Hambatan Komunikasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

HAMBATAN KOMUNIKASI

Oleh :
Kelompok 4

Nama Anggota :

1. Ni Gusti Ayu Nyoman Tri Suriasiah (P07120018159)


2. Ni Kadek Sumalini (P07120018175)

Kelas : 2.5

Program Studi : D-III Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Hambatan
Komunikasi" mata kuliah Komunikasi di Politeknik Kesehatan Denpasar tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai
pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan
makalah ini.

Denpasar, 15 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................. 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Komunikasi .......................................................................... 3

2.2 Hambatan Komunikasi .......................................................................... 4

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Dalam Pelayanan


Keperawatan ........................................................................................... 6

2.4 Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi .............................................. 9

BAB III ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

3.1 Simpulan ................................................................................................ 13

3.2 Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi sangat dibutuhkan dimanapun dan kapanpun untuk mulai


bersosialisasi dengan siapa saja, jika kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik
akan menimbulkan masalah bagi lawan bicara kita. Untuk itu pastinya kita
harus mengetahui bagaimana cara komunikasi yang baik terutama dalam proses
keperawatan karena hambatan hambatan dalam komunikasi akan
mengakibatkan baik buruknya komunikasi yang dilakukan, supaya terikat
komunikasi yang baik antara pasien dengan perawat yang merawatnya. Dengan
berkomunikasi maka, dapat memudahkan kita dalam melakukan tindakan.

Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu


dengan kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan
menggunakannya dalam berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang
diucapkan seseorang adalah komunikasi, diamnya seseorang adalah
komunikasi, tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya
seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan
interaktif dan menjadi lebih dinamis.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian komunikasi ?
1.2.2 Apa saja hambatan dalam komunikasi ?
1.2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan
keperawatan ?
1.2.4 Bagaiamana cara menangani hambatan dalam komunikasi ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Agar dapat mengetahui pengertian komunikasi.
1.3.2 Untuk mengetahui hambatan dalam komunikasi.
1.3.3 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam
pelayanan keperawatan
1.3.4 Untuk mengetahui cara menangani hambatan dalam komunikasi.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam mengetahui apa saja
hambatan komunikasi agar dapat berkomunikasi dengan baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare –
communicatio dan communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan
dengan sistem penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf,
radio, dan sebagainya. (Anjaswarni 2016). Beberapa pengertian komunikasi
disampaikan oleh beberapa ahli berikut.
a. Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar
pikiran, ide, atau informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.
(Chitty (1997) dalam Anjaswarni 2016).
b. Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997) dalam Anjaswarni 2016)
menjelaskan bahwa komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku
seseorang secara sadar ataupun tidak sadar yang dapat memengaruhi
orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi
juga termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan simbol-
simbol. Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi
dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian, dan
penerimaan berita, ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Lebih kompleks, komunikasi didefinisikan sebagai berikut :
a. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari
komunikator kepada komunikan, baik yang disadari maupun
tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi
wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan
tujuan untuk memengaruhi orang lain.
b. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang
senantiasa berubah.

3
Komunikasi akan berhasil ketika komunikan mengerti pesan
yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan harus
mendapatkan pesan yang tepat dan sama persis yang
disampaikan oleh komunikator. Dari pengalaman kita sendiri,
kita tau bahwa komunikasi tidak dapat 100% lengkap atau
sempurna. Jadi banyak faktor yang terlibat dalam proses
komunikasi dan sesuatu yang dapat salah dalam melakukan
komunikasi. Jadi, ada banyak alasan dalam kegagalan
berkomunikasi atau misskomunikasi. Andriyanto, A. (2019).

Komunikasi adalah fenomena multi-dimensi, multi-faktorial dan


proses yang dinamis dan kompleks, berkaitan erat dengan
lingkungan di rumah sakit atau tempat-tempat terkait. Perawat
di rumah sakit perlu meningkatkan keterampilan mereka dalam
komunikasi untuk meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian ini
melakukan tinjauan sistematis untuk menggambarkan hambatan
komunikasi antara perawat dan pasien di rumah sakit, Menurut
Klimova, B. F., & Semradova, I. (2012).

2.2 Hambatan Komunikasi


A. Hambatan dari proses komunikasi
1. Hambatan dari pengirim pesan.
Pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau
pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional
2. Hambatan dalam penyediaan atau simbol.
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak
jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang
dipergunakan antara pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa
yang dipergunakan terlalu sulit

4
3. Hambatan media.
Hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan
4. Hambatan dalam bahasa sandi.
Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
5. Hambatan dari penerima pesan.
Kurangnya perhatian pada saat penerima atau mendengarkan
pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
6. Hambatan dalam memberikan umpan balik.
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya
akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak
jelas dan sebagainya.

a. Hambatan fisik.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain-lain.
Misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya
b. Hambatan semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak
jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
c. Hambatan psikoogis.
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya: perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima
pesan. (Sarfika, R, dkk 2018)

5
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Dalam Pelayanan
Keperawatan

Setiap orang mempunyai sifat yang unik dan masing-masing dapat


membuat penafsiran dari pesan komunikasi yang dilakukan. Perbedaan
penafsiran yang disebabkan oleh beberapa hal dapat mengganggu jalannya
komunikasi yang efektif. Menurut Perry & Potter (1987), persepsi
seseorang,nilai,emosi,latar belakang budaya, dan tingkap pengetahuan
seseorang dapat mempengaruhi jalannya pengiriman dan penerimaan
pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan.
1. Persepsi
Persepsi adalah cara seseorang menyerap tentang sesuatu yang
ada disekelilingnya. Mekanisme penyerapan ini umumnya sangat
terkait dengan fungsi panca indra manusia. Persepsi seseorang juga
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Persepsi juga merupakan
kerangka tujuan yang mengharapkan hasil setelah mengobservasi
lingkungan.
Sebagai contoh, seorang mahasiswa praktik akan berpersepsi
bahwa seorang dosen adalah ancaman baginya tatkala dia melihat
dosen datang ke RS sedangkan dia tidak membawa tugas yang telah
ditentukan. Begitupula sebaliknya seorang mahasiswa akan
beranggapan bahwa dosen yang datang ke RS merupakan peluang
untuk menanyakan hal tidak akan terjadi proses komunikasi yang
belum diketahui.
Dari contoh tersebut, komunikasi mahasiswa yang menganggap
bahwa dosen merupakan ancaman tidak akan terjadi proses
komunikasi yang aktif , namun bagi mahasiswa yang menganggap
hadirnya dosen sebagai peluang, maka akan tercipta komunikasi yang
aktif, efektif, dan nyaman. Jadi , persepsi akan sangat mempengaruhi
jalannya komunikasi karena proses komunikasi harus ada persepsi dan

6
pengertian yang sama tentang pesan yang disampaikan dan diterima
oleh kedua belah pihak.

2. Nilai
Komunikasi yang terjadi antara perawat dengan klien juga
dipengaruhi oleh nilai-nilai dari kedua belah pihak. Nilai-nilai yang
dianut perawat dalam kontek komunikasi kesehatan tentunya beda
dengan nilai-nilai yang dimiliki klien. Komunikasi yang terjadi antara
perawat dan perawat atau kolega lainnya mungkin terfokus pada
bahasan tentang upaya peningkatan dalam memberikan pertolongan
malah kesehatan.
Sedangkan komunikasi dengan klien hendaknya lebih mengarah
pada memberikan support dan dukungan nasehat dalam rangka
mengatasi masalah klien. Dengan demikian perawat perlu memegang
nilai-nilai professional dalam berkomunikasi, perawat atau petugas
kesehatan yang lain tidak harus marah-marah ketika ada klien yang
tidak kooperatif terhadap rencana tindakan yang akan dilakukan,
namun harus lebih menggali semangat klien untuk cepat sembuh
melalui pendekatan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
3. Emosi
Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang
terjadi di sekelilingnya. Kekuatan emosi seorang dipengaruhi oleh
bagaimana kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain.Untuk membantu klien, seorang
perawat harus menghadirkan perasaannya, dia merasakan apa yang
dirasakan oleh kliennya.
Seorang perawat yang sedang memunyai konflik dalam
keluarganya pada saat dinas memberikan pelayanan kepada kliennya
tidak boleh menghadirkan suasana hatinya kepada klien. Perawat
harus dapat membedakan suasana emosi personal dengan suasana
emosi profesional. Komunikasi akan berjalan lancer dan efektif

7
apabila tenaga kesehatan termasuk perawat dapat mengelola
emosinya. Kemampuan professional seseorang dapat diketahui dari
emosinya dan menjadi ukuran awal seseorang dalam merasakan,
bersikap dan menjalankan hubungan dengan klien.
4. Latar Belakang Sosial Budaya
Latar belakang social budaya mempengaruhi jalannya
komunikasi. Orang arab akan meratap sedih dan menangis apabila ada
anggota keluarganys meninggal dunia, hal ini beda dengan orang
amerika golongan menengah yang sering menahan tangis secara
terbuka bila kehilangan orang yang dicintai. Sedihnya di pendam
untuk memperlihatkan ketegarannya kepada anggota keluarga yang
lain.Factor ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dapat
dijadikan pegangan bagi perawat dalam bertutur kata, bersikap dan
melangkah dalam berkomunikasi dengan klien.
5. Pengetahuan
Komunikasi sulit berlangasung bila terjadi perbedaan tingkat
pengetahuan dari pelaku komunikasi. Seorang perawat akan mudah
menyampaikan atau menjelaskan tentang penyebab meningginya
kadar gula darah kepada pasien DM yang mempunyai pengetahuan
tentang penyakitnya dibandingkan harus menjelaskan kepada orang
awam tentang kesehatan atau penyakit yang dideritanya.
Pada komunikasi yang pertama akan tercipta umpan balik
(feedback) sehingga terjadi komunikasi yang aktif, namun pada
contoh yang kedua,sifat komunikasinya cenderung satu arah karena
kemungkinan kecil terjadinya umpan balik.Dengan demikian perawat
dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pertumbuhan
dan perkembangan klien karena hal tersebut sangat terkait dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh klien.
6. Peran Dan Hubungan
Dalam berkomunikasi akan sangat baik bila mengenal dengan
siapa kita berkomunikasi. Berkomunikasi dengan orang yang sudah

8
kita kenal akan lebih merasa bebas dalam mengeluarkan ide atau
gagasan yang ingin disampaikan.
Kita akan merasa nyaman dalam menyampaikan ide atau
gagasan kepada individu yang mempunyai perkembangan positif dan
hubungan yang saling menyenangkan atau memuaskan. Kemajuan
hubungan perawat-klien adalah bila hubungab tersebut saling
menguntungkan dalam menjalin ide dan perasaannya. Komunikasi
efektif bila partisipan (perawat-klien) mempunyai efek/dampak yang
positif dalam menjalin hubungan sesuai dengan perannya masing-
masing.
7. Kondisi Lingkungan
Seorang perawat mempunyai wewenang untuk mengontrol
ketika klien datang agar suasana ruangan tidak ramai . perawat harus
dengan tenang dan jelas dalam memberikan informasi kepada klien
atau keluarganya, untuk itu diperlukan penataan suasana yang
memungkinkan dapat dilaksakannya komunikasi yang efektif.

2.4 Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi

Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan


ketidakefektifan komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan
beberapa hal berikut ini :

1. Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan
diawali oleh pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan
informasi sedemikian rupa agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim
pesan harus proaktif dalam membuat penerima mengerti dan memahami
pesan yang disampaikan.Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu
sesuai dengan apa yang di dengar. Untuk menghindarinya, hala – hal
yang diperhatikan adalah :

9
1. Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
2.Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
3.Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
4.Melakukan pengulangan jika diperlukan.
5.Menerima dan memberikan umpan balik.
6.Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
7.Mengembangkan sikap empati terhadap penerima.

2. Pesan

Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh


pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal
maupun pesan non verbal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
masalah, pengirim harus :

a. Menggunakan terminologi yang tepat.

b. Berbicara dengan jelas

c. Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan


penerima pesan untuk mendengarkan atau menerima
pesan.

d. Menggunakan volume suara yang sesuai.

3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali
atas seluruh proses komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan
memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin
bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima
pesan dan mengapa mereka menginginkannya.

Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh


penerima pesan untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan

10
penampilan. Dalam artian, penerima pesan aktif dalam proses
komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif,
hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :

a. Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan


momen prioritas. Jika memungkinkan melihat atau melakukan
kontak mata kepada pengirim pesan.
b. Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal
sama baiknya ketika mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk
non verbal yang menyajikan informasi berdasar pada apa yang ingin
disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang diberikan oleh
penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda.
Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata
merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.
c. Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
d. Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan.
Jangan berasumsi bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan
merupakan bentuk persetujuan dengan tujuan pengirim pesan.
Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.

4. Umpan Balik Pesan


Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap
pesan yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada
suara, dan bahasa tubuh ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai
bentuk umpan balik yang diberikan dapat berupa pengakuan, pengulangan,
dan parafrase.

Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa


penerima pesan telah menerima dan memahami pesan yang disampaikan.
Untuk pesan yang bersifat informatif yang rumit, pengakuan saja tidaklah
cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang disampaikan.

11
Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali
kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran serta penyampaian dan
penerimaan berita, ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih
kompleks komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran keseluruhan
perilaku komunikator kepada komunikan baik yang disadari maupun tidak
disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua
yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi orang
lain. Hambatan dalam komunikasi meliputi hambatan pengirim, hambatan
media, hambatan penerima pesan, hambatan semantik, hambatan
psikologis, hambatan fisik.

3.2 Saran
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, memiliki peran
yang sangat penting dalam komunikasi dalam melakukan pengkajian
terhadap pasien. Dimana perawat harus mengetahui hambatan dalam
berkomunikasi dengan pasien tanpa komunikasi proses keperawatan pun
tidak akan berjalan dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997 dalam Anjaswarni. 2016. Komunikasi

dalam Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Sarfika, R., Esthika Ariani, M., & Freska, W. 2018. Komunikasi Terapeutik dalam

Keperawatan. Padang:Andalas UniversityPress.

Perry & Potter (1987) dalam Nurhasanah, Nunung. 2009. Ilmu Komunikasi Dalam
Konteks Keperawatan Untuk Mahasiswa, Jakarta : TIM

Klimova, B. F., & Semradova, I. (2012). Barriers to communication. In Procedia -


Social and Behavioral Sciences (Vol. 31, pp. 207–211).
https://doi.org/10.1016/j.sbspr.2011.12.043Klimova, B. F., & Semradova, I.
(2012). Barriers to communication. In Procedia - Social and Behavioral Sciences
(Vol. 31, pp. 207–211). https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.12.043

Andriyanto, A. (2019). Communication Barrier between Nurse and Patient at The


Hospital: A Systematic Review. Journal of Health Policy and Management, 4(2),
105–110. https://doi.org/10.26911/thejhpm.2019.04.02.05

14

Anda mungkin juga menyukai