuantitatif didefinisikan sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada suhu
tertentu. Kelarutan zat terlarut dalam suatu pelarut tergantung pada pelarutnya
digunakan juga pada suhu dan tekanan. Kelarutan bervariasi dalam rentang yang
Perbedaan sifat zat cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap tingkat
kekentalan dari zat cair tersebut (Hermawati dkk., 2013). Viskositas (kekentalan)
adalah ukuran resistensi dari suatu fluida terhadap deformasi (regangan) karena
tegangan geser. Semakin besar resistensi dari suatu fluida, semakin besar pula
terjadi untuk pengukuran sifat rheologi dapat ditemukan di area kontrol kualitas,
dimana bahan baku harus konsisten (Sariyeli dkk., 2018). Besarnya nilai viskositas
suatu fluida juga dipengaruhi oleh besarnya nilai perubahan temperatur. Viskositas
suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan antara molekul-
molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai
membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari
Aliran fluida dan panas akan berbanding lurus dan variasi cairan ikatan yang
tepat bergantung pada suhu.transfer panas lebih signifikan terhadap saluran yang tidak
berbentukk lingkaran daripada saluran melingkar karena kondisi batas termal terakhir
harus di gunakan dan efek viskositas variabel transfer panas tidak dapat di kapitalisasi
(Wang dkk.,2014)
semakin tinggi temperatur maka viskositas cairan semakin rendah (James dkk., 2008).
Faktor – faktor lain yang mempengaruhi viskositas adalah ikatan hidokarbon, dimana
semakin panjang ikatan hidrokarbon maka semakin besar pula viskositasnya, pada
golongan yang mengandung gugus hidroksil, semakin banyak gugus tersebut maka
fluida. Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan uji.
Kekentalan tak lain adalah sifat cairan yang sangat erat kaitannya dengan hambatan
dari suatu cairan uji dalam aliran (Tissos dkk., 2014). Prinsip kerja viskometer adalah
sebagai arus sederhana yang dimanfaatkan sebagai aliran satu dimensi untuk
Viskometer bebas dari cairan yang diuji dan resistensi terhadap aliran yang diukur,
Wetting agent atau agent pembasah adalah bahan kimia sintetis yang
memungkinkan penyebaran air yang lebih mudah diseluruh permukaan (Handreck and
Black, 2005). Wetting agent berfungsi untuk menggantikan udara dari partikel dan
memungkinkan cairan untuk bercampur lebih baik. Contohnya yaitu alkohol (Elmitra,
2017).
Propilenglikol merupakan salah satu bahan yang dapat mengikat air di sediaan
propilenglikol akan menahan penguapan air di sediaan dan di kulit berfungsi sebagai
pada komposisi, terutama kandungan airnya. Bila suhu meningkat, kekentalan madu
tergantung sumber nektarnya dan kandungan zat. Sifat tegangan permukaan yang
rendah dan kekentalan yang tinggi membuat madu memiliki ciri khas membentuk busa
(Surant.o,2007)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu corong, filler, gelas kimia
100 mL, pipet tetes, statif dan klem, stopwatch, timbangan analitik, dan viskometer
ostwald.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu akuades, madu, propilen
D. Uraian Bahan
Rumus Struktur : O
H H
berwarna.
Rumus strultur :
lemak.
1. Penentuan Viskositas
Akuades
- Diambil sebanyak 15 ml
- Dihitung viskositasnya
Hasil pengamatan ?
2. Penentuan pengaruh kehadiran zat lain terhadap propilen glikol
Propilen glikol
- Diambil sebanyak 15 ml
- Diaduk
- Dilakukan triplo
- Dihitung viskositasnya
20%
Hasil pengamatan ?
F. Hasil Pengamatan
1. Penentuan viskositas
kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin
sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.
Viskositas dapat dipengaruhi beberapa faktor. Diantaranya faktor tekanan yang jika
viskositas cairan tekanan naik, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh
suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Kehadiran zat lain dengan
adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Ukuran dan
berat molekul karena viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Dan viskositas
konsentrasinya tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Dan jika semakin banyak partikel yang terlarut, maka gesekan antar partikel
viskositas suatu larutan ada beberapa macam antara lain viskometer ostwald,
viskometer Hoppler, viskometer Cup and Bo, viskometer Cone and Plate. Viskometer
ostwald yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan dalam
melewati 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Untuk
mengkalibrasi viskometer Ostwald adalah dengan air yang sudah diketahui tingkat
waktu alir terhadap viskositas. Jadi, semakin lama waktu alir larutan maka semakin
prinsip sejumlah tertentu cairan dimasukkan kedalam A, kemudian dengan cara disedot
secara bebas dan diukur untuk waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis m,
tersebut.
Cairan yang akan ditentukan viskositasnya pada percobaan ini adalah propilen
glikol dengan konsentrasi yaitu 20 % ini dimaksudkan agar kita mengetahui bagaimana
pengaruh kadar zat tambahan atau konsentrasi terhadap viskositas cairan tersebut.
Bahan lain yang digunakan untuk diukur viskositasnya adalah aquades yang berfungsi
sebagai pembanding dan madu yang di gunakan untuk melihat lama viskositas pada
diperlukan dari start mark ke stop mark adalah 24 menit 7 detik, pada aquades 10 ml
fluida dari garis atas ke garis bawah, maka semakin besar pula nilai viskositas cairan.
Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yaitu gliserin dengan konsentrasi yang
diperoleh. Propilen glikol konsentrasi 20% + madu memerlukan waktu yang relatif
lebih lama untuk mengalir dalam pipa viskometer dibandingkan dengan sampel lain,
sehingga propilen glikol + madu yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibanding
aquadest cenderung memiliki nilai viskositas yang lebih besar pula. Hal tersebut
dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
farmasi terdapat istilah ilmu rheologi. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas.
suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip
rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)
sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi
pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari
jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat
didasarkan pada pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sampel untuk mengalir
2. Kehadiran zat lain pada suatu fluida seperti propilen glikol, berbanding lurus
dengan viskositas, semakin tinggi konsentrasi dari zat lain maka viskositas dari
fluida tersebut akan mengalami kenaikan, sebaliknya jika konsentrasi zat lain
Akpek A., Chongo Y., Atsushi M., Nobuyuki F., dan Tosgiharu K., 2014, Effect Of
Thermal Convection on Viscosity Measurement in Vibrational Viscometer,
Journal Of Flow Control Measurement & Visualization, Vol. 2(1).
Ditjen POM RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Elmitra, 2017, Dasar – Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi solid, Deepublish,
Yogyakarta.
Handradi E., Iswatun C., Tiara i., dan Fidela F., 2013, Pengaruh Gliserin dan Propileng
likol Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan SPF Sediaan Krim Tipe O/W Ekstrak
Biji Kakao, Jurnal Pharmascientica, Vol. 2(1).
Handreck K., dan Neil B., 2005, Growing Media, A UNSW Press Book, Australia.
Hermawati M.Y., Sri W.S., dan Warsito, 2013, Uji Viskositas Fluida Menggunakan
Transduser Ultrasonik sebagai Fungsi Temperatur dan Akuisisinya pada
Komputer Menggunakan Universal Serial Bus (USB), Jurnal Teori dan Aplikasi
Fisika, Vol. 1(1).
James J., Colin B., dan Helen S., 2008, Prinsip-primsip Sains untuk Keperawatan,
Erlangga, Jakarta.
Marzuki I., Amirullah, dan Fitriana, 2010, Kimia dalam Keperawatan, Pustaka As
Salam, Makassar.
Mechram S., Darwin, dan ratna, 2013, Analisis Pengaruh Sifat Reologi Terhadap
Kehilangan Energi pada Sistem Transfer Susu, Jurnal Agricola, Vo. 3(2).
Sariyerli G.S., Orhan s., dan Umit Y.A., 2018, Camparison Tests For The
Determination of the Values of Reference Liquids by Capillary Viscometers and
Stabinger Viscometer SVM 3001, Int. J. Metrol qual. Vol. 9(7).
Tissos N.P., Yulkifli, dan Zulhendri K., 2014, Pembuatan Sistem Pengukuran
Viskositas Fluida Secara Digital Menggunakan Sensor Efek Hall UGN3503
Berbasis Arduino UNO328, Jurnal Sainstekk, Vol. 6(1).
Vimalson D. C., S. Parimalakrishnan, N.S., Jeganathan, dan S. Anbazhagan, 2016,
Techniquens to Enhace Solubility of Hydrophobic Drugs : An Overview, Asian
Journal of Pharmaceutics, Vol. 10(2).
Wang C., Shengju L., Jianhua W., dan Zheng L., 2014, Effecst Of Temperature-
Dependent Viscosity on Fluid Flow and Heat Transfer in a Helical Rectangular
Duct With a Finite Pitch, Brazilian Journal of Chemical Engineering, Vol.
31(2).
Warsito, Sri W. S., dan Dyan I., 2013, Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas
dengan Metode Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya
pada Komputer, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 14(3).