MAKALAH PKN Korupsi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KONSEP DASAR, DAMPAK, KOMITMEN, CEGAH DAN BERANTAS KORUPSI
DOSEN PEMBIMBING : YAYIK SAYEKTI

Oleh:

KELOMPOK 4
Muhammad Rasyadan (180252611096)
Naila Hawaiz (180252611012)
Renaldy Fatrisna Agustian (180252611096)
Shaffudin Daffa Y (180252611033)
Wahyu Setyo N. (180252611043)
Winda Mustika Arum (180252611104)
Yoan Fatimah Azzahra (180252611006)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas materi tentang Konsep Dasar,
Dampak, Komitmen, Cegah dan Berantas Korupsi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Malang, … September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………..5
1.3 Tujuan ……………………………………………………………….5
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Korupsi ……………………………………………..6
2.2 Dampak Korupsi ……………………………………………………7
2.3 Komitmen Anti Korupsi ……………………………………………8
2.4 Cara Mencegah dan Berantas Korupsi ……………………………9
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………14
3.2 Saran ………………………………………………………………...14

Daftar Pustaka ……………………………………………………...15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-
orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara
dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan salah
satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi
ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah
merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian?
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut
bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan
kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara
negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan
patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar.
Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasankeuangan
negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggotalegislatif dengan dalih studi banding,
THR, uang pesangon dan lainsebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan
pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal itu
merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap
kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada
jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil
memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling
rendahmaka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan
negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif
yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.

4
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa itu korupsi?
b) Apa saja dampak dari korupsi?
c) Bagaimana komitmen pemerintah terhadap korupsi?
d) Bagaimana upaya mencegah dan memberantas korupsi?

1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dari korupsi.
b) Untuk mengetahui dampak – dampak dari korupsi.
c) Untuk mengetahui apa saja komitmen pemerintah terhadap korupsi.
d) Untuk mengetahui upaya untuk mencegah dan memberantas korupsi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Korupsi


Korupsi sudah lama berkembang yang berada dimanapun ternyata tidak datang begitu saja
dan keberadaannya sudah mengalami proses pembelajaran yang cukup lama artinya bahwa korupsi
sering kali terjadi secara sistematis dan sering kali dilakukan dengan rekayasa yang sempurna
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang terus berkembang.
Dalam program anti korupsi global yang ditranspalantasi menunjukkan pengaruh yang kuat
untuk membasmi korupsi dengan adanya upaya yang bisa dikatakan mengekspresikan perlawanan
balik dari mereka yang merasa terganggu atas kepentingannya. Beberapa komisi seperti Komisi
Yudisial, Komisi Kejaksaan, Komisi Kepolisian sering kali menemui hambatan-hambatan dalam
menjalankan fungsi pengawasannya. Meskipun kinerja kelembagaan anti korupsi tersebut belum
menunjukkan kinerja yang maksimal, akan tetapi jika tidak adanya kemauan politik yang kuat
dalam melakukan perubahan untuk menuj kemakmuran masyarakat luas. Di dalam suatu negara
yang diwarnai korupsi politik dan birokrasi, memang sulit untuk mengharapkan pada lembaga
tersebut yang tingkat birokrasinya teramat tinggi serta tidak adanya kemauan politik untuk
membasmi korupsi, sumber utamnya terletak pada adanya pembiayaan politik dan birokrasi di
tingkat atas.
Dengan kata lain, praktek korupsi secara konsisten sudah terjadi sejak dahulu sebelum
diterapkan. Dalam konsep korupsi dan munculnya aktor-aktor dari masyarakat yang secara
konsisten mendorong dan menuntut agar kasus-kasus tersebut dapat diselesaikan.
Mengutip dari buku yang berjudul “Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”, yang ditulis
oleh Darwan Prints S.H, dalam buku tersebut dijelaskan mengenai konsep-konsep korupsi yaitu :
1. Secara melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi.
2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, atau orang lain, atau korporasi yang
menyalahgunakan wewenang, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
3. Memberi hadiah atau janji kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan atau
wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya.
4. Percobaan, memberikan bantuan, atau pemufakatan jahat untuk melakukan pidana korupsi.
5. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara negara dengan maksud supaya
berbuat atau tidak berbuat dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
6. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili (Darwan Prints, 2002:76).

6
2.2 Dampak Korupsi
Korupsi memiliki pengaruh yang negatif bagi suau negara. Akibat dari tindak korupsi tersebut
memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi negara. Berikut dampak dari korupsi.

1. Dampak Terhadap Ekonomi

Ekonomi berfungsi sebagai faktor terpenting bagi masyarakat. Apabila korupsi sudah masuk pada
perekonomian negara, mana mungkin bisa makmur masyaraktnya jikalau semua proses ekonomi dijalankan
oleh oknum yang korup. Hasil dari dampak korupsi terhadp ekonomi yakni, lambatnya pertumbuhan
ekonomi dan investasi, turunya produktifitas, rendahnya kualitas barang dan jasa, menurunnya pendapatan
negara dari sektor pajak, meningkatnya hutang negara.

2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat

Dari dampak sosial dan kemiskinan rakyat akan menybabkan mahalnya harga jasa dan pelayanan public
lambatnya pengentasan kemiskinan rakyat akses bagi masyarakat sangat terbatas bertambahnya akan
kriminalitas dan runtuhnya otoritas pemerintahan.

Penyebab dari runtuhnya otoritas pemerintahan yakni,

 Matinya Etika Sosial Politik


Para wakil rakyat sudah tidak dapat dipercaya sebagai pelindung rakyat, karna mereka
hanya memikirkan anak buah mereka jika salah satu dari mereka melakukan tindak
korupsi dengan kekuatan politiknya mereka akan melakukan berbagai cara untuk
menyelamatkannya.

 Tidak Berlakunya Peraturan dan Perundng Undangan


Peraturan perundang undangan tidak lagi berlaku karna, kebanyakan para pejabat tinggi,
pemegang kekuasaan atau hakim sering kali dijumpai bahwa mereka mudah sekali
terbawa oleh hawa nafsu mereka. dan juga sering kali semua permasalahan selalu
diselesaikan dengan korupsi.

3. Dampak Terhadap Polittik dan Demokrasi


Dari dampak terhadap politik dan demokrasi tersebut menghasilkan munculnya kepemimpinan yang
korup hilangnya kepercayaam publik pada demokrasi menguatnya system politik yang dikuasai oleh
pemilik modal hancurnya kedaulatan rakyat.

4. Dampak Terhadap Penegak Hukum


Korupsi terhadap penegak hukum dapat melemahkan suatu pemerintahan. bahwasanya setiap pejabat
atau pemegang kekusaan memiliki peran penting dalam membangun suatu negara, apabila pejabat sudah
melalaikan kewajibannya maka yang akan terjadi yakni,

 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik


 Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah
5. Dampak terhadap Pertahanan dan keamanan
Dampak terhadap pertahanan dan keamanan mengakibatkan Lemahnya alusistra (senjata) dan SDM
Lemahnya garis batas negara Menguatnya kekerasan dalam masyarakat.

7
6. Dampak Terhadap Lingkungan
Dampak korupsi terhadap lingkungan dapat menyebabkan Menurunya kualitas lingkungan Menurunnya
kualitas hidup.

2.3 Komitmen Anti Korupsi


"Pak ketua DPRD (Prasetio Edi Marsudi) ada di sini. 'Disentil' Pak kalau komitmen ini enggak
dijalankan. DPRD melakukan pengawasan fungsinya. Kalau komitmen yang dibuat enggak
dilaksanakan saya serahkan pada ketua DPRD," kata Basaria.

Pemprov DKI Jakarta menjadi contoh pengelolaan keuangan dengan baik. Telebih APBD di
Jakarta paling besar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

"Kami harapkan legislatif dan eksekutif menjadi satu kesatuan, kekuatan di dalam
pemberantasan korupsi. Anggaran yang paling besar ada di DKI. Kemarin (APBD-P 2017)
Rp71,8 triliun," tuturnya.

Berikut 14 poin komitmen antikorupsi tersebut:

1. Melaksanakan proses perencanaan dan penganggaran yang mengakomodir kepentingan publik


serta bebas intervensi pihak luar melalui implementasi e-planning yang terintegrasi dengan e-
budgeting.

2. Mengoptimalkan proses pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik serta menjamin
kemandirian Unit Layanan Pengadaan (ULP).

3. Melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang transparan dan akuntabel melalui
penggunaan aplikasi berbasis elektronik.

4. Melaksanakan penguatan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang kompeten dan
independen dengan didukung oleh SDM dan anggaran pengawasan yang memadai.

5. Tidak akan menawarkan atau memberikan, meminta atau menerima gratifikasi dalam bentuk
apapun sebagaimana diatur dalam aturan perundang-undangan.

6. Melaksanakan pengendalian gratifikasi dan mengoptimalkan Unit Pengendalian Gratifikasi


(UPG).

7. Menjaga kerahasiaan data pelapor, penerima gratifikasi kepada pihak manapun kecuali
diminta berdasarkan peraturan perundang-undangan.

8
8. Melakukan pembaruan peraturan LHKPN dan membentuk Unit Pengelola LHKPN.

9. Melaksanakan perbaikan manajemen PNS dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) berbasis
kinerja.

10. Melaksanakan upaya-upaya pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) yang transparan dan
akuntabel dalam hal pengadaaan, pencatatan, pemanfaatan, pengamanan fisik dan hukum serta
pelaporan.

11. Melaksanakan langkah-langkah perbaikan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel
serta bebas pungutan-pungutan liar, khususnya di sektor-sektor yang berhubungan langsung
dengan masyarakat.

12. Mengoptimalkan penerimaan daerah melalui pemanfaatan aplikasi berbasis elektronik dan
penggalian potensi pendapatan serta penegakan aturan, termasuk penagihan piutang-piutang
pendapatan yang belum terealisasi.

13. Bertanggung jawab dalam mengupayakan pencegahan korupsi di lingkungan pemerintah


daerah dengan meningkatkan integritas, pengawasan, dan perbaikan sistem.

14. Melaksanakan rencana aksi dalam program pencegahan dan penindakan korupsi terintegrasi
secara konsisten dan berkelanjutan.

2.4 CARA MENCEGAH DAN BERANTAS KORUPSI

Pencegahan Korupsi
Prioritas pimpinan KPK yang baru adalah lebih banyak lagi melakukan tindakan
pencegahan dibandingkan KPK periode yang lalu dapat dimengerti. Dalam Konvensi Perserikatan
Bangsa- Bangsa tentang Pemberantasan Korupsi (United Nations Convention against Corruption/
UNCAC) yang sudah diratifikasi dengan Undang- Undang No 7/2006 jelas sekali diatur masalah
pencegahan tindak pidana korupsi dari Pasal 5 sampai Pasal 14.
UNCAC mengupayakan pencegahan korupsi dengan memperbaiki transparansi dan
meningkatkan integritas birokrasi pemerintahan. Untuk itu setiap negara disarankan memiliki
lembaga pemberantasan korupsi yang efektif, birokrasi yang transparan, peningkatan partisipasi
masyarakat, dan memperbaiki lembaga pemerintah, termasuk peradilan dan sektor swasta
mengenai kode etik, pelaporan kasus korupsi, benturan kepentingan penggadaan barang dan jasa,
dan pencegahan tindak pidana pencucian uang.
Khusus untuk Indonesia, menurut Laporan Gap Analysis yang dibuat oleh tim ahli yang
berasal dari dalam dan luar negeri yang dibentuk KPK, terdapat empat masalah penting untuk
dilakukan pencegahan korupsi, yaitu memperjelas tanggung jawab pencegahan korupsi,

9
reformasi birokrasi terutama di sektor penegakan hukum dan peradilan, perbaikan sistem
pengadaan barang dan jasa, dan pencegahan tindak pidana pencucian uang.
KPK dan lembaga lain seperti Komisi Ombudsman Nasional, Kementerian Negara
Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemeneg PAN) yang memiliki tanggung jawab utama di bidang
pencegahan korupsi ini. Mengenai reformasi birokrasi, kita sudah memulainya, misalnya Meneg
PAN sudah mengoordinasikan penyusunan rancangan undang-undang tentang administrasi
pemerintahan. Penggadaan barang dan jasa juga diupayakan diperbaiki, antara lain dengan
mengumumkan pengadaan barang dan jasa dari masing-masing instansi.
Untuk pencegahan pencucian uang, tim ahli ini juga menaruh perhatian pada Pusat
Pelaporan dan Analisis (PPATK) yang belum memiliki pegawai tetap dan banyak menggunakan
pegawai dari instansi lain. Sehubungan dengan masalah kepegawaian ini, sudah pernah diusulkan
agar kepala PPATK diberikan kewenangan sebagai pembina pegawai negeri sipil dengan merevisi
satu pasal pada Peraturan Pemerintah No 9/2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan
dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
Walaupun upaya ini sudah dilakukan bertahun- tahun dengan mengomunikasikannya
kepada Presiden, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dan menterimenteri dan pejabat terkait,
tetapi sampai sekarang belum berhasil. Dengan memperbanyak pencegahan, high cost eco-nomy
dapat ditekan dan korban yang meluas di masyarakat dapat dikurangi.
Penindakan korupsi tetap dilanjutkan sebagai salah satu upaya untuk menimbulkan efek
jera kepada pelaku dan efek pencegahan bagi orang lain. Sejarah membuktikan pemberantasan
korupsi yang dilakukan hanya dengan penindakan dan tidak disertai pencegahan berupa perbaikan
sistem tidak akan pernah memberantas korupsi dengan baik. Korupsi akan terus tumbuh dan
berulang kembali apabila upaya perbaikan sistem sebagai salah satu upaya pencegahan tidak
dilakukan. Akhirnya, energi akan habis untuk melakukan pemberantasan korupsi ini.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini mengutamakan upaya-upaya pencegahan
korupsi melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan kampanye yang melibatkan berbagai pihak.
Ketua KPK Abraham Samad saat peringatan Hari Anti Korupsi internasional di Istana Negara
Jakarta, Senin mengatakan bahwa upaya pencegahan dapat mengurangi potensi terjadi korupsi dan
kerugian negara dibandingkan bila korupsi itu sendiri telah terjadi.

"Saya ingin mengingatkan kembali kejahatan korupsi sudah memasuki kehidupan


bernegara, merusak ekonomi, merusak penegakan hukum dan akhirnya juga merusak struktur
sosial," katanya. Abraham Samad menambahkan,"Pentingnya upaya pencegahan korupsi agar
tidak terjadi korupsi. Pencegahan melalui pembenahan kelembagaan mutlak diperlukan, kita harus
pikirkan langkah antisipasi".

Abraham mengatakan bahwa KPK mengembangkan sebuah sistem yang disebut dengan
sistem integritas nasional (SIN). Sistem yang akan dikembangkan dan masuk dalam rencana
kerjaKPK 2011-2023 tersebut adalah sistem yang berlaku secara nasional dan melibatkan seluruh
pilar bangsa.

"Ini dimaksudkan seluruh pilar bangsa dapat mendorong adanya transparansi," katanya.
Meski belum menjelaskan secara detail bagaimana sistem ini berjalan, Abraham Samad
mengatakan dengan sistem ini maka tindak kejahatan korupsi dapat dicegah sejak awal dan
melibatkan semua pihak.

10
332 kasus Dalam paparannya, Ketua KPK mengatakan sejak 2004-2012 lembaga itu sudah
menangani 332 kasus dengan pelaku yang beragam dari mulai anggota legislatif baik di pusat
maupun daerah, kepala lembaga, unsur kementerian, bupati, gubernur, walikota, duta besar,
penegak hukum dan pengusaha.

Laporan pengaduan tindak pidana korupsi sejak 2004 hingga Agustus 2012 sebanyak
55.964 laporan pengaduan masyarakat termasuk WNI yang tinggal di luar negeri.
Keuangan negara yang berhasil diselamatkan dari sektor hulu migas sejak 2009-2012 Rp152
triliun sementara keuangan negara dari sektor pengalihan hak negara di 25 kementerian sejak
2009-2011 yang berhasil diselamatkan sebanyak Rp2 triliun.

Strategi dan Upaya Pemberantasan Korupsi


Pemerintah serius menangani korupsi secara konkret. Salah satu implementasinya
adalah terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) 17/2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2012. Inpres ini merupakan lanjutan Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011. Dalam dua Inpres ini, pemerintah
mengimplementasikan enam strategi sesuai rekomendasi United Nation Convention Against
Corruption (UNCAC).
Keenam strategi itu adalah Pencegahan pada Lembaga Penegak Hukum; Pencegahan
pada Lembaga Lainnya; Penindakan; Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan; Penyelamatan
Aset Hasil Korupsi; Kerjasama Internasional; dan Pelaporan. Targetnya, pada 2014 Indeks
Persepsi Korupsi atau Corruption Perception Index (CPI) Indonesia dapat mencapai angka 5,0.
Sebagai catatan, per 2010 CPI Indonesia tercatat 2,8. Sementara pada 2011 sudah naik
menjadi 3,0. Di negara ASEAN, CPI Indonesia lebih baik daripada Vietnam (2,9), Filipina (2,6),
Laos (2,2), Kamboja (2,1), dan Myanmar (1,5). Tapi CPI Indonesia masih di bawah
Singapura (9,2), Brunei (5,2), Malaysia (4,3), dan Thailand (3,4). Yang harus dicatat, Indonesia
sudah mencatat kemajuan yang luar biasa dan mengalami kenaikan tertinggi dalam periode 2004
hingga 2011. Pada 2004 CPI Indonesia hanya 2,0. "Jadi dalam kurun waktu tujuh tahun ada
kenaikan satu full percentage point, ini kenaikan yang sangat signifikan.

Peran Serta Pemerintah dalam Memberantas Korupsi


Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawali upaya-
upaya pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain. KPK
yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi, dan memberantas korupsi, merupakan
komisi independen yang diharapkan mampu menjadi “martir” bagi para pelaku tindak KKN.
Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :
a. Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi
b. Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan mewujudkan good
governance.
c. Membangun kepercayaan masyarakat
d. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi besar

11
e. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi

Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi

Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di Indonesia, antara
lain sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan (preventif)
b. Upaya penindakan (kuratif)
c. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa
d. Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Upaya Pencegahan (Preventif)

a. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada bangsa
dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.
b. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tanggung jawab yang
tinggi.
d. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua.
e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi dan
dibarengi sistem kontrol yang efisien.
g. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
h. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan mela-lui penyederhanaan
jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

Upaya Penindakan (Kuratif)


Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yangterbukti melanggar dengan
diberikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana. Beberapa contoh
penindakan yang dilakukan oleh KPK :
a.Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda
NAD (2004).
b.Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan pungutan liar
dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
c.Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta (2004).
d.Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang-an negara Rp
10 milyar lebih (2004).

12
e.Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitaspreshipment dan placement deposito dari BI
kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
f.Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
g.Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
h.Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
i.Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bandara
Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9 miliar (2004).
j.Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa


a. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial terkait dengan
kepentingan publik.
b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
c. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga ke tingkat
pusat/nasional.
d. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan pemerintahan negara
dan aspek-aspek hukumnya.
e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap
pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)


a. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-pemerintah yang meng-awasi dan
melaporkan kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri dari sekumpulan orang yang
memiliki komitmen untuk memberantas korupsi me-lalui usaha pemberdayaan rakyat untuk
terlibat melawan praktik korupsi. ICW la-hir di Jakarta pd tgl 21 Juni 1998 di tengah-tengah
gerakan reformasi yang meng-hendaki pemerintahan pasca-Soeharto yg bebas korupsi.

b. Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang bertujuan memerangi


korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba se-karang menjadi organisasi
non-pemerintah yang bergerak menuju organisasi yang demokratik. Publikasi tahunan oleh TI
yang terkenal adalah Laporan Korupsi Global. Survei TI Indonesia yang membentuk Indeks
Persepsi Korupsi (IPK) In-donesia 2004 menyatakan bahwa Jakarta sebagai kota terkorup di
Indonesia, disu-sul Surabaya, Medan, Semarang dan Batam. Sedangkan survei TI pada 2005, In-
donesia berada di posisi keenam negara terkorup di dunia. IPK Indonesia adalah 2,2 sejajar dengan
Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya dan Usbekistan, ser-ta hanya lebih baik dari Kongo,
Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia, Sudan, Angola, Nigeria, Haiti & Myanmar. Sedangkan
Islandia adalah negara terbebas dari korupsi.

13
BAB III

3.1 KESIMPULAN
Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Korupsi sering kali terjadi secara
sistematis dan sering kali dilakukan dengan rekayasa yang sempurna dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi yang terus berkembang.
Korupsi berdampak sangat merugikan bagi negara dan berdampak buruk pada masyarakat,
terutama masyarakat kecil. Korupsi berdampak pada bidang perekonomian, sosial dan kemiskinan
rakyat, runtuhnya otoritas pemerintah, politik dan demokrasi, penegak hokum, pertahanan dan
keamanan, serta lingkungan.
Dalam komitmen anti korupsi pemerintah DKI Jakarta dan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sepakat menandatangani komitmen antikorupsi. Ada 14 poin yang dilakukan
terkait dengan pencegahan dan penindakan korupsi terintegrasi di Provinsi Jakarta.

3.2 SARAN
Pendidikan sejak dini tentang kejujuran sangatlah diperlukan untuk menumbuhkan penerus
bangsa yang jujur dan berkualitas untuk mengurangi kemungkinan kecurangan-kecurangan di
kalangan pemerintahan.
Upaya KPK dalam memberantas para koruptor sangat berpengaruh, dengan menggalakkan
pemberantasan serta kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum. Selain itu, peran masyarakat
dalam mempercayakan kepercayaan mereka kepada calon-calon pejabat dengan memilih calon
pejabat yang bisa dipercaya.

Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/muhammadnurikhsanarifandi/58213625d99373230cff92ea/dampak-
dampak-korupsi
https://contohmakalahdocx.blogspot.com/2016/11/contoh-makalah-tindak-pidana-korupsi.html
http://septianludy.blogspot.com/2014/07/pencegahan-dan-upaya-
pemberantasan.htmlhttps://moondoggiesmusic.com/contoh-makalah/

14

Anda mungkin juga menyukai