Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal Pada Mahasiswa Kelas V Sekolah Dasar
Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal Pada Mahasiswa Kelas V Sekolah Dasar
Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal Pada Mahasiswa Kelas V Sekolah Dasar
Kata Kunci: pengembangan, bahan ajar, budaya lokal, dan berfikir kritis.
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembelajaran Reading Comprehension baru pada tahap pengembangan
intelektual belum menyentuh ranah efektif dan pisikomotor. Hal ini dapat dilihat dari
indikator rendahnya kemampuan mahasiswa memahami teks bacaan dan rendahnya
kemampuan berfikir kritis, serta kurangnya penghayatan mahasiswa terhadap nilai budaya
local. Pembelajaran membaca pemahaman baru sebatas meningkatkan keterampilan
berbahasa. Padahal, belajar bahasa, khususnya membaca pemahaman dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan penghayatan budaya local kalau teks bacaan sebagai bahan ajar
berisikanmuatan budaya local. Bahan ajar membaca pe,mahaman sebenarnya dapat digali
dari akar budaya local yang menggambarkan nilai-nlai serta kearifan masyakat setempat.
Teks bacaan yang diguanakan dalam pembelajaran bahasa masih kering dengan nilai-nilai
budaya local. Teks yang digunakan masih didominasi oleh teks bacaan yang berasal dari
negeri asal bahasa Inggris.
Pembelajaran membaca pemahaman dapat diartikan sebagai upaya pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pemahaman tentang pesan yang ada dalam teks
sebagai bentuk diskursi sosial.Dalam memahami pesan teks sebagai diskursi sosial yang
mengandung pengalaman interaksi sosial yang berbentuk prilaku, kejadian, karakter, dan
nilai keindahan sebagai wahana rekreasi mental. Teks ini disajikan dengan sejumlah kriteria
seperti, pesan yang disampaikan memiliki keragaman, tingkat tingkat kesulitan, genre
yang beragam, perubahan perilaku pembaca setelah memahami isi teks. Teks yang disajikan
dalam perkuliahan merupakan peluang bagi mahasiswa untuk belajar hidup mandiri, hidup
bersama, menjadi seorang pribadi yang utuh memiliki jati diri yang diistilahkan dengan
karakter dan menghayati kearifan lokal yang diperoleh dari pemahaman budaya lokal.Teks
merupakan wahana membangun keterampilan berbahasa, sikap, karakter, penghayatan pada
kearifan lokal, dan berpikir kritis.
Selama ini ada kecenderungan bahan ajar yang digunakan dalam reading
Comprehendion tidak dirancang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, tingkat penguasaan
bahasa Inggris yang dimiliki mahasiswa, pertanyaan yang mengiringi teks tidak dibuat
secara hirarki tingkat kesulitan (mudah, sedang, sulit, sulit sekali, membanding, membuat
inferensi, mengevaluasi, menalar dengan anologi, dan menemukan di luar isi teks.
Perancangan bahan ajar Reading Comprehension tidak memenuhi kreteria layak untuk
membangun berpikir kritis, kreativitas, dan kecerdasan. Kecerdasan dalam hal ini
maksudnya isi teks bacaan menumbuhkan pengetahuan baru dan sikap yang disertai
penghayatan nilai-nilai karakter. Teks yang digunakan juga tidak membangun ketagwaan
pada Tuhan, sikap percaya diri, tanggung jawa pada diri, kelompok, masyarakat, tidak
mendorong mencari informasi dari lingkungan sekitar dan sumber lain secara logis, kritis,
dan kreatif, membangun kemampuan mengatasi masalah kehidupan sehari-hari,
membangun jati diri sebagai warga masyarakat dan Negara, integritas moral dan akhlak
mulia.
Bahan ajar lebih menekankan pada peningkatan kemampuan berbahasa khususnya
membaca tanpa memberi dampak pada pengembangan kognitif dan afektif. Isi teks yang
digunakan juga jauh dari sentuhan budaya lokal, kearifan lokal, dan nilai-nilai unggulan
dalam lingkungan. Keunggulan lokal yang dimaksud adalah produk budaya setempat, tokoh
yang diagungkan, tempat rekreasi, teknologi lokal, dan adat istiadat yang berlaku dalam
lingkungan sosial.Bahan ajar membaca pemahaman selama ini belum dapat mewujudkan
tujuan pendidikan yang mendorong peserta didik menjadi peribadi yang memiliki karakter
yang sesuai dengan jati diri bangsa.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran
Reading For General Porpuses, kondisi teks sebagai bahan ajar yang digunakan pada saat
ini tidak mendorong siswa memiliki sikap senang membaca teks, tidak membangun budaya
baca, tidak mencerdaskan secara intelektual dan emosional serta sosial, Tidak membangun
sikap cinta pada budaya lokal, kearifan lokal, nilai-nilai karakter, jati diri yang kuat, dan
tidak mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan logis. Bahan ajar
pelajaran bahasa masih lebih menekankan pada keterampilan berbahasa, teks yang
digunakan masih belum menarik, menyenangkan, mencerdaskan bahkan membosankan,
penggalian isi teks dalam bentuk pertanyaan yang tidak membangun berfikir kritis, teks
bacaan tidak sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan siswa, teks yang digunakan tidak
mempertimbangkan minat dan psikologi anak bahkan tidak mengandung isi membanguan
karakter. Bahan ajar pendidikan bahasa yang digunakan gagal dalam meletakkan dasar
berfikir kritis, membangun pengenalan diri, dan jauh dari kenyataan hidup yang dihadapi
mahasiswa (Sarumpaet dalam Kompas, 2003).
Bahan ajar merupakan sarana utama bagi seorang mahasiswa untuk dapat
memperoleh pengetahuan, pengalaman, perubahan prilaku, sikap, dan nilai-nilai karakter
serta keterampilan berpikir secara kritis. Pengembangan bahan ajar yang baik akan
memudahkan peserta didik mencapai hasil belajar yang maksimal, efektif, dan efisien. Hal
ini menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan
merupakan hal penting dilakukan oleh pengajar dan pihak yang berwenang.Salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh pengajar adalah pengembangan bahan
ajar.Salah satu komponen penting dalam dalam pendidikan yang dapat meningkatkan mutu
pembelajaran, keefektifan, dan keefisienan pembelajaran adalah bahan ajar.
Berdasarkan pokok pikiran yang dipaparkan di atas, pengembangan bahan ajar
membaca pemahaman dalam mata kuliah membaca pemahaman teks berbahasa Inggris,
khususnya Reading Comprehension pada program studi pendidikan Bahasa Inggris yang
diintegrasikan dengan pengembangan penghayatan budaya lokal untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis perlu dilakukan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah research and development (penelitian dan pengembangan).
Penelitian ini mengembangkan bahan ajar membaca pemahaman berbasisi budaya lokal
untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa berfikir kritis dengan menggunakan model
pengembangan Borg dan Gall tersebut diuraikan sebagai berikut. (1) menganalisis bahan
ajar yang digunakan selama ini, (2) prosedur tahap prapengembangan atau perencanaan,
dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan perencanaan penelitian. Pengumpulan
informasi awal dilakukan dengan menyebar angket untuk mahasiswa dan dosen yang
berkaitan dengan bahan ajar membaca pemahaman. Hasil pengisian angket tersebut
disimpulkan dan digunakan untuk menyusun bahan ajar yang dikembangkan dan membuat
spesifikasi produk yang memuat isi, penyajian, pertanyaan tugas/soal yang mengikuti teks
bacaan, dan tampilan bahan ajar; (2) Tahap pengembangan, dilakukan dengan menulis
identitas yang terdapat dalam bahan ajar, menuliskan materi bahan ajar yang
dikembangkan; (3) Tahap uji coba, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji ahli materi dan
pembelajaran, praktisi dan mahasiswa yang dilakukan secara beurutan dan (4) tahap revisi
produk, dilakukan untuk menyempurnakan bahan ajar berdasarkan hasil angket uji coba
beserta penilaian para pakar, dan komentar dan saran.
Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji ahli, uji
praktisi, dan uji siswa. Uji ahli dilakukan kepada dosen ahli materi dan pembelajaran.
Instrumen prapengembangan dan uji coba berupa angket. Angket yang digunakan ada lima
macam, yaitu (1) angket prapengembangan untuk mahasiswa, (2) angket prapengembangan
untuk dosen, (3) angket uji ahli materi dan ahli pembelajaran, (4) angket uji praktisi, dan
(5) angket uji mahasiswa. Angket uji coba diarahkan untuk mengungkap komponen isi,
penyajian, pertanyaan/tugas/soal/latihan, dan tampilan dalam bahan ajar membaca
pemahaman. Angket diberikan kepada (a) ahli materi dan ahli pembelajaran, (b) angket uji
praktisi (dosen Reading comprehension), dan (c) uji siswa sebagai panduan uji coba produk
bahan ajar membaca pemahaman sebelum produk direvisi.
Data yang dikumpulkan dalam uji coba bahan ajar membaca pemahaman ini berupa
data kualitatif. Data kualitatif tersebut berupa data tulis berupa komentar, saran, dan hasil
uji coba bahan ajar terhadap uji ahli, uji praktisi, dan uji mahasiswa dari hasil pengisian
skor pada angket. Data tulis digunakan untuk merumuskan spesifikasi produk bahan ajar
dan data uji coba untuk memperbaiki komponen isi, pertanyaan, tugas, soal/latihan, dan
tampilan bahan ajar. Data ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi dan
menilai tingkat keefektifan isi, penyajian, pertanyaan, soal, tugas, dan latihan, serta
tampilan produk bahan ajar.
Berdasarkan angket tersebut diperoleh data hasil uji coba. Dari data tersebut
diperoleh penilaian. dari masing-masing komponen dalam angket. Penilaian dari angket
berupa skor nilai antara 4 sampai 1. Data tersebut kemudian dianalisis ke dalam bentuk
presentase 85%-100% mendapat kualifikasi sangat layak, 75%-84% mendapat kualifikasi
layak, 55%-74% mendapat kualifikasi cukup layak, dan <54% mendapat kualifikasi kurang
layak. Sesuai komponen dalam angket uji coba kemudian dipaparkan secara deskripsi.
Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat kategori 4, termasuk hasil kualifikasi
tergolong sangat layak dengan implementasi. Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat
kategori 3, termasuk hasil kualifikasi tergolong layak dengan implementasi. Aspek pada
tiap bahan ajar yang mendapat kategori 2, termasuk hasil kualifikasi tergolong cukup layak
dengan revisi. Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat kategori 1, termasuk hasil
kualifikasi tergolong kurang layak dengan revisi.
HASIL PENGEMBANGAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan rumusan tujuan, yaitu (1) pengembangan isi bahan ajar,
(2) pengembangan penyajian bahan ajar, (3) pengembangan bahasa bahan ajar, dan (4)
pengembangan tampilan bahan ajar. Uji kelayakan bahan ajar membaca pemahaman
berbasisi teks budaya lokal dilakukan melalui tiga tahap uji, yakni (1) uji coba dengan ahli
materi dan pembelajaran, (2) uji coba dengan dosen Reading Comprehension, dan (3) uji
coba dengan mahasiswa. Hasil analisis difokuskan pada komponen isi bahan ajar, penyajian
bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan tampilan bahan ajar.
Bahan ajar dari segi pengembangan isi, penyajian, bahasa, dan tampilan bahan ajar sebelum
melalui tahap uji coba, telah disusun untuk mata kuliah Reading For general Porpuses.
Setelah dilakukan uji coba, terdapat beberapa aspek yang perlu untuk direvisi. Komponen
yang dicermati melalui uji coba ahli. praktisi,dan mahasiswa adalah komponen isi bahan
ajar, penyajian bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan tampilan bahan ajar. Berdasarkan uji
coba, keempat aspek hasil uji coba adalah sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data hasil uji coba terhadap ahli, praktisi dan siswa dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar ini memenuhi kriteria layak. Meskipun demikian, terdapat
aspek-aspek dalam bahan ajar yang harus direvisi untuk kesempurnaan bahan ajar. Produk
bahan ajar yang dihasilkan memiliki karakteristik khusus. Bahan ajar ini menggabungkan
tiga keterampilan secara terintegrasi antara keterampilan membaca pemahaman, berfikir
kritis, dan kesadaran budaya lokal. Bahan ajar ini memiliki komponen yang telah direvisi.
Puskurbuk (2006) menetapkan empat kriteria mutu (standar) buku teks pelajaran, yaitu
kelayakan isi materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan tampilan.
Aspek-aspek yang dicermati pada kajian bahan ajar melalui uji coba ahli, praktisi.dan
mahasiswa adalah komponen isi bahan ajar, penyajian bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan
tampilan bahan ajar. Berdasarkan hasil revisi, keempat kajian komponen hasil uji coba
adalah sebagai berikut.
Kajian tentang Isi Bahan Ajar
Bahan ajar membaca pemahaman terdapat teks berbasis budaya lokal yang diikuti
pertanyaan/soal/tuga/latihan-latihan yang mendukung penguasaan dan penghayatan budaya
lokal serta mendorong mahasiswa berfikir kritis. Beberapa kriteria kelayakan isi bahan ajar
yang harus dipenuhi, yaitu (1) kesesuaian uraian materi dengan standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata kuliah yang bersangkutan,
(2) keakuratan materi dan (3) materi pendukung pembelajaran. Penilaian bahan ajar ini
berdasarkan kriteria kelayakan isi bahan ajar yang dikemukakan di atas.
Berdasarkan analisis data uji coba dengan ahli materi dan ahli pembelajaran dan uji coba
praktisi, aspek yang diuji coba terkait isi bahan ajar adalah kesesuaian SK dan KD,
kecukupan latihan, kecukupan materi, ketepatan materi yang diajarkan dengan tingkat
kematangan mahasiswa. Tingkat kelayakan pada aspek kecukupan latihan dan kecukupan
materi masih kurang dan harus direvisi.
Uji coba dengan mahasiswa dilakukan tiga kali setelah uji ahli dan direvisi bahan ajar.
Hasil yang diperoleh dalam uji coba ini adalah data dari angket kelayakan bahan ajar
berupa penilaian angket uji berupa checklist, komentar dan saran.
Judul bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan yang dikembangkan oleh peneliti
adalah bahan ajar adalah Bahan Ajar Membaca Pemahaman Berbasis Budaya Lokal Dalam
Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis.