Pbak Kelompok Jujur

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DAMPAK KORUPSI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK JUJUR

1. Ai Syamsi (PO714251221002)
2. Fadliah Khaerani (PO714251221011)
3. Nur Ilmayani Husain (PO714251221020)
4. Shafiyyah Azzahrah HM (PO714251221029)
5. Difayni Putri Dimiati Nongpa (PO714251221038)
6. Nabila Hamka (PO714251221047)
7. Rezky Maqfira (PO714251221056)

D4 FARMASI
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa Kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan Kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 21 Agustus 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4

A. Dampak Korupsi ........................................................................................................ 4


a) Dampak ekonomi ........................................................................................... 5
b) Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat ................................................ 5
c) Runtuhnya Otoritas Pemerintah ..................................................................... 6
d) Dampak terhadap Politik dan Demokrasi ...................................................... 6
e) Dampak terhadap Penegakan Hukum ............................................................ 6
f) Dampak terhadap Pertahanan dan Keamanan................................................ 6
g) Dampak Kerusakan Lingkungan.................................................................... 6
B. Kerugian Negara Akibat Korupsi di Indonesia .......................................................... 7
C. Konsep Biaya Sosial Korupsi .................................................................................... 8
D. Hubungan antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi .................................. 9
E. Contoh yang terjadi Seandainya Uang Dikorupsi digunakan untuk Pembangunan 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi kini merupakan permasalahan yang menjadi perbincangan pada
semua kalangan masyarakat. Permasalahan korupsi sesungguhnya telah ada sejak
lama, terutama sejak manusia kali pertama mengenal tata kelola administrasi. Korupsi
dianggap merusakkan sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara karena sifatnya
yang merugikan.
Mengapa masalah korupsi tetap aktual untuk dibahas, bahkan perlu
diwujudkan menjadi sebuah pembelajaran? Walaupun sudah berlangsung sejak lama,
ternyata negara Indonesia belumlah terbebas dari korupsi. Berbagai upaya telah
dilakukan sejak Orde Lama berkuasa hingga Orde Baru, tetapi upaya-upaya itu
menemukan jalan buntu.
Di Indonesia, korupsi telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa, begitu pula
di belahan lain di dunia. Pada kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media,
kerap kali perbuatan korupsi tidak terlepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun
pemerintahan. Korupsi juga sering dikaitkan pemaknaannya dengan politik. Selain
mengaitkan dengan politik, korupsi juga dikaitkan dengan perekonomian, kebijakan
publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial dan pembangunan nasional.
Begitu luasnya aspek yang terkait dengan korupsi hingga Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mengadakan konvensi pada tanggal 11 Desember 2003. Sebanyak 94
negara dari 125 negara anggota PBB yang hadir di Merida, Meksiko, meratifikasi
Konvensi PBB Memerangi Korupsi United Nations Convention against Corruption
(UNCAC). Dalam hal ini tampak bahwa korupsi telah dianggap sebagai permasalahan
global. Untuk itu, badan PBB seperti United Nations Office on Drugs and Crime
(UNODC) yang berkantor di Wina diharapkan mampu memainkan peran dalam
menangkap koruptor yang melakukan kejahatan lintas negara.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana penjelasan mengenai dampak korupsi?
2. Bagaimana kerugian negara akibat korupsi di Indonesia?
3. Apakah kerugian negara sebanding dengan hukuman koruptor?

3
4. Apakah itu konsep biaya sosial korupsi?
5. Apakah hubungan antara dampak korupsi dan biaya sosial korupsi?
6. Sebutkan contoh yang terjadi seandainya uang dikorupsi digunakan untuk
pembangunan!

C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah dapat diuraikan kembali tujuan yang ingin dicapai di
antaranya:
1. Untuk memahami penjelasan mengenai dampak korupsi.
2. Untuk mengetahui kerugian negara akibat korupsi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah kerugian negara sebanding dengan hukuman koruptor.
4. Untuk memahami konsep biaya sosial korupsi.
5. Untuk menjelaskan hubungan antara dampak korupsi dan biaya sosial korupsi.
6. Untuk mengetahui contoh yang terjadi seandainya uang korupsi digunakan untuk
pembangunan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak Korupsi
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi
bangsa, misalnya harga barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses
rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara
terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintahan yang buruk di mata
internasional sehinggamenggoyahkan sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing,
krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin terperosok
dalam kemiskinan.
Berdasarkan Laporan Bank Dunia, Indonesia dikategorikan sebagai negara
yang utangnya parah, berpenghasilan rendah (severely indebted low income country)
dan termasuk dalam kategori negara-negara termiskin di dunia seperti Mali dan
Ethiopia. Berbagai dampak masif korupsi yang merongrong berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara akan diuraikan di bawah ini.
a) Dampak Ekonomi
Berbagai macam permasalahan ekonomi lain akan muncul secara alamiah
apabila korupsi sudah merajalela dan berikut ini adalah hasil dari dampak
ekonomi yang akan terjadi, yaitu:
1) Penurunan Produktifitas
2) Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
3) Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
4) Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak
5) Meningkatnya Hutang Negara

b) Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat


Bagi masyarakat miskin korupsi mengakibatkan dampak yang luar biasa
dan saling bertaut satu sama lain. Pertama, dampak langsung yang dirasakan
oleh orang miskin yakni semakin mahalnya jasa berbagai pelayanan publik,
rendahnya kualitas pelayanan, dan pembatasan akses terhadap berbagai
pelayanan vital seperti air, kesehatan, dan pendidikan. Kedua, dampak tidak

5
langsung terhadap orang miskin yakni pengalihan sumber daya milik publik
untuk kepentingan pribadi dan kelompok, yang seharusnya diperuntukkan
guna kemajuan sektor sosial dan orang miskin, melalui pembatasan
pembangunan. Hal ini secara langsung memiliki pengaruh kepada
langgengnya kemiskinan.
1) Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat
2) Mahalnya Harga Jasa dan Pelayanan Publik
3) Terbatasnya Akses Bagi Masyarakat Miskin
4) Meningkatnya Angka Kriminalitas
5) Solidaritas Sosial Semakin Langka dan Demoralisasi

c) Runtuhnya Otoritas Pemerintah


1) Matinya Etika Sosial Politik
2) Tidak Efektifnya Peraturan dan Perundang-undangan
3) Birokrasi Tidak Efisien

d) Dampak terhadap Politik dan Demokrasi


1) Munculnya Kepemimpinan Korup
2) Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi
3) Menguatnya Plutokrasi
4) Hancurnya Kedaulatan Rakyat

e) Dampak terhadap Penegakan Hukum


1) Fungsi Pemerintahan Mandul
2) Hilangnya Kepercayaan Rakyat Terhadap Lembaga Negara

f) Dampak terhadap Pertahanan dan Kemanan


1) Kerawanan Hankamnas Karena Lemahnya Alusista dan SDM
2) Lemahnya Garis Batas Negara
3) Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam Masyarakat

g) Dampak Kerusakan Lingkungan


1) Menurunnya Kualitas Lingkungan
2) Menurunnya Kualitas Hidup

6
B. Kerugian Negara Akibat Korupsi di Indonesia

Berdasarkan laporan Indonesia Corruption Watch (ICW), kerugian negara


akibat kasus korupsi mencapai Rp62,93 triliun pada 2021.
Nilai kerugian negara tersebut pun naik 10,91% dibandingkan pada tahun
sebelumnya yang sebesar Rp56,74 triliun. Nilai kerugian negara akibat kasus korupsi
pada 2021 juga menjadi yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya,
kerugian negara akibat rasuah paling besar pada 2020, yakni Rp56,74 triliun.
ICW menyebut jumlah kerugian negara pada 2021 disumbang dari beberapa
perkara korupsi. Salah satunya terkait kasus korupsi pengelolaan kondensat oleh PT
Trans Pasifik Petrochemical Indotama (TPPI) dengan kerugian negara Rp36 triliun.
Kasus kedua merupakan korupsi Jiwasraya dengan kerugian negara sebesar
Rp16 triliun. Ada pula kasus korupsi impor tekstil PT Fleming Indo Batam senilai
Rp1,6 triliun.
Adapun, dari jumlah sebesar Rp62,9 triliun, KPK hanya menangani 1%
kerugian negara sebesar Rp800 miliar. Pengembalian kerugian negara lebih banyak
disumbang oleh Kejaksaan.
Lebih lanjut, vonis uang pengganti terhadap para terdakwa kasus korupsi
masih jauh dari total kerugian negara yang terjadi. Berdasarkan data ICW, uang
pengganti yang diputus hanya mencapai Rp1,4 triliun sepanjang tahun lalu.

7
Terdakwa yang dijerat dengan Undang-undang (UU) Tindak Pidana Pencucian
Uang (TPPU) pun hanya 12 orang saja. Menurut ICW, hal tersebut menandakan
bahwa penuntut umum maupun majelis hakim di persidangan kasus korupsi belum
memiliki perspektif pemberian efek jera dari aspek ekonomi.
.
C. Sebandingkah Kerugian Negara dengan Hukuman Koruptor
Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, sepanjang 2017 vonis tambahan
berupa uang pengganti terhadap terdakwa koruptor tak sebanding dengan kerugian
yang diderita negara.
Hal tersebut dipaparkan ICW saat mempublikasikan hasil risetnya atas
putusan-putusan terdakwa sepanjang 2017, melalui penelusuran di laman putusan
Mahkamah Agung, dan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) untuk
pengadilan negeri, dan pengadilan tinggi.
Dalam risetnya, ICW menelusuri 1.249 perkara korupsi dengan 1.381
terdakwa. Hasilnya ditemukan adanya kerugian negara senilai Rp 29,41 triliun. Belum
lagi ditambah dengan suap senilai Rp Rp 715 miliar, SGD 814 ribu, US$ 1,36 juta,
MYR 63.500, dan EUR 30 ribu. Ada lagi berupa pungli senilai Rp 155 juta.
Sementara nilai uang pengganti yang dimasukkan sebagai hukuman tambahan
bagi koruptor, sepanjang 2017 hanya senilai Rp 1,44 triliun Ditambah adanya
hukuman berupa denda senilai Rp 110 miliar.
"Melihat data tersebut tentu sangat disayangkan, jumlah vonis uang pengganti
hanya sekitar 4,91% dari total kerugian negara yang diderita," kata peneliti ICW
Tama Langkun di kantor ICW, Kamis (3/4).
Padahal, kata Tama, selain tak menimbulkan efek jera, vonis uang pengganti
yang minim juga mengakibatkan asset recovery terhadap negara juga tak akan
maksimal.
"Pidana berupa uang pengganti, sejak awal memang diniatkan untuk
mengembalikan aset, dan kerugian negara," sambungnya.
Setali tiga uang, vonis pidana penjara bagi terdakwa korupsi juga terhitung
ringan. Rata-rata vonis penjara hanya diberikan selama 2 tahun 2 bulan.
Dalam paparannya, ICW membagi tiga kategori vonis, ringan (1 tahun-4
tahun) , sedang (>4 tahun-10 tahun), dan berat (>10 tahun). Hasilnya ada 1.127
terdakwa (81,61%) divonis ringan, 169 terdakwa (12,24%) divonis sedang, dan 4
terdakwa (0,29%) divonis berat.

8
Sisanya, 35 terdakwa (2,53%) divonis bebas, 45 terdakwa (3,26%) tak
teridentifikasi vonisnya, dan 1 terdakwa (0,07%) divonis lantaran adanya cacat formal
dalam dakwaan jaksa.
Biaya sosial yang menjadi kerugian negara jumlahnya jauh lebih besar
dibandingkan hukuman bagi koruptor. Catatan KPK, dalam rentang 2001-2012
kerugian eksplisit akibat korupsi oleh 1.842 koruptor mencapai Rp168 triliun.
Sementara hukuman final terhadap para koruptor hanya menghasilkan jumlah
tuntutan Rp15 triliun.
Selisih Rp153 triliun ditanggung negara menggunakan uang pajak dari rakyat.
Jadi secara tidak langsung rakyat menanggung kerugian tersebut. Belum lagi kerugian
yang akan terjadi kemudian, seperti layanan kesehatan dan publik yang buruk, hingga
sulitnya menekan angka kemiskinan.

D. Konsep Biaya Sosial Korupsi

9
Biaya sosial korupsi itu adalah sebuah dampak dari perilaku korupsi yang
membebani keuangan Negara karena bukan hanya dampak uang yang dikorupsi akan
tetapi segala biaya yang timbul karena perilaku korupsi itu termasuk biaya
pencegahan maupun penindakan yang dilakukan oleh penegak Hukum yang
membutuhkan biaya mulai dari proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan serta
peradilan bahkan ketika pelaku korupsi dipenjara negara tetap mengeluarkan biaya
yakni biaya selama seorang terpidana atau warga binaan menjalani hukuman di
LAPAS termasuk biaya makannya di sana.
Menurut Brand and Price (2000) dikatakan bahwa biaya sosial korupsi
meliputi tiga hal yakni biaya antisipasi kejahatan, biaya akibat kejahatan, dan biaya
reaksi terhadap kejahatan, tiga biaya ini dikatakan sebagai biaya sosial Korupsi.
1) Biaya antsipasi kejahatan, secara umum biasa dikatakan biaya antsispasi
adalah segalah upaya yang dilakukan oleh penegak hukum untuk mencegah
perilaku korupsi terjadi yang tentunya memerlukan anggaran yang begitu
besar, contoh misalnya anggaran operasional kampanye anti korupsi maupun
anggaran pembuatan sistem di dalam sebuah organisasi untuk menangkal
potensi munculnya korupsi maupun Fraud.
2) Biaya reaksi terhadap korupsi, bisa dikatakan adalah biaya yang muncul
akibat penanganan sebuah perkara korupsi misalnya biaya penyelidikan,
penyidikan yang dilakukan oleh Jaksa, Polisi, Hakim melalui proses
penegakan hukum terhadap Pelaku Korupsi.
3) Biaya akibat korupsi yang dibedakan menjadi dua yakni biaya implisit dan
biaya eksplisit dari korupsi, biaya eksplisit bisa dikatakan penghitungan
kerugian negara dari suatu tindak pidana korupsi dalam hal ini kerugian
langsung sedangkan biaya implisit merupakan biaya yang tidak secara
langsung muncul dari perilaku korupsi itu namun menjadi biaya oportunitas
dari perilaku korupsi itu yang tentunya membebani dan bisa berdampak pada
aspek ekonomi maupun investasi dalam sebuah Negara.

Perhitungan biaya sosial korupsi yang dikaji KPK terdiri dari biaya eksplisit
dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan negara untuk
mencegah dan menangani tindak pidana korupsi. Biaya itu antara lain meliputi biaya
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pengadilan, hingga pemasyarakatan. Adapun
biaya implisit adalah biaya dari dampak yang timbul karena korupsi. Dengan

10
penghitungan biaya sosial korupsi, terdakwa korupsi dapat dituntut lebih tinggi
daripada perhitungan kerugian negara yang selama ini dilakukan.

E. Hubungan antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi


Dampak dari tindak pidana korupsi memberikan kerugian pada
masyarakat yaitu pelayanan publik yang tidak membaik, pelayanan kesehatan
yang mahal, biaya pendidikan yang mahal, kemiskinan meningkat hingga
naikknya besaran pajak setiap tahunnya. Dampak tersebut disebabkan karena
terjadi mis-alokasi sumber daya yang seharusnya dapat digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Biaya yang dikeluarkan dari dampak korupsi
disebut biaya sosial korupsi.

11
F. Contoh yang terjadi Seandainya Uang Dikorupsi digunakan untuk
Pembangunan
Jika uang yang dikorupsi sebesar Rp 168T digunakan untuk
pembangunan, maka ada banyak fasilitas yang bisa dibangun untuk menunjang
kelangsungan hidup masyarakat. Pembangunannya setara dengan 195 gedung
sekolah dasar dengan fasilitas lengkap, membiayai sekolah hingga sarjana bagi
3,36 Juta, memberikan modal kepada 33,6 Juta atau membangun PLN di 5.040
desa terpencil.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Laporan Bank Dunia, Indonesia dikategorikan sebagai negara
yang utangnya parah, berpenghasilan rendah (severely indebted low income country)
dan termasuk dalam kategori negara-negara termiskin di dunia seperti Mali dan
Ethiopia. Berbagai dampak masif korupsi yang merongrong berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara, yakni Dampak ekonomi, Dampak Sosial dan Kemiskinan
Masyarakat, Runtuhnya Otoritas Pemerintah, Dampak terhadap Politik dan
Demokrasi, Dampak terhadap Penegakan Hukum, Dampak terhadap Pertahanan dan
Keamanan, dan Dampak Kerusakan Lingkungan.
Adapun kerugian negara akibat korupsi di Indonesia Berdasarkan laporan
Indonesia Corruption Watch (ICW), kerugian negara akibat kasus korupsi mencapai
Rp62,93 triliun pada 2021. Nilai kerugian negara tersebut pun naik 10,91%
dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp56,74 triliun. Nilai kerugian
negara akibat kasus korupsi pada 2021 juga menjadi yang terbesar dalam lima tahun
terakhir. Sebelumnya, kerugian negara akibat rasuah paling besar pada 2020, yakni
Rp56,74 triliun.
Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, sepanjang 2017 vonis tambahan
berupa uang pengganti terhadap terdakwa koruptor tak sebanding dengan kerugian
yang diderita negara. Hal tersebut dipaparkan ICW saat mempublikasikan hasil
risetnya atas putusan-putusan terdakwa sepanjang 2017, melalui penelusuran di laman
putusan Mahkamah Agung, dan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) untuk
pengadilan negeri, dan pengadilan tinggi.
Biaya sosial korupsi itu adalah sebuah dampak dari perilaku korupsi yang
membebani keuangan Negara karena bukan hanya dampak uang yang dikorupsi akan
tetapi segala biaya yang timbul karena perilaku korupsi itu termasuk biaya
pencegahan maupun penindakan yang dilakukan oleh penegak Hukum yang
membutuhkan biaya mulai dari proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan serta
peradilan bahkan ketika pelaku korupsi dipenjara negara tetap mengeluarkan biaya
yakni biaya selama seorang terpidana atau warga binaan menjalani hukuman di
LAPAS termasuk biaya makannya di sana.

13
Dampak dari tindak pidana korupsi memberikan kerugian pada
masyarakat yaitu pelayanan publik yang tidak membaik, pelayanan kesehatan
yang mahal, biaya pendidikan yang mahal, kemiskinan meningkat hingga
naikknya besaran pajak setiap tahunnya. Dampak tersebut disebabkan karena
terjadi mis-alokasi sumber daya yang seharusnya dapat digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Biaya yang dikeluarkan dari dampak korupsi
disebut biaya sosial korupsi.
Jika uang yang dikorupsi sebesar Rp 168T digunakan untuk
pembangunan, maka ada banyak fasilitas yang bisa dibangun untuk menunjang
kelangsungan hidup masyarakat. Pembangunannya setara dengan 195 gedung
sekolah dasar dengan fasilitas lengkap, membiayai sekolah hingga sarjana bagi
3,36 Juta, memberikan modal kepada 33,6 Juta atau membangun PLN di 5.040
desa terpencil

14
DAFTAR PUSTAKA
Djuarsa, Yudhi Prayudha Ishak. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya
Antikorupsi (PBAK). Jakarta: Pusdiklatkes.

Santoso, Djoko. 2011. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


Pusdiklatkes.

https://dataindonesia.id/ragam/detail/kerugian-negara-akibat-korupsi-capai-
rp6293-triliun-pada-2021

https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220523-apakah-hukuman-
koruptor-setimpal-dengan-kerugian-negara

https://amp.kontan.co.id/news/pidana-uang-pengganti-koruptor-tak-sebanding-
dengan-kerugian-negara

https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/ekonomi-bisnis/infografis/hubungan-
antara-dampak-korupsi-dan-biaya-sosial-korupsi

https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/tata-kelola-
pemerintahan/infografis/jika-uang-yang-dikorupsi-digunakan-untuk-pembangunan

15

Anda mungkin juga menyukai