Evidence Base in Nursing Practice
Evidence Base in Nursing Practice
Evidence Base in Nursing Practice
TIM DOSEN
Nur Intan H. H. K, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun:
Astiyani AK.1.16.007
Dini Erika Sandi AK.1.16.012
Erna Sari AK.1.16.017
Juliana Hidayati AK.1.16.027
Palma Alfira AK.1.16.042
Selma Yusriyyah AK.1.16.046
Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Evidance Base in Nursing Practice” yang merupakan
salah satu tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat
beberapa kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan
wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan
datang, karena manusia yang mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan
dan belajar dari suatu kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang
berjudul “Evidance Base In Nursing Practice” mendapat ridho dari Allah SWT,
dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amiin....
Tim Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
Daftar Pustaka 32
Lampiran Jurnal
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penulisan pada Makalah ini yaitu:
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Konsep Evidance Base Practice
2. Untuk Mengetahui dan Memahami the Seven Steps of Evidence- Based
Practice
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Searching for the Evidence: Strategies to
help you conduct a successful search
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Aplikasi Evidance Base Practice in
Nursing
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
practice atau evidence based nursing yang muncul dari konsep evidence
based medicine memiliki konsep yang sama dan memiliki makna yang
lebih luas dari RU atau research utilization (Levin & Feldman, 2012).
Evidence based nursing adalah penggabungan bukti yang diperoleh
dari hasil penelitian dan praktek klinis ditambah dengan pilihan dari pasien
ke dalam keputusan klinis (Mulhall, 1998).
Evidence based nursing adalah penggunaan teori dan informasi
yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan
bijaksana dalam pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan
keperawatan pada individu atau sekelompok pasien dan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari pasien tersebut (Ingersoll
G, 2000).
4
relaksasi lebih efektif jika dibandingkan dengan teknik distraksi untuk
mengurangi nyeri pasien ibu partum kala 1 (Mooney, 2012).
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada evidance based
bertujuan untuk menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan klinis yang muncul dan kemudian mengaplikasikan
bukti tersebut ke dalam praktek keperawatan guna meningkatkan kualitas
perawatan pasien tanpa menggunakan bukti-bukti terbaik, praktek
keperawatan akan sangat tertinggal dan seringkali berdampak kerugian
untuk pasien. Contohnya saja education kepada ibu untuk menempatkan
bayinya pada saat tidur dengan posisi pronasi dengan asumsi posisi
tersebut merupakan posisi terbaik untuk mencegah aspirasi pada bayi
ketika tidur. Namun berdasarkan evidence based menyatakan bahwa posisi
pronasi pada bayi akan dapat mengakibatkan resiko kematian bayi secara
tiba-tiba SIDS (Melnyk & Fineout, 2011).
5
memberikan pelayanan. Hal atau kriteria yang paling menunjukkan
seorang perawat ahli klinis atau clinical expertise adalah pengalaman kerja
yang sudah cukup lama, tingkat pendidikan, literatur klinis yang dimiliki
serta pemahamannnya terhadap research. Sedangkan patient preference
adalah pilihan pasien, kebutuhan pasien harapan, nilai, hubungan atau
ikatan, dan tingkat keyakinannya terhadap budaya. Melalui proses EBP,
pasien dan keluarganya akan ikut aktif berperan dalam mengatur dan
memilih pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Kebutuhan pasien bisa
dilakukan dalam bentuk tindakan pencegahan, health promotion,
pengobatan penyakit kronis ataupun akut, serta proses rehabilitasi.
Beberapa komponen dari EBP dan dijadikan alat yang akan
menerjemahkan bukti kedalam praktek dan berintegrasi dengan bukti
internal untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
6
Meskipun evidence atau bukti yang dianggap paling kuat adalah
penelitian systematic riview’s dari penelitian-penelitian RCT namun
penelitian deskriptif ataupun kualitatif yang berasal dari opini leader juga
bisa dijadikan landasan untuk membuat keputusan klinis jika memang
penelitian sejenis RCT tidak tersedia. Begitu juga dengan teori-teori,
pilihan atau nilai pasien untuk membuat keputusan klinis guna
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Klinisi sering kali
bertanya bagaimana bukti dan jenis bukti yang bisa dibutuhkan sampai
bisa merubah praktek. Level dan kualitas evidenceatau bukti bisa dijadikan
dasar dan meningkatkan kepercayaan diri seorang klinisi untuk merubah
praktek (Dicenso et al., 2014).
Sedangkan Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan
klinis berdasarkan bukti ilmiah. Pada model tersebut, terdapat 4
komponen yang dapat mempengaruhi pengelolaan masalah yang dihadapi
pasien, yaitu penguasaan klinis, pilihan pasien terhadap alternatif bentuk
perawatan, hasil penelitian klinis, dan sumber-sumber yang tersedia.
(Gambar 2.2)
7
8
Keterangan masing-masing komponen:
1. Keahlian klinis
Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam
mengaplikasikan aturan-aturan dan panduan yang ada dalam
memberikan asuhan keperawatan.
2. Bukti/hasil penelitian
Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan
memastikan bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Masing-masing desain penelitian
mempunyai tujuan, kekuatan dan kelemahan. Penelitian kuantitatif
(randomized trials dan review sistematik) merupakan desain
penelitian yang terbaik untuk mengevaluasi intervensi
keperawatan. Di lain pihak, penelitian kualitatif merupakan desain
terbaik yang dapat digunakan untuk memahami pengalaman,
tingkah laku dan kepercayaan pasien.
3. Pilihan pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi
proses memilih perawatan alternatif dan mencari second opinions.
Dewasa ini pasien telah mempunyai akses yang luas terhadap
informasi klinis dan menjadi lebih sadar tehadap kondisi
kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan pasien merupakan aspek
penting dalam proses pengambilan keputusan klinis.
4. Sumber-sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah
sumber-sumber terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh
keputusan dalam perawatan kesehatan mempunyai implikasi
terhadap sumber-sumber, misalnya pada saat suatu intervensi
9
mempunyai potensi yang menguntungkan bagi pasien, namun tidak
dapat segera dilaksanakan karena keterbatasan biaya.
10
Sedangkan john hopkin’s model mempunyai 3 domain prioritas
masalah yaitu praktek keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Dalam
pelaksanaannya model ini terdapat beberapa tahapan yaitu menyusun
practice question yang menggunakan pico approach, menentukan
evidence dengan penjelasan mengenai tiap level yang jelas dan translation
yang lebih sistematis dengan model lainnya serta memiliki lingkup yang
lebih luas. Sedangkan ACE star model merupakan model transformasi
pengetahuan berdasarkan research. Evidence non research tidak
digunakan dalam model ini. Untuk stetler’s model merupakan model yang
tidak berorientasi pada perubahan formal tetapi pada perubahan oleh
individu perawat. Model ini menyusun masalah berdasarkan data internal
(quality improvement dan operasional) dan data eksternal yang berasal dari
penelitian. Model ini menjadi panduan preseptor dalam mendidik perawat
baru. Dalam pelaksanaanya, untuk mahasiswa sarjana dan master sangat
disarankan menggunakan model jhon hopkin, sedangkan untuk mahasiswa
undergraduate disarankan menggunkan ACE star model dengan proses
yang lebih sederhana dan sama dengan proses keperawatan (Schneider&
Whitehead, 2013).
11
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik terkait erat dengan intention
atau sikap serta pengetahuan mahasiswa sedangkan faktor ekstrinsik erat
kaitannya dengan organizational atau institutional support seperti
kemampuan fasilitator atau mentorship dalam memberikan arahan guna
mentransformasi evidence kedalam praktek, ketersedian fasilitias yang
mendukung serta dukungan lingkungan.
2. Karakteristik Perawat
Masih banyak perawat yang belum mengetahui cara mengakses hasil-
hasil penelitian, mengkritisi hasil penelitian sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, adanya resistensi terhadap
perubahan.
12
4. Karakteristik profesi keperawatan
Masih adanya kesulitan untuk menggabungkan antara perawat klinisi
dan perawat peneliti untuk berinteraksi dan berkolaborasi terkait
penelitian.
13
3. Oleh Perawat Praktisi dan Mahasiswa Keperawatan
a. Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya
b. Menghadiri konferensi/seminar/workshop
c. Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif
digunakan
d. Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil
penelitian
e. Terlibat dalam klub-klub penelitian
f. Berkolaborasi dengan perawat peneliti
g. Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan
penggunaan hasil-hasil penelitian.
14
Step 2 Mencari Bukti-bukti terbaik/ Search for the Best
Evidence
Step 3 Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti
yang ditemukan/ Critically Appraise the Evidence
Step 4 Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan
pilihan pasien untuk membuat keputusan klinis terbaik/
Integrate the Evidence with Clinical Expertise and
Patient Preferences and Values.
Step 5 Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan
EBP/ Evaluate the Outcomes of the Practice Decisions
or changes based on Evidence.
Step 6 Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome) Langkah
terakhir dalam evidence based practice adalah
menyebarluaskan hasil/ Disseminate EBP results
15
yang mungkin terjadi, ketersediaan infrastruktur yang mendukung untuk mencari
informasi atau lieratur seperti komputer dan laptop, dukungan dari administrasi
dan kepemimpinan, serta motivasi dan konsistensi individu itu sendiri dalam
menerapkan evidence based practice (Tilson et al, 2011).
16
Contohnya adalah dalam membentuk pertanyaan sesuai PICOT adalah
pada Mahasiswa keperawatan (population) bagaimana proses pembelajaran PBL
tutorial (Intervention atau tindakan) dibandingkan dengan small group discussion
(comparison atau intervensi pembanding) berdampak pada peningkatan critical
thinking (outcome) setelah pelaksanaan dalam kurun waktu 1 semester (time
frame).
Ataupun dalam penggunaan PICOT non intervensi seperti bagaimana
seorang ibu baru (Population) yang payudaranya terkena komplikasi (Issue of
interest) terhadap kemampuannya dalam memberikan ASI (Outcome) pada 3
bulan pertama pada saat bayi baru lahir. Hasil atau sumber data atau literatur
yang dihasilkan akan sangat berbeda jika kita menggunakan pertanyaan yang
tidak tepat makan kita akan mendapatkan berbagai abstrak yang tidak relevan
dengan apa yang kita butuhkan (Melnyk & Fineout, 2011).
Sedangkan dalam lobiondo & haber, (2006) dicontohkan cara
memformulasikan pertanyaan EBP yaitu pada lansia dengan fraktur hip
(patient/problem), apakah patient-analgesic control (intervensi) lebih efektif
dibandingkan dengan standard of care nurse administartif
analgesic(comparison) dalam menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan LOS
(Outcome).
17
Namun jika meta analisis dan systematic riview tidak tersedia maka
evidence pada tingkatan selanjutnya bisa digunakan seperti RCT. Evidence
tersebut dapat ditemukan pada beberapa data base seperti CINAHL, MEDLINE,
PUBMED, NEJM dan COHRANE LIBRARY (Melnyk & Fineout, 2011).
Ada tingkatan yang bisa dijadikan bukti atau evidence (Guyatt&Rennie,
2002) yaitu:
a) Bukti yang berasal dari meta-analysis ataukah systematic riview.
b) Bukti yang berasal dari disain RCT.
c) Bukti yang berasal dari kontrol trial tanpa randomisasi.
d) Bukti yang berasal dari kasus kontrol dan studi kohort.
e) Bukti dari systematic riview yang berasal dari penelitian kualitatif dan
diskriptif.
f) Bukti yang berasal dari single-diskriptif atau kualitatif study
g) Bukti yang berasal dari opini dan komite ahli.
18
Sedangkan kriteria penilaian evidence menurut (Bernadette & Ellen,
2011) yaitu:
a. Validity.
Evidence atau penelitian tersebut dikatakan valid adalah jika penelitian
tersebut menggunakan metode penelitian yang tepat. Contohnya adalah
apakah variabel pengganggu dan bias dikontrol dengan baik, bagaimana
bagaimana proses random pada kelompok kontrol dan intervensi, equal atau
tidak.
b. Reliability
Reliabel maksudnya adalah konsistensi hasil yang mungkin didapatkan
dalam membuat keputusan klinis dengan mengimplementasikan evidence
tersebut, apakah intervensi tersebut dapat dikerjakan serta seberapa besar
dampak dari intervensi yang mungkin didapatkan.
c. Applicability
Applicable maksudnya adalah kemungkinan hasilnya bisa di
implementasikan dan bisa membantu kondisi pasien. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan mempertimbangkan apakah subjek penelitiannya sama,
keuntungan dan resiko dari intervensi tersebut dan keinginan pasien (patient
preference) dengan intervensi tersebut.
19
Jika dijabarkan ada 2 tahap dalam melakukan critical apraisal yaitu:
1. Tahap pertama adalah mengidentidikasi langkah-langkah dalam proses
penelitian.
Langkah pertama dalam melakukan critical appraisal adalah
mengidentifikasi langkah-langkah dalam proses penelitian kuantitatif. Hal-
hal yang harus diindentifikasi adalah mengidentifikasi komponen-komponen
dan konsep dalam penelitian dan memahami maksud dari setiap komponen.
Beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan pedoman dalam melakukan
identifikasi adalah apakah judul penelitian jelas dengan menggambarkan
variabel, populasi, dan pokok atau inti pembelajaran, serta menggambarkan
tipe dari penelitian tersebut, korelasi, diskriptif, kuasi eksperimen atau
eksperimen, apakah abstraknya jelas, untuk mengidentifikasi dan memahami
dan artikel jurnal baca dan garis bawahi masing-masing tahapan dalam
proses penelitian.
Sedangkan menurut (Burns & Grove, 2008), critical appraisal pada
tahap sarjana adalah comprehension yang dimaknai sama dengan tahap
mengidentifikasi setiap tahap dalam proses penelitian, serta comparison yaitu
menyimpulkan secara umum kesesuaian peneliti dalam mengikuti aturan
penelitian yang benar serta sejauhmana peneliti menjelaskan setiap elemen
atau tahapan penelitian.
20
kita adapat menyimpulkan tingkat validitas dan reliabilitas evidence atau
jurnal dengan melihat tingkat kesesuaian, keadekuatan, dan representatif atau
tidaknya proses dan kompenen penelitian yang dilakukan oleh seorang
peneliti (Burns & Grove, 2008).
21
Step 6: Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome) Langkah terakhir
dalam evidence based practice adalah menyebarluaskan hasil.
Jika evidence yang didapatkan terbukti mampu menimbulkan perubahan
dan memberikan hasil yang positif maka hal tersebut tentu sangat perlu dan
penting untuk dibagi (Polit & Beck, 2013).
22
Pertanyaan Preventif: Untuk wanita CDSR, MIDIRS, CINAHL,
pekerja berat, apakah tindakan Medline, CCRT, DARE
Pemberian Oral Intake Efektif untuk
mencegah Gastric Aspirasi?
23
merupakan konten artikel jurnal, buku, ataupun disertasi dan bisa temukan
baik melalui databased langsung ataukah melalui MEDLINE.
3) PsycINFO merupakan databased yang lebih banyak mempublikasikan
literatur pendidikan dalam aspek psikologi, psikiatri, neuroscience untuk
pertanyaan klinis.
4) Pubmed merupakan bibliografic database yang berisi kontenfree akses dan
berbayar serta mempunyai link dengan database MEDLINE (Melnyk et al.,
2014).
24
Pubmed serta CINAHL Subject Heading pada database CINAHL.
menggunakan bolean operator misalnya AND, OR, NOT. AND untuk mencari
2 tema atau istilah, OR untuk mencari selain dari salah satu atau kedua istilah
tersebut. Namun jika dikombinasikan dengan controlled vocabularries, OR
akan memperluas pencarian, serta AND akan mempersempit pencarian.
Setelah itu untuk lebih spesifik dan fokus lagi dapat digunakan dengan
menggunakan limit yang sesuai seperti umur, bahasa, tanggal publikasi.
Contohnya adalah limit terakhir 5 tahun untuk jurnal atau english or american
only.
4) Melakukan evaluasi memilih evidence dengan metode terbaik dan menyimpan
hasil.
25
Beberapa contoh tingkatan evidence tersebut dapat menjadi contoh atau
dasar dan pedoman yang digunakan oleh mahasiswa undergraduatedalam
memilih evidence yang tepat. Karena undergraduate student tidak memiliki
kemampuan dalam melakukan kritik atau melihat tingkat kekuatan dan
kelemahan literatur penelitian, maka dalam pembelajaran evidence based
practice mahasiswa diarahkan untuk memilih literatur berdasarkan tingkatan
evidence terbaik terlebih dahulu.Jika beberapa evidence terbaik tidak dapat
ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah memilih literatur yang telah
diseleksi pada beberapa databased seperti MEDLINE dan CINAHL atau pada
pubmed search engine (Levin & Feldman, 2012).
26
1. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji
kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh
melalui wawancara dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain,
atau tenaga kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan
observasi. Masing-masing sumber tersebut berkontribusi secara unik
terhadap hasil pengkajian secara keseluruhan. Hasil penelitian yang
dapat digunakan dapat berupa hal yang terkait dengan cara terbaik untuk
mengumpulkan informasi, tipe informasi apa yang perlu diperoleh,
bagaimana menggabungkan seluruh bagian data pengkajian, dan
bagaimana meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil
penelitian juga dapat membantu perawat dalam memilih alternative
metode atau bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun pada tempat
pelayanan tertentu.
3. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil
penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang
efektif untuk diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah
tertentu, dan pada pasien tertentu.
27
4. Tahap Implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi
keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil
penelitian.
5. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang
dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif
dari segi biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini
adalah hal yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu
pemberian asuhan keperawatan.
28
streching, dan pendidikan posisi
buang air besar yang tepat. Tujuan
dari EBN ini adalah mengidentifikasi
efektivitas self-management (SM)
terhadap penurunan konstipasi pada
pasien kanker payudara. Skor
konstipasi diukur menggunakan
constipation assessment scale (CAS).
Dalam penerapan EBN ini
didapatkan bahwa SM dapat
mengurangi konstipasi ditandai
dengan penurunan skor CAS. SM
dapat digunakan sebagai salah satu
terapi non farmakologi untuk
mengurangi konstipasi, bersifat
mudah dilakukan, aman dan secara
teknis praktis untuk mengurangi
konstipasi pada pasien kanker
payudara karena tidak dibutuhkan
keterampilan atau pelatihan khusus
untuk melakukannya.
Kata Kunci : Self-management,
konstipasi, kemoterapi, kanker
payudara
2 Fatmadona, Rika (2015) melakukan P: Pasien Kanker Jurnal Terlampir
penelitian tentang pijat terapeutik
sebagai Evidence Based Practice I: Pijat Terapeutik
pada pasien kanker untuk mengurangi
distress. C: -
Terapi pijat, merupakan terapi
komplementer yang paling banyak O: Mengurangi Distress
29
dan aman digunakan. Masalah
psikologis sebagai dampak dari T: -
gangguan fisik banyak terjadi pada
pasien penyakit kronis, terutama
kanker. Tujuan penulisan ini adalah
memaparkan aplikasi pijat terapeutik
untuk mengurangi distress sebagai
suatu Evidence Based Nursing
(EBN). Metode penulisan ini berupa
case study pelaksanaan EBN
dilakukan di ruang rawat inap Teratai
RS Kanker Dharmais, Jakarta, selama
2 minggu, dalam rentang waktu
tanggal 16 April hingga 9 Mei 2014.
Pijatan dilakukan selama 3 kali
seminggu, 20 menit, dalam 2 minggu,
sehingga masing-masing pasien
mendapatkan 6 sesi pijat terapeutik.
Partisipan dalam penerapan EBN ini
semuanya perempuan, dengan
rentang usia 27 th-58 th, dengan 4
orang ca mammae, 1 orang ca cervix,
1 orang ca ovarium, 1 orang ca
thyroid, 1 orang LNH. Setelah
dilakukan sesi pijat terpeutik sesuai
dengan metode Ahles, et al, (1999),
didapatkan sesi pijat terapeutik
mampu menurunkan cemas pasien,
dilihat dari penurunan skor ESAS
cemas, mampu merilekskan pasien.
Ke-4 pasien yang menjalani terapi
30
pijat pada hari pertama, didapatkan
keluhan cemas sedang 2 orang, cemas
berat 2 orang pada akhir sesi pasien
tidak didapatkan cemas lagi. Respon
pasien setelah menjalani sesi
melaporkan badannya lebih segar dan
tidurnya lebih nyenyak. Pada pasien
yang mengeluhkan nyeri hebat
dengan pemberian pijat terapeutik
yang sebelumnya telah diberikan
analgesik, dan teknik relaksasi,
diketahui dengan pemberian pijat
terapeutik walaupun belum mampu
menurunkan nyeri secara drastis,
pasien dapat beradaptasi dengan
nyerinya, koping pasien lebih
konstruktif.
Kata kunci: pijat terapeutik,
evidence based, distress
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evidence based nursing adalah penggunaan teori dan informasi yang
diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam
pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau
sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari
pasien tersebut (Ingersoll G, 2000).
Menurut (Newhouse et al., 2007) dalam mencari jawaban untuk
pertanyaan klinis yang muncul, maka diperlukan strategi yang efektif yaitu
dengan membuat format PICO. Dalam mencari best evidence, hal yang sering
menjadi hambatan dalam proses pencarian adalah keterbatasan lokasi atau
sumber database yang free accsess terhadap jurnal-jurnal penelitian. Namun
demikian seiring dengan perkembangan teknologi, berikut contoh databased
yang free accsess dan paling banyak dikunjungi oleh tenaga kesehatan yaitu
MIDIRS, CINAHL, Pubmed, cohrane library dan PsycINFO serta Medline.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
33