Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal Pada Mahasiswa Kelas V Sekolah Dasar

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MODEL BAHAN AJAR MEMBACA PEMAHAMAN BERBASISI BUDAYA LOKAL

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MATA


KULIAH READING FOR GENERAL PORPUSES PENDIKAN BAHASA INGGRIS
ABSTRAK:
Pembelajaran membaca pemahaman dalam mata kuliah Reading For General
Porpuses belum berhasil meningkatkan kesadaran budaya dan kemampuan berfikir kritis
bagi mahasiswa. Ketiadaan bahan ajar membaca pemahaman yang berbasis budaya lokal
dan bahan ajar yang mendorong peningkatan berfikir kritis merupakan salah satu penyebab
keadaan tersebut. Bahan ajar membaca pemahaman belum ada yang dirancang secara
sistematis yang berbasis budaya lokal. Artinya teks yang digunakan masih kering dari
pengetahuan budaya lokal. Di sisi lain, keterampilan mahasiswa berfikir kritis juga belum
ditingkatkan secara optimal. Hal ini menjadi dasar melakukan penelitian yang bertujuan
untuk menghasilkan buku ajar berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa berfikir kritis.
Penelitian pengembangan model bahan ajar Reading For General Porpuses
dilakukan dengan mengadopsi rancangan dan pengembangan yang mengacu pada teori
Borg dan Gall dengan langkah pelaksanaan penelitian sebagai berikut: (1) penelitian dan
pengumpulan data; (2) menyusun rencana penelitian, merumuskan model bahan ajar (3)
pengembangan draft produk; (4) uji coba lapangan awal; (5) merevisi hasil uji coba; (6) uji
coba lapangan; (7) revisi terhadap hasil uji coba lapangan; (8) uji pelaksanaan lapangan; (9)
penyempurnaan produk akhir ); (10) desiminasi dan implementasi model bahan ajar. Subjek
penelitian ini adalah 28 mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Reading for
general porpuses di Program Studi Pendidikan Bahasa inggris. Instrumen yang diguanakan
dalam penelitian ini terdiri dari angket, lembaran obseravasi, dan perangkat tes tertulis.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) bahan ajar membaca pemahaman belum
disusun berbasis budaya lokal, (2) pertanyaan/soal/tugas/latihan yang mengikuti bahan ajar
membaca pemahaman belum dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa berfikir kritis,
(3) mahasiswa membutuhkan bahan ajar membaca pemahaman yang berbasis budaya lokal
dan yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, (4) penilaian para pakar dan
praktisi menunjukan bahwa bahan ajar MBAMPBBBK dilihat dari konten, tampilan,
pertanyaan/tugas/latihan,/soal sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dan (5)
MBAMPBBBK efektif dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa berfikir kritis.

Kata Kunci: pengembangan, bahan ajar, budaya lokal, dan berfikir kritis.

PENDAHULUAN
Keberhasilan pembelajaran Reading Comprehension baru pada tahap pengembangan
intelektual belum menyentuh ranah efektif dan pisikomotor. Hal ini dapat dilihat dari
indikator rendahnya kemampuan mahasiswa memahami teks bacaan dan rendahnya
kemampuan berfikir kritis, serta kurangnya penghayatan mahasiswa terhadap nilai budaya
local. Pembelajaran membaca pemahaman baru sebatas meningkatkan keterampilan
berbahasa. Padahal, belajar bahasa, khususnya membaca pemahaman dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan penghayatan budaya local kalau teks bacaan sebagai bahan ajar
berisikanmuatan budaya local. Bahan ajar membaca pe,mahaman sebenarnya dapat digali
dari akar budaya local yang menggambarkan nilai-nlai serta kearifan masyakat setempat.
Teks bacaan yang diguanakan dalam pembelajaran bahasa masih kering dengan nilai-nilai
budaya local. Teks yang digunakan masih didominasi oleh teks bacaan yang berasal dari
negeri asal bahasa Inggris.
Pembelajaran membaca pemahaman dapat diartikan sebagai upaya pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pemahaman tentang pesan yang ada dalam teks
sebagai bentuk diskursi sosial.Dalam memahami pesan teks sebagai diskursi sosial yang
mengandung pengalaman interaksi sosial yang berbentuk prilaku, kejadian, karakter, dan
nilai keindahan sebagai wahana rekreasi mental. Teks ini disajikan dengan sejumlah kriteria
seperti, pesan yang disampaikan memiliki keragaman, tingkat tingkat kesulitan, genre
yang beragam, perubahan perilaku pembaca setelah memahami isi teks. Teks yang disajikan
dalam perkuliahan merupakan peluang bagi mahasiswa untuk belajar hidup mandiri, hidup
bersama, menjadi seorang pribadi yang utuh memiliki jati diri yang diistilahkan dengan
karakter dan menghayati kearifan lokal yang diperoleh dari pemahaman budaya lokal.Teks
merupakan wahana membangun keterampilan berbahasa, sikap, karakter, penghayatan pada
kearifan lokal, dan berpikir kritis.
Selama ini ada kecenderungan bahan ajar yang digunakan dalam reading
Comprehendion tidak dirancang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, tingkat penguasaan
bahasa Inggris yang dimiliki mahasiswa, pertanyaan yang mengiringi teks tidak dibuat
secara hirarki tingkat kesulitan (mudah, sedang, sulit, sulit sekali, membanding, membuat
inferensi, mengevaluasi, menalar dengan anologi, dan menemukan di luar isi teks.
Perancangan bahan ajar Reading Comprehension tidak memenuhi kreteria layak untuk
membangun berpikir kritis, kreativitas, dan kecerdasan. Kecerdasan dalam hal ini
maksudnya isi teks bacaan menumbuhkan pengetahuan baru dan sikap yang disertai
penghayatan nilai-nilai karakter. Teks yang digunakan juga tidak membangun ketagwaan
pada Tuhan, sikap percaya diri, tanggung jawa pada diri, kelompok, masyarakat, tidak
mendorong mencari informasi dari lingkungan sekitar dan sumber lain secara logis, kritis,
dan kreatif, membangun kemampuan mengatasi masalah kehidupan sehari-hari,
membangun jati diri sebagai warga masyarakat dan Negara, integritas moral dan akhlak
mulia.
Bahan ajar lebih menekankan pada peningkatan kemampuan berbahasa khususnya
membaca tanpa memberi dampak pada pengembangan kognitif dan afektif. Isi teks yang
digunakan juga jauh dari sentuhan budaya lokal, kearifan lokal, dan nilai-nilai unggulan
dalam lingkungan. Keunggulan lokal yang dimaksud adalah produk budaya setempat, tokoh
yang diagungkan, tempat rekreasi, teknologi lokal, dan adat istiadat yang berlaku dalam
lingkungan sosial.Bahan ajar membaca pemahaman selama ini belum dapat mewujudkan
tujuan pendidikan yang mendorong peserta didik menjadi peribadi yang memiliki karakter
yang sesuai dengan jati diri bangsa.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran
Reading For General Porpuses, kondisi teks sebagai bahan ajar yang digunakan pada saat
ini tidak mendorong siswa memiliki sikap senang membaca teks, tidak membangun budaya
baca, tidak mencerdaskan secara intelektual dan emosional serta sosial, Tidak membangun
sikap cinta pada budaya lokal, kearifan lokal, nilai-nilai karakter, jati diri yang kuat, dan
tidak mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan logis. Bahan ajar
pelajaran bahasa masih lebih menekankan pada keterampilan berbahasa, teks yang
digunakan masih belum menarik, menyenangkan, mencerdaskan bahkan membosankan,
penggalian isi teks dalam bentuk pertanyaan yang tidak membangun berfikir kritis, teks
bacaan tidak sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan siswa, teks yang digunakan tidak
mempertimbangkan minat dan psikologi anak bahkan tidak mengandung isi membanguan
karakter. Bahan ajar pendidikan bahasa yang digunakan gagal dalam meletakkan dasar
berfikir kritis, membangun pengenalan diri, dan jauh dari kenyataan hidup yang dihadapi
mahasiswa (Sarumpaet dalam Kompas, 2003).
Bahan ajar merupakan sarana utama bagi seorang mahasiswa untuk dapat
memperoleh pengetahuan, pengalaman, perubahan prilaku, sikap, dan nilai-nilai karakter
serta keterampilan berpikir secara kritis. Pengembangan bahan ajar yang baik akan
memudahkan peserta didik mencapai hasil belajar yang maksimal, efektif, dan efisien. Hal
ini menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan
merupakan hal penting dilakukan oleh pengajar dan pihak yang berwenang.Salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh pengajar adalah pengembangan bahan
ajar.Salah satu komponen penting dalam dalam pendidikan yang dapat meningkatkan mutu
pembelajaran, keefektifan, dan keefisienan pembelajaran adalah bahan ajar.
Berdasarkan pokok pikiran yang dipaparkan di atas, pengembangan bahan ajar
membaca pemahaman dalam mata kuliah membaca pemahaman teks berbahasa Inggris,
khususnya Reading Comprehension pada program studi pendidikan Bahasa Inggris yang
diintegrasikan dengan pengembangan penghayatan budaya lokal untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis perlu dilakukan.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah research and development (penelitian dan pengembangan).
Penelitian ini mengembangkan bahan ajar membaca pemahaman berbasisi budaya lokal
untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa berfikir kritis dengan menggunakan model
pengembangan Borg dan Gall tersebut diuraikan sebagai berikut. (1) menganalisis bahan
ajar yang digunakan selama ini, (2) prosedur tahap prapengembangan atau perencanaan,
dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan perencanaan penelitian. Pengumpulan
informasi awal dilakukan dengan menyebar angket untuk mahasiswa dan dosen yang
berkaitan dengan bahan ajar membaca pemahaman. Hasil pengisian angket tersebut
disimpulkan dan digunakan untuk menyusun bahan ajar yang dikembangkan dan membuat
spesifikasi produk yang memuat isi, penyajian, pertanyaan tugas/soal yang mengikuti teks
bacaan, dan tampilan bahan ajar; (2) Tahap pengembangan, dilakukan dengan menulis
identitas yang terdapat dalam bahan ajar, menuliskan materi bahan ajar yang
dikembangkan; (3) Tahap uji coba, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji ahli materi dan
pembelajaran, praktisi dan mahasiswa yang dilakukan secara beurutan dan (4) tahap revisi
produk, dilakukan untuk menyempurnakan bahan ajar berdasarkan hasil angket uji coba
beserta penilaian para pakar, dan komentar dan saran.
Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji ahli, uji
praktisi, dan uji siswa. Uji ahli dilakukan kepada dosen ahli materi dan pembelajaran.
Instrumen prapengembangan dan uji coba berupa angket. Angket yang digunakan ada lima
macam, yaitu (1) angket prapengembangan untuk mahasiswa, (2) angket prapengembangan
untuk dosen, (3) angket uji ahli materi dan ahli pembelajaran, (4) angket uji praktisi, dan
(5) angket uji mahasiswa. Angket uji coba diarahkan untuk mengungkap komponen isi,
penyajian, pertanyaan/tugas/soal/latihan, dan tampilan dalam bahan ajar membaca
pemahaman. Angket diberikan kepada (a) ahli materi dan ahli pembelajaran, (b) angket uji
praktisi (dosen Reading comprehension), dan (c) uji siswa sebagai panduan uji coba produk
bahan ajar membaca pemahaman sebelum produk direvisi.
Data yang dikumpulkan dalam uji coba bahan ajar membaca pemahaman ini berupa
data kualitatif. Data kualitatif tersebut berupa data tulis berupa komentar, saran, dan hasil
uji coba bahan ajar terhadap uji ahli, uji praktisi, dan uji mahasiswa dari hasil pengisian
skor pada angket. Data tulis digunakan untuk merumuskan spesifikasi produk bahan ajar
dan data uji coba untuk memperbaiki komponen isi, pertanyaan, tugas, soal/latihan, dan
tampilan bahan ajar. Data ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi dan
menilai tingkat keefektifan isi, penyajian, pertanyaan, soal, tugas, dan latihan, serta
tampilan produk bahan ajar.
Berdasarkan angket tersebut diperoleh data hasil uji coba. Dari data tersebut
diperoleh penilaian. dari masing-masing komponen dalam angket. Penilaian dari angket
berupa skor nilai antara 4 sampai 1. Data tersebut kemudian dianalisis ke dalam bentuk
presentase 85%-100% mendapat kualifikasi sangat layak, 75%-84% mendapat kualifikasi
layak, 55%-74% mendapat kualifikasi cukup layak, dan <54% mendapat kualifikasi kurang
layak. Sesuai komponen dalam angket uji coba kemudian dipaparkan secara deskripsi.
Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat kategori 4, termasuk hasil kualifikasi
tergolong sangat layak dengan implementasi. Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat
kategori 3, termasuk hasil kualifikasi tergolong layak dengan implementasi. Aspek pada
tiap bahan ajar yang mendapat kategori 2, termasuk hasil kualifikasi tergolong cukup layak
dengan revisi. Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat kategori 1, termasuk hasil
kualifikasi tergolong kurang layak dengan revisi.

HASIL PENGEMBANGAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan rumusan tujuan, yaitu (1) pengembangan isi bahan ajar,
(2) pengembangan penyajian bahan ajar, (3) pengembangan bahasa bahan ajar, dan (4)
pengembangan tampilan bahan ajar. Uji kelayakan bahan ajar membaca pemahaman
berbasisi teks budaya lokal dilakukan melalui tiga tahap uji, yakni (1) uji coba dengan ahli
materi dan pembelajaran, (2) uji coba dengan dosen Reading Comprehension, dan (3) uji
coba dengan mahasiswa. Hasil analisis difokuskan pada komponen isi bahan ajar, penyajian
bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan tampilan bahan ajar.
Bahan ajar dari segi pengembangan isi, penyajian, bahasa, dan tampilan bahan ajar sebelum
melalui tahap uji coba, telah disusun untuk mata kuliah Reading For general Porpuses.
Setelah dilakukan uji coba, terdapat beberapa aspek yang perlu untuk direvisi. Komponen
yang dicermati melalui uji coba ahli. praktisi,dan mahasiswa adalah komponen isi bahan
ajar, penyajian bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan tampilan bahan ajar. Berdasarkan uji
coba, keempat aspek hasil uji coba adalah sebagai berikut.

Isi Bahan Ajar


Hasil analisis pengembangan isi terhadap uji ahli materi dan ahli pembelajaran pada
aspek kesesuaian SK dan KD mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4, aspek kecukupan
latihan mendapat hasil baik dengan skor 3, aspek kesulitan pertanyaan, soal, tugas, dan
latihan materi mendapat hasil uji baik dengan skor 3 dan aspek ketepatan rnateri yang
diajarkan dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris mahasiswa mendapat hasil uji baik
dengan skor 4. Semua aspek dari pengembangan isi bahan ajar yang diujicobakan mendapat
hasil uji baik. Pengembangan isi bahan ajar dikatakan sangat layak dan dapat
diimplementasikan, terdapat aspek pada pengembangan isi bahan ajar yang perlu
diperbaiki. Aspek yang harus direvisi adalah kecukupan latihan dan kesulitan pertanyaan,
latihan, tugas.
Hasil analisis pengembangan isi terhadap uji praktisi pada aspek kesesuaian SK dan
KD mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4, aspek kecukupan latihan mendapat hasil
baik dengan skor 4, aspek kedalaman materi mendapat hasil uji baik dengan skor 3 dan
aspek ketepatan materi yang diajarkan dengan tingkat kematangan siswa mendapat hasil uji
baik dengan skor 4. Semua aspek dari. pengembangan isi bahan ajar yang diujicobakan
mendapat hasil uji baik dan secara keseluruhan aspek sangat layak. Meskipun termasuk
dalam kategori sangat layak dan dapat diimplementasikan, terdapat aspek pada
pengembangan isi bahan ajar perlu diperbaiki. Aspek yang perlu diperbaiki adalah
kedalaman materi budaya dan tingkat kesulitan pertanyaan/soal/tugas/latihan.
Hasil analisis pengembangan isi terhadap uji mahasiswa pada aspek pertanyaan,
soal, tugas, dan latihan-latihan dalam bahan ajar sangat menarik untuk diikuti mendapatkan
hasil uji baik dengan skor 3, aspek soal-soal yang terdapat dalam bahan ajar sangat menarik
untuk diikuti mendapat hasil baik dengan skor 3, Pada aspek topic teks dan isi teks bacaan
bahan ajar sudah sesuai dengan isi bahan ajar mendapat hasil uji baik dengan skor 3, aspek
pentunjuk penggunaan bahan ajar dapat memberikan motivasi untuk membantu tergerak
membaca dan mempelajarinya mendapat hasil uji baik dengan skor. Semua aspek dari
pengembangan isi bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji yang baik dan secara
keseluruhan aspek layak. Meskipun termasuk dalam kategori layak dan dapat
diimplementasikan, terdapat aspek pada pengembangan isi bahan ajar perlu diperbaiki.
Aspek yang harus diperbaiki adalah pertanyaan, latihan, tugas, dan soal-soal yang terdapat
dalam bahan ajar sangat menarik.
Penyajian Bahan Ajar
Hasil analisis pengembangan penyajian terhadap uji ahli materi dan ahli pembelajaran pada
aspek ketepatan dalam pengelompokan materi mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4,
aspek ketepatan urutan penyajian mated mendapat hasil baik dengan skor 4, aspek
kecukupan latihan mendapat hasil uji baik dengan skor 3 dan aspek ketepatan dalam
menciptakan situasi pembelajaran yang pakemi mendapat hasil uji baik dengan skor 3.
Semua aspek dari pengembangan penyajian bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil
uji yang baik dan secara keseluruhan aspek sangat layak dan dapat diimplementasikan,
terdapat aspek yang harus diperbaiki adalah ketepatan budaya lokal yang disajikan.
Hasil analisis pengembangan penyajian terhadap uji praktisi pada aspek ketepatan
dalam pengelompokan materi mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4, aspek ketepatan
urutan penyajian mated mendapat hasil baik dengan skor 4, aspek kecukupan latihan
mendapat hasil uji baik dengan skor 4 dan aspek ketepatan dalam menciptakan situasi
pembelajaran yang pakemi mendapat hasil uji baik dengan skor 3. Semua aspek dari
pengembangan penyajian bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji baik dan secara
keseluruhan aspek sangat layak dan dapat diimplementasikan, terdapat aspek
pengembangan penyajian bahan ajar perlu diperbaiki. Aspek yang harus diperbaki adalah
ketepatan dalam menciptakan situasi pembelajaran yang mengkondisikan berfikir kritis.
Hasil analisis pengembangan penyajian terhadap uji siswa pada aspek urutan materi
dalam bahan ajar telah disusun secara berurutan (bagian awal, isi, bagian akhir)
mendapatkan hasil uji baik dengan skor 3, aspek langkah-langkah pembelajaran dalam
buku ajar mudah diikuti mendapat hasil baik dengan skor 4, dan aspek bahan ajar yang
kamu baca sudah menyajikan latihan untuk mengasah kemampuan membaca pemahaman
yang meningkatkan keterampilan berfikir kritis hasil uji baik dengan skor 3. Semua aspek
dari pengembangan penyajian bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji baik, secara
keseluruhan aspek layak dan dapat diimplementasikan, terdapat aspek pengembangan
penyajian bahan ajar diperbaiki., Aspek yang harus diperbaiki adalah urutan materi dalam
bahan ajar telah disusun secara berurutan (bagian awal, isi, bagian akhir) atau topic,
ilustrasi/gambar, teks bacaan, pertanyaan, latihan, dan tugas.
Bahasa Bahan Ajar
Hasil analisis pengembangan bahasa terhadap uji ahli materi dan pembelajaran pada aspek
ketepatan penggunaan bahasa mendapatkan hasil uji kurang baik dengan skor 2, aspek
ketepatan dalam penggunaan kalimat mendapat hasil kurang baik dengan skor 2 dan aspek
ketepatan dalam pengembangan paragraf mendapat hasil uji kurang baik dengan skor 2.
Semua aspek dari pengembangan bahasa bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji
kurang baik dan secara keseluruhan aspek kurang layak sehingga perlu dilakukan
penyempurnaan pengembangan bahasa bahan ajar. Aspek yang harus diperbaiki adalah
ketepatan penggunaan bahasa, ketepatan dalam penggunaan kalimat dan ketepatan dalam
pengembangan paragraf.
Hasil analisis pengembangan bahasa terhadap uji praktisi pada aspek ketepatan penggunaan
bahasa mendapatkan hasil uji kurang baik dengan skor 4, aspek ketepatan dalam
penggunaan kalimat mendapat hasil kurang baik dengan skor 4 dan aspek ketepatan dalam
pengembangan paragraf mendapat hasil uji kurang baik dengan skor 4. Semua aspek dari
pengembangan bahasa bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji yang baik dan
secara keseluruhan aspek sangat layak untuk diterapkan dan diimplementasikan tanpa
revisi.
Hasil analisis pengembangan bahasa tehadap uji mahasiswa pada aspek materi dan contoh
yang disampaikan menggunakan pilihan bahasa yang mudah dipahami mendapatkan hasil
uji baik dengan skor 3. Berdasarkan hasil uji tersebut maka aspek pengembangan bahasa
bahan ajar ini layak untuk diterapkan dan diimplementasikan dengan revisi. Aspek yang
harus diperbaiki adalah materi dan contoh yang disampaikan menggunakan pilihan bahasa
yang mudah.
Tampilan Bahan Ajar
Hasil analisis pengembangan tampilan terhadap uji ahli materi dan ahli pembelajaran pada
aspek ketepatan ukuran buku ajar sesuai standar ISO mendapatkan hasil uji baik dengan
skor 4, aspek ketepatan tampilan (tata letak) keseluruhan bahan ajar mendapat hasil uji baik
dengan skor 2, aspek ketepatan ketepatan gainbar atau ilustrasi yang digunakan mendapat
hasil uji baik dengan skor 2, aspek ketepatan ilustrasi yang disajikan dalam bahan ajar
mendapat hasil uji baik dengan skor 3 dan aspek ketepatan tipografi yang berupa bentuk
huruf, ukuran huruf, tebal huruf, huruf miring, dan garis bawah mendapat hasil uji baik
dengan skor 3. Seniua aspek dari pengembangan tampilan bahan ajar yang diujicobakan
mendapat hasil uji kurang baik dan secara keseluaihan aspek kurang layak, terdapat aspek
tampilan bahan ajar yang perlu diperbaiki. Aspek yang harus diperbaiki adalah ketepatan
tampilan (tata letak) keseluruhan bahan ajar, ketepatan gambar atau ilustrasi yang
digunakan, ketepatan ilustrasi yang disajikan dalam bahan ajar dan ketepatan tipografi yang
berupa bentuk huruf, ukuran huruf, tebal huruf, huruf miring, dan garis bawah.
Hasil analisis pengembangan tampilan terhadap uji praktisi pada aspek ketepatan
ukuran buku ajar sesuai standar ISO mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4, aspek
ketepatan tampilan (tata letak) keseluruhan bahan ajar mendapat hasil uji baik dengan skor
4, aspek ketepatan ketepatan gambar atau ilustrasi yang digunakan .mendapat hasil uji baik
dengan skor 4, aspek ketepatan ilustrasi yang disajikan dalam bahan ajar mendapat hasil uji
baik dengan skor 4 dan aspek ketepatan tipografi yang berupa bentuk huruf, ukuran huruf,
tebal huruf, huruf miring, dan garis bawah mendapat hasil uji baik dengan skor 4. Semua
aspek dari pengembangan tampilan bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji baik
dan sangat layak untuk diterapkan dan diimplementasikan tanpa revisi.
Hasil analisis pengembangan tampilan terhadap uji siswa pada aspek tampilan bahan ajar
menarik dengan penataan yang menarik dan mudah dibaca mendapatkan hasil uji baik
dengan skor 3, aspek gambar-gambar yang disajikan dalam bahan ajar sesuai menarik dan
sesuai untuk siswa kelas V SD mendapat hasil baik dengan skor 4, aspek bahan ajar yang
kamu baca sudah menyajikan ilustrasi menarik dan gambar yang tepat mendapat hasil uji
baik dengan skor 3 dan aspek bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan yang kamu
baca menggunakan desain huruf yang menarik dan tata letak yang tepat mendapat hasil uji
baik dengan skor 4. Semua aspek dari pengembangan tampilan bahan ajar yang
diujicobakan mendapat hasil uji baik dan layak untuk diterapkan serta diimplementasikan
tanpa revisi.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data hasil uji coba terhadap ahli, praktisi dan siswa dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar ini memenuhi kriteria layak. Meskipun demikian, terdapat
aspek-aspek dalam bahan ajar yang harus direvisi untuk kesempurnaan bahan ajar. Produk
bahan ajar yang dihasilkan memiliki karakteristik khusus. Bahan ajar ini menggabungkan
tiga keterampilan secara terintegrasi antara keterampilan membaca pemahaman, berfikir
kritis, dan kesadaran budaya lokal. Bahan ajar ini memiliki komponen yang telah direvisi.
Puskurbuk (2006) menetapkan empat kriteria mutu (standar) buku teks pelajaran, yaitu
kelayakan isi materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan tampilan.
Aspek-aspek yang dicermati pada kajian bahan ajar melalui uji coba ahli, praktisi.dan
mahasiswa adalah komponen isi bahan ajar, penyajian bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan
tampilan bahan ajar. Berdasarkan hasil revisi, keempat kajian komponen hasil uji coba
adalah sebagai berikut.
Kajian tentang Isi Bahan Ajar
Bahan ajar membaca pemahaman terdapat teks berbasis budaya lokal yang diikuti
pertanyaan/soal/tuga/latihan-latihan yang mendukung penguasaan dan penghayatan budaya
lokal serta mendorong mahasiswa berfikir kritis. Beberapa kriteria kelayakan isi bahan ajar
yang harus dipenuhi, yaitu (1) kesesuaian uraian materi dengan standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata kuliah yang bersangkutan,
(2) keakuratan materi dan (3) materi pendukung pembelajaran. Penilaian bahan ajar ini
berdasarkan kriteria kelayakan isi bahan ajar yang dikemukakan di atas.
Berdasarkan analisis data uji coba dengan ahli materi dan ahli pembelajaran dan uji coba
praktisi, aspek yang diuji coba terkait isi bahan ajar adalah kesesuaian SK dan KD,
kecukupan latihan, kecukupan materi, ketepatan materi yang diajarkan dengan tingkat
kematangan mahasiswa. Tingkat kelayakan pada aspek kecukupan latihan dan kecukupan
materi masih kurang dan harus direvisi.
Uji coba dengan mahasiswa dilakukan tiga kali setelah uji ahli dan direvisi bahan ajar.
Hasil yang diperoleh dalam uji coba ini adalah data dari angket kelayakan bahan ajar
berupa penilaian angket uji berupa checklist, komentar dan saran.
Judul bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan yang dikembangkan oleh peneliti
adalah bahan ajar adalah Bahan Ajar Membaca Pemahaman Berbasis Budaya Lokal Dalam
Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis.

Kajian tentang Penyajian Bahan Ajar


Bahan ajar membaca pemahaman merupakan produk dari penelitian pengembangan. Bahan
ajar yang dihasilkan ditujukan bagi dosen dan mahasiswa agar dapat digunakan sebagai
salah satu alteraatif sumber belajar untuk meningkatkan penguasaan kompetensi membaca
kritis. Penyusunan dan penyajian balian ajar harus lengkap agar dapat memudahkan
mahasiswa dan dosen dalam kegiatan pembelajaran. Kelengkapan penyajian bahan ajar
menjadi tiga, yaitu (1) bagian pendahulu (prakata, petunjuk penggunaan, daftar isi, dan
daftar simbol), (2) bagian isi (gambar atau ilustrasi, rujukan, penyajian tiap bab, dan
rangkiiman) dan (3) bagian penyudah (daftar pustaka, indeks subjek, daftar istilah, dan
petunjuk penggunaan).
Kriteria pengembangan penyajian ini tidak sesuai dengan kelengkapan penyajian yang
dikemukakan oleh Muslich di atas. Sistematika penyajian bahan ajar terdiri dari (1) bagian
awal (sampul, sapa penulis, belajar membaca dan menulis teks percakapan itu
menyenangkan, karakteristik buku, petunjuk penggunaan bahan ajar dan daftar isi), (2) isi
(tujuan pembelajaran, materi, latihan, rangkuman, asah kemampuan, dan uji kompetensi),
dan (3) bagian akhir (kamus kecil, daftar pustaka, dan tentang penulis).
Kajian tentang Bahasa Bahan Ajar
Terdapat beberapa kriteria penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar. Muslich
(2010:303—305) menyebutkan kriteria kelayakan bahasa yang baik. antara lain (1)
kesesuaian pemakaian bahasa dengan perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
siswa, (2) pemakaian bahasa komunikatif, indikatornya adalah keterbacaan pesan dan
ketepatan kaidah kebahasaan dan (3) keruntutan dan keterpaduan alur pikir, indikatornya
adalah keruntutan dan keterpaduan antar bab dan antar paragraf.
Penggunaan bahasa dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.
Pilihan kata yang digunakan adalah kata-kata yang komunikatif. Petunjuk latihan juga
disampaikan dengan bahasa yang jelas. Pada subbab Apa yang Harus di Pelajari Sebelum
Melakukan Membaca pemahaman? diharapkan bisa memotivasi masiswa agar segera ingin
tahu hal-hal yang perlu dipelajari sebelum belajar menulis teks percakapan. Penggunaan
bahasa yang komunikatif dan kata-kata motivasi untuk mahasiswa bertujuan untuk
memperlancar proses belajar mahasiswa dengan bahan ajar ini.
Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan ini adalah
gaya bahasa yang bersifat semiformal dan semilisan. Kalimat yang digunakan adalah
kalimat singkat, jelas, dan lugas sehingga mudah dipahami oleh siswa. Hal ini bertujuan
agar siswa tidak bosan saat belajar dengan menggunakan bahan ajar ini.

Kajian tentang Tampilan Bahan Ajar


Pengembangan bahan ajar ini selain mempertimbangkan isi materi penulisan cerpen juga
mempertimbangkan tampilan dan tata letak bahan ajar. Tampilan bahan ajar juga
mempengaruhi minat siswa untuk membaca bahan ajar. Tata letak dalam bahan ajar
meliputi tata letak penulisan dan tata letak penggunaan gambar. Berikut uraian tampilan
dalam bahan ajar yang dikembangkan.
Penggunaan warna. Warna yang mendominasi bahan ajar ini adalah hijau.
Pemilihan warna hijau dinilai mampu menghadirkan bahan ajar dengan warna yang
berbeda. Kebanyakan bahan ajar yang beredar selama ini berwarna bini, putih, cokelat
muda. Warna hijau yang cerah dan segar diharapkan mampu menarik perhatian siswa untuk
senang membaca bahan ajar ini. Selain warna hijau, pada bagian isi bahan ajar ini,
menggunakan berbagai warna untuk membedakan judul, latihan, teks percakapan, materi
dan rangkuman.
Penggunaan ilustrasi. Ilustrasi yang digunakan berhubungan dengan materi dan teks
percakapan. penggunaan ilustrasi bergambar buku pada lembar kerja menggambarkan
bagian ini adalah tempat untuk menuliskan hasil kerja. Pada percakapan saat terjadi gempa
diberikan gambar orang yang berlari berhamburan ke jalan untuk mendukung teks
percakapan. Hasil uji bahan ajar dengan guru menunjukkan tampilan dan ilustrasi yang
terdapat dalam bahan ajar sudah sesuai dengan usia siswa kelas V SD.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan bahan ajar membaca dan menulis teks
percakapan berbentuk buku. Produk bahan ajar yang dihasilkan memiliki karakteristik
khusus. Bahan ajar ini menggabungkan dua keterampilan secara terintegrasi antara
keterampilan membaca dan menulis teks percakapan. Adapun komponen dalam bahan ajar
bempa deskripsi isi bahan ajar, sistematika penyajian bahan ajar, penggunaan bahasa bahan
ajar, dan tampilan bahan ajar.
Aspek pengembangan deskripsi isi bahan ajar, yaitu (1) kesesuaian uraian materi dengan
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata
kuliah yang bersangkutan, (2) keakuratan materi dan (3) materi pendukung pembelajaran.
Aspek pengembangan kelengkapan penyajian bahan ajar membaca dan menulis teks
percakapan yang dikembangkan adalah sebagai berikut(l) bagian awal (sampul, sapa
penulis, belajar membaca pemahaman, karakteristik buku, petunjuk penggunaan bahan ajar
dan daftar isi), (2) isi (tujuan pembelajaran, materi, latihan, rangkuman, asah kemampuan,
dan uji kompetensi), dan (3) bagian akhir pertanyaan, soal, latihan, dan tugas.
Saran Pemanfaatan Hasil Produk Pengembangan
Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini disarankan agar digunakan sebagai (2) sarana untuk
mengembangkan pembelajaran keterampilan membaca dan menulis teks percakapan, (2)
salah satu cara untuk mengembangkan kepribadian, dan (3) inspirasi serta pemberi motivasi
dalam kehidupan sehari-hari. Bahan ajar ini hendaknya dimanfaatkan siswa dalam belajar
membaca dan menulis teks percakapan sesuai dengan tahapan yang sudah disusun dalam
bahan ajar.
Bagi guru, hasil penelitian ini disarankan agar digunakan sebagai sarana pembinaan moral
dan karakter siswa. Guru disarankan memanfaatkan bahan ajar ini berdasarkan taliapan
yang sudah disusun dalam bahan ajar.
Bagi peneliti lain, penelitian ini disarankan agar dijadikan sebagai metode atau prosedur
pengembangan bahan ajar dengan materi yang lain.

Anda mungkin juga menyukai