Kelompok 1 - Dampak Teknologi Terhadap Interaksi Sosial Di ITB PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DI KALANGAN

CIVITAS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Industri (KU-4183)

Disusun oleh Kelompok 1:


Rizki Teguh K (10115048)
Helen Febrina (10515093)
Meira Olivia (10716046)
Rafierdy Muhammad (12114070)
Ivant Septiawarman (13016028)
Hutama Tefotuho Hulu (13515045)
Muhammad Najmi Naufal (15113058)
Hafizh Ihsaanuddin (19016002)
Raissa Refita Pramudi (19016146)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, penulis panjatkan segala rahmat sehingga dapat
menyelesaikan makalah “Analisis Dampak Teknologi terhadap Interaksi Sosial di
Kalangan Civitas Institut Teknologi Bandung” sebagai upaya memberi pengetahuan
bagi masyarakat. Makalah ini disusun untuk memberikan sebuah pandangan pada
masyarakat mengenai pengaruh teknologi terhadap interaksi sosial di Institut Teknologi
Bandung.
Tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Dalam proses
pembuatan makalah ini, meskipun banyak kesulitan karena keterbatasan waktu dan
ilmu yang dimiliki, namun berkat bimbingan, koreksi, dan saran, maka makalah ini dapat
terselesaikan guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Industri. Makalah ini disusun
sesuai hasil dari berbagai sumber informasi dan referensi. Untuk itu, rasa terima kasih
penulis sampaikan kepada seluruh narasumber, rekan yang telah berpartisipasi, dosen
mata kuliah, serta asisten yang telah membimbing dalam penyusunan makalah.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Bandung, 26 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................. 5
2.1 Teori untuk Rumusan Masalah 1 .................................................................... 5
2.2 Teori untuk Rumusan Masalah 2 .................................................................... 7
2.3 Teori untuk Rumusan Masalah 3 .................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 12
3.1 Waktu dan Tempat Lokasi Penelitian ........................................................... 12
3.2 Objek Penelitian ........................................................................................... 12
3.3 Metode Penelitian ......................................................................................... 12
3.4 Pedoman Wawancara .................................................................................. 15
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 22
4.1 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 1 ........................................................... 22
4.2 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 2 ........................................................... 27
4.3 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 3 ........................................................... 33
BAB V ANALISIS .......................................................................................................... 39
5.1 Analisis Rumusan Masalah 1 ....................................................................... 39
5.2 Analisis Rumusan Masalah 2 ....................................................................... 40
5.3 Analisis Rumusan Masalah 3 ....................................................................... 40
BAB VI PENUTUP......................................................................................................... 42
6.1 Simpulan ...................................................................................................... 42
6.2 Saran ............................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 43

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang Undang nomor
11 tahun 2008 atau UU ITE adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi
elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang
berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia
dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang Undang nomor 11
tahun 2008 atau UU ITE adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi
elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang
berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia
dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan
tujuan untuk:
1. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi
dunia;
2. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan
pemikiran;
5. kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi
seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
6. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara teknologi informasi.

1
Tidak dipungkiri bahwa perkembangan teknologi saat ini membawa pengaruh
yang kurang baik dalam kehidupan manusia, khususnya di kalangan mahasiswa Institut
Teknologi Bandung. Kehadiran teknologi yang sedemikian canggih membuat
masyarakat umum mempunyai begitu banyak pilihan untuk memilih apa yang
dikehendaki. Teknologi diciptakan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan
manusia itu sendiri, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya justru teknologi
tersebut disalahgunakan. Misalnya lewat teknologi internet atau dunia maya orang
terutama dari kalangan pelajar akan semakin mudah mengakses situs-situs asusila
yang justru itu datang dari kaum muda. Selain itu, teknologi memudahkan golongan
pelajar atau kebanyakan mahasiswa untuk melakukan kecurangan saat sedang
melaksanakan ujian. Contoh lainnya, teknologi menyebabkan interaksi langsung
antarmanusia berkurang. Pada zaman dahulu ketika belum berkembangnya teknologi
komunikasi, manusia lebih sering bertemu dan bertatap secara langsung untuk
menyampaikan tujuannya. Selain itu, manusia juga lebih banyak berkumpul untuk
membicarakan sesuatu sehingga rasa kekeluargaan di antara sekelompok orang itu
semakin erat. Beda halnya pada zaman sekarang yang serba mudah untuk
berkomunikasi. Sekarang manusia cenderung mendiskusikan sesuatu dengan bantuan
media sosial, misalkan lewat handphone, internet, facebook, dan lain-lain. Hal ini
menyebabkan interaksi manusia secara langsung jadi berkurang dan rasa
kekeluargaan pun secara bertahap semakin menipis.
Perkembangan teknologi yang pesat dalam segala aspek menyebabkan pola
pikir mahasiswa cenderung berpikir praktis. Kecenderungan berpikir praktis ini
menyebabkan manusia semakin tidak tahu bagaimana dasar dari perkembangan
teknologi tersebut dan tidak tahu kondisi lapangan yang sedang terjadi, sehingga
manusia pada zaman sekarang terlalu mengandalkan teknologi. Ini sangat beresiko
ketika terjadi kerusakan sistem dalam teknologi tersebut yang menyebabkan kesalahan
hingga kecelakaan kerja atau dampak negatif yang lebih besar lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, kami mengidentifikasi beberapa masalah
yang terjadi, yaitu:

2
1. Penggunaan teknologi yang memberikan dampak negatif dalam interaksi sosial di
kalangan mahasiswa Institut Teknologi Bandung.
2. Penggunaan teknologi yang tidak semestinya di kalangan mahasiswa Institut
Teknologi Bandung.
3. Perkembangan teknologi yang menyebabkan mahasiswa terlalu berpikir praktis
tanpa mempelajari dasarnya, sehingga memperbesar terjadinya kecelakaan
karena kerusakan sistem.

1.3 Rumusan Masalah


Sesuai dengan identifikasi masalah di atas maka kami merumuskan beberapa
masalah yang akan dikembangkan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa saja dampak teknologi terhadap interaksi sosial di kalangan mahasiswa
Institut Teknologi Bandung?
2. Mengapa teknologi dapat menyebabkan perubahan interaksi sosial di Institut
Teknologi Bandung?
3. Bagaimana cara memanfaatkan teknologi dengan bijaksana agar mahasiswa
dapat menjaga interaksi sosial di Institut Teknologi Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan ini adalah:
1. Mengetahui dampak teknologi terhadap interaksi sosial di Institut Teknologi
Bandung.
2. Memahami alasan teknologi dapat menyebabkan perubahan terhadap interaksi
sosial di Institut Teknologi Bandung.
3. Memahami cara memanfaatkan teknologi dengan bijaksana agar mahasiswa
dapat menjaga interaksi sosial di Institut Teknologi Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah:

3
1. Agar pembaca dapat mengetahui dampak teknologi terhadap interaksi sosial di
Institut Teknologi Bandung
2. Agar pembaca dapat memahami mengapa teknologi dapat menyebabkan
perubahan terhadap interaksi sosial di Institut Teknologi Bandung
3. Agar pembaca dapat memahami cara memanfaatkan teknologi dengan bijaksana
dalam menjaga interaksi sosial di Institut Teknologi Bandung

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada Bab I
Pendahuluan, bab ini berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika. Pada Bab II
Landasan Teori, bab ini berisi tentang teori-teori sosial yang sesuai dengan rumusan
masalah pada bab sebelumnya. Teori-teori tersebut akan menjadi dasar dalam
penelitian. Pada Bab III Metodologi, bab ini berisi tentang metode penelitian yang
digunakan. Pada Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis, bab ini berisi tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan. Pada Bab V Analisis, bab ini berisi analisis masalah
yang didapatkan dari hasil penelitian. Adapun pada Bab VI Kesimpulan dan Saran, bab
ini berisi tentang simpulan yang menjadi solusi dari masalah yang telah dirumuskan dan
saran terhadap hasil penelitian maupun penelitian itu sendiri.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah yang telah dibuat dihubungkan dengan


beberapa teori yang dapat mendukung proses penelitian. Teori-teori yang dirumuskan
adalah sebagai berikut.

2.1 Teori untuk Rumusan Masalah 1


Rumusan masalah 1: Apa saja dampak teknologi terhadap interaksi sosial di
kalangan mahasiswa Institut Teknologi Bandung?

2.1.1 Teori Teknologi


Secara etimologis, kata teknologi berasal dari dua kata yaitu techno yang
berarti seni, dan logia (logos) yang berarti ilmu atau teori. Menurut Jack Febrian
(2000), teknologi adalah aplikasi ilmu dan engineering untuk mengembangkan
mesin dan prosedur agar memperluas dan memperbaiki kondisi manusia, atau
paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada berbagai aspek. Secara luas
teknologi merupakan semua manifestasi dalam arti material yang lahir dari daya
cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna
mempertahankan kehidupannya.
Dalam arti klasik, ilmu pengetahuan dalam pengertian luas, yang bertopang
kepada ilmu-ilmu alam yang mewujudkan ilmu-ilmu seperti perencanaan,
konstruksi, pengamanan, utilitas, dan sebagainya dari semua bangunan teknik,
sipil maupun militer.

2.1.2 Teori Interaksi Sosial


Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (2002) di dalam pengantar sosiologi,
interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin
ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu
sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat

5
saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan
dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka
kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut
interaksi.
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa
adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
1) Kontak Sosial
Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
● Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif
mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif
mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
● Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer
terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung.
Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli
di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan.
Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui
suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder
langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke
rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh
sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke
rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
2) Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting
dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku
(pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan
yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai
berikut.
● Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran
kepada pihak lain.

6
● Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,
atau perasaan.
● Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat
berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
● Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat
berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
● Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah
mendapatkan pesan dari komunikator.

2.2 Teori untuk Rumusan Masalah 2


Rumusan masalah 2: Mengapa teknologi dapat menyebabkan perubahan interaksi
sosial di Institut Teknologi Bandung?

2.2.1 Teori Determinisme Teknologi


Determinisme teknologi adalah teori reduksionis yang bertujuan untuk
menyediakan hubungan sebab akibat antara teknologi dan sifat masyarakat. Teori
ini menjelaskan perihal unsur yang mempengaruhi urusan manusia. Teori ini
mempertanyakan sejauh mana pemikiran atau tindakan manusia dipengaruhi oleh
faktor teknologi. Istilah 'determinisme teknologi' diciptakan oleh Thorstein Veblen
dan teori ini berputar di sekitar proposisi bahwa teknologi mendefinisikan sifat dari
masyarakat. Teknologi dipandang sebagai kekuatan pendorong budaya dalam
masyarakat dan menentukan jalannya sejarah.
Karl Marx percaya bahwa kemajuan teknologi mengarah pada cara produksi
yang lebih baru dalam masyarakat dan pada akhirnya mempengaruhi aspek
budaya, politik, dan ekonomi dari suatu masyarakat, sehingga dengan sendirinya
mengubah masyarakat itu sendiri. Dia menjelaskan pernyataan ini dengan contoh
bagaimana masyarakat feodal yang menggunakan pabrik tangan perlahan
berubah menjadi masyarakat kapitalis industri dengan pengenalan pabrik uap.
Langdon Winner memberikan dua hipotesis untuk teori ini:
1. Teknologi dari suatu masyarakat memberikan pengaruh mendasar dalam
berbagai cara suatu masyarakat berdiri

7
2. Perubahan teknologi adalah sumber utama dan paling penting yang
menyebabkan perubahan dalam masyarakat
Sebuah cabang dari hipotesis di atas yang tidak begitu ekstrim adalah
keyakinan bahwa teknologi mempengaruhi berbagai pilihan yang kita buat dan
karena itu perubahan masyarakat dapat ditelusuri kembali ke teknologi yang
berubah. Determinisme Teknologi memanifestasikan dirinya pada berbagai tingkat
yang awalnya dimulai dengan pengenalan teknologi baru yang menimbulkan
berbagai perubahan dan terkadang perubahan ini juga dapat menyebabkan
hilangnya pengetahuan yang ada. Misalnya, pengenalan alat dan metode
pertanian yang lebih baru secara bertahap telah menghilangkan pengetahuan
tentang cara bertani tradisional. Karena itu teknologi juga mempengaruhi tingkat
pengetahuan dalam masyarakat.

2.2.2 Teori One Dimensional Man


Teori Marx klasik (1985) menyatakan bahwa ada kontinuitas dalam revolusi,
yakni rasionalitas teknologis, yang terbebas dari batasan-batasan dan destruksi-
destruksi irasional, terus berlanjut dan menunjukkan dirinya dalam masyarakat
baru. Teknologi menyusup dalam proses reformasi masyarakat ini. Teori ini
terbebas dari hukum-hukum dialektis yang antagonistis sebab tidak berkembang
melalui proses ini, tetapi melalui akumulasi dari elemen-elemen yang secara
bertahap dari suatu kualitas baru, sementara elemen-elemen dari kualitas yang
lama sudah hilang.
Di dalam kapitalisme maju, rasionalitas teknologis terwujud dalam kehadiran
peralatan produktif. Dalam hubungan ini, Marx (1985) berpendapat bahwa
pengaturan alat-alat itu akan memunculkan suatu perubahan kualitatif dalam
keberlangsungan rasionalitas itu. Oleh karena itu, produksi kemudian diarahkan
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia yang tak terkontrol sebab
dengan dipuaskannya kebutuhan-kebutuhannya, manusia pengontrolan akan
dirinya akan menjadi sangat mungkin. Maka, mulailah muncul alat-alat produktif
yang sesuai untuk memuaskan manusia. Di tingkat ini, bentuk teknologi itu sendiri
telah berubah. Apabila pertama-tama kehadirannya merupakan sebuah sarana

8
untuk mencapai tujuan, saat ini ia merupakan tujuan itu sendiri sebab setiap orang
berlomba-lomba menapai teknologi itu untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya. Kini menjadi jelas bahwa manusia akhirnya dikontrol oleh
kehadiran peralatan teknis. Pengontrolan ini terjadi dalam ranah sosio-politik yang
di dalamnya juga termasuk kelas pekerja.
Peralatan teknis sebagai media pengontrol kelas pekerja mensyaratkan
adanya alienasi dari kelas tersebut. Alienasi itu disadari sebagai sebuah
keputusasaan total bahwa mereka tak lagi dapat hidup di dunia yang semakin
cepat berkembang ini. Mereka lalu akan berusaha untuk tetap eksis. Dari sinilah
para kapitalis melihat celah untuk mendominasi mereka. Celah itu hadir berupa
ruang yang sama bagi mereka dan masyarakat kapitalis untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup yang terus berkembang, meskipun sebenarnya
kebutuhan-kebutuhan itu bukanlah kebutuhan sejati manusia, melainkan
kebutuhan palsu bentukan dari masyarakat kapitalis untuk mengontrol,
melemahkan, dan menguasai pihak yang lemah. Di sini mereka tak lagi dapat
menyadari bahwa perubahan kualitatif bukanlah persoalan yang paling genting
bagi mereka sebab senantiasa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tak
terkontrol bukanlah kodrat manusia yang sebenarnya. Mereka tak dapat lagi
memilih dan memilah. Bahkan, mereka semakin teralienasi dalam hal yang lebih
mendasar, yakni konsumsi.
Tujuan keberadaan ruang itu adalah sebuah kesatuan, yakni masyarakat
satu-dimensi. Pihak oposisi akan berasimilasi dengan pihak posisi. Dalam hal ini,
kelas pekerja sebagai pihak oposisi sedang mengalami suatu transformasi yang
menentukan. Sebagai objek dominasi, keberadaan mereka sedang dicabut dari
akar-akar kebebasan dan mengalami suatu jenis perbudakan baru. Menurut
Marcuse, ada empat faktor yang menyebabkan transformasi itu, yakni mekanisasi,
asimilasi, integrasi sukarela, dan otomatisasi.

2.3 Teori untuk Rumusan Masalah 3


Rumusan masalah 3: Bagaimana cara memanfaatkan teknologi dengan bijaksana
agar mahasiswa dapat menjaga interaksi sosial di Institut Teknologi Bandung?

9
2.3.1 Teori Technology Acceptance Model (TAM)
TAM diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis pada tahun 1986 yang
membahas pemodelan penerimaan pengguna terhadap teknologi. Menurut Davis
(1989) seperti yang dikutip oleh Wijaya (2005), tujuan utama TAM adalah untuk
memberikan dasar untuk penelusuran pengaruh faktor internal maupun eksternal
terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna terhadap teknologi yang
digunakannya. TAM menganggap bahwa dua keyakinan individual, yaitu persepsi
manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan adalah pengaruh utama mengapa
manusia menerima dan mau menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-
hari.
Wijaya (2005) menyatakan bahwa TAM mendeskripsikan terdapat dua faktor
yang secara dominan mempengaruhi integrasi teknologi. Faktor pertama adalah
persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi. Sedangkan faktor kedua adalah
persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan teknologi. Kedua faktor
tersebut mempengaruhi kemauan untuk memanfaatkan teknologi. Selanjutnya
kemauan untuk memanfaatkan teknologi akan mempengaruhi penggunaan
teknologi yang sesungguhnya. Pada umumnya pengguna teknologi akan memiliki
persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul
sebagai dampak dari penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif
berkembang setelah pengguna pernah mencoba teknologi tersebut atau
pengguna berpengalaman buruk terhadap penggunaan teknologi tersebut.
Sehingga model TAM dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan upaya-
upaya yang diperlukan untuk mendorong kemauan menggunakan teknologi.

2.3.2 Teori Kebijaksanaan


Kebijaksanaan diyakini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau
suatu kelompok masyarakat tertentu, yang terbentuk karena upaya-upaya yang
sudah mereka jalankan bertahun-tahun berdasarkan kemampuannya untuk
berpikir, bersikap, dan berperilaku. Sifat dari kebijaksanaan adalah sebuah
tindakan dalam pengambilan keputusan atau keefektifan seseorang dalam
mengambil keputusan. Kebijaksanaan mensyaratkan bahwa individu harus

10
memiliki pengalaman, memiliki informasi yang cukup, dan pengambilan keputusan
yang kompleks dan dialektis. Selanjutnya, konsep tersebut telah berkembang
dalam literatur psikologi untuk dimasukkan menjadi bagian dari emosi seseorang.
Dalam hal ini, istilah keputusan kontemporer dalam psikologi menunjukkan bahwa
kecerdasan dan pengetahuan yang luas pada diri seseorang tidak cukup untuk
menghasilkan keputusan yang bijaksana. Selain itu, kebijaksanaan adalah sebuah
penilaian yang baik dari perilaku yang ada. Penilaian baik yang dimaksud adalah
mempertimbangkan secara menyeluruh terkait sejumlah aspek pada situasi
tertentu ketika individu menghadapi masalah individu akan mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan suatu hal, bagaimana pembawaan dan emosinya
sekaligus kemampuan fisik ketika mengambil sebuah keputusan serta
mempertimbangkan situasi sosial dan budaya (Lerner, Easterbrooks & Mistry,
2003). Menurut Birren dan Fisher (1990) kebijaksanaan adalah integrasi dari
aspek afektif, kognitif, dan reflektif yang membantu kehidupan seseorang dan juga
masyarakat dalam berinteraksi. Menurut Basri (2006), faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijaksanaan antara lain kondisi spiritual-moral, kemampuan
hubungan antarmanusia, kemampuan menilai dan mengambil keputusan, kondisi
personal, dan kemampuan khusus seperti kecerdasan, intuitif dan empati.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Institut Teknologi Bandung yang terletak di Jalan Ganesha
No.10, Lb Siliwangi, Kota Bandung pada tanggal 1-10 November 2018.

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian ini yaitu beberapa mahasiswa dan dosen Institut Teknologi
Bandung khususnya keilmuan manajemen, pertambangan, matematika, farmasi, kimia,
dan informatika.

3.3 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia
dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif
haruslah orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan penelitian
kualitatif dengan baik dan benar berarti telah memiliki jendela untuk memahami dunia
psikologi dan realitas sosial.
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian
berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua
penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif umum
memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi di
permukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang
sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasa yang tak
terbatas.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Oleh
karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa
bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif

12
digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk
memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran
data, dan meneliti sejarah perkembangan. Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif
hendaknya memiliki kemampuan brain, skill/ability, bravery atau keberanian, tidak
hedonis dan selalu menjaga networking, dan memiliki rasa ingin tahu yang besar atau
open minded.

3.3.1 Ciri-ciri Penelitian Kualitatif


Berikut adalah ciri-ciri dari penelitian kualitatif:
1. Bersifat deskriptif analitis, terlihat dari caranya mengumpulkan dan merekap
data yang bukan dicatat dalam bentuk angka namun penjelasan sejelas-jelas
dan sedalam-dalamnya.
2. Bersifat induktif, yaitu penelitian dimulai dari data atau fenomena yang ada di
lapangan yang kemudian memunculkan teori.
3. Menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman dan pendukung,
karena meski berangkat dari data namun tetap saja teori digunakan sebagai
fokus pembatas dari objek penelitian.
4. Berfokus pada makna yang terdapat dalam suatu fenomena yang diteliti,
yang dapat digali dari persepsi objek penelitian.
5. Mengutamakan akan pentingnya proses penelitian yang berjalan, bukan
semata mengacu pada hasil yang ingin dicapai.

3.3.2 Jenis Penelitian Kualitatif


Ada 5 macam jenis penelitian kualitatif, yaitu fenomenologi, etnografi, studi
kasus, metode historis, dan metode teori dasar. Dalam penelitian ini kami
menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi. Kata fenomenologi Berasal kata
dari bahasa Yunani, phainomenon yang berarti penampakan diri dan logos yang
berarti akal, studi fenomenologi merupakan penelitian yang mengkhususkan pada
fenomena dan realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya.
Fenomenologi sendiri memiliki dua makna yaitu sebagai filsafat sains dan juga

13
metode penelitian, yang bertujuan mencari arti atau makna dari pengalaman yang
ada dalam kehidupan.
Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal
mendasar dan esensial dari fenomena, realitas, atau pengalaman yang dialami
oleh objek penelitian. Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan
memperhatikan dan menelaah fokus fenomena yang hendak diteliti, yang melihat
berbagai aspek subjektif dari perilaku objek. Kemudian, peneliti melakukan
penggalian data berupa bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti
terhadap fenomena terkait. Penggalian data ini dilakukan dengan melakukan
wawancara mendalam kepada objek atau informan dalam penelitian, juga dengan
melakukan observasi langsung mengenai bagaimana objek penelitian
menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ada 2 macam teknik,
yaitu bersifat non interaktif dan interaktif. Dalam penelitian ini, kami menggunakan
teknik interaktif, khususnya wawancara mendalam dan pengamatan langsung.
Teknik sampling yang kami gunakan dalam wawancara mendalam yaitu non-
probability sampling. Non-probability sampling adalah teknik yang tidak memberi
peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Ada 2 macam non-probability sampling yang kami gunakan yaitu
sampling purposive dan sampling snowball.
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas
ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel
yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan
berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama

14
makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama
semakin besar.

3.4 Pedoman Wawancara


3.4.1 Untuk Narasumber Mahasiswa
Adapun narasumber yang berasal dari kalangan mahasiswa Institut Teknologi
Bandung adalah sebagai berikut.
1. Program Studi Matematika :
a. Regina Raissa (10115005)
b. Eva Zuliya (10115008)
c. Mario Ahmad (10115009)
2. Program Studi Kimia :
a. Nadya Nur Pasha (10515002)
b. Rival Abdul Aziz (10515006)
c. Dedy Wicaksono (10515009)
3. Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi :
a. Gloria Junitia (10716087)
b. Felicia Fisandra F. (10716040)
c. Marha Nur Amalina (10716030)
4. Program Studi Teknik Pertambangan :
a. Agna magistra (12114070)
b. Christomy (12114072)
c. Dendy reza (12114075)
5. Program Studi Teknik Kimia :
a. Oryza Sativa Dewi (13016001)
b. Ruri Setyo Widyasari (13016029)
c. Diannisa Septiana (13016030)
6. Program Studi Teknik Informatika :
a. Rio Dwi Putra Perkasa (13515012)
b. Rizki Halasan (13515095)
c. Bobby Indra Nainggolan (13515102)

15
7. Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika :
a. Kamal Fauzan (15115023)
b. Faisal Putra (15114029)
c. Budi Mulyadi (15114036)
8. Program Studi Manajemen :
a. Agisti Handayani Mahmudah (19016188)
b. Natasya Kristina (19016166)
c. Ray Samuel (19016183)

3.4.1.1 Rumusan Masalah 1


1) Teori Teknologi
a) Apa saja teknologi yang Anda gunakan selama menjadi mahasiswa di
ITB?
b) Apakah teknologi berdampak bagi perkembangan keilmuan di ITB?
c) Apakah teknologi sejalan dengan perkembangan keilmuan?
d) Apakah teknologi memperluas jaringan sosial Anda dengan teman-
teman/dosen?
e) Apakah teknologi dapat memperbaiki komunikasi Anda dengan teman-
teman/dosen?
f) Apa saja manfaat teknologi terhadap interaksi sosial Anda dengan
orang lain?
g) Apakah teknologi dapat membantu Anda selama menjalani kehidupan
perkuliahan di ITB?
2) Teori Interaksi Sosial
a) Apakah anda saling berinteraksi secara rutin dengan orang-orang di
sekitar ITB?
b) Apakah mungkin anda hidup bersama tanpa interaksi?
c) Apakah interaksi tersebut membangun proses sosial yang baik?
d) Bagaimana dampak teknologi terhadap kontak sosial dengan
masyarakat sekitar ITB?

16
e) Bagaimana dampak teknologi terhadap komunikasi dengan masyarakat
sekitar ITB?
f) Apa keresahan anda sebagai mahasiswa dalam interaksi sosial saat
ini?
g) Hambatan seperti apa yang anda alami dalam penggunaan teknologi
untuk berinteraksi sosial kepada teman kampus anda?
3.4.1.2 Rumusan Masalah 2
1) Teori Determinisme Teknologi
a) Apakah teknologi mendorong perubahan kebiasaan anda sehari-hari?
b) Mengapa teknologi dapat mendorong perubahan dalam diri anda?
c) Apakah perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi aspek
budaya anda?
d) Apakah perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi aspek politik
anda?
e) Apakah perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi aspek
ekonomi anda?
f) Apakah teknologi menjadi dasar cara berinteraksi anda di kampus?
g) Apakah teknologi mengubah cara brinteraksi anda di kampus?
Mengapa?
2) Teori One Dimensional Man
a) Menurut anda, bagaimana pengaruh teknologi yang berkembang saat
ini terhadap pembelajaran di ITB?
b) Apakah teknologi mempengaruhi cara belajar mahasiswa?
c) Perubahan apa yg telah dialami mahasiswa terhadap kemajuan
teknologi saat ini?
d) Apakah anda merasa perubahan yang terjadi tersebut menjadi
penghambat atau mendukung pola belajar mahasiswa?

17
3.4.1.3 Rumusan Masalah 3
1) Teori Technology Acceptance Model
a) Bagaimana anda menggunakan teknologi dalam membantu diri anda
berinteraksi dengan teman/dosen/civitas ITB lainnya?
b) Kemudahan apa yang anda cari dalam menggunakan suatu teknologi?
c) Dari segi manfaat dan tingkat kemudahannya, mengapa anda
menggunakan teknologi tersebut?
d) Apakah anda pernah memiliki pengalaman ataupun persepsi negatif
terhadap teknologi yang pernah anda gunakan?
e) Bagaimana reaksi anda terhadap pengalaman ataupun persepsi negatif
terhadap teknologi tersebut?
f) Apakah anda pernah melakukan komparasi antara suatu teknologi
dengan teknologi lain yang memiliki fungsi yang sama?
g) Bagaimana anda melakukan komparasi antara suatu teknologi dengan
teknologi lain yang memiliki fungsi yang sama tersebut?
2) Teori Kebijaksanaan
a) Seberapa efektif anda menggunakan teknologi yang ada dalam
menunjang interaksi sosial anda dengan sesama?
b) Bagaimana anda menilai sebuah teknologi dianggap baik dan efektif
dalam mendukung pekerjaan anda maupun interaksi sosial anda
sehari-hari?
c) Apakah anda juga mempertimbangkan situasi sosial dan budaya?
d) Situasi sosial dan budaya apa yang anda pertimbangkan dalam memilih
teknologi yang anda gunakan?
e) Apa kelebihan yang anda inginkan dan kekurangan yang anda harap
ditiadakan dalam suatu teknologi sebagai pendukng pekerjaan maupun
interaksi sosial anda sehari-hari?
f) Menurut anda, definisi penggunaan teknologi yang bijak itu seperti apa?
g) Apa yang anda harapkan dari teknologi untuk masa kini dan masa yang
akan datang dalam mendukung interaksi sosial yang bijak?

18
3.4.2 Narasumber Dosen
Adapun narasumber yang berasal dari kalangan dosen Institut Teknologi Bandung
adalah sebagai berikut.
1. Program Studi Matematika : Hilda Assiyatun, M.Si., Ph.D.
2. Program Studi Kimia : Dr. Made Puspasari Widhiastuty, M.Si.
3. Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi : Prof. Dr. Yeyet Cahyati
Soemirtapura
4. Program Studi Teknik Pertambangan : Zulnio Rizqy S.T
5. Program Studi Teknik Kimia : Dr. Carolus Boromeus Rasrendra
6. Program Studi Teknik Informatika : Fitra Arfiansyah, S.Kom, M.T.
7. Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika : Dirga S.
8. Program Studi Manajemen : Dr. Eng. Nur Budi Mulyono

3.4.2.1 Rumusan Masalah 1


1) Teori Teknologi
a) Apa saja teknologi yang Bapak/Ibu gunakan di ITB?
b) Apakah teknologi berdampak bagi perkembangan keilmuan di ITB?
c) Apakah teknologi sejalan dengan perkembangan keilmuan?
d) Apakah teknologi memperluas jaringan sosial Bapak/Ibu?
e) Apakah teknologi dapat memperbaiki komunikasi Bapak/Ibu dengan
orang lain/ mahasiswa?
f) Apa saja manfaat teknologi terhadap interaksi sosial Bapak/Ibu dengan
orang lain?
g) Apakah teknologi dapat membantu mempertahankan kualitas kinerja
Anda selama mengajar di ITB?
2) Teori Interaksi Sosial
a) Apakah anda saling berinteraksi secara rutin dengan orang-orang di
sekitar ITB?
b) Apakah mungkin anda hidup bersama tanpa interaksi?
c) Apakah interaksi tersebut membangun proses sosial yang baik?
d) Bagaimana dampak teknologi terhadap kontak sosial dalam mengajar?

19
e) Bagaimana dampak teknologi terhadap komunikasi dalam mengajar?
f) Apa keresahan Bapak/Ibu sebagai dosen dalam interaksi sosial saat
ini?
g) Hambatan seperti apa yang anda alami dalam penggunaan teknologi
untuk berinteraksi sosial kepada teman kampus anda?
3.4.2.2 Rumusan Masalah 2
1) Teori Determinisme Teknologi
a) Apakah teknologi mendorong perubahan kebiasaan anda sehari - hari ?
b) Mengapa teknologi dapat mendorong perubahan dalam diri anda?
c) Apakah perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi aspek
budaya anda?
d) Apakah perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi aspek politik
anda?
e) Apakah perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi aspek
ekonomi anda?
f) Apakah teknologi menjadi dasar cara megajar anda di kampus?
g) Apakah teknologi mengubah cara mengajar anda di kampus?
Mengapa?
2) Teori One Dimensional Man
a) Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pengaruh teknologi yang berkembang
saat ini terhadap pembelajaran di ITB?
b) Apakah teknologi mempengaruhi cara belajar mahasiswa atau mungkin
cara mengajar dosen sendiri?
c) Perubahan apa yg telah dialami dosen terhadap kemajuan teknologi
saat ini?
d) Apakah Bapak/Ibu merasa perubahan yang terjadi tersebut menjadi
penghambat atau mendukung pola belajar mahasiswa?
3.4.2.3 Rumusan Masalah 3
1) Teori Technology Acceptance Model
a) Bagaimana anda menggunakan teknologi dalam membantu diri anda
berinteraksi dengan teman/dosen/civitas ITB lainnya?

20
b) Kemudahan apa yang anda cari dalam menggunakan suatu teknologi?
c) Dari segi manfaat dan tingkat kemudahannya, mengapa anda
menggunakan teknologi tersebut?
d) Apakah anda pernah memiliki pengalaman ataupun persepsi negatif
terhadap teknologi yang pernah anda gunakan?
e) Bagaimana reaksi anda terhadap pengalaman ataupun persepsi negatif
terhadap teknologi tersebut?
f) Apakah anda pernah melakukan komparasi antara suatu teknologi
dengan teknologi lain yang memiliki fungsi yang sama?
g) Bagaimana anda melakukan komparasi antara suatu teknologi dengan
teknologi lain yang memiliki fungsi yang sama tersebut?
2) Teori Kebijaksanaan
a) Seberapa efektif anda menggunakan teknologi yang ada dalam
menunjang interaksi sosial anda dalam mengajar?
b) Bagaimana anda menilai sebuah teknologi dianggap baik dan efektif
dalam mendukung pekerjaan anda maupun interaksi sosial anda dalam
mengajar?
c) Apakah anda juga mempertimbangkan situasi sosial dan budaya dalam
penggunaaan teknologi?
d) Situasi sosial dan budaya apa yang ada pertimbangkan dalam memilih
teknologi yang anda gunakan?
e) Apa kelebihan yang anda inginkan dan kekurangan yang anda harap
ditiadakan dalam suatu teknologi sebagai pendukung pekerjaan
maupun interaksi sosial anda dalam mengajar?
f) Menurut anda, definisi penggunaan teknologi yang bijak itu seperti apa?
g) Apa yang anda harapkan dari teknologi untuk masa kini dan masa yang
akan datang dalam mendukung interaksi sosial yang bijak?

21
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 1


4.1.1 Hasil Penelitian dari Program Studi Matematika
Menurut hasil wawancara kami dengan dosen dari program studi
Matematika, teknologi dapat mempercepat perkembangan keilmuan, salah
satunya dengan cara meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam bekerja
sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu, melalui teknologi informasi
dan sistem publikasi ilmiah yang lebih canggih, komunitas peneliti dapat
berinteraksi dan berkolaborasi untuk menghasilkan karya-karya ilmiah dan karya-
karya ilmiah tersebut dapat diakses secara lebih luas.
Adapun menurut hasil wawancara kami dengan beberapa mahasiswa
Matematika, teknologi membantu mahasiswa dalam mendapatkan sumber daya
pembelajaran seperti buku, paper, software pendukung dan lain-lain. Teknologi
dapat membuat kerja kelompok menjadi semakin fleksibel karena dengan
teknologi setiap anggota kelompok dapat bekerja di mana saja. Teknologi dapat
memperluas interaksi sosial terutama bagi divisi ekstra kampus, di mana dengan
pemanfaatan teknologi informasi kami dapat berinteraksi dengan mahasiswa
matematika di perguruan tinggi lain. Tapi di samping itu, teknologi dirasakan
mengancam perbaikan kualitas interaksi antar mahasiswa. Teknologi dirasakan
sebagai distraksi saat berinteraksi.

4.1.2 Hasil Penelitian dari Program Studi Kimia


Menurut hasil wawancara kami dengan beberapa mahasiswa dan dosen
Kimia, teknologi memiliki dampak yang sangat signifikan. Dengan teknologi,
mempermudah interaksi antara sesama dosen dan sesama mahasiswa bahkan
antara mahasiswa dan dosen sekalipun. Selain itu, keberadaan teknologi
mendukung proses belajar mahasiswa karena ketersediaan informasi yang mudah
diakses. Bagi anak Kimia, teknologi juga sangat mempermudah dalam melakukan
penelitian dengan adanya aplikasi dan software yang membantu.

22
Akan tetapi kemudahan mengakses informasi dan segala sesuatunya
tidak hanya menjadi sesuatu yang positif karena terdapat mahasiswa yang justru
menyalahgunakan penggunaan teknologi, misalnya menyontek dengan mudah
sewaktu ujian. Kemudahan akses Informasi ini membuat terjadinya penurunan
integritas mahasiswa di Institut Teknologi Bandung dan konflik sosial.

4.1.3 Hasil Penelitian dari Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi
Menurut hasil wawancara kami, teknologi memiliki dampak yang
mempengaruhi keberlangsungan kegiatan di lingkungan Institut Teknologi
Bandung. Teknologi sangat berpengaruh dalam komunikasi dan kegiatan interaksi
dengan sesama manusia. Penggunaan teknologi merupakan hal yang umum dan
dirasakan manfaatnya oleh kalangan dosen dan mahasiswa. Teknologi dapat
mempercepat komunikasi dosen maupun mahasiswa, mendukung fasilitas dalam
kegiatan belajar dan mengajar, mempermudah akses pada informasi untuk
mendukung kegiatan pembelajaran, membantu penelitian, serta memperluas
jaringan sosial. Namun selain dapat memperluas koneksi dan interaksi sosial,
teknologi juga dapat berdampak negatif dalam komunikasi manusia. Teknologi
dapat menyebabkan kurangnya interaksi secara langsung.

4.1.4 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Pertambangan


Menurut hasil wawancara kami dengan asisten dosen, manfaat teknologi
tentu dapat dirasakan terhadap perkembangan keilmuan di Institut Teknologi
Bandung sepert pekerjaan bisa lebih mudah dalam bidang pertambangan,
pengembangan ilmu pengetahuan semakin cepat, serta cara mengajar yang lebih
efisien, serta interaksi menjadi lebih mudah dan efisien. Dampak teknologi
terhadap komunikasi dalam mengajar tidak berpengaruh, karena komunikasi
dalam mengajar adalah soal komunikasi langsung antara dosen dan mahasiswa
Adapun hasil wawancara kami dengan beberapa mahasiswa Pertambangan
adalah sebagai berikut. Kontak sosial primer atau interaksi secara langsung
menjadi jarang dengan mahasiswa lain, karena kemajuan teknologi membuat kita
enggan bertatap muka secara langsung. Dampak teknologi terhadap komunikasi

23
yaitu komunikasi menjadi sering justru, karena sekarang komunikasi tidak dibatasi
hanya pertemuan tetapi bisa melewati telepon genggam dan lain-lain. Tetapi
menurut salah satu narasumber, komunikasi menjadi jarang karena media sosial
membuat enggan untuk berkomunikasi secara langsung. Dengan adanya
teknologi, pengembangan teknologi di Institut Teknologi Bandung menjadi
semakin cepat, seperti misalnya adanya berbagai software di pertambangan
seperti minex, slide, dan lain-lain yang berguna untuk menghitung lereng.
Teknologi dapat memperluas dan memperbaiki interaksi sosial anda dengan
mahasiswa lain, sekarang interaksi menjadi semakin mudah.

4.1.5 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Kimia


Menurut hasil wawancara dengan dosen Teknik Kimia, teknologi
memberikan peluang yang besar dalam pengembangan keilmuan khususnya di
bidang Teknik Kimia. Teknologi juga berhasil dalam memperluas dan memperbaiki
interaksi sosial dengan sesama dosen, dosen dengan mahasiswa, maupun dosen
dengan pihak lainnya. Teknologi menunjang dosen untuk dapat melakukan
penelitian maupun melakukan pengembangan hasil penelitian masa lampau yang
dirasa belum tercapai karena keterbatasan teknologi zaman itu. Adapun dampak
teknologi terhadap kontak sosial yang dirasakan selama ini lebih banyak
positifnya. Hal ini memudahkan sesama manusia dalam berkomunikasi jarak jauh.
Kekurangannya adalah kurangnya interaksi secara langsung, namun menurut
narasumber hal ini tidak terlalu memberi dampak buruk signifikan. Narasumber
percaya bahwa bukan teknologi yang menjadi masalah, namun bagaimana
manusia memanfaatkannya. Dalam mengajar, teknologi dapat menunjang
ketersampaian materi dengan menggunakan presentasi, video, internet, hingga
penggunaan drive online untuk menyimpan maupun membagikan materi kuliah
kepada mahasiswa, sehingga tentunya teknologi memberi dampak positif
terhadap komunikasi dalam mengajar.
Menurut hasil wawancara dengan mahasiswa Teknik Kimia, manfaat yang
dirasakan terhadap perkembangan keilmuan sangatlah banyak. Teknologi
mempermudah dalam mencari sumber pengetahuan maupun referensi dalam

24
menyelesaikan tugas. Tanpa adanya bantuan teknologi, ilmu pengetahuan tidak
akan bisa berkembang karena kedua hal tersebut berkembang secara beriringan.
Teknologi juga dapat memperluas dan memperbaiki interaksi sosial sesama
mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen. Kehadiran sosial media
mempermudah komunikasi sesama manusia. Dampak teknologi yang dirasakan
terhadap kontak sosial dalam komunikasi antarmahasiswa cukup banyak
positifnya. Pertama, komunikasi dapat berjalan cepat dan menyeluruh. Bagi
mahasiswa yang merantau, tentu komunikasi mempermudah komunikasi dengan
keluarga yang jauh. Dengan bantuan teknologi, segala informasi mudah disebar
dan didapat.

4.1.6 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Informatika


Menurut hasil wawancara kami dengan dosen dari program studi Teknik
Informatika, teknologi dapat mempercepat pembelajaran dan pengembangan
keilmuan Informatika. Penggunaan Git dapat mempermudah dosen dalam menilai
kontribusi seorang mahasiswa dalam melakukan pengerjaan tugas. Penggunaan
Google Drive dapat mempermudah dosen dalam melakukan penilaian terhadap
dokumen mahasiswa. Selain itu, penggunaan IDE dapat mempermudah
mahasiswa dan dosen untuk membangun sebuah perangkat lunak.
Adapun menurut hasil wawancara kami dengan beberapa mahasiswa dari
program studi Teknik Informatika, teknologi mempermudah mahasiswa dalam
membangun perangkat lunak. Penggunaan Git dapat mempermudah pembagian
kerja dan mengembalikan suatu versi apabila versi yang sudah dikembangkan
salah. Penggunaan Google Drive mempermudah pengerjaan tugas dan
pengeditan tugas dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan IDE
mempermudah dalam hal penggunaan pembangunan perangkat lunak.

4.1.7 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika
Menurut hasil wawancara kami dengan asisten dosen, manfaat teknologi
yang dirasakan narasumber dalam pengembangan keilmuan di Institut Teknologi
Bandung adalah akses terhadap informasi yang lebih cepat. Hal ini memperluas

25
jejaring sosial dan memicu pertukaran ide dan informasi yang lebih lancar dengan
orang lain. Menurut pengamatan narasumber, perkembangan teknologi juga
mempengaruhi cara dosen berinteraksi dengan mahasiswa. Yang perlu dipahami
oleh mahasiswa adalah dosen memiliki cara dan etika berkomunikasi yang
berbeda-beda sehingga mahasiswa harus bisa menyesuaikan cara berkomunikasi
mereka.
Adapun menurut hasil wawancara kami dengan mahasiswa, manfaat
teknologi yang dirasakan narasumber dalam pengembangan keilmuan mereka
adalah mempermudah mereka dalam mengerjakan tugas dan praktikum.
Kebanyakan tugas dan praktikum non-lapangan di Program studi Geodesi dan
Geomatika dapat dikerjakan dengan laptop dan internet. Fasilitas WiFi di Gedung
Program studi dan di Sekretariat HMJ membuat banyak mahasiswa betah
mengerjakan tugas di kampus, sehingga teknologi ini memperluas dan
memperbaiki interaksi narasumber dengan teman-temannya. Menurut
narasumber, teknologi mempermudah kontak sosial tetapi belum tentu
mempermudah komunikasi antar manusia karena terkadang suatu ide atau
pandangan lebih mudah disampaikan secara langsung dan tetap dibutuhkan rasa
saling percaya pada suatu komunikasi yang baik.

4.1.8 Hasil Penelitian dari Program Studi Manajemen


Menurut hasil wawancara kami dengan dosen mata kuliah Operation dari
program studi Manajemen, teknologi sangat memberikan dampak terhadap
interaksi sosial. Teknologi membantu pengajaran dan merubah interaksi sosial.
Dengan teknologi, interaksi menjadi lebih mudah dan efisien. Informasi lebih cepat
sampai. Penyampain pesan dalam interaksi belajar mengajar juga lebih jelas
tersampaikan menggunakan bantuan teknologi seperti proyektor dan speaker.
Teknologi membuat kontak sosial sekunder lebih banyak terjadi. Teknologi
sebagai sarana komunikasi tanpa pertemuan langsung. Hal tersebut sangat
membantu dalam efisiensi waktu dan mengatasi jarak jauh. Komunikasi lebih
mudah dengan bantuan teknologi.

26
Adapun menurut hasil wawancara kami dengan beberapa mahasiswa
Manajemen adalah sebagai berikut. Menurut ketiga narasumber kami, teknologi
sangatlah memberi impact yang cukup besar, tentunya dengan perspektif baik
dalam perkembangan keilmuan di Institut Teknologi Bandung, hal yang sangat
mereka rasakan adalah dalam media belajar menjadi sangat efektif dan efisien
terutama untuk memahami dan mempelajari bahan materi yang sedang dipelajari.
Bagi mereka, teknologi memang sangat bisa memperluas dan memperbaiki
interaksi sosial mereka dengan individu mahasiswa lainnya di kampus. Mereka
menyebutkan bahwasanya komunikasi bisa menjadi lebih lancar dan segala
sesuatu bisa dilakukan hanya melewati teknologi yang ada tanpa harus
mengeluarkan tenaga lebih untuk mengadakan janji pertemuan dan lainnya.

4.2 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 2


4.2.1 Hasil Penelitian dari Program Studi Matematika
Menurut hasil wawancara kami, karena teknologi digunakan hampir setiap
hari oleh mahasiswa dan dosen, teknologi membentuk kebiasaan dan budaya
baru dalam berinteraksi sosial di lingkungan kampus. Teknologi memberikan cara
baru dalam berinteraksi di antara sesama dosen, sesama mahasiswa, dan antara
dosen dengan mahasiswa. Dengan adanya teknologi, diskusi keilmuan tidak
hanya dilakukan di kelas namun bisa melalui forum di internet.

4.2.2 Hasil Penelitian dari Program Studi Kimia


Menurut hasil wawancara kami, perkembangan teknologi berdampak besar
bagi kehidupan sosial mahasiswa. Dengan adanya teknologi, misalnya teknologi
komunikasi, sesama mahasiswa tidak lagi mementingkan diskusi temu muka
melainkan menjadi mahasiswa yang individualis. Mahasiswa tidak lagi mengenal
kerja kelompok dengan berdiskusi tatap muka melainkan mengerjakan bagian
masing masing. Hal ini menjadi alasan setiap mahasiswa tidak saling mengenal
satu sama lain karena interaksi yang dilakukan hanya melalui media sosial. Selain
itu, canggihnya teknologi juga membuat mahasiswa menyepelekan pelajaran yang

27
disampaikan dosen di dalam kelas karena merasa memiliki teknologi yang dapat
mengakses segala sesuatu yang dibutuhkan.
Tidak hanya mahasiswa, tetapi pengaruh keberadaan teknologi juga berlaku
di kalangan dosen, dengan teknologi dosen tidak lagi mementingkan kehadiran
mengajar di dalam kelas sehingga mengurangi interaksi langsung dengan
mahasiswa karena dengan teknologi dapat melakukan kuliah online, akibatnya
banyak sekali mahasiswa yang tidak mengenal dosennya sendiri.

4.2.3 Hasil Penelitian dari Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi
Menurut hasil wawancara kami, teknologi memliki dampak dalam kegiatan
yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Adanya teknologi dapat
meningkatkan interaksi dosen dan mahasiswa maupun sesama mahasiswa tanpa
harus bertatap muka, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam
berkomunikasi. Kegiatan pembelajaran menjadi terfasilitasi dengan adanya
perkembangan teknologi seperti kuliah online, e-learning, dan lain-lain. Sehingga
memudahkan diskusi dosen dan mahasiswa pada bidang keilmuannya.
Namun, menurut salah satu narasumber mahasiswa, komunikasi antar
mahasiswa melalui sosial media dapat menyebabkan kurangnya interaksi saat
bertemu secara langsung. Kemudahan interaksi di sosial media dapat mengurangi
intensitas komunikasi secara langsung sehingga kemampuan mahasiswa untuk
berinteraksi secara langsung menjadi berkurang.

4.2.4 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Pertambangan


Menurut asisten dosen teknik pertambangan, Zulnio Rizky, jangan sampai
budaya atau norma-norma yang telah kita tanamkan dipengaruhi oleh teknologi
yang ada. Teknologi tidak mengubah cara mengajar di kampus, tapi lebih menuju
metode pembelajaran jadi lebih mudah untuk menyampaikan ke mahasiswa agar
mudah dimengerti. Pengaruh teknologi dalam pembelajaran di Institut Teknologi
Bandung tentu besar, yang paling berpengaruh adalah untuk menyampaikan isi
dari materi menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi yang semakin maju,
serta mahasiswa menjadi mudah untuk belajar dengan efektif dan efisien.

28
Misalnya dengan adanya Laboratorium Mekbat semua teknologi yang disana
dapat membantu mengefektifkan pembelajaran.
Adapun menurut ketiga mahasiswa yang diwawancarai, jangan sampai
dengan adanya teknologi modern yang masuk mengubah budaya dan norma
norma baik yang tertanam di lingkungan kita. Teknologi dapat mengubah pola
budaya yang terbentuk di lingkungan mahasiswa, apalagi dengan adanya media
sosial yang dengan mudah sesuatu dapat diviralkan.Teknologi bukan mengubah
budaya, tetapi mempermudah pekerjaan jadi lebih efektif dan mudah. Teknologi
tidak akan mengubah cara anda dalam berinteraksi dengan mahasiswa,
tergantung mahasiswanya bagaimana cara dia menyikapi teknologi yang hadir,
Karena interaksi dengan kemajuan teknologi adalah sesuatu yang berbeda.
Teknologi sangat mempengaruhi pola pikir anda sebagai mahasiswa. Kebanyakan
mahasiswa berpikir praktis tanpa mengetahui dasar teori yang melandasinya.
Kemajuan teknologi juga menyebabkan terjadinya perubahan yang signifikan
mengenai sikap dan perilaku. Dengan adanya teknologi komunikasi langsung
menjadi semakin berkurang karena mudahnya akses informasi. Contoh orang
sekarang lebih mengutamakan komunikasi lewat telepon genggam daripada
bertemu secara langsung.

4.2.5 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Kimia


Menurut hasil wawancara dengan dosen Teknik Kimia, tentunya teknologi
mempengaruhi cara mengajar dosen hingga cara belajar mahasiswa. Narasumber
sering melihat mahasiswa sekarang banyak mencatat menggunakan tablet PC
ketimbang di buku catatan. Zaman dahulu belajar di kelas bahkan tidak
menggunakan proyektor, hanya mengandalkan papan tulis dan kapur. Sekarang
kuliah menggunakan bantuan proyektor dan internet sehingga saat kelas
berlangsung dosen dapat memberikan tambahan pengetahuan secara cepat. Hal
ini tentu menguntungkan. Akan tetapi, narasumber resah dengan adanya teknologi
canggih seperti kalkulator zaman sekarang membuat timbulnya pola pikir praktis di
kalangan mahasiswa. Hal ini disatu sisi mendukung pola belajar mahasiswa
sehingga dalam waktu cepat, mahasiswa dapat belajar banyak hal, akan tetapi

29
mereka tidak mendalami dengan penuh ilmu pengetahuan tersebut yang akhirnya
teknologi juga menjadi penghambat pola belajar mahasiswa.
Menurut hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa, teknologi
mempengaruhi cukup besar dalam pola pikir. Teknologi memudahkan berpikir dan
menganalisis suatu kasus. Secara langsung, kemajuan teknologi juga
menyebabkan perubahan sikap dan perilaku sesama mahasiswa. Jika
dibandingkan dengan mahasiswa Teknik Kimia zaman dahulu, penghitungan
perancangan banyak menggunakan perhitungan manual. Kalkulator zaman dulu
juga belum canggih bahkan hanya bisa tambah kurang kali bagi. Sekarang
kalkulator bahkan bisa menyimpan catatan dan dapat diprogramkan. Hal ini
sangat sensitif karena perkembangan teknologi ini menimbulkan stigma
penyalahgunaan dalam belajar maupun saat melakukan ujian. Misalnya ada
mahasiswa yang sengaja menyimpan catatan di dalam kalkulator canggihnya
padahal tipe ujian yang berlangsung melarang catatan dibuka dalam bentuk
apapun. Selain itu, pola pikir praktis juga muncul akibat perkembangan teknologi
ini yang dibuktikan adanya penggunaan software-software tertentu dalam
penyelesaian perancangan. Mahasiswa banyak yang merasa lebih memilih
menggunakan software tersebut demi memudahkan dan kepraktisannya.

4.2.6 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Informatika


Menurut hasil wawancara kami, karena teknologi digunakan hampir setiap
hari, mahasiswa Informatika menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dengan
menggunakan teknologi. Sebagai contoh, file-file pada Google Drive dapat
memiliki fitur chat untuk mempermudah komunikasi. Selain itu, fitur komentar pada
Git dapat mempermudah komunikasi bila terdapat bagian yang salah dalam suatu
program.
Menurut narasumber dari kalangan mahasiswa, penggunaan teknologi
menyebabkan mahasiswa Informatika semakin jarang berkomunikasi secara
personal dan langsung, tanpa melalui teknologi. Sebenarnya, hal ini tidak menjadi
masalah berarti, karena di berbagai perusahaan yang banyak menggunakan jasa
mahasiswa Informatika seperti startup, penggunaan teknologi sangat

30
mempengaruhi komunikasi dan interaksi sosial. Permasalahan yang berarti terjadi
jika perusahaan tersebut tidak banyak menggunakan jasa mahasiswa Informatika.
Mahasiswa Informatika akan cenderung lebih sulit untuk berkomunikasi dan
berinteraksi sosial, karena lebih sering berinteraksi dengan menggunakan
teknologi.
Menurut narasumber dari asisten akademik, penggunaan teknologi
menyebabkan mahasiswa Informatika memiliki rasa kepedulian terhadap dosen
yang berkurang. Hal ini ditandai dengan cukup banyak mahasiswa Informatika
yang mempergunakan gadgetnya untuk melakukan interaksi sosial di dalam kelas
ketika dosen sedang mengajar. Narasumber ini menghimbau kepada mahasiswa
untuk tidak melupakan cara melakukan interaksi sosial sebagai manusia, dan
bukan terhadap teknologi saja.

4.2.7 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika
Menurut narasumber dari kalangan asisten dosen, teknologi mengubah
kebiasaan sehari-hari hingga membentuk budaya tertentu karena teknologi
berpengaruh pada terpenuhinya kebutuhan sedangkan kebutuhan yang ada di
suatu kelompok relatif serupa sehingga suatu budaya akan muncul sendirinya.
Narasumber mengatakan perubahan cara mengajarnya lebih disebabkan
kemampuan dalam mengoptimalisasi teknologi yang sudah ada dan belum ada
teknologi yang mengubah cara dia mengajar. Menurut pengamatan narasumber,
cara dosen mengaplikasikan teknologi dalam pengajaran berbeda-beda. Bahan
ajar yang digunakan umumnya sama antar dosen sehingga materi yang
tersampaikan merata di semua kelas. Narasumber sendiri pernah berdiskusi
dengan beberapa dosen terkait perubahan sikap dan perilaku mahasiswa. Agar
perubahan sikap dan perilaku tersebut tidak bertentangan dengan norma yang
berlaku di lingkungan Geodesi dan Geomatika, mereka menyatakan pentingnya
sebuah sistem kaderisasi HMJ yang baik.
Menurut narasumber dari kalangan mahasiswa, teknologi mengubah
kebiasaan sehari-hari hingga membentuk budaya tertentu. Mahasiswa Geodesi
dan Geomatika mempelajari hal yang relatif sama sehingga teknologi yang dapat

31
menyelesaikan masalah mereka akan lazim digunakan hingga membudaya.
Budaya yang ada akan terus berubah mengikuti perubahan teknologi termasuk
dalam hal berinteraksi. Narasumber mengatakan bahwa media yang saat ini
digunakan di lingkungan Mahasiswa Geodesi dan Geomatika kurang lebih
mengikuti kecenderungan yang ada di masyarakat. Lingkungan zaman sekarang
menurut narasumber adalah lingkungan yang bersifat global dan penyebab
utamanya adalah perkembangan teknologi. Hal ini mengakibatkan pola pikir yang
dinamis dan beragam diantara mahasiswa. Contohnya adalah pendapat
narasumber yang beragam ketika diminta pendapatnya terkait fenomena yang
saat ini terjadi di masyarakat. Seorang narasumber mengatakan perbedaan ini
harus disikapi dengan bijak dan jangan sampai menimbulkan perpecahan.

4.2.8 Hasil Penelitian dari Program Studi Manajemen


Menurut hasil wawancara kami dengan dosen, teknologi sangat mengubah
kebiasaan sehari-hari narasumber sehingga terbentuk budaya baru. Setiap hari
narasumber selalu mengecek telepon genggam narasumber jika ada informasi
penting yang masuk. Narasumber juga sering berkoordinasi dengan sesama
dosen atau mahasiswa menggunakan telepon genggam. Yang awalnya banyak
interaksi langsung, saat ini banyak interaksi tidak langsung. Perubahan tersebut
dapat terjadi karena tuntutan hidup yang harus semakin cepat dan praktis. Jika
manusia beraktivitas tanpa teknologi, kegiatan akan sangat tidak efisien.
Menurut hasil wawancara kami dengan mahasiswa, teknologi memang
dirasa cukup mengubah kebiasaan sehari hari ketiga mahasiswa ini jika
dibandingkan dengan tempo waktu ketika sebelum banyak adanya berbagai
macam teknologi yang berkembang seperti saat sekarang, perubahan kebiasaan
yang dimaksud adalah seolah semuanya serba menjadi instan dan simpel untuk
dilakukan, sehingga acara untuk bertemu dan berdiskusi kelompok secara tatap
mata pun menjadi enggan untuk dilakukan.
Perubahan cara dalam berinteraksi pun juga cukup dirasakan oleh ketiganya,
seperti halnya perkenalan secara langsung yang cukup jarang terjadi jika tidak ada
suatu kepentingan yang sangat berarti, dan basa basi yang sudah hampir jarang

32
ditemui. Perubahan dapat terjadi karena cara yang baru menggunakan teknologi
lebih baik dan mempermudah manusia. Teknologi memang dibutuhkan oleh
manusia.

4.3 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 3


4.3.1 Hasil Penelitian dari Program Studi Matematika
Menurut hasil wawancara kami, seperti yang dijelaskan pada hasil rumusan
masalah 1, teknologi berperan dalam membentuk interaksi yang luas. Teknologi
mempermudah melakukan interaksi. Teknologi dipilih berdasarkan tingkat
kemudahan dalam memakainya. Semakin mudah dipakai, semakin berpeluang
teknologi tersebut untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain,
teknologi dapat menurunkan kualitas interaksi. Teknologi selalu menjadi faktor
distraksi terbesar dalam berinteraksi misalnya di kelas. Tidak jarang ada
mahasiswa yang menggunakan handphone saat kegiatan belajar berlangsung.
Bahkan teknologi seringkali dijadikan alat untuk menghindari interaksi sosial.

4.3.2 Hasil Penelitian dari Program Studi Kimia


Menurut hasil wawancara kami, teknologi menjadi sarana yang
mengefektifkan pekerjaan dosen maupun mahasiswa Institut Teknologi Bandung.
Dengan teknologi sistem penilaian menjadi lebih mudah, absen dosen juga lebih
mudah dan bagi mahasiswa teknologi sangat membantu dalam berbagai hal,
seperti e-book. Namun, teknologi menjadi penghambat interaksi sosial mahasiswa
dan dosen. Penggunaan teknologi memicu setiap pemikiran mahasiswa dapat
bekerja sendiri dan menjadi pribadi yang individualis. Teknologi seperti telepon
genggam juga mempengaruhi interaksi sosial karena kebiasaan komunikasi
melalui media sosial membuat mahasiswa kesulitan berinteraksi di dunia nyata.
Selain itu, teknologi menjadi sesuatu yang adiktif sehingga mahasiswa di Institut
Teknologi Bandung merasa lebih mementingkan kehidupan sosial di media sosial
daripada kehidupan sosial secara langsung. Hal ini berakibat buruk karena
mengurangi interaksi nyata. Mudahnya mengakses informasi dengan teknologi

33
juga berdampak buruk bagi beberapa pengguna di kalangan dosen karena
teknologi menjadi alasan dosen tidak hadir di kelas dan tidak mengenal siswanya.

4.3.3 Hasil Penelitian dari Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi
Pemilihan teknologi harus secara selektif agar dapat memberikan dampak
yang positif secara maksimal dan mencegah dampak negatif yang mungkin terjadi.
Teknologi merupakan hal yang baik dalam mendukung perkembangan zaman bila
tepat guna. Mahasiswa maupun dosen harus dapat memilih teknologi yang
digunakan dan mempertimbangkan manfaat teknologi tersebut bila digunakan.
Teknologi yang digunakan dalam kegiatan belajar dan mengajar harus
dimanfaatkan sesuai dengan bidang keilmuan sehingga penggunaan teknologi
tidak melewati batas dan tidak menyebabkan timbulnya dampak negatif.
Mahasiswa harus memiliki integritas dengan adanya kemudahan akses
informasi dengan teknologi yang tersedia. Fasilitas di Institut Teknologi Bandung
untuk belajar seperti telepon genggam, laptop, e-learning, dan lain-lain. harus
mampu dimanfaatkan secara optimal. Dosen juga dapat menggunakan teknologi
agar kegiatan mengajar tidak membosankan bagi mahasiswa dan materi
pembelajaran dapat disalurkan dengan lebih baik.

4.3.4 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Pertambangan


Menurut narasumber dari kalangan asisten dosen, teknologi yang ada dalam
menunjang interaksi sosial dalam mengajar harus digunakan seefektif mungkin,
contohnya saja dengan proyektor dapat membantu mempermudah menyampaikan
materi. Teknologi dianggap baik apabila sudah baik dan efektif dalam membantu
atau mendukung pekerjaan anda maupun interaksi sosial anda dalam mengajar
dengan tidak mempertimbangkan sosial dan budaya karena itu adalah aspek yang
tidak dibandingkan. Kelebihan dalam teknologi yang diinginkan yaitu semakin
mempermudah pekerjaan terutama dalam bidang pertambangan, misal adanya
software yang membantu untuk perencanaan tambang, dengan catatan
menggunakan software yang asli, bukan bajakan. Sekarang teknologi serba ada
terutama untuk berkomunikasi menjadi lebih mudah, baik lewat telepon genggam

34
maupun media sosial karena dua teknologi ini sudah sangat wajib dipunyai
dikalangan masyarakat sekarang.
Menurut hasil wawancara mahasiswa, pada era sekarang mahasiswa sangat
banyak menggunakan telepon genggam serta fitur didalamnya untuk
berkomunikasi dengan teman-temanya. Handphone atau telepon genggam adalah
alat yang sangat mudah digunakan serta wajib dimiliki dalam era sekarang karena
sudah menjadi kebutuhan. Teknologi telepon genggam susah sangat efektif bila
digunakan sudah sebagaimana mestinya, bukan digunakan untuk hal-hal negatif
seperti berbuat curang saat ujian menggunakan telepon genggam, dan lain-lain.
Diharapkan juga di dalam sebuah telepon genggam ada sebuah fitur untuk
melakukan pencegahan terhadap tindak kecurangan atau mungkin tindak pidana
sekaligus.

4.3.5 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Kimia


Menurut hasil wawancara kami dengan dosen, teknologi sudah digunakan
dengan efektif. Akan tetapi, hal ini masih ingin dikembangkan agar proses belajar
mengajar maupun interaksi sosial dapat berjalan lebih baik dan mendalam.
Teknologi dianggap efektif apabila hal itu memudahkan, namun tidak
menghilangkan kebudayaan lama. Contohnya dalam berkomunikasi. Teknologi
akan dibilang efektif apabila komunikasi dengan jarak jauh tercapai, namun
dibantu dari sisi manusianya juga untuk mau saling bertemu sehingga interaksi
sosial dapat berjalan lebih intim. Hal ini juga dibahas oleh narasumber mahasiswa.
Menurut seluruh narasumber, mereka berharap teknologi berkembang lebih baik
dengan diikuti perkembangan pola pikir manusia yang tidak hanya mengandalkan
kepraktisannya saja. Mereka berharap dunia tetap memanusiakan manusia, bukan
memanusiakan sistem teknologi.

4.3.6 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Informatika


Menurut hasil wawancara kami dengan asisten akademik, teknologi sudah
digunakan dengan efektif. Asisten akademik tersebut bahkan sudah menganggap
kemampuan penggunaan teknologi mahasiswa Informatika jauh lebih baik

35
daripada penggunaan teknologi di Universitas lain yang juga memiliki jurusan
informatika. Namun, penggunaan teknologi yang baik juga harus diimbangi
dengan interaksi sosial sebagai sesama manusia. Sebagai contoh, ketika sedang
berada di kelas dan dosen sedang mengajar, mahasiswa fokus memperhatikan
dan tidak memainkan gadget. Mahasiswa Informatika adalah garda terdepan
teknologi, maka dari itu, mereka juga harus menjadi contoh bagi orang-orang
disekitarnya dalam pembuatan dan penggunaan teknologi.

4.3.7 Hasil Penelitian dari Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika
Menurut hasil wawancara kami dengan asisten akademik, narasumber
merasa dia belum efektif dalam menggunakan teknologi dalam mengajar. Selain
itu, dia juga merasa harus meningkatkan kemampuan berbicara agar komunikasi
saat mengajar menjadi lebih baik. Menurutnya teknologi dianggap baik dan efektif
ketika pesan yang ingin disampaikan dapat ditampilkan secara jelas dan menarik.
Narasumber mengatakan situasi sosial dan budaya harus menjadi pertimbangan
dalam memilih teknologi tetapi harus tetap bisa open-minded dan mau belajar hal-
hal baru. Teknologi akan terus berkembang, sehingga yang menurut narasumber
yang sebaiknya dilakukan adalah mendalami teknologi yang tersedia.
Menurut hasil wawancara kami dengan mahasiswa, media yang digunakan
narasumber dalam berkegiatan di Institut Teknologi Bandung adalah Line,
Whatsapp, Facebook, Instagram, email Institut Teknologi Bandung, dan email
umum. Line digunakan untuk berinteraksi 2 arah antar mahasiswa atau asisten
akademik, Whatsapp digunakan untuk berinteraksi 2 arah dengan dosen,
Facebook digunakan untuk membuka Grup Program studi dimana seringkali staf
Tata Usaha memberikan pengumuman akademik, email Institut Teknologi
Bandung digunakan untuk menghubungi salah satu dosen dan mengumpulkan
tugas, dan email umum digunakan untuk berbagi tugas antar mahasiswa dan
mengumpulkan tugas ke asisten akademik. HMJ Geodesi dan Geomatika sendiri
memiliki akun Line, Facebook, dan Instagram. Teknologi tersebut dipilih karena
dianggap optimal dalam kebermanfaatannya dan mudah untuk diakses. Seorang
narasumber memberikan pandangan lain bahwa penggunaan teknologi yang

36
demikian adanya adalah suatu budaya yang dipengaruhi internal dan eksternal
civitas akademika Program studi Geodesi dan Geomatika. Budaya ini membuat
persepsi negatif yang mungkin dirasakan membuat narasumber harus tetap aktif
di media-media tersebut. Narasumber yang diwawancara menganggap diri
mereka cukup efektif dalam memanfaatkan teknologi yang tersedia dalam
menunjang interaksi sosial mereka. Untuk memilih media yang mereka gunakan,
narasumber memperhatikan sasaran dan jenis konten. Media yang dipilih adalah
media yang secara budaya cocok dengan sasaran dan jenis konten yang mereka
ingin sampaikan. Narasumber mengatakan mereka puas dengan teknologi yang
ada saat ini, tetapi mengharapkan adanya perkembangan sehingga muncul
teknologi baru yang lebih baik.

4.3.8 Hasil Penelitian dari Program Studi Manajemen


Menurut dosen, beliau menggunakan banyak teknologi dalam berinteraksi di
Institut Teknologi Bandung dalam banyak hal misalkan komunikasi dan
transportasi. Teknologi yang paling sering digunakan yaitu smartphone karena
memiliki banyak fungsi yang sangat membantu kehidupannya. Terkadang memiliki
perspektif bahwa smartphone membuat aktivitas tidak produktif karena banyak
menimbulkan distraksi.
Narasumber merasa bahwa dia sudah cukup efektif dalam penggunaan
teknologi untuk interaksi sosial. Beliau sudah menggunakan teknologi untuk
berkoordinasi dan bertukar informasi. Walaupun terkadang narasumber
menggunakan teknologi dengan tidak efektif karena terdistraksi dengan hal lain
saat menggunakan teknologi tersebut. Menurut narasumber, penggunaan
teknologi efektif bila kita mencapai tujuan kita secara tepat dengan lebih efisien.
Misalnya saat mengajar menggunakan proyektor sehingga menghemat waktu.
Dalam penggunaan teknologi juga harus memperhatikan aspek sosial budaya.
Menurut ketiga mahasiswa yang kami wawancarai, dalam penggunaan
teknologi untuk membantu diri dalam berinteraksi dengan orang orang di
lingkungan kampus adalah dengan penggunaan yang secukupnya dan pada
tempatnya, dalam hal ini seperti penggunaan email yang selalu digunakan untuk

37
berkirim pesan secara formal seperti kepada dosen dan civitas Institut Teknologi
Bandung, penggunaan media berkirim pesan Line Messenger dan Whatsapp
untuk berkomunikasi dengan teman kampus atau keperluan lainnya. Semua
teknologi tersebut sangat mudah dipergunakan dan hanya cukup diam ditempat
atau diam dirumah bisa saja melakukan semua kegiatan berkomunikasi dan
berinteraksi seperti itu. Ketiga mahasiswa tersebut jarang menemui pengalaman
atau persepsi negatif dalam penggunaan teknologi yang mereka miliki, biasanya
yang mereka alami adalah ketika teknologi tersebut salah digunakan atau tidak
digunakan dengan benar.

38
BAB V
ANALISIS

5.1 Analisis Rumusan Masalah 1


Teknologi sangat berdampak pada kehidupan sosial di setiap program studi di
Institut Teknologi Bandung. Ada dampak positif dan negatif dari teknologi pada interaksi
sosial. Namun, teknologi-teknologi tetap digunakan dalam kehidupan karena
dibutuhkan manusia dalam mempermudah manusia.
Contoh dampak positif teknologi terhadap intearksi sosial di Institut Teknologi
Bandung yaitu mempermudah komunikasi antar civitas Institut Teknologi Bandung
sehingga meningkatkan produktivitas, mempermudah komunikasi civitas Institut
Teknologi Bandung dengan masyarakat luar sehingga meningkatkan wawasan,
memperluas jangkauan interaksi dengan kontak sosial sekunder, komunikasi yang lebih
cepat dan efesien, teknologi memperbaharui cara dosen atau mahasiswa berinteraksi.
Contoh dampak negatif terhadap intearksi sosial di Institut Teknologi Bandung
yaitu teknologi menjadi distraksi saat komunikasi langsung/tanpa perantara,
penyalahgunaan teknologi yang akhirnya memunculkan konflik sosial, penurunan
kontak sosial primer yang dapat meningkatkan keeratan antar pihak yang
berkomunikasi, lawan bicara harus memahami cara berkomunikasi seseorang terlebih
dahulu.
Inti dari hasil penelitian kami tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Martono (2000). Menurutnya, secara sosiologis, teknologi memiliki makna yang
lebih mendalam daripada peralatan. Teknologi menetapkan suatu kerangka bagi
kebudayaan non material suatu kelompok. Jika teknologi suatu kelompok mengalami
perubahan, maka cara berpikir manusia juga akan mengalami perubahan. Hal ini juga
berdampak pada cara mereka berhubungan dengan yang lain. Bagi Marx (1985),
teknologi merupakan alat, dalam pandangan materialisme historis hanya menunjuk
pada sejumlah alat yang dapat dipakai manusia untuk mencapai kesejahteraan. Weber
(1988) mendefinisikan teknologi sebagai ide atau pikiran manusia itu sendiri.
Sementara itu menurut Durkheim (1989), teknologi merupakan kesadaran kolektif yang
bahkan diprediksi dapat menggantikan kedudukan agama dalam masyarakat. Ketiga

39
ilmuan tersebut menyatakan bahwa teknologi akan memberikan dampak pada
kehidupan manusia.

5.2 Analisis Rumusan Masalah 2


Untuk menganalisis rumusan masalah 2, kami menggunakan teori perubahan
sosial evolusioner yang dikemukakan oleh Emile Durkheim (1975). Teori ini
menyatakan bahwa perubahan sosial terjadi dengan sendirinya tanpa didahului oleh
rencana atau kehendak tertentu. Seperti yang dikemukakan pada hasil penelitian pada
subbab 4.2, teknologi merubah cara mahasiswa dan dosen dalam berinteraksi tanpa
adanya campur tangan salah satu pihak. Perubahan terjadi begitu saja seiring dengan
waktu, dan perubahan yang terjadi di lingkungan kampus pada era teknologi ini bersifat
alami. Mahasiswa dan dosen beradaptasi dengan keperluan, keadaan, dan kondisi
akibat dari kehadiran teknologi dalam aktivitasnya, hal ini sesuai dengan teori
perubahan sosial evolusioner. Perubahan sosial dalam era teknologi di kampus ini
mendorong sikap individualistis menjadi lebih tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu
ciri peralihan dari masyarakat dengan solidaritas mekanis ke solidaritas organis, sesuai
dengan yang dikemukakan dalam teori perubahan sosial evolusioner.

5.3 Analisis Rumusan Masalah 3


Kemajuan teknologi saat ini mendominasi aktivitas kita baik dari sisi
kemahasiswaan maupun aktivitas sosial. Kita dituntut untuk mengadopsi
perkembangan teknologi dengan mengikutinya, seperti kegiatan di kampus dituntut
harus bisa mengoperasikan komputer dan teknologi yang lainya sesuai kejuruan
masing masing dengan baik untuk menunjang ilmu pengetahuan. Pekerjaan
menggunakan alat alat yang sederhana diganti dengan peralatan teknologi yang
canggih tentu akan membuahkan hasil yang lebih baik dan efektif. Tetapi tidak semua
perkembangan teknologi membawa dampak positif bagi kita, tentunya dengan
perkembangan saat ini juga membawa dampak negatif, tetapi cara kita menggunakan
teknologi tersebut yang menentukan arah positif dan negatif.

40
Sebagai akademisi yang terdampak dalam kemajuan teknologi, sebagian besar
mahasiswa di Institut Teknologi Bandung dalam kalangan program studi tertentu
bertindak sebagai mahasiswa yang bijak dalam menggunakan teknologi, yaitu dengan
menggunakan teknologi yang memberikan manfaat yang baik bagi kita sendiri maupun
orang lain. Walaupun terkadang beberapa mahasiswa menggunakan teknologi dengan
tidak efektif karena terdistraksi dengan hal lain saat menggunakan teknologi tersebut.
Bertindak sebagai pelaku pengguna teknologi dengan bijak adalah untuk menjaga
interaksi sosial khusunya di Institut Teknologi Bandung agar kegiatan belajar mengajar
dan pengembangan ilmu pengetahuan dapat berjalan dengan baik serta efektif. Teori
yang kami gunakan untuk menganalisis rumusan masalah ketiga yaitu teori informatif.
Teori ini dikembangkan oleh Sannon dan Weaver (1949). Teori informasi merupakan
salah satu teori klasik, dimana teori ini menitikberatkan pada teknologi sebagai suatu
transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan media dalam berkomunikasi
dengan bijak. Dalam hal ini, jika teknologi yang digunakan baik, maka komunikasi akan
berjalan efektif, begitu pula sebaliknya. Apabila teknologi tidak baik, maka komunikasi
tidak akan berjalan dengan lancar.

41
BAB VI
PENUTUP

6.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Dampak teknologi pada interaksi sosial di Institut Teknologi Bandung adalah
memperbaiki komunikasi dengan munculnya media yang mampu membuat
komunikasi yang terjadi pada kontak sosial sekunder menjadi serupa dengan
kontak sosial primer.
2. Teknologi dapat membuat perubahan terhadap interaksi sosial di Institut
Teknologi Bandung karena teknologi merubah kebiasaan yang ada sebagai
suatu bentuk penyesuaian yang dilakukan manusia agar dapat menghadapi
perubahan zaman.
3. Cara pemanfaatan teknologi yang bijaksana agar mahasiswa dapat menjaga
interaksi sosial adalah dengan membudayakan interaksi sosial di Institut
Teknologi Bandung sehingga teknologi hanya digunakan ketika pemenuhan
kebutuhan tidak bisa dilakukan lewat kontak sosial primer.

6.2 Saran
Saran yang bisa diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Menambah jumlah responden dari dosen dan mahasiswa supaya penelitian
dapat semakin menjangkau lebih banyak jurusan sehingga dapat menjangkau
seluruh mahasiswa Institut Teknologi Bandung
2. Melakukan penelitian terhadap teknologi yang lebih umum yang dipakai seluruh
mahasiswa Institut Teknologi Bandung, seperti Google Drive dan Google Docs

42
DAFTAR PUSTAKA

Davis, F.D., Bagozzi, R.P., Warsaw, P.R. 1989. User Acceptance Of Computer
Technology: A Comparison Of Two Theorical Models, Journal og Management
Science, Vol. 5.
Dishaw, M.T., Strong, D.M. 2002. Extending The Technology Acceptance Model With
Task-Technology Model Construct, Journal of Information Management. Vol. 7.
Lechte, John. 2001. 50 Filsuf Kontemporer dari Strukturalisme sampai Postmodernitas.
Yogyakarta : Kanisius.
Lury, Celia. 1998. Consumer Culture. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Murti, Andini. 2005. Perbandingan Konsep Consumer Society dalam Pemikiran Jean
Baudrillard dan Herbert Marcuse. Skripsi Program Sarjana Bidang Filsafat.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Sarlito W.Sarwono. 2008. Teori-Teori Psikologi Sosial. Rajawali Pers. Jakarta.
Wijaya, P.S.M. 2005. Pengaruh Computer Self-Efficacy dan Task-Technology Fit
Terhadap Penerimaan Penggunaan Internet, Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 2. No. 1.
Rogers, E. M. 1985. Diffusion Of Innovations (4th Ed.). New York: The Free Press

43

Anda mungkin juga menyukai