Makalah Public Relation

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERILAKU DAN ETIKA PROFESI FARMASI

“PUBLIC RELATION”

Dosen Pengampu : Melizsa, S.Si., M.M.

Disusun Oleh :
Amini Sulistyowati : 181040400285
Catur Indah Apridayanti : 181040400304
Leni Rahmawati : 181040400088
Marwansyah : 181040400314
Nia Santika : 181040400300
Novia Anggraini K.P. : 181040400296
Siti Mutoyah : 181040400273

DIII FARMASI

STIKES KHARISMA PERSADA

TANGERANG SELATAN

2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkatrahmat-
Nya hingga saat ini kita masih diberi umur dan kesehatan, terlebih penulis
dapatmenyelesaikan makalah akhir ini dengan tepat lancar dan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Peran Public Relation” ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi, selain itu tulisan ini berguna untuk
memberikan informasi tentang Public Relation dan media pembelajaran bagi masyarakat dan
khusunya bagi penulis.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, penulis megucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Etika dan Perilaku
Profesi Farmasi Miss Melizsa, S.Si., M.M., dan keluarga serta rekan-rekan kelas 2D yang
telah membantu secara moril ataupun materil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki kekurangan itu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Tangerang Selatan, 02 Mei 2019

Penulis

i|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... iii
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... iii
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... iii
C. TUJUAN .................................................................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 1
A. PUBLIC RELATION ................................................................................................................. 1
1. Pengertian ............................................................................................................................... 1
2. Pentingnya Public Relation (PR) ............................................................................................ 1
3. Persyaratan Menjadi Public Relation (PR) ............................................................................. 2
4. Tujuan Universal Public Relations ......................................................................................... 3
5. Fungsi dan Kegiatan Utama Public Relations......................................................................... 3
B. HUMAN RELATION ................................................................................................................ 3
1. Pengertian ............................................................................................................................... 3
2. Fungsi Human Relations ......................................................................................................... 4
3. Hambatan Human Relations ................................................................................................... 4
C. PROFESI..................................................................................................................................... 4
1. Pengertian ............................................................................................................................... 4
2. Karakteristik Profesi ............................................................................................................... 5
3. Syarat Profesi .......................................................................................................................... 6
D. PROFESIONAL ......................................................................................................................... 7
1. Pengertian Profesional ............................................................................................................ 7
2. Ciri-ciri Profesional ................................................................................................................ 7
3. Perbedaan antara profesi dan profesional : ............................................................................. 8
E. Menjalin Hubungan dengan Profesi Lain ................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14

ii | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Public relation (PR) memiliki peran penting baik bagi lembaga maupun bagi
publik eksternal. PR berperan untuk memberikan informasi secara tepat, akurat sehingga
mampu diterima dan dapat dipahami oleh publik. Ketika informasi yang diterima oleh
publik sudah dapat dipahami tentunya anggapan ketidak pedulian suatu lembaga dapat
berubah menjadi sebuah pengertian tentang apa yang telah dilakukan oleh lembaga
tersebut dan mampu memberikan citra yang positif. PR mempunyai peran kunci untuk
menciptakan ketertarikan publik dengan cara menarik simpati melalui strategi PR secara
efektif dan dijalankan sesuai dengan situasi yang ada tentu akan mampu menciptakan
sikap simpati tersebut kepada lembaga.

Human Relation dalam aktivitas manajemen organisasi atau lembaga menitik-


beratkan kepada suatu upaya agar para karyawan terintegrasi kedalam situasi untuk
saling bekerja sama antar karyawan dalam satu tim kerja (team work), meningkatkan
produktivitas, dan memperoleh kepuasan dalam bekerja. Kegiatan Human Relations
tidak terlepas dari konsep manajemen yang membantu mengarahkan setiap kegiatan
Human Relations berlangsung.

Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari sering kali digunakan untuk


menunjukkan tentang pekerjaan seseorang. Misalnya seseorang yang kerjanya di sawah
dan di ladanga dikatakan profesinya sebagai petani dan orang yang pekerjaannya
mengajar dikatakan profesinya sebagai guru. Jadi istilah profesi dalam konteks ini sama
artinya dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurang tepatan dalam pemahaman makna profesi padankehidupan sehari-hari, maka
perlunya adanya pelurusan pemahaman dalam memaknai arti profesi. Karena dalam
kenyatannya tidak semua pekerjaan yang di lakukan orang atau masyarakat dapat disebut
sebagai profesi. Namun hanya pekerjaaan-pekerjaan yang mmenuhi kriteria-kriteria
tertentu saja yang dapat di katakana sebagai profesi dan tidak semua pekerjaan dikatakan
sebagai profesi. Tidak hanya itu karena dalam sebuah profesi itu juga ada sebuah norma-
norma yang mengikat yag sering disebut sebagai kode etik profesi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Public Relations dan Human Relations?


2. Apa pengertian Profesi dan Profesional?
3. Bagaimana caranya menjalin hubungan dengan profesi lainnya?

iii | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i
C. TUJUAN

4. Mengetahui pengertian Public Relations dan Human Relations


5. Mengetahui pengertian dan peredaan dari Profesi dan Profesional
6. Mengetahui cara menjalin hubungan dengan profesi lainnya

iv | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i
BAB II

PEMBAHASAN

A. PUBLIC RELATION

1. Pengertian

Public Relation adalah jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan


publiknya, terutama tercapainya mutual standing (saling pengertian) antara
perusahaan dengan publiknya (Ardianto,2004: 3) (1)
Menurut Institut Hubungan Masyarakat Inggris, Public Relation adalah
upaya terencana dan berkelanjutan yang disengaja untuk membangun dan
memelihara saling pengertian antara suatu organisasi dan berbagai publiknya. (2)
Dari pengertian tersebut, kita bisa simpulkan perlunya upaya yang
disengaja untuk membagun dan mempertahankan rasa saling menguntungkan
antara organisasi dan para pemangku kepentingannya. Mereka yang
membutuhkan dukungan dan dukungan untuk bertahan hidup dalam jangka
panjang. Intinya adalah kesuksesan seorang individu pada organisasi dan bahkan
suatu bangsa tidak sepenuhnya merupakan kegiatan internal.

2. Pentingnya Public Relation (PR)

Sebuah survei yang diadakan oleh American Advertising Federation(AFF)


tentang 1.800 eksekutif bisnis. Para eksekutif diberi pertanyaan departemen mana
yang paling penting bagi keberhasilan perusahaan mereka. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa PR menduduki tingkat tiga teratas setelah pengembangan
produk dan perencanaan strategis, kemudian disusul oleh periklanan,
penelitiandan pengembangan (Litbang), dan hukum. Hal ini dapat dilihat
dari tabel :

Nama Departemen Persentase

Pengembangan produk 29 %
Perencanaan strategis 27 %
Public Relations 16 %
Periklanan 10 %
Penelitian dan Pengembangan (Litbang) 4%
Strategi keuangan 4%

1|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi


Hukum 3%

Tabel 1
Sumber : buku Hubungan Media Konsep dan Aplikasi, 2008

Tabel diatas menguatkan bahwa PR menjadi kegiatan yang sangat penting


saat ini. Dalam konsep marketing kuno dikenalkan dengan 4P
(product, price, place, dan promotion), tetapi dewasa ini 4P sudah banyak
ditinggalkanorang, tetapi saat ini diperkenalkan dengan 6P. Dua yang lain
adalah power dan public relatios (Nurudin, 2008:5) (3)

3. Persyaratan Menjadi Public Relation (PR)


Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang ingin
menjalankan fungsi PR, diantaranya yaitu :

a) Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi)


Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam bentuk lisan
dan tulisan, yakni seorang PR harus mampu berbicara di depan umum,
seperti dapat melakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya
pengumpulan fakta dan data, dan dapat diwawancarai oleh pers atau
wartawan sebagai sumber berita. Dalam komunikasi tulisan harus mampu
membuat Press Release, menulislaporan, membuat naskah pidato untuk
manajemen, menulis konsep iklan layanan masyarakat, menulis brosur
atau selebaran, dan bentuk komunikasi tulisan lainnya.

b) Ability to organize (kemampuan manajerial atau kepemimpinan)


Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat
diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah dalam dan luar
perusahaan, termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan
dan melaksanakannya.

c) Ability to get on with people (kemampuan bergaul atau membina relasi)


Kemampuan bergaul atau membina relasi artinya harus mampu
berhubungan dengandan bekerjasama dengan berbagai macam orang, dan
mampu menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berbeda
atau sama tingkatannya.

d) Personality Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau jujur)


Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang PR harus
memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya
oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai orang yang memiliki
kepribadian utuh atau jujur.

e) Imagination (banyak ide dan kreatif)


Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian
seorang PR harus memilikiwawasan yang luas, mengetahui benang
merah persoalan serumit apapun.

2|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi


4. Tujuan Universal Public Relations

Public Relations memiliki tujuan yang universal diantaranya, yaitu :

a) Menciptakan public understanding (pengertian publik).


Pengertian belum berarti persetujuan/penerimaan, dan persetujuan belum
berarti penerimaan. Disini public memahami organisasi/perusahaan
tersebut dalam masalah produk/jasa, aktivitas-aktivitas, reputasi,
perilaku manajemen, dsb.
b) Menciptakan public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap
perusahaan)
c) Menciptakan public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap
perusahaan) baik itu dalam bentuk material maupun spiritual
d) Menciptakan public Coorperation (adanya kerjasama dari publik terhadap
perusahaan)

5. Fungsi dan Kegiatan Utama Public Relations

Tiga fungsi utama Public Relations sebagai berikut (4) :

a) Bertindak sebagai communicator dalam kegiatan komunikasi pada


organisasi perusahaan, prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik
(two way traffic reciprocal communication). Dalam hal ini, di satu pihak
melakukan fungsi komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian
pesan dan menciptakan opini publik (public opinion).
b) Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif dan baik
dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan
eksternal. Khususnya dalam menciptakan saling mempercayai (mutually
understanding) dan saling memperoleh manfaat bersama (mutually
symbiosis) antara lembaga/organisasi perusahaan dan publiknya.
c) Peranan back up management dan sebelumnya dijelaskan bahwa fungsi
Public Relations melekat pada fungsi manajemen, menurut teori bahwa
proses tersebut melalui tahapan yang terkenal POAC, yaitu singkatan dari
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating
(penggiatan), dan Controlling (pengawasan).
d) Menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image) yang
merupakan tujuan (goals) akhir dari suatu aktivitas program kerja PR
campaign (kampanye PR), baik untuk keperluan publikasi maupun
promosi.

B. HUMAN RELATION

1. Pengertian

Human relation adalah komunikasi antar pribadi yang manusiawi, berarti


komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan
komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan
3|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi
bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu
komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran
informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial ( Alo, 1997
).(5)

Menurut Onong (2001: 138), Human Relation sebagai hubungan manusia,


bukan hubungan manusiawi hanya saja Human Relation di sini sifat hubungan
tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antar orang-orang
yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang sangat
mendalam. (6)

2. Fungsi Human Relations

Menurut Djaja (Dalam Yuningsih 2011), fungsi Human Relation yaitu :

a) Mencegah salah pengertian antara pimpinan dan bawahan.


b) Mengembangkan kerja sama antara pimpinan dan bawahan.
c) Dapat membentuk suatu teamwork yang efektif.
d) Mengerahkan individu dalam kelompok pada suatu tujuan.

3. Hambatan Human Relations


Hambatan Human Relations pada umumnya mempunyai dua sifat, yaitu
objektif dan subjektif. Hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan
halangan terhadap jalannya human relations yang tidak disengaja dibuat oleh
pihak lain, tetapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan,
misalnya gangguan kebisingan lalu lintas terhadap ceramah di sebuah tempat di
tepi jalan raya merupakan rintangan yang bersifat objektif. Rintangan atau
hambatan yang bersifat objektif ini mungkin pula disebabkan oleh kurangnya
kemampuan berkomunikasi, misalnya seseorang memiliki field of experience
yang tidak in tune antara komunikator dengan komunikan, pendek atan penyajian
yang kurang baik, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru dan
sebagainya.
Hambatan yang bersifat subjektif ialah yang sengaja dibuat oleh oranglain
sehingga merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha komunilasi.
Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya karena adanya pertentangan
kepentingan, prejudice, tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya.

C. PROFESI

1. Pengertian

Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan . (John
M. Echols & Hassan Shadily, 1990: 449)(7)

4|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi


Para ahli juga mengemukakan pengertian dari profesi, berikut enam diantaranya :
(8)

a) SCHEIN, E.H (1962)

Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set
norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di
masyarakat

b) HUGHES, E.C (1963)

Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang


apa yang diderita atau terjadi pada kliennya

c) DANIEL BELL (1973)

Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang


diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh
sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab
pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika
layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide,
kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat
mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat

d) PAUL F. COMENISCH (1983)

Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama

e) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian


(ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu

f) K. BERTENS

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki


cita-cita dan nilai-nilai bersama

2. Karakteristik Profesi

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi.


Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah
diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:

a) Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis

5|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi


Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif
dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan
bisa diterapkan dalam praktik.
b) Asosiasi profesional
Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya,
yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan
khusus untuk menjadi anggotanya.
c) Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam
jenjang pendidikan tinggi.
d) Ujian kompetensi
Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
e) Pelatihan institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan
istitusional di mana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan
melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
f) Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga
hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
g) Otonomi kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
h) Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
i) Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih
senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling
tinggi.
j) Layanan publik dan altruisme
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan
selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
k) Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan
imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap
sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan
bagi masyarakat.

3. Syarat Profesi
Secara umum, terdapat beberapa syarat pada suatu profesi. Adapun syarat-syarat
profesi adalah sebagai berikut:

 Memiliki pengetahuan khusus di suatu bidang ilmu tertentu.

6|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi


 Melibatkan berbagai kegiatan intelektual.
 Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi
bukan hanya sekedar latihan saja.
 Membutuhkan latihan yang berkesinambungan di dalam melaksanakan
pekerjaannya atau jabatannya.
 Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan
pribadi.
 Adanya organisasi para profesional sesuai dengan bidang profesi.
 Terdapat kode etik atau standar baku dalam pelaksanaan pekerjaannya.

D. PROFESIONAL

1. Pengertian Profesional

Profesional adalah seseorang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang


dilakukan dengan kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai
moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan.(9)
Pengakuan professional didasarkan atas keahlian tekhnis yang diperoleh
melalui pendidikan dan latihan yang membutuhkan waktu lama. Seseorang yang
professional adalah ahli yang terlatih dalam suatu bidang tertentu yang spesifik.
Dengan keahliannya diharapkan bahwa ia dapat melakukan pengambilan
keputusan teknis yang paling sesuai dan sebaik-baiknya dalam bidang
keahliannya untuk kepentingan orang yang dilayaninya.
Hal ini berkaitan dengan etika profesi yang fungsi utamanya ialah untuk
meningkatkan nilai sosial profesi itu sendiri dengan cara melaksanakan
pengembangan profesi, peningkatan pengertahuan dan lebih memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan profesinya untuk melayani mereka yang
membutuhkan.
Ada 3 hal terutama dan terpenting dalam hidup orang profesional. Tanpa 3
hal tersebut, maka seseorang tidak bisa dikatakan sebagai orang profesional.

Apa saja 3 hal penting itu?

 Skill (keterampilan): orang yang benar-benar harus memiliki keahlian di


suatu bidang tertentu.
 Knowledge (pengetahuan): orang yang harus menguasai suatu
pengetahuan sesuai keahliannya dan juga minimal berwawasan mengenai
ilmu lain yang berkaitan dengan bidangnya.
 Attitude (sikap): orang yang bukan hanya pintar, akan tetapi harus
memiliki etika dan sikap baik yang diterapkan di dalam bidangnya.

2. Ciri-ciri Profesional
Berikut ini ciri-ciri orang profesional, yaitu:

a) Orang profesional memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi.


b) Orang profesional memiliki kode etik.
7|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi
c) Orang profesional memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang
tinggi.
d) Orang profesional memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.
e) Orang profesional memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan
program kerja.
f) Orang profesional menjadi anggota organisasi dari profesinya.

7 Strategi menjadi pribadi yang profesional(10)

a) Kembangkan keahlian (Expert)


b) Mahir membangun hubungan (Relationship)
c) Tingkatkan kemampuan berkomunikasi (Comunicator)
d) Hasilkan yang terbaik (Excellent)
e) Berpenampilan menarik (Good looking)
f) Kehidupan yang seimbang (Balance of life)
g) Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong value)

3. Perbedaan antara profesi dan profesional :

PROFESI :
 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

PROFESIONAL :
 Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
 Hidup dari situ.
 Bangga akan pekerjaannya.

E. Menjalin Hubungan dengan Profesi Lain

Hubungan apoteker dengan sejawat petugas kesehatan lainnya adalah hubungan


harmonis yang saling memahami hak dan kewajiban masing-masing profesi tenaga
kesehatan. Adapun tenaga kesehatan lain yang dimaksud antara lain:

1. Tenaga medis, meliputi dokter dan dokter gigi


2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan (Depkes, 1996)
3. Tenaga kefarmasian, dalam hal ini selain apoteker yakni tenaga teknis
kefarmasian meliputi sarjana farmasi, analis farmasi, dan tenagamenengah
farmasi/asisten apoteker (Depkes, 1996; Depkes, 2009)
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikribiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator
kesehatan dan sanitarian
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasioterapis, dan ter apis
wicara
8|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi
7. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik,
teknisi transfusi dan perekam medis

Kerja sama antar profesi di bidang kesehatan diperlukan agar pengobatan yang
rasional dapat tercapai. Penelitian model hubungan kolaborasi antara dokter dan
apoteker seperti yang diusulkan oleh McDonough dan Doucette menyatakan bahwa
apoteker berperan sebagai langkah awal untuk menetapkan kolaborasi dalam
membangun hubungan kerja yang kuat dengan dokter. Perlu dilakukan langkah
pendekatan untuk pengembangan kolaborasi hubungan kerja antara dokter dan
apoteker.

Penelitian yang dilakukan oleh Zullies Ekawati mengungkapkan bahwa


hubungan kedua profesi tersebut masih berada pada tahap 0, artinya dokter dan
apoteker di rumah sakit hanya saling mengenal dan saling mengetahui keberadaannya,
serta hubungan masih hanya sebatas ketika apoteker menerima resep dari dokter,
kemudian diracik obat sesuai dengan resep lalu menyerahkannya kepada pasien.1
Penelitian model hubungan kerja kolaboratif yang diusulkan oleh McDonough dan
Doucette sudah lama diaplikasikan di luar negeri dalam tatanan kesetaraan di kedua
profesi tersebut, sedangkan di Indonesia kedua profesi tersebut masih dianggap belum
setara, hal ini dapat dilihat di rumah sakit yang belum memiliki tenaga farmasi
klinik.(11)

Dokter mangandalkan pengetahuan apoteker


tentang obat dan apoteker percaya pada Langkah 4
informasi klinis dari dokter

Dokter dan apoteker memelihara komunikasi


dan apoteker harus memberikan kepercayaan
Langkah 3
kepada dokter tentang kelimuannya

Dokter mulai merujuk pasien ke apoteker


terkait obat dimana dokter akan
mengevaluasi kompetensi apoteker Langkah 2

Meningkatkan kualitas hubungan dimana


apoteker yang memulai hubungan
komunikasi dengan dokter Langkah 1

Mengenal dan diskusi yang terjadi hanya


sabatas apoteker bertanya tentang sesuatu
Langkah 0
yang tidak jelas dalam resep

Gambar 1 Model Hubungan Kolaboratif Dokter-Apoteker oleh McDonough


dan Doucette
Sumber: Randal and William, 2001. (Journal of the American Pharmaceutical
Association)

9|Makalah Perilaku dan Etika Profesi Farmasi


Dalam kode etik apoteker Indonesia pada Bab IV. Kewajiban Apoteker terhadap
sejawat petugas kesehatan lain. Disebutkan Pasal 13 : (12)
“Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun
dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,menghargai dan
menghormati Sejawat Petugas Kesehatan”

Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga


profesi kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat. Pada pasal 14 disebutkan
bahwa (12)
“Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau
perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya. Bilamana seorang
Apoteker menemui hal-hal yang kurang tepat dari pelayanan profesi tenaga
kesehatan lainnya, maka Apoteker tersebut harus mampu
mengkomunikasikannya dengan baik kepada tenaga kesehatan tersebut, tanpa
yang bersangkutan harus merasa dipermalukan”.

1. Hubungan Farmasis dengan rekan sejawat

Hubungan farmasis dengan farmasis termasuk kedalam hubungan antar


professional yang terjalin didalam suatu ruang lingkup yang sama dan di dalam
satu tempat. Hubungan ini biasa terjadi antara apoteker dengan apoteker atau
apoteker dengan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga kefarmasian terdiri dari
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Hubungan tenaga teknis kefarmasian
dengan apoteker adalah hubungan yang penting karena apoteker adalah sebagai
penanggung jawab apotek yang mana dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh tenaga teknis kefarmasian.

Tanpa adanya keharmonisan maka akan menghambat keduanya dalam


melaksanakan tugasnya. Hubungan apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
terletak pada saat adanya permintaan resep dari dokter kepada apoteker yang
dibantu tenaga tekniskefarmasian agar menyediakan obat yang ditujukan kepada
pasien dan apabila ditemukan hal-hal yang meragukan apoteker atau tenaga
teknis kefarmasian dapat menghubungi dokter untuk berkonsultasi mengenai
obat-obatan yang akan diberikan kepada pasien sehingga pasien benar-benar
mendapatkan obat yang tepat dan aman tanpa khawatir adanya interaksi obat
yang membahayakan. Sebagaimana tertera pada hasil kongres nasional ke XVIII
ikatan sarjana farmasi Indonesia tentang kode etik apoteker Indonesia pada
pasal 10 bab III disebutkan kewajiban apoteker terhadap teman sejawat, bahwa
Seorang apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan.

2. Hubungan Farmasis dengan Dokter

Untuk menjalin suatu hubungan antar professional farmasis dengan dokter


supaya terjalin komunikasi yang baik, seorang farmasis harus mengetahui lebih
dahulu apa yang menjadi tanggung jawab seorang farmasis dalam pelayanan
kefarmasian. Adanya pemahaman yang baik antar kedua profesi ini, akan sangat
10 | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i
memudahkan farmasis dan dokter berkomunikasi. Dokter juga harus selalu
bersikap ramah namuntetap bertanggung jawab dan memperhatikan aspek
medikolegal dalam menjalankan hubungan kerja professional dengan profesi
lain.

Dokter wajib memahami semua peraturan perundangan yang berlaku di


bidang kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan praktik kedokteran.
Dalam hubungan antar farmasis dan dokter, biasanya seorang dokter selalu
bertanya atau berkomunikasi dengan farmasis didepo farmasi mengenai info
obat yang tersedia di tempat mereka bekerja. Begitu juga dengan farmasis,
mereka harus selalu memberitahu informasi terbaru mengenai obat di depo
farmasi. Jika dokter lupa memberikan aturan pakai dalam resep obat yang akan
ditebus di depo farmasi, biasanya farmasis akan langsung menghubungi dokter
untuk bertanya tentang kelengkapan resep tersebut

3. Hubungan Farmasis dengan Perawat

Hubungan antar farmasis dengan perawat tidak jauh beda dengan


hubungan dokter dan farmasis. Hanya bedanya seorang perawat akan lebih
banyak bertanggung jawab terhadap pasien yang dirawatnya dalam memberikan
obat. Selain itu perawat juga harus banyak berkomunikasi dengan farmasis
dalam pemberian dan pendistribusian obat terhadap pasiennya. Perawat juga
wajib menegur farmasis bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan
memastikan terlebih dahulu dosis yang akan diberikan ke pasien. Terkadang
perawat hanya memberikan resep yang diberikan dokter untuk ditebus di depo
farmasi untuk pasien rawat inap.

11 | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Public Relation adalah upaya terencana dan berkelanjutan yang disengaja untuk
membangun dan memelihara saling pengertian antara suatu organisasi dan
berbagai publiknya. Diperlukan upaya yang disengaja untuk membagun dan
mempertahankan rasa saling menguntungkan antara organisasi dan para
pemangku kepentingannya. Mereka yang membutuhkan dukungan dan dukungan
untuk bertahan hidup dalam jangka panjang. Intinya adalah kesuksesan seorang
individu pada organisasi dan bahkan suatu bangsa tidak sepenuhnya merupakan
kegiatan internal.
2. Human relation adalah komunikasi antar pribadi yang manusiawi, berarti
komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan
komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan
bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu
komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran
informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial ( Alo, 1997 )
3. Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi
mempunyai karakteristik dan ciri tersendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya.
4. 3 hal terpenting dalam hidup orang profesional :
 Skill (keterampilan)
 Knowledge (pengetahuan)
 Attitude (sikap)
5. Perbedaan antara profesi dan profesional yaitu :

PROFESI :
 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

PROFESIONAL :
 Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
 Hidup dari situ.
 Bangga akan pekerjaannya.

6. Kerja sama antar profesi di bidang kesehatan diperlukan agar pengobatan yang
rasional dapat tercapai. Penelitian model hubungan kolaborasi antara dokter dan
12 | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i
apoteker seperti yang diusulkan oleh McDonough dan Doucette menyatakan
bahwa apoteker berperan sebagai langkah awal untuk menetapkan kolaborasi
dalam membangun hubungan kerja yang kuat dengan dokter. Perlu dilakukan
langkah pendekatan untuk pengembangan kolaborasi hubungan kerja antara
dokter dan apoteker.

13 | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i
DAFTAR PUSTAKA

1. Elvinaro Ardianto dalam buku Public Relations hal.3 tahun 2004


2. International Journal of International Relations, Media and Mass Communication
Studies Vol.1, No.4, pp.10-18, December 2015. (Published by European Centre for
Research Training and Development UK (www.eajournals.org))
3. Nurudin. 2008. Hubungan Media Konsep dan Aplikasi hal 5.
4. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01173-
MC%20Bab2001.pdf (Diakses tgl 03 Mei 2019)
5. Jurnal Analisis Pengaruh ( Human Relation / Hubungan Antar Manusia ) Dan
Kondisi Fisik Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja Dan Karyawan PT. Karunia
Adijaya Mandiri. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi : 2-3 (
http://eprints.dinus.ac.id/17244/1/jurnal_16187.pdf)
6. Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Erlangga.
Jakarta
7. M. Echols & Shadily, John & Hasan.1990. Kamus Besar Bahsa Inggris. 449.
8. https://www.academia.edu/8556747/Definisi_para_ahli (diakses tanggal 4 Mei 2019)
9. https://www.finansialku.com/6-kata-prinsip-hidup/ (diakses tanggal 4 Mei 2019)
10. https://www.terjemahinggrisindonesia.com/strategi-menjadi-pribadi-yang-
profesional.html (diakses 8 Mei 2019)
11. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 6, Nomor 3, September 2017 :211
12. Kode Etik Apoteker Indonesia. Bab IV Pasal 13,14

14 | M a k a l a h P e r i l a k u d a n E t i k a P r o f e s i F a r m a s i

Anda mungkin juga menyukai