How To Win Friends and Influence People

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Resume Buku How to Win Friends and Influence People

“Kemungkinan besar, masalah terbesar yang kita hadapi adalah berurusan dengan
orang lain”. Pernyataan inilah yang menjadi fondasi terbentuknya buku dengan judul seperti
ini. Di era yang serba instan ini, perubahan – perubahan terjadi secara drastis yang malah
membuat prinsip – prinsip yang ada di buku ini menjadi makin relevan.
Yang perlu dilakukan dalam keterlibatan kita, yang pertama adalah “Kubur Bumerang
Anda”. Pada zaman sekarang ini, kita tidak hanya harus berhati – hati dengan kata – kata kita.
Kita mengomunikasikan pikiran – pikiran kita di sebuah kanvas digital yang begitu besar dan
kita pun berhadapan dengan sebuah kanvas tanggung jawab yang sama besarnya yang
disebut akses publik. Pada zaman ini juga teknologi bisa membuat reputasi seseorang hancur
dengan lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan sebelumnya.
Kita semua adalah manusia, kita sama – sama tidak suka menjadi subjek yang dicela,
entah kita berhak mendapatkannya atau tidak. Saat kita mencoba menggunakan kritik untuk
memenangkan sebuah argumentasi, untuk mengutarakan sebuah poin, atau untuk membuat
perubahan, kita malah mengambil dua langkah mundur. Tindakan mencela jarang sekali
membuahkan hasil yang kita harapkan. Ini berlaku pada percakapan terbuka maupun
tertutup. Walaupun sebagian besar dari kita berusaha menghindari kesalahan komunikasi
yang dipublikasikan secara besar – besaran, sebelum kita menghakimi orang yang melakukan
kesalahan, kita dapat mencoba untuk memikirkan apa yang akan dikatakan orang lain apabila
kemarahan pribadi kita terungkap kepada publik. Lebih baik kita selalu mengikuti prinsip
sederhana untuk menghadapi orang lain, jangan mengkritik, mengutuk, atau mengeluh.
Dalam zaman ini, banyak yang harus diperhatikan sebelum mengambil tindakan dalam
berkomunikasi.
Yang pertama ubah penggunaan media dari semangat untuk diekspos dan
membantah menjadi semangat untuk menyemangati dan menasihati. Yang kedua, lawan
keinginan untuk menjelek – jelekkan sebagai sebuah strategi yang berbeda. Tindakan itu
hanya akan memberi dampak jangka panjang yang lebih membahayakan kita dibandingkan
membantu kita. Ketiga, buatlah agar pesan kita menjadi berarti dengan membuang maksud
terselubung kita, sebaiknya kita ingat bahwa tidak ada orang yang ingin dibombardir
informasi yang penting bagi kita. Yang sangat diinginkan penerima informasi dari komunikasi
kita adalah makna. Tenangkan diri kita sebelum berkomunikasi dengan orang lain. Kita pasti
pernah mengalami masa ketika kita tidak bersikap dengan bijaksana, jangan sampai
ketidakbijaksanaan kita ini terungkap kepada publik. Ini dapat menghindarkan kita dari
masalah dan resiko berkepanjangan .
Yang perlu dilakukan dalam keterlibatan yang kedua adalah tegaskan hal – hal yang
baik. Manusia bukanlah sesuatu yang harus dibentuk, manusia adalah kehidupan yang harus
dibuka. Dan itu yang dilakukan oleh para pemimpin sejati. Mereka membuka kehidupan orang
lain dan membantu mereka untuk meraih potensi mereka yang dianugerahkan oleh Tuhan.
Kita tak mungkin terus memberikan kinerja yang cemerlang, tentu kita semua pernah
kehilangan kesempatan yang seharusnya kita ambil. Namun, kita semua dapat mengukur
kemampuan ita sendiri seiring berjalannya waktu.
Terkadang, menegaskan kebaikan dalam diri orang lain berarti mengingatkan diri kita
bahwa kebaikan itu ada di dalam diri orang lain. Tanpa rasa saling menghormati, tidak ada
hubungan yang bisa bertahan, menunjukkan kepada orang lain bahwa kita menghormati
mereka dapat memecahkan konflik yang sengit sekalipun. Orang yang berbicara dengan
semangat menghormati dan menegaskan kebaikan tanpa berlebihan akan selalu
mendapatkan lebih banyak teman dan mempengaruhi lebih banyak orang untuk kemajuan
yang positif, jika dibandingkan dengan orang yang berkomunikasi melalui kritik, omelan, dan
sikap menyalahkan.
Kemudian dalam keterlibatan, berhubungan erat dengan mempengaruhi orang lain.
Untuk mempengaruhi orang lain agar bertindak, pertama-tama kita harus berhubungan
dengan keinginan inti yang orang lain rasakan. Ada dua wawasan kunci yang kerap kita
lupakan saat mencoba mempengaruhi orang lain. Pertama, pengaruh membutuhkan lebih
banyak intuisi dibandingkan intelektualitas. Pengaruh tidak memikirkan pendidikan atau
pengalaman, pengaruh dimiliki oleh orang – orang yang bersedia mengesampingkan
statusnya. Yang kedua, pengaruh membutuhkan tangan yang lembut. Usaha interpersonal
yang berhasil adalah usaha yang dilakukan oleh mereka yang berhenti mendikte dan mulai
mencaritahu apa yang diinginkan oleh pihak lain. Kebanyakan individu dan organisasi
menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam berkampanye, bukan menjalin hubungan.
Seharusnya yang dilakukan adalah sebaliknya. Karena pengaruh dan perubahan sejati lahir
dari sentuhan interpersonal yang mengenai bagian terdalam dari diri seseorang.
Dalam menjalin sebuah hubungan, kita harus bisa memberikan kesan yang bertahan
lama. Berikut adalah cara – cara untuk memberikan kesan yang bertahan lama. Pertama,
tunjukkan minat terhadap minat orang lain. Kita bisa memiliki lebih banyak teman dalam
hitungan menit jika kita dengan tulus tertarik dengan minat orang lain ketimbang dalam
hitungan berbulan-bulan mencoba membuat orang lain tertarik kepada kita. Keinginan kita
untuk menjadi berarti dalam kehidupan orang lain seharusnya mudah dicapai, tapi kita
mempersulitnya. Perjuangan terbesar kita adalah egoisme kita, faktor terbesar yang
menghalangi persahabatan. Para individu yang tidak tertarik dengan sesama manusialah yang
mengalami kesulitan terbesar dalam hidup dan menimbulkan kerusakan terbesar kepada
orang lain. Dari individu – individu semacam itulah seluruh kegagalan manusia berasal.
Prinsip menaruh minat pada minat orang lain, efektivitasnya memerlukan orang lain
menaruh minat kepada dirinya sendiri. Ada dua hal yang bisa dikatakan tentang hal ini.
Pertama, sikap mementingkan diri sendiri adalah bentuk termurni dari sifat manusia,
melawan atau lari adalah sebuah fakta. Kedua, puncak dari prinsip ini bukanlah penyangkalan
diri sepenuhnya. Saat kita memasukkan minat orang lain ke dalam minat kita, kita mendapati
bahwa minat kita terpenuhi saat kita berada dalam proses membantu orang lain.
Ada dua poin kunci untuk menaruh minat pada minat orang lain di zaman sekarang,
yang pertama adalah hubungan manusia selalu lebih mudah jika dimulai dengan rasa suka.
Yang kedua adalah potensi untuk konektivitas relasional itu sangat besar. Intinya, kita harus
menjadi benar – benar tertarik dengan orang lain sebelum kita mengharapkan orang lain
tertarik dengan kita.
Cara kedua untuk memberikan kesan yang bertahan lama yaitu, tersenyumlah. Studi
menunjukkan bahwa senyuman ini penting untuk menjalin hubungan. Namun, tak ada yang
bisa mendebat kekuatan senyuman, tak peduli dari mana asalnya. Senyum juga cepat
menular, emosi dapat menyebar dalam jangka waktu singkat dari satu orang ke orang lain,
dalam proses yang dikenal sebagai “penularan emosi”. Saat kita tersenyum, kita memberitahu
orang bahwa kita bahagia bersama mereka, bahagia bertemu mereka, bahagia dapat
berinteraksi dengan mereka. Sebagai balasannya, mereka juga merasa lebih bahagia karena
berurusan dengan kita. Sering kali senyum kita menjadi penyampai iktikad baik kita. Banyak
studi menunjukkan bahwa tersenyum secara fisik, bahkan saat sedang menelepon,
sebenarnya membuat nada suara kita terdengar lebih menyenangkan. Tak peduli orang dapat
melihat wajah kita atau tidak, sebuah senyuman bisa dirasakan oleh orang tersebut.
Senyuman, hal itu meningkatkan nilai wajah kita.
Langkah ketiga yaitu berkuasa dengan nama. Ada kekuatan dalam nama seseorang.
Lebih dari sekedar kata, nama adalah simbol verbal dari sesuatu yang lebih mendalam dan
lebih berarti. Nama adalah pengungkapan karakter, kepribadian, dan nasib. Dalam memanggil
nama seseorang, pastikan bahwa kita mengenalnya dalam konteks yang tepat. Zaman
sekarang, kebanyakan orang memiliki lebih dari satu nama. Cobalah cari tahu panggilan apa
yang digunakan orang-orang dengan posisi relasional yang sama dengan kita untuk
memanggilnya.
Kita harus ingat bahwa seseorang lebih tertarik dengan namanya sendiri ketimbang
nama orang lain di dunia ini. Jika kita mengingat nama orang dan menggunakannya, secara
tidak langsung kita telah memberikan pujian yang halus dan sangat efektif. Namun, jika kita
melupakan atau salah mengejanya, kita menempatkan diri kita di sebuah tempat yang sangat
tidak menguntungkan. Menurut Carnegie, nama itu lebih kuat dan penting ketimbang
pangkat atau gelar. Ia berkata bahwa “bunyi yang paling manis dan penting dalam bahasa apa
pun”.
Yang keempat yaitu simak lebih lama. Dengan menyimak kita mendapat kekuatan
untuk mengubah hati dan pikiran. Selain itu, menyimak adalah kekuatan untuk memberikan
apa yang sangat diinginkan orang lain, untuk didengar dan dimengerti. Orang lain akan
merasa lebih enak setelah percakapan jika pendengarnya simpatik dan dapat dipercaya,
tempat dia bisa melepaskan beban yang dipikulnya. Sama seperti senyuman, kekuatan
menyimak itu besar. Saat kita menyimak, kita tidak hanya menimbulkan sebuah kesan yang
instan, kita juga membangun sebuah jembatan yang solid untuk hubungan yang
berkelanjutan.
“Cara dia mendengarkan itu luar biasa sehingga saya tidak akan melupakannya.
Matanya tidak menatap dengan tajam. Sorot matanya lembut dan ramah. Suaranya rendah
dan terdengar baik. Dia tidak banyak bergerak. Namun, perhatian yang dia berikan kepada
saya, apresiasinya atas apa yang saya katakan, bahkan saat saya menuturkannya dengan
buruk, terasa luar biasa. Anda tidak tahu bagaimana rasanya didengarkan seperti itu.” Jadi,
cara kita mendengarkan orang lain merupakan apresiasi yang besar bagi orang tersebut.
Kelima, Bahas apa yang penting bagi mereka. Saat ingin membuat diri kita penting di
hadapan orang lain, kita harus membahas hal yang penting bagi mereka terlebih dahulu. Jika
kita melakukan sebaliknya, telinga mereka pun tidak akan mendengarkan kita. Musuh
terbesar bagi pengaruh yang membawa dampak berkelanjutan pada saat ini dalam konteks
personal dan korporat adalah seni menciptakan kesan tanpa memikirkan kebutuhan orang
lain.
Saat kita sudah mengetahui apa yang penting bagi orang lain dengan menyimak,
menahan diri kita untuk mengemukakan apa yang penting bagi diri kita sedikit demi sedikit
adalah satu-satunya cara yang benar-benar menarik perhatian orang lain. Pengaruh yang
didapatkan setelah itu lebih ampuh, dan tak lama kemudian akan tiba saatnya ketika apa yang
penting bagi kita juga penting bagi mereka. Mungkin apa yang paling berarti bagi kita adalah
menjadi berarti bagi orang lain. Satu hal yang pasti, di sebuah era ketika jumlah pesan begitu
banyak, hanya sejumlah kecil pesan yang benar-benar penting. Untuk bisa mempengaruhi
orng lain, pastikan pesan kita menjadi salah satu di antaranya.
Terakhir, Buat orang lain merasa baik. Orang lain kerap menanyakan ini tentang kita,
“Seberapa bernilainya hubunganku dengan orang ini?”, “Apa yang kau lakukan untukku akhir-
akhir ini?”. Kemungkinan jumlahnya semakin banyak pada zaman sekarang, di antara jutaan
pesan dan pengirim pesan yang berusaha mencari perhatian. Bukan berarti kita harus
melakukan apa yang dipercaya oleh banyak orang, yakni terus berusaha mengalahkan diri
sendiri atau memamerkannya. Ini artinya rahasia untuk seluruh kemajuan interpersonal
adalah menambahkan nilai dan terus melakukannya.
Kunci sebenarnya untuk mendapatkan teman dan mempengaruhi orang pada zaman
sekarang, menurut Robbins, adalah “mengubah hubungan dari manipulatif menjadi
bermakna. Satu-satunya cara kita bisa melakukannya adalah dengan secara konstan
menambahkan makna dan nilai”. Satu-satunya aturan emas di sejarah manusia adalah,
perlakukanlah orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh mereka. Cobalah selalu buat
orang lain merasa sedikit lebih baik, dan kita mungkin terkejut mengetahui bagaimana
tindakan itu bisa menjadikan kita besar dan kemana kita dibawanya.
Berikutnya adalah Cara Mendapatkan dan Menjaga Kepercayaan Orang Lain.
Pertama, Hindari Argumen. Berdebat dengan orang lain jarang sekali membuahkan hasil
untuk kita, biasanya perdebatan berakhir dengan salah satu pihak semakin yakin dengan
kebenarannya. Tak peduli betapa ekspresif atau persuasif diri kita, hal ini tidak terjadi dengan
memperdaya orang lain. Jika kita bisa melihat interaksi kita dengan lebih jernih walauun
terjadi ketegangan dan konflik, hanya sedikit yang tak bisa kita raih saat berkolaborasi dengan
orang lain. Buatlah diri kita berbeda dengan menjadi pihak yang menghindari argumentasi.
Lalu yang kedua adalah jangan pernah berkata, “Kau Salah”. Solusi terbaik nyaris
selalu berada di luar apa yang dibawa masing-masing pihak ke dalam sebuah situasi. Akan
tetapi, mudah bagi kita untuk menyatakan orang lain salah, sering kali sebelum kita
meluangkan waktu untuk memikirkan apa yang sedang dikatakannya. Nuansa, atau
perbedaan yang halus, adalah sebuah konsep yang penting untuk diingat saat sedang
berargumentasi. Ketidaksetujuan sering kali berupa perselisihan keil yang bisa dengan mudah
dinegosiasikan jika kita duduk di meja perundingan dengan pikiran yang lebih terbuka.
Cobalah untuk selalu memilih sikap diplomatis. Akuilah bahwa bisa jadi kita salah.
Akuilah bahwa orang lain bisa jadi benar. Tunjukkan sikap yang ramah. Lontarkan pertanyaan.
Dan yang paling penting, pandang situasi dari sudut pandang orang lain dan tunjukkan rasa
hormat kepada orang tersebut. Pendekatan yang rendah hati itu akan menuntun pada
hubungan-hubungan yang tak terduga, kolaborasi-kolaborasi yang tak terduga, dan hasil-hasil
yang tak terduga.
Ketiga, Akui Kesalahan dengan Cepat dan Sungguh-Sungguh. Ada banyak hal yang
lazim bagi kita semua, kelahiran, kematian, dan seumur hidup penuh dengan kesalahan,
kekeliruan, dan kejanggalan. Kita semua mengetahuinya, dan sebagian besar kesalahan kita,
walaupun menimbulkan rasa frustasi sementara dan bahkan membuat orang lain jengkel, bisa
dimaafkan. Saat kita menyadari dan mengakui kesalahan kita, resporns yang diberikan orang
lain biasanya dalam bentuk pengampunan dan kebaikan hati. Dengan cepat kesalahan yang
kita lakukan lenyap dari hadapan mereka, tapi kita juga membutuhkan keberanian untuk
mengakui kesalahan kita secara langsung. Ada dua kata hebat yang dapat mengubah
segalanya. Lo siento. Maafkan aku.
Yang keempat, Awali dengan Sikap Ramah. Keramahan mendapatkan keramahan.
Pada awal mula semua interaksi, tidak ada pendekatan yang lebih efektif dibandingkan
kelembutan hati dan afabilitas, bahkan saat pihak yang diajak berinteraksi adalah sumber dari
rasa sakit, frustasi, atau amarah. Kesalahan yang banyak dilakukan orang saat ini adalah
membebankan tanggung jawab kepada sang penerima pesan. Kita menggunakan respons dan
reaksi orang lain sebagai sau-satunya patokan apakah kita sudah melakukan pendekatan yang
tepat atau memberikan kesan yang tepat. Ini jebakan ganda. Mendapatkan teman dimulai
dengan sikap ramah.
Kelima, Mengakses Afinitas. Dalam komunikasi, kita harus menawarkan kepada
mereka apa yang mereka inginkan jika kita ingin memulai dengan kata “ya” dan terus
menjaganya. Menetapkan kesamaan atau afinitas sedari awal adalah bentuk baru dari kata
“ya”. Semakin banyak kata “ya” yang kita dapatkan di awal, semakin besar kita untuk berhasil
mendapatkan kata “ya”. Akseslah afinitas secepat dan sesering mungkin.
Selanjutnya biarkan orang lain mendapat pengakuan. Memberi pengakuan kepada
rang lain benar-benar menguntungkan. Namun, agar dapat melakukannya, kita harus
memiliki rasa syukur. Tanpa rasa syukur yang tulus, memberi pengakuan kepada orang lain
akan menjadi sekadar muslihat manipulatif yang pada akhirnya akan merugikan diri kita
sendiri. Sikat ini berarti mengedepankan kesuksesan dan kemajuan orang lain terlebih dahulu
dan menaruh keyakinan di dalam diri kita sendiri dan di dalam kekuatan hubungan timbal
balik.
Ada dua hal yang pasti, pertama semua orang yang terlibat akan lebih menikmati
hidup, dan yang kedua kemungkinan untuk sukses akan menjadi lebih besar karena kolaborasi
terjadi dengan alami. Kesuksesan bukanlah mengenai perhatian dan pujian. Kesuksesan
adalah mengenai kemitraan dan kemajuan.
Lalu, terlibat secara empatik. Orang-orang yang bisa mendapatkan cara untuk
menarik orang lain dapat member pengaruh yang signifikan. Saat berurusan dengan
seseorang, selalu tanya diri kita, “Apa yang akan aku rasakan, bagaimana reaksiku, jika aku
berada di dalam posisinya?”. Secara alami kita bukanlah makhluk yang empatik, jadi kita harus
berusaha mewujudkannya. Empati bukanlah sebuah taktik networking untuk dipelajari dan
diambil keuntungannya, empati adalah sebuah tautan kepada kemakmuran di dalam
hubungan manusia. Empati adalah kekuatan yang tak terelakkan dari pendekatan
berdasarkan kemurahan hati dan pengertian.
Kemudian gugah sifat mulia. Kita semua menginginkan menjadi bagian dari sesuatu
yang lebih besar dari diri kita sendiri, menjadi berarti bagi dunia dan orang-orang di dalamnya,
untuk bisa menyatakan bahwa kita bangkit menjadi lebih tinggi, mengambil sikap, menggapai
lebih, dan melakukan apa yang baik dan benar dan terhormat. Menggugah sifat baik dalam
diri orang-orang yang ingin kita pengaruhi bisa memberikan imbalan yang hebat untuk kita.
Agar dapat memiliki hubungan yang sejati dengan orang lain, kita harus memuliakan
martabat mereka. Dengan begitu, kita pun memuliakan martabat kita sendiri. Cobalah
menggugah sifat baik dan kita pun dapat menggerakkan orang banyak, dan menggerakkan
diri kita sendiri bersama dengan mereka.
Berbagi perjalanan. Manusia ingin merasa penting, dan cara terbaik untuk
menunjukkannya adalah dengan memperbolehkan mereka terhubung dengan sebuah kisah
yang lebih besar. Kehidupan personal dan profesional sudah semakin sering bertemu dalam
persimpangan yang autentik, dan hal ini kerap kali efektif dalam membangun sebuah
hubungan yang berpengaruh. Saat perjalanan kita menjadi perjalanan ‘kita’, ‘kita’ sama-sama
tertarik untuk melihat ke mana perjalanan ini mengarah.
Terakhir, berikan tantangan. Kompetisi adalah salah satu realitas yang paling menarik
di dunia. Koneksi diperlukan agar kita terus berusaha, sementara kompetisi diperlukan agar
kita terus berjuang. Jika ada seseorang yang ingin kita bantu untuk berubah, berikan sebuah
tantangan yang melibatkan kita berdua. Tidak ada yang oernah berkata bahwa tantangan itu
upaya yang bersih. Jangan ragu untuk mengotori diri demi kebaikan orang lain, dan mereka
pun akan bersedia untuk mengotori diri demi kita.
Bagian terakhir adalah Cara Menuntun Perubahan Tanpa Penolakan atau Kebencian.
Pertama, Awali dengan Positif. Awali percakapan dengan apresiasi yang jujur dan tulus,
lawan bicara kita pun bisa lebih bersedia menerima ide-ide kita dan sikap menolak atau
melawan yang ditunjukkan pun tidak lebih besar. Untuk menghindari kritik terlalu banyak,
ada hal-hal yang perlu diperhatikan, pertama, pujian yang kita lontarkan harus tulus dan dari
dalam hati. Kedua, kita harus bisa menciptakan arus yang mulus dari satu titik ke titik lain.
Ketiga, setelah memuji, lebih baik kita memberikan saran yang membangun ketimbang kritik.
Mengawali dengan pujian dan apresiasi akan membuat orang lain menjadi lebih bersedia
untuk melihat sudut pandang kita. Sebuah sudut pandang yang positif selalu menempatkan
interaksi di jalur yang positif.
Kedua, Akui kekurangan kita. Mengakui kesalahan diri, bahkan saat orang itu belum
memperbaikinya bisa membantu meyakinkan lawan bicara untuk mengubah perilakunya
sendiri. Dengan mengakui kesalahan sendiri, kita mengalihkan perhatian orang tersebut dari
kesalahannya. Saat kita mengakui kekurangan kita, rasa percaya pun terbangun dengan
sendirinya.
Ketiga, Sampaikan kesalahan tanpa menarik perhatian. Menarik perhatian secara
tidak langsung kepada kesalahan seseorang sangatlah berguna dalam menghadapi orang-
orang yang mungkin membenci kritik secara langsung. Terkadang cara terbaik untuk
memperbaiki sikap bukanlah dengan menghukum sikap yang salah secara terbuka, tetapi
memanfaatkan situasi yang ada untuk membangun kepercayaan diri dan koneksi yang lebih
dalam. Kita mendapat keuntungan dengan menarik orang-orang keluar dari kesedihan
mereka secepat mungkin. Lakukanlah dengan menyampaikan kesalahan mereka tanpa
menarik perhatian dan dengan mengembalikan kepercayaan diri dan kekuatan mereka.
Keempat, Lebih baik mengajukan pertanyaan daripada memberi perintah secara
langsung. Dengan bertanya, kita membuat orang-orang yang ingin kita pengaruhi menjadi
semakin terlibat. Melontarkan pertanyaan tidak hanya membuat sebuah perintah terdengar
lebih menyenangkan dan mengurangi rasa jengkel, sering kali tindakan ini memancing
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan masalah yang ada. Pertanyaan memungkinkan
kita untuk menciptakan sebuah percakapan melalui medium apa pun yang bisa menuntun
semua pihak yang terlibat ke tempat yang lebih baik. Dan, pertanyaan memungkinkan semua
orang merasa bahwa mereka terlibat dalam membentuk hasil yang didapatkan.
Kelima, Peringan kesalahan. Untuk menghindari masalah yang semakin buruk, ada
yang perlu diperhatikan, pertama akui bahwa kesalahan telah terjadi, tetapi lakukan dengan
halus, lalu kenali dan tuturkan peran kita, walaupun kecil. Ketiga, pusatkan perhatian pada
hasil baik yang diperoleh. Terakhir, jika bisa melakukannya tanpa membuat orang lain terlihat
bersalah, utarakan masalah dari perspektif yang luas. Jika kita meringankan kesalahan, kita
tidak hanya menyelamatkan jiwa orang tersebut, kita juga membangun kepercayaan diri dan
rasa percaya ke dalam hubungan kita dengan orang tersebut.
Keenam, Fokus pada kemajuan. Pujian dan semangat, dua elemen penting dalam
memotivasi seseorang untuk mewujudkan potensi mereka, untuk memperbaiki atau
mengatasi tantangan. Untuk memuji orang di sekitar kita, kita harus memuji dari hati, puji
secepat mungkin, pujilah dengan spesifik, dan pujilah orang di depan umum. Ingatlah,
kemampuan menjadi layu saat didera kritik dan mekar saat diberi semangat. Berfokuslah
pada kemajuan maka kita pun membawa bakat orang lain ke titik maksimum.
Ketujuh, Sematkan reputasi yang baik kepada orang lain. Agar dapat mengubah
perilaku seseorang, ubahlah level kehormatan yang diterimanya dengan memberikan
reputasi bagus yang bisa diembannya. Bersikaplah seakan-akan sifat yang berusaha kita
inginkan dari dirinya sudah menjadi salah satu bagian dari karakteristik luar biasa orang
tersebut.
Terakhir, Terus terhubung pada pijakan yang sama. Pijakan yang sama itu begitu
penting agar seorang pemimpin dapat mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain dengan
efektif. Semakin banyak yang kita ketahui dari orang lain dan semakin banyak yang orang lain
ketahui dari kita, akan lebih mudah untuk menemukan pijakan bersama untuk mendasari
seluruh kreativitas dan kolaborasi di masa depan. Upaya terhebat adalah upaya yang saling
tergantung dan interaktif. Pada akhirnya, seni mendapatkan teman dan mempengaruhi orang
lain ditentukan oleh aktivitas menjalin hubungan dan terus berhubungan dalam pijakan yang
sama.

MUHAMMAD FADJAR LAGONAH


D-III KEPABEANAN DAN CUKAI
KELOMPOK 6 ASISTENSI PUTRA

Anda mungkin juga menyukai