ARENA - KELOMPOK 07 Terbaru PDF
ARENA - KELOMPOK 07 Terbaru PDF
ARENA - KELOMPOK 07 Terbaru PDF
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan, asumsi, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
54
Performance yang ditinjau merupakan adanya operator pada beberapa stasiun
menunggu produk yang di proses sebelumnya selesai, sehingga keyleverage yang
menjadi pengamatan merupakan utilization pekerja. Sistem tersebut akan
disimulasikan menggunakan software Arena. Harapannya dengan penggunaan Arena
mampu mengevaluasi dan memberikan perbaikan pada produksi di Tiban Jaya
Rotan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efisien.
1.4 BATASAN
Batasan adalah pembatasan dari ruang lingkup penelitian sehingga penelitian
dapat terfokus dan tidak melebar ke topik yang lain. Batasan masalah pada Tiban
Jaya Rotan yaitu:
1. Pengamatan dilakukan hanya pada proses pembuatan kursi putri.
2. Waktu produksi kursi putri di Tiban Jaya Rotan dimulai pada pukul 7.00-16.00
WIB, dengan waktu istirahat pada pukul 11.30-12.30 WIB.
55
1.5 ASUMSI
Asumsi adalah pernyataan yang diterima sebagai landasan berpikir dan
dianggap benar. Asumsi dari pengamatan di Tiban Jaya Rotan yaitu:
1. Pekerja dan alat bantu yang digunakan dalam kondisi normal.
56
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang informasi hasil-hasil
penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenai Activity Cycle
Diagram dan ARENA.
Generate
2. Segilima Ke Kiri
Merepresentasikan pembuangan (dispose) atau pemberhentian (terminate) entitas.
Terminate
Passive
Active
57
5. Panah (Connect)
Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan bahwa
status/aktivitas pendahulu berubah/berlanjut menjadi status/aktivitas
berikutnya.
Alternate
Batch
Separate
58
ciri General Purpose Simulation Language (GPSL) dimana pengguna dapat membangun
model dengan menggunakan bantuan program seperti visual basic, FORTRAN dan
lain-lain.
2. Dispose Module Sebagai titik akhir untuk entitas berada di dalam model
simulasi.
59
Tabel 2.1 Flowchart Module dalam Basic Process Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
6. Separate Module Modul ini digunakan untuk menyalin baik entitas yang
masuk menjadi beberapa entitas atau untuk membagi
sebuah entitas yang sebelumnya dibatch.
2. Data module
Berikut ini merupakan modul yang terdapat dalam basic process panel - data module
pada software Arena.
Tabel 2.2 Data Module dalam Basic Process Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Attribute Module Menentukan dimensi suatu atribut dan nilai awal. Atribut dapat
ditentukan dalam modul lain misalnya dalam modul assign, dan
dapat digunakan dalam ekspresi apapun.
2. Entity Module Mendefinisikan berbagai tipe entitas dan nilai-nilai awal mereka
dakam simulasi.
5. Variable Module Menentukan dimensi suatu variabel dan nilai awal. Variabel dapat
ditentukan dalam modul lain misalnya dalam modul assign, dan
dapat digunakan dalam ekspresi apapun.
60
Tabel 2.2 Data Module dalam Basic Process Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
6. Schedule Module Digunakan bersama dengan modul resource untuk menentukan
jadwal operasi untuk sumber daya atau dengan modul create untuk
menentukan jadwal kedatangan. Schedule dapat digunakan untuk
penundaan faktor waktu berdasarkan waktu simulasi.
61
Tabel 2.3 General Flowchart Module dalam Advanced Process Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
3. Signal Module Digunakan untuk mengirimkan sebuah sinyak atau
tanda untuk setiap hold module dalam model simulasi
yang sedang menunggu sinyal untuk melepaskan entitas
tertentu.
2. Data Module
Data Module adalah kumpulan objek yang ada di tampilan lembar kerja dari
model yang mendefinisikan karakteristik bermacam-macam elemen proses
seperti Advanced Set Module dan Expression module. Berikut ini adalah bebrapa
modul dalam Data Module Advanced Transfer Panel.
Tabel 2.4 Data Module dalam Advanced Process Panel pada Software Arena.
No. Nama Module Deskripsi
1. Advanced Set Module Digunakan untuk menentukan set antrian, set storage
dan set lainnya dan masing-masing bagiannya.
62
menjadi 4 yaitu General Flowchart Module, Conveyor Flowchart Module, Transporter
Flowchart Module dan Data Modules.
1. General Flowchart Module
General flowchart module adalah sekumpulan objek untuk mendeskripsikan
proses simulasi yang ditempatkan pada jendela model. General flowchart
module memiliki warna merah. Berikut adalah module pada general flowchart
module.
Tabel 2.5 General Flowchart Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Station Module Mendefinisikan sebuah station (atau kumpulan station
) yang cocok secara fisik atau logis lokasi dimana
proses dilakukan
63
3. Transporter Flowchart Module
Transporter flowchart modules adalah sekumpulan objek untuk
mendeskripsikan proses simulasi dengan fungsi yang khusus yaitu transporter
yang ditempatkan pada jendela model. Transporter flowchart module memiliki
warna biru. Berikut adalah module pada transporter flowchart modules.
Tabel 2.7 Transporter Flowchart Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Request Module Menugaskan unit transporter ke suatu entitas dan
menggerakkan unit ke lokasi stasiun entitas
4. Data Modules
Data module advanced transfer panel adalah sekumpulan objek yang ada di
tampilan lembar kerja dari model yang mendefinisikan kerakteristik
bermacam-macam elemen proses. Berikut adalah macam-macam module
yang termasuk dalam data module advanced transfer panel.
Tabel 2.8 Data Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Conveyor Module Didefinisikan sebagai conveyor yang terakumulasi
atau non-terakumulasi untuk membantu gerakan
entitas antar station
64
Tabel 2.8 Data Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
3. Distance Module Menetapkan jarak antara semua stasiun yang
dapat diakses oleh free-path transporter
65
5. Kemudian muncul suatu grafik, Klik Fit > Fit All, atau pilih pada toolbarFit All.
6. Untuk memindahkan Expression, blok nilai Expression, klik Edit dan pilih Copy
Expressions.
7. Pindahkan nilai Expression ke model Arena yang sesuai.
8. Lakukan pengulangan langkah Input Analyzer untuk mencari distribusi waktu
proses lainnya.
66
3. Response
Resonse adalah output yang mewakili ukuran bagaimana model dilakukan selama
menjalankan. Contoh: resources berupa hasili mixing WIP.
4. Chart
Chart adalah diagram yang digunakan untuk menampilkan output hasil simulasi.
Chart yang ditampilkan dapat berupa Hi-Lo dan dapat mengidentifikasikan
skenario terbaik.
67
1) Pilih Insert – Response.
2) Lalu perluas daftar spesifikasi Response dan pilih Response yang akan
dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK.
3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default.
4) Kotak Response kosong karena belum dilakukannya replikasi.
c. Scenarios
1) Duplikat skenario yang ada dengan cara klik Scenario 1 lalu klik kanan
Duplicate Scenario.
2) Ulangi hinga 10 skenario.
3) Ganti nama, level kontrol, dan nomor replikasi sesuai dengan keinginan
untuk mengetahui yang paling efektif.
6. Jalankan skenario. Klik Run – Go. Pilih OK setelah muncul kotak dialog, maka
akan terlihat respon dari masing-masing skenario.
7. Tampilkan chart dengan cara:
1) Blok kolom skenario yang akan ditampilkan chart.
2) Pilih menu Insert Chart.
3) Pilih jenis chart yang ingin ditampilkan.
4) Klik Next.
5) Pilih Response yang akan dimasukkan Chart.
6) Klik Next.
7) Aktifkan Identify Best Scenario dan pilih kategori yang diinginkan.
8) Klik Finish.
68
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada Bab III akan dipaparkan mengenai diagram alir praktikum simulasi software
Arena dan prosedur pelaksanaannya.
3.1 DIAGRAM ALIR PRAKTIKUM SIMULASI ARENA
Diagram alir praktikum Simulasi Arena adalah sebagai berikut.
Mulai A C
Studi Pustaka
Perancangan
Dry Run
Identifikasi Model Perbaikan
Masalah
Pemilihan
Tidak Rekomendasi
Terverifikasi? Perbaikan
Pembuatan Model
Konseptual
(Activity Cycle Diagram) Ya Kesimpulan dan
Saran
Jalankan Simulasi
Validasi Model
Konseptual
Selesai
Perhitungan
Tervalidasi?
Tidak Replikasi
Ya
B Validasi Model
Simulasi
Pengumpulan Data
Tidak
Tervalidasi? B
Pengolahan Data
Ya
A C
69
3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI ARENA
Prosedur praktikum simulasi Arena sebagai berikut.
1. Memulai praktikum.
2. Mencari studi kasus dengan melakukan observasi ke lapangan untuk mengamati
kegiatan dan menentukan masalah yang akan diselesaikan. Mempelajari
berbagai referensi yang terkait dengan simulasi.
3. Identifikasi masalah yang ada pada sistem produksi di Tiban Jaya Rotan.
4. Menentukan tujuan simulasi untuk menganalisis sistem produksi di Tiban Jaya
Rotan.
5. Membuat model konseptual Activity Cycle Diagram sistem
6. Melakukan validasi model konseptual. Jika model konseptual tidak tervalidasi
maka membuat model konseptual kembali.
7. Melakukan pengambilan data pengamatan. Pengamatan dimulai dari
kedatangan entitas sampai entitas meninggalkan sistem.
8. Melakukan pengolahan data dengan menentukan distribusi yang akan
digunakan untuk pemodelan simulasi Arena. Penentuan distribusi dilakukan
dengan menggunakan tools Input Analyzer pada Arena. Data–data hasil
pengamatan dimasukkan dalam Data View dan diproses hingga muncul output
distribusi data. Pilih distribusi yang sesuai dengan distribusi berdasarkan
karakteristik aktivitas.
9. Melakukan pemodelan sistem menggunakan software Arena.
10. Dry run
11. Melakukan verifikasi model, dengan membandingkan model konseptual dengan
model pada software Arena. Jika model tidak terverifikasi, maka kembali ke
pemodelan sistem dengan software Arena.
12. Menjalankan simulasi dengan software Arena.
13. Melakukan perhitungan replikasi
14. Melakukan validasi model simulasi, apakah model konseptual sudah sesuai
dengan sistem nyata. Jika tidak tervalidasi, maka kembali melakukan
pengambilan atau pengumpulan data.
15. Menganalisis hasil simulasi dan menentukan rekomendasi perbaikan
16. Mengambil kesimpulan dan memberikan saran.
17. Selesai
70
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang hasil dan pembahasan dari penelitian yang
dilakukan di Tiban Jaya rotan
Memotong rotan
13.8" 0-1
Gergaji
Perakitan Rotan
56.9" 0-3
Bor
106.88' 0-4
Penganyaman Kerangka Kursi
Finishing Kursi
5.33" 0-5
Paku Tembak
Kegiatan Jumlah Waktu
Operasi 5 195.88 Min
71
4.2 ACTIVITY CYCLE DIAGRAM (ACD)
Activity Cycle Diagram (ACD) adalah bahasa grafik/gambar yang memodelkan
sistem dengan menunjukkan hubungan interaksi antar elemen dengan perubahan
secara diskrit terhadap waktu. Gambar Activity Cycle Diagram dari pembuatan kursi
rotan putri akan dilampirkan.
72
Tabel 4.1 Uji Validasi Model Konseptual (Lanjutan)
Sistem Nyata Activity Cycle Diagram
Pekerja finishing selesai melakukan proses finishing Idle pekerja finishing dan paku
tembak
Kursi rotan jadi siap dijual Dispose kursi rotan jadi
73
𝑘 2
√𝑁.∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
′
𝑁 = [ 𝑠
∑ 𝑋𝑖
] (4-1)
Sumber: Pengantar Statistika, Walpole E. Ronald, 1995
Dimana:
N’ = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
K = Tingkat kepercayaan dalam pengamatan
S = derajat ketelitian dalam pengamatan
N = jumlah pengamatan yang sudah dilakukan
Xi = Data pengamatan
Data pengamatan menggunakan K = 2 dan S = 0.05, maka akan mendapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Kecukupan Data
No Jenis Proses Uji Kecukupan Data Kesimpulan
1 Proses 𝑘 2 Karena N’ = 7,145 <
Pemotongan √𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [𝑠 ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (119959,9)
′ 0,05 √25(4798,356)
𝑁 = [ ] = 7,145
345,58
2 Proses Bending 𝑘 2
Karena N’ = 6,26 <
√𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [𝑠 ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (95544,64)
′ 0,05 √25(3821,79)
𝑁 = [ ] = 6,26
308,5
5 Proses 𝑘 2
Karena N’ = 19,88 <
Finishing 𝑠 √𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [ ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (17981,59)
′ 0,05 √25(719,26)
𝑁 = [ ] = 19,88
133,27
74
4.6 PENENTUAN PARAMETER DISTRIBUSI DENGAN INPUT ANALYZER
Data yang sudah di uji kecukupan data dan diperoleh bahwa data yang
didapatkan cukup, selanjutnya menentuan parameter distribusi. Pengujian distribusi
data ini akan membandingkan antara dugaan dengan data nyatanya. Penentuan
parameter distribusi dilakukan dengan menggunakan software Input Analyzer di
Arena. Pengujian distribusi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Buku software Input Analyzer, kemudian klik file New.
2. Kemudian klik File Data File Use Existing.
3. Pilih File yang ingin ditentukan parameternya.
4. Klik Fit All .
5. Ketika distribusi yang muncul bukan di antara distribusi yang umum digunakan
maka klik Window Fit All Summary, akan muncul tampilan function dan squre
error. Pilih function yang Squre errornya mendekati nol dan dapat diproses ke
model simulasi Arena.
6. Setelah menentukan function yang dipilih, klik Fit klik function yang dipilih.
Hasil penentuan parameter distribusi dari waktu proses yang ada pada sistem
adalah sebagai berikut :
1. Proses Pemotongan
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
triangular dengan parameter nilai minimum sebesar 12, nilai maksimum sebesar
16, dan standar deviasi sebesar 14. Alasan dipilihnya triangular karena memiliki
error yang paling kecil.
75
Gambar 4.3 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul
2. Proses Bending
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
normal dengan parameter mean sebesar 12.3 dan standar deviasi sebesar 0.772.
Alasan dipilihnya triangular karena memiliki error yang paling kecil.
76
Gambar 4.5 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul
3. Proses Perakitan
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
uniform dengan minimum sebesar 54 dan maksimum sebesar 59,7. Alasan
dipilihnya uniform karena memiliki error yang paling kecil.
77
Gambar 4.7 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul
4. Proses Penganyaman
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
uniform dengan minimum sebesar 100 dan maksimum sebesar 120.
78
Gambar 4.9 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul
5. Proses Finishing
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
triangular dengan parameter nilai minimum sebesar 4.25, nilai maksimum
sebesar 6.74, dan standar deviasi sebesar 5. Alasan dipilihnya triangular karena
memiliki error yang paling kecil.
79
Gambar 4.11 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul
Tabel 4.4 menunjukkan distribusi yang digunakan dalam proses-proses yang ada
pada program.
Tabel 4.4 Distribusi Waktu Tiap Proses
Proses Terpilih
Pemotongan TRIA(12, 14, 16)
Bending NORM(12.3, 0.772)
Perakitan UNIF(54, 59.7)
Penganyaman UNIF(100, 120)
Finishing TRIA(4.25, 5, 6.74)
Dari hasil penentuan distribusi pembuatan kursi putri di Tiban Jaya Rotan,
terdapat tiga jenis distribusi yang mewakili distribusi waktu proses, yaitu distribusi
normal, uniform, dan triangular. Dari ketiga distribusi tersebut, dilakukan uji dengan
menggunakan input Analyzer untuk tiap data. Hasil dari pengujian tiga distribusi akan
dilakukan analisa pada nilai error terkecil akan digunakan pada model ARENA
dianggap paling merepresentasikan distribusi dari waktu proses hasil pengamatan.
80
2. Siapkan Advance Transfer Panel dengan klik File – Template Attach, pilih
AdvancedTransfer.tpo dan AdvancedProcess.tpo.
3. Modul Create
Pada dialog box yang ada pada module create diatas terdapat Name yang berfungsi
untuk memberi nama module. Terdpat pula entity type yang mendefinisikan dan
memberi nama entitas. Kemudian terdapat time between arrivals yang
menjelaskan kedatangan dari entitas. Type pada time between arrivals
menunjukkan tipe waktu kedatangan entitas. Kemudian entities per arrival
menunjukkan banyaknya entitas dalam satu kali kedatangan. Max arrival
menunjukkan jumlah kedatangan maksimal dalam unit hari dan first creation
menunjukkan waktu kedatangan pertama dari entitas pada program.Untuk
modul create, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog
dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:
81
Tabel 4.5 Daftar Create
Entity Entities Max First
No Name Type Value Units
Type Per Arrival Arrival Creation
Kedatangan
1 Rotan Constant 1 Days 8 1 0.0
rotan
Kedatangan
Rotan
2 rotan Constant 1 Days 4 1 0.0
sintetis
sintetis
Kedatangan
3 Kain Constant 1 Days 4 1 0.0
kain
Kedatangan
Pelindung
4 Pelingdung Constant 1 Days 16 1 0.0
Kaki
Kaki
4. Modul Station
Pada modul station terdapat Name yang menjelaskan nama dari modul tersebut.
Station type menjelaskan tipe dari modul tersebut, kemudian Station Name
menjelaskan nama dari station. Untuk modul station, klik dua kali pada modul
tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini
dengan isian sebagai berikut:
82
5. Modul process
Pada dialog box proses terdapat Name yang menunjukkan nama dari proses.
Kemudian terdapat type yang menandakan banyaknya proses yang terjadi pada
satu modul. Selanjutnya action yang dipilih adalah seize delay release yang artinya
entitas diikat kemudian di proses dan setelah proses selesai resource yang
digunakan dilepaskan dari proses pengolahan entitas. Pada prority untuk
menentukan prioritas entitas yang akan diolah. Delay type diperoleh dari
pengolahan data menggunakan input analyzer yang dicantumkan pada tabel 4.4.
Langkah-langkah penentuan distribusi data pada setiap proses dicantumkan
telah dicantumkan pada sub-bab 4.6. Untuk modul process, klik dua kali pada
modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah
ini dengan isian sebagai berikut:
83
6. Modul Separate
Pada dialog box terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul, type yang
merupakan tipe pemisahan entitas yang diinginkan. Untuk modul separate, klik
dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak
dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:
7. Modul assign
Pada dialog box module assign terdapat Name yang merupakan nama dari modul,
assignment untuk memberikan identitas untuk entitas. Untuk modul assign, klik
dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak
dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:
84
Gambar 4.17 Modul Assign pada Arena
8. Modul Route
Pada dialog box route terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul, Route
Time menunjukkan waktu perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, Units
menunjukkan satuan waktu, Destination type menunjukkan destinasi yang akan
dituju, dan Station Name menunjukkan nama station yang dituju. Untuk modul
route, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan
lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:
85
Gambar 4.18 Modul Route pada Arena
9. Modul Decide
Pada dialog box decide terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul dan
Type yang menunjukkan tipe keputusan yang diinginkan. Untuk modul decide,
klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi
kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:
86
10. Modul Batch
Untuk modul batch, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak
dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:
87
Modul request selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Daftar Request
Transporter Selection Entity Queue Queue
No Name Priority Velocity Units
Name Rule Location Type Name
1 Reque Gerobak Cyclical High Entity.Stati 1 Per Queue Request
st (1) on Second .Queue
88
pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di
bawah ini dengan isian sebagai berikut:
89
15. Modul Dispose
Pada dialog box dispose terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul.
Untuk modul dispose, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak
dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:
90
Gambar 4.27 data Resources pada Arena
91
Gambar 4.29 Data Transporter pada Arena
92
4.8 VERIFIKASI, PERHITUNGAN REPLIKASI DAN VALIDASI
Setelah memodelkan sistem pembuatan kursi putri di Tiban Jaya Rotan, maka
model tersebut akan diverifikasi dan divalidasi.
4.8.1 Verifikasi
Verifikasi bertujuan untuk memastikan model yang dibuat dengan software
ProModel sesuai dengan sistem nyata yang dimodelkan. Terdapat empat teknik
untuk melakukan verifikasi, antara lain
1. Melakukan perbandingan model simulasi dengan menggunakan software Arena
dengan Activity Cycle Diagram (ACD) dimana hal tersebut dapat dilakukan
dengan membandingkan modul-modul yang ada di Software Arena dan aktivitas
yang ada di ACD. Berikut merupakan pemodelan yang ada di Arena dan ACD.
Pembakar Pembakar
Gergaji Rotan Bor
Rotan
Antri Proses
Kedatangan Proses Separate Antri Proses Antri Apakah bisa Proses
Pemotong Transpor Batch Rotan
Rotan Pemotongan Rotan Bending Bending Perakitan dirakit? Perakitan
an Gerobak
Paku
Tembak
Antri Batch
Proses Antri Batch Proses
Penganya Penganyam Kursi Rotan
Penganyaman FInishing Finishing Finishing
man an
Pekerja Pekerja
Anyam FInishing
Kedatangan
Rotan Sintetis
Kedatangan
Kain
Kedatangan
Pelindung Kaki
Gambar 4.32 Perbandingan Model Program (Arena) dan Model Konseptual (ACD)
93
2. Melakukan pengecekan terhadap animasi program saat program sedang
dijalankan.
Dari gambar animasi program tersebut, entitas sudah berjalan sesuai dengan
sistem sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang dibuat sudah valid.
3. Melakukan pemeriksaan terhadap compile eror. Pengecekan dilakukan untuk
melihat apakah tidak ada error pada program pemodelan. Langkah pengecekan
dilakukan dengan menekan tombol F4 atau pada Menur Bar – Run – Check Model.
Kotak dialog tersebut menunjukkan bahwa tidak ada error dalam model simulasi
yang dibuat sehingga dapat disimpulkan bahwa model telah terverifikasi
4. Melakukan pengecekan waktu proses pada sistem yang dibuat pada ARENA
Dari gambar tersebut diketahui waktu dalam program sudah sesuai dengan
sistem nyata maka dapat disimpulkan bahwa program terverifikasi.
94
4.8.2 PERHITUNGAN REPLIKASI
Perhitungan replikasi digunakan dalam menentukan jumlah pengamatan yang
dilakukan pada simulasi yang telah dibuat. Berikut ini merupakan perhitungan
replikasi yang dibutuhkan dalam pengamatan di Tiban Jaya Rotan.
𝑍 2
( 𝛼 )𝑠
′
𝑛 =[ 2
] (4-2)
𝑒
𝛼 2
(𝑡𝑛−1, )𝑠
ℎ𝑤 = 𝑒 = [ 2
] (4-3)
√𝑛
Dimana
𝑛′ = jumlah replika teoritis
s = standar deviasi sampel yang diambil
e = absolute error
hw = half-width
n = jumlah replikasi aktual
Output dari tiga kali replikasi pada program pengamatan Tiban Jaya Rotan,
sebagai berikut:
Tabel 4.18 Daftar Output pada Replikasi Ke-
Replikasi Output
1 3
2 3
3 4
Didapatkan nilai:
Nilai 𝑍0,025 = 1.96
Nilai 𝑡3−1,0,025 = 4.3026
Standar Deviasi = 0.471
Jumlah replikasi (n) = 3
𝛼 2
(𝑡𝑛 − 1, ) 𝑠
ℎ𝑤 = [ 2 ]
√𝑛
2
(4.3026)𝑥0.471
ℎ𝑤 = [ ]
√3
ℎ𝑤 = 1.369
2
𝑍𝛼
( )𝑠
𝑛′ = [ 2 ]
𝑒
95
1,96𝑥0.471 2
𝑛′ = [ ]
1.369
𝑛′ = 0,455 = 1
4.8.3 Validasi
Validasi adalah proses penentuan apakah model merupakan representasi yang
akurat dan sesuai dengan sistem nyata (Hoover dan Perry, 1989). Validasi dilakukan
dengan membandingkan data berupa output aktual dengan output program pada
entitas kursi rotan jadi. Validasi model simulasi dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Run model simulasi sebanyak 3 replikasi. Klik Simulation pada Toolbar Options.
Pada Number Of Replications ketikkan “3”. Klik tombol OK.
2. Bandingkan output model simulasi dengan output sistem nyata.
Tabel 4.19 Output Replikasi
Replikasi Output Aktual Output Program
1 3 3
2 4 3
3 4 4
96
Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1).
H0: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan tingkat signifikansi yang digunakan
α = 5%
3. Memilih uji statistik
Uji statistik yang digunakan adalah uji normalitas.
4. Menentukan nilai kritis.
Jika nilai significance > α = 0,05 maka Ho diterima. Jika nilai significance < α =
0,05 maka Ho ditolak.
5. Kesimpulan
Hasil pengujian normalitas menunjukan signifikansi pada tabel Shapiro-Wilk
bernilai 0.004 yang bernilai ≤ 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima yang
berarti data tidak berdistribusi normal.
Kemudian, jika data tidak berdistribusi normal berarti data menggunakan
distrbusi nonparametric dengan pengujian lanjutan menggunakan uji independent test
untuk menentukan apakah data tersebut merupakan variabel bebas. Langkah-
langkah pengujian mann-whitney test dengan SPSS 25.
1. Membuka SPSS 25 dan membuat file baru.
2. Klik tab Variable View, kemudian mengisi nama variabel yaitu Output dan Data.
Pastikan measure nya scale untuk output dan nominal untuk data. Klik pada baris
data kolom values, kemudian pada kotak values isikan angka 1 dan pada kolom
label isikan output aktual lalu klik add. Lalu pada kotak values isikan angka 2 dan
pada kolom label isikan output program lalu klik add. Lalu klik OK.
3. Isikan data Output Aktual dan Output Program pada kolom Output. Pada kolom
data, isikan 1 untuk data output aktual dan 2 untuk data output program.
4. Klik Analyze Non Parametric Tests Independent Samples. Masukkan output
pada test variable list dan data pada grouping variable.
5. Pilih Test Type Mann-Whitney U, lalu klik OK. Kemudian muncul output pada
Tabel dibawah ini.
97
Tabel 4.21 Mann_Whitney U Test
2. Number Out
Jumlah entitas yang sudah diproses di Tiban Jaya Rotan ditampilkan pada
tabel 4.23.
Tabel 4.23 Data Number Out
No. Number Out Hasil
1 Rotan potong 48
2 Rotan bending 52
3 Rotan bending baik 49
4 Rotan bending cacat 2
5 Rework rotan bending 1
6 Kerangka kursi 3
7 Kursi setengah jadi 3
8 Kursi rotan jadi 3
98
3. Resource Utilization
Utilitas dari pekerja di Tiban Jaya Rotan ditampilkan pada tabel 4.24.
Tabel 4.24 Tabel Analisis Simulasi
Minimum Maximum
Instantaneous Utilization Average Half Width
Value Value
Pekerja Potong 0.2424 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Bending 1 0.6465 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Bending 2 0.6186 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Rakit 1 0.2365 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Rakit 2 0.1143 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 1 0.2276 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 2 0.2229 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 3 0.2209 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 4 0.0000 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Finishing 1 0.01982 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Finishing 2 0.01059 (Insufficient) 0.00 1.0000
Bor 1 0.2365 (Insufficient) 0.00 1.0000
Bor 2 0.1143 (Insufficient) 0.00 1.0000
Paku Tembak 1 0.01982 (Insufficient) 0.00 1.0000
Paku Tembak 2 0.01059 (Insufficient) 0.00 1.0000
Gergaji 0.2424 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pembakar Rotan 1 0.6465 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pembakar Rotan 2 0.6186 (Insufficient) 0.00 1.0000
Tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai utilitas operator belum baik
dikarenakan ketidakmerataan kinerja pada setiap pekerja. Terdapat dua operator
yang memiliki kinerja paling tinggi yaitu pada pekerja bending. Hal ini dapat
disebabkan karena jumlah entitas yang diproses distasiun bending lebih banyak
dibandingkan jumlah entitas di stasiun lainnya. Selain itu terdapat pekerja
finishing memiliki kinerja yang paling rendah dikarenakan waktu proses di
stasiun penganyaman membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan
waktu idle pekerja finishing tinggi.
99
1. Baseline
Jumlah pekerja pada program awal (baseline) adalah 11 orang, dengan
rincian 1 orang pekerja potong, 2 orang pekerja bending, 2 orang pekerja rakit, 4
orang pekerja anyam, dan 2 orang pekerja finishing. Alat bantu yang digunakan
yaitu 1 buah gergaji, 2 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 2 paku tembak.
Kapasitas entitas rotan sebanyak 8 lonjor, rotan sintetis sebanyak 4 gulung, kain
sebanyak 4 lembar, dan pelindung kaki sebanyak 16 buah.
2. Skenario 1
Jumlah pekerja pada skenario 1 adalah 9 orang, dengan rincian 1 orang
pekerja potong, 2 orang pekerja bending, 2 orang pekerja rakit, 2 orang pekerja
anyam, dan 1 orang pekerja finishing. Alat bantu yang digunakan yaitu 1 buah
gergaji, 2 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 1 paku tembak. Kapasitas
entitas rotan, rotan sintetis, kain, dan pelindung kaki berjumlah sama dengan
baseline.
3. Skenario 2
Jumlah pekerja pada skenario 2 sama dengan baseline yaitu 11 orang. Proses
pemotongan dilakukan oleh 1 orang pekerja potong dan 1 orang pekerja rakit
(pekerja rakit yang memiliki utilitas paling rendah). Proses bending dilakukan
oleh 2 orang pekerja bending dibantu oleh 2 orang pekerja finishing (kondisi idle)
dan 1 orang pekerja anyam (1 orang pekerja anyam yang memiliki utilitas paling
rendah dialokasikan ke proses bending). Proses rakit dilakukan oleh 2 orang
pekerja rakit. Proses penganyaman dilakukan oleh 3 orang pekerja anyam.
Proses finishing dilakukan oleh 2 orang pekerja finishing. Alat bantu yang
digunakan yaitu 2 buah gergaji, 5 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 2 paku
tembak. Kapasitas entitas rotan, rotan sintetis, kain, dan pelindung kaki
berjumlah sama dengan baseline.
100
1. Number In
Tabel 4.25 merupakan utilitas dari masing-masing operator pada setiap
skenario yang dirancang
Tabel 4.25 Numbeer In pada Setiap Skenario
No. Number In Baseline Skenario 1 Skenario 2
1 Rotan 48 48 48
2 Rotan sintetis 7 7 7
3 Kain 4 4 4
4 Pelindung kaki 23 23 23
101
Tabel 4.27 Utilitas Operator pada Setiap Skenario (Lanjutan)
Instantaneous Utilization Baseline Skenario 1 Skenario 2
Gergaji 24,24 24,24 18,30
Gergaji 2 - - 18,92
Pembakar Rotan 1 64,65 64,65 41,69
Pembakar Rotan 2 61,86 61,86 38,65
Pembakar Rotan 3 - 39,83
Pembakar Rotan 4 - - 39,04
Pembakar Rotan 5 - - 40,40
Bor 1 23,65 23,65 36,99
Bor 2 11,43 11,43 18,60
Paku Tembak 1 1,982 3,04 3,30
Paku Tembak 2 1,059 - 1,80
103
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari praktikum arena.
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan sistem produksi di Tiban Jaya Rotan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tiban Jaya Rotan merupakan salah satu pusat kerajinan rotan terbesar di kota
Malang. Pada usaha ini memproduksi berbagai macam produk seperti kursi,
sekat, dan lemari yang terbuat dari rotan. Sistem yang diamati pada pengamatan
ini yaitu proses pembuatan kursi Putri. Proses pembuatan kursi Putri terdiri dari
pemotongan bahan baku, mem-bending rotan yang telah dipotong, perakitan
menjadi kerangka kursi, penganyaman, dan finishing. Kemudian sistem ini akan
disimulasikan menggunakan software Arena. Software Arena merupakan suatu
program komputer yang dapat digunakan untuk simulasi dan menganalisa
sistem produksi kursi putri. Software tersebut digunakan untuk mensimulasikan
proses produksi di Tiban Jaya Rotan.
2. Model simulasi menggunakan software Promodel diperoleh output kursi rotan
berjumlah 3 buah kursi dengan utilitas pekerja potong sebesar 24,24%, pekerja
bending 1 sebesar 664,65%, pekerja bending 2 sebesar 61,86%, pekerja rakit 1
sebesar 23,65%, pekerja rakit 2 sebesar 11,43%, pekerja anyam 1 sebesar 22,76%,
pekerja anyam 2 sebesar 22,29%, pekerja anyam 3 sebesar 22,09%, pekerja
anyam 4 sebesar 00,00%, pekerja finishing 1 sebesar 1,982%, pekerja finishing 2
sebesar 1,059%.
3. Skenario yang dipilih adalah skenario 2. Skenario ini dibuat berdasarkan
program baseline, yaitu dengan membuat program baru dengan pengalokasian
pekerja. Skenario 2 dipilih karena dapat meningkatkan utilitas pekerja dan dapat
meratakan utilitas pekerja. Jumlah pekerja pada skenario 2 sama dengan baseline
yaitu 11 orang dengan rincian utilitas yaitu utilitas pekerja potong sebesar
18,30%, pekerja bending 1 sebesar 42,69%, pekerja bending 2 sebesar 38,65%,
pekerja rakit 1 sebesar 36,99%, pekerja rakit 2 sebesar 37,53%, pekerja anyam 1
sebesar 33,28%, pekerja anyam 2 sebesar 37,60%, pekerja anyam 3 sebesar
34,70%, pekerja anyam 4 sebesar 40,40%, pekerja finishing 1 sebesar 43,13%,
105
pekerja finishing 2 sebesar 18,30%. Alat bantu yang digunakan yaitu 2 buah
gergaji, 5 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 2 paku tembak. Hasil output
pada skenario 2 menghasilkan 4 buah kursi rotan jadi dan 1 buah rotan bending
cacat. Skenario 2 dapat menghasilkan output kursi rotan jadi yang sama dengan
waktu produksi selama 05.09.21. Waktu kerja di Tiban Jaya Rotan selama 8 jam,
maka waktu sisa dari pekerja dapat digunakan untuk mengerjakan produk lain
karena di Tiban Jaya Rotan tidak hanya menghasilkan kursi rotan putri tetapi
banyak produk yang diproduksi seperti lemari, sekat pembatan, dan lain
sebagainya.
5.2 SARAN
Berdasarkan pengamatan sistem produksi di Tiban Jaya Rotan, maka saran yang
dapat diberikan untuk pemilik Tiban Jaya Rotan adalah sebagai berikut :
1. Tiban Jaya Rotan perlu meninjau ulang mengenai alokasi sumber daya dalam
perusahaannya. . Proses pemotongan dilakukan oleh 1 orang pekerja potong dan
1 orang pekerja rakit (pekerja rakit yang memiliki utilitas paling rendah). Proses
bending dilakukan oleh 2 orang pekerja bending dibantu oleh 2 orang pekerja
finishing (kondisi idle) dan 1 orang pekerja anyam (1 orang pekerja anyam yang
memiliki utilitas paling rendah dialokasikan ke proses bending). Proses rakit
dilakukan oleh 2 orang pekerja rakit. Proses penganyaman dilakukan oleh 3
orang pekerja anyam. Proses finishing dilakukan oleh 2 orang pekerja finishing.
Alat bantu yang digunakan yaitu 2 buah gergaji, 5 buah pembakar rotan, 2 buah
bor, dan 2 paku tembak. Kapasitas entitas rotan, rotan sintetis, kain, dan
pelindung kaki berjumlah sama dengan baseline.
106