Analisis Perusahaan Kuliner

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN STRATEGIK

Analisis Industri Kuliner Dunia dan Indonesia

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategik

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
INDUSTRI KULINER

Industri kuliner baik di Indonesia maupun di Dunia terus berkembang. Kuliner bukan
lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia semata. Saat ini menjadi
gaya hidup baru dikalangan masyarakat. Era digitalisasi turut berdampak pada perluasan makna
kuliner. Dari kegiatan masak memasak dan menikmati makanan, menjadi kata yang erat kaitannya
dengan bisnis, trend, gaya hidup hingga kreativitas dan inovasi yang mengagumkan dalam
mengolah dan menyajikan. Kuliner bahkan hadir dalam bentuk Startup Food Tech yang
membantu dalam pemilihan kuliner yang menjadi banyak pembicaraan maupun sebagai Social
Proof sebelum pelanggan mencobanya.

ANALISIS STRATEGIS BERSAING ( 5 FORCE MODEL) : INDUSTRI KULINER

Portes’s Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk
memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di
dunia bisnis. Dengan menggunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami
kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang
direncanakan.

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Ancaman masuknya pendatang baru dalam bisnis kuliner ini sangat berpeluang besar,
dimana banyak startup yang semakin berkembang membuat sistem informasi dalam
berbagai fitur dan device. Dan juga inovasi dan kreativitas para Pendatang baru dalam
menciptakan ide-ide yang menarik minat konsumen. Dimana dengan semakin
banyaknya pendatang baru dalam bisnis ini menandakan bahwa ancaman ini memiliki
posisi yang sangat kuat dalam bisnis kuliner

2. Ancaman produk pengganti (Threat of substitutes)

Ancaman masuknya produk baru dalam dunia kuliner cukup besar, karena dunia kuliner
sendiri memiliki cakupan yang amat luas. Dewasa ini, Masyarakat sadar akan
pentingnya gaya hidup sehat, sehingga dalam perkembanganya fast food sudah lebih
lambat pergerakannya. Sekarang ini mulai digantikan oleh makanan sehat yang banyak
di minati Masyarakat, misal sekarang ini banyak restoran dengan label healthy food
dengan bahan-bahan organik.

3. Kekuatan tawar menawar pembeli (Bargaining power of Customers)

Konsumen pasti memilih produk dan jasa yang memiliki harga ekonomis, dengan kata
lain daya tawar customer dalam bisnis yang dijalankan di Industri Kuliner sangat
tinggi. Hal ini dikarenakan apabila konsumen ingin membeli produk yang sama di
perusahaan yang berbeda, bukan sesuatu yang dapat dikendalikan. Hal yang biasa
dilakukan oleh pelaku industri kuliner dalam menghadapi tantangan tawar menawar
pembeli dilakukan dengan pemberian diskon.

4. Persaingan dengan kompetitor dalam industri yang sama (Rivalry of Competitors)

Persaingan dengan kompetitor dalam dunia kuliner cukup besar, karena dunia kuliner
sendiri memiliki cakupan yang amat luas. Mulai dari bersaing dalam penggunaan
teknologi, inovasi produk, dalam memenuhi lifestyle dan juga tempat yang
instagramable.

5. Kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining power of Suppliers)

Untuk Industri Kuliner kekuatan tawar menawar pemasok rendah, hal ini disebabkan
karena cakupan industri kuliner luas, serta pemasok untuk industri ini cukup banyak
dan raw material dalam industri kuliner gampang ditemukan.
ANALISIS PEST : INDUSTRI KULINER

POLITIK :

1. Kebijakan tentang startup perlu diperjelas, karena di era sekarang banyak industri
kuliner yang menggunakan startup foodtech.

2. Perhatian akan industri kuliner yang dilakukan oleh Pemerintah cukup besar seperti
contoh : Pihak Kemenperin bahkan ikut fokus dalam pembinaan IKM yang berada
dalam 10 destinasi wisata baru yang telah ditetapkan pemerintah beberapa waktu lalu.
Ke-10 destinasi baru tersebut adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung,
Kepulauan Seribu, Taman Wisata Candi Borobudur, Taman Nasional Bromo, Labuan
Bajo, Pulau Murotai, Mandalika, dan Taman Wisata Wakatobi.

EKONOMI :

1. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan mendorong kegiatan perekonomian dan


penciptaan lapangan kerja, sehingga dengan kondisi tersebut akan berpengaruh positif
terhadap pendapatan bisnis

2. Banyak Masyarakat (Investor) yang tertarik menanamkan Modal di Industri ini yang
menjadikan Industri Kuliner semakin berkembang

SOCIAL

1. Kuliner bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia
semata

2. Saat ini Industri Kuliner juga dijadikan gaya hidup (lifestyle) oleh masyarakat.

3. Era digitalisasi turut berdampak pada perluasan makna kuliner, semakin mudah dalam cara
order makanan
TEKNOLOGI

1. Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat sangat mempengaruhi industri


kuliner, mempermudah pembeli dalam order makanan.

2. Banyak industri kuliner yang menggunakan Startup foodtech

J.CO DONUTS & COFFEE


Profil Perusahaan

Jenis Bisnis atau Entitas : Perseroan Terbatas

Industri : Restoran cepat saji

Produk : Kopi, Donat, Yogurt beku

Didirikan : 18 Mei 2006 di Lippo Karawaci, Indonesia

Pendiri : Johnny Andrean

Jumlah Lokasi : 82

Area yang dilayani : Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Hongkong, Arab


Saudi

Induk : Johnny Andrean Group

Situs web : https://www.jcodonuts.com

Sejarah

PT. J.CO Donuts and Coffee didirikan oleh Johnny Andrean yang sebelumnya terkenal
sebagai pengusaha salon yang sukses. Sejak tahun 2003 ia aktif mengembangkan J.CO. J.CO
diilhami dari donat USA. J.CO adalah produk dalam negeri dengan menggunakan konsep dari
luar negeri dan disempurnakan dengan modernisasi dan kualitas terbaik. Yaitu sebuah gerai
toko donat dengan konsep, bentuk dan rasa yang mirip dengan gerai donat USA. J.CO.Donuts
sejatinya bukan pionir di industri kafe berbasis menu kue donat di Indonesia, sebelumnya sudah
ada Dunkin Donuts. Namun sejak masuk ke pasar pada pertengahan 2005, J.CO Iangsung
menjadi buah bibir, mengalahkan popularitas sang incumbent Dunkin Donuts, dan
membukukan pertumbuhan penjualan yang tinggi.

Filosofi Logo

J CO Donuts & Coffee menggunakan simbol Merak dalam logo mereka. Merak di sini
melambangkan keindahan, elegan, lembut dan keabadian. Keindahan dan kelembutan
tercermin dari rasa dan bentuk donat. Sementara keabadian dapat dilihat dari loyalitas
konsumen yang bersedia berdiri dengan antrian panjang di toko-toko untuk mendapatkan donat
favorit mereka

Visi dan Misi

Visi :

Membentuk J.CO Donuts & Coffee sebagai International Premium Donuts and Coffee Brand
terkemuka

Menjadi trend-setting lifestyle dalam donuts and coffee brand

Menjadi perusahaan yang tepat bagi orang-orang yang tepat dalam meraih cita-cita mereka.

Misi:

Menyediakan kualitas premium donat dan kopi

Mendorong karyawan dalam meraih cita-cita

Menempatkan pelanggan sebagai prioritas

Berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan sungguh-sungguh

Menyediakan tempat yang sempurna untuk bersantai

Memperlakukan setiap orang dengan hormat dan bermartabat

Analisis SWOT

Internal

Strength:

1. JCO donuts and coffee adalah hasil dari inovasi produk dan penyesuaian dari trend
pasar
2. Jumlah gerai sudah tersebar luas di berbagai kota di Indonesia

3. Kualitas dari produk diakui terjaga dan aman dikonsumsi

4. Gerai yang terletak di tempat yang strategis

Weakness:

1. Harga yang ditetapkan kurang menjangkau untuk kalangan menengah ke bawah

2. Hanya ada satu kasir di setiap gerai

3. Tidak ada drive-thru dan layanan pesan antar

4. Tempat yang biasa disediakan kurang luas

Eksternal

Opportunity:

1. Membuka kesempatan orang untuk berwaralaba franchise

2. Donat dengan bentuk, konsep dan rasa yang mirip dengan gerai donat USA

3. Dari sisi harga JCO cukup kompetitif, JCO memakai strategi experiential marketing
lewat konsep open kitchen-nya

Threats:

1. Banyak jenis waralaba sejenis

2. Cafe dengan konsep seperti JCO sudah banyak dan ada bahkan tidak jauh dari JCO
sendiri

3. Pelayanan dari karyawan yang perlu ditingkatkan

Strategi Distribusi

Brand activation untuk membangun brand. Strategi ini direalisasikan dalam bentuk
sampling di sekitar gerai, membuat akun twitter, web dan fanpage di fb dalam dunia maya,
masuk ke komunitas ibu-ibu arisan dengan menyelenggarakan factory visit dan demo
pembuatan donat. Bagi perusahaan ini, endorsement pengunjung? Lewat antrian panjang yang
mengular di outlet ? dan media yang menulis cerita tentang kelezatan, kekhasan, dan
“kehebohan” J.CO. lebih penting ketimbang iklan. Strategi branding ini berhasil menciptakan
word of mouth dan menuai publisitas. Dari sisi tampilan outlet, J.Co. mencoba menghadirkan
nuansa internasional dengan design minimalis yang simple tapi tetap elegan dan modern, nyaris
mirip desain gerai cafe shop ternama di dunia, Starbucks.

Media Promosi

J.co mempunyai website khusus yaitu www.jcodonuts.com yang menyediakan beragam


menu-menu didalamnya dengan konten yang lengkap untuk menjawab rasa penasaran para
penyuka J.co serta design web yang sangat menarik. J.co juga mempunyai akun twitter untuk
media promosi yang sangat inovatif dan praktis @JcoIndonesia di akun ini menyediakan jasa
delivery untuk j.cool yogurt dan delivery donuts juga tentunya, selain memudahkan konsumen
untuk mengetahui produk terbaru dari J.co ternyata akun twitter ini juga menyediakan beberapa
promo salah satunya “BUY PASEO premium Tissue and Get JCO voucher valid in all JCO
store.Hurry!! The voucher are limited. via: @JcoIndonesia ” dan masih banyak lagi promo
lainnya di twit dan juga fan page di FB nya yaitu J.CO Donuts and Coffee Indonesia.

Segmenting , Targeting, and Positioning J.CO Donuts and Coffee .

Segmentasi

Segmentasi Pasar dalam J.CO Donuts and Coffee adalah segmen menengah – atas dengan
gaya hidup dinamis,muda,plus modern. Anak muda yang baru mulai kerja dan memiliki
tingkat konsumsi yang tinggi serta mencari gaya hidup, dan rentang waktu usia 22-27 tahun
untuk segmentasi minuman dan usia 20-35 tahun untuk segmentasi makanan. Segmenting
dibagi menjadi 4 yaitu :

a) Segmentasi Geografis
Wilayah pemasaran J.CO Donuts & Coffee saat ini tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga
meluas ke negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Ke depannya J.CO
Donuts & Coffee akan go international untuk memperluas pasar. J.CO Donuts & Coffee
cenderung menyasar wilayah urban.

b) Segmentasi Demografis

Umur : 18-45 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

SES : A,B

c) Segmentasi Psikografis

Segmentasi ini didasarkan pada penggolongan kelas sosial, gaya hidup, atau ciri kepribadian
lainnya. J.CO Donuts & Coffee menyasar kelas sosial menengah hingga menengah ke atas
dengan gaya hidup modern, menggemari aktivitas sosial serupa hanging out di kafe, serta
menggemari makanan dan minuman dengan brand premium.

d) Segmentasi Perilaku

Segmentasi ini didasarkan pada tingkat pengetahuan, sikap penggunaan atau tanggapannya
terhadap suatu produk. Segmentasi ini dapat dibedakan atas dasar: kesempatan penggunaan,
manfaat yang dicari, status pemakai, dan tingkat pemakaian.

J.CO Donuts & Coffee tidak mengenal kesempatan penggunaan. Sedangkan dari sisi manfaat
yang dicari, ia dapat menjadi lambang status dan instrumen pemenuhan cita rasa masyarakat.
Selain itu, J.CO Donuts & Coffee menyasar konsumen potensial dan konsumen tetap brand
pesaing untuk memperluas pasar serta tidak mengenal tingkat pemakaian.

Targeting

Target utama JCO adalah kaum muda dan keluarga yang usia anggota keluarga kurang dari
55 tahun. Ini bisa kita lihat dari desain konter JCO dan kemasan produknya yang berwarna
cerah tapi tidak norak dan sesuai dengan kalangan konsumen menengah ke atas.

Positioning
Posisi JCo saat ini dipasaran adalah market leader, karena saat ini JCO sebagai perusahaan
donat nomor satu di Indonesia , Hal ini tidak berlebihan Karena mengingat bahwa saat ini
jika konsumen ingin makan donat dan nongkrong J.Co menjadi salah satu alternatif pilihan
mereka. Tidak hanya sebagai snack yang disantap untuk nongkrong J.Co juga menjadisnack
favourite keluarga dari anak- anak sampai orang dewasa pun suka dengan donat J.Co

J.Co tidak dapat dikatakan sebagai market pioneer karena J.Co bukan merupakanperusahaan
yang menjual donat pertama kali. Meskipun J.Co bukan yang pertama tetapiJ.co dapat
menjadi yang paling unggul jika dibandingkan dengan pesaing- pesaingnya. Hal ini dapat
juga dilihat berdasarkan harga produk. Harga J.Co menjadi patokan sebagai leader price. Jika
harga J.Co naik, maka pesaing- pesaingnya juga akan menaikkan harga. Olehsebab itu posisi
J.Co saat ini sebagai market leader.

Differentiation

Tidak semua perusahaan tidak menemukan banyak peluang untuk mengadakan


perbedaan atas tawarannya dan memperoleh keunggulan kompetitif. Beberapa perusahaan
menemukan banyak keunggulan kecil yang mudah ditiru oleh pesaing dan, karenanya sangat
mudah rapuh. Penyelesaiannya bagi Perusahaan ini adalah terus mengidentifikasi keunggulan
– keunggulan potensial baru dan mengintroduksinya satu per satu untuk membuat para pesaing
kebingungan atau kacau balau. Perusahaan- perusahaan ini tidak berharap akan memperoleh
satu keunggulan besar yang permanen, akan tetapi banyak keunggulan kecil yang dapat
diperkenalkan untuk memenangkan market-share selama suatu kurun waktu tertentu. Tawaran
suatu pasar dapat dibedakan menurut produk, layanan, personil, atau citra.

Dalam hal ini J.Co melakukan strategi deferensasi produk, diferensiasi layanan, dan
diferensiasi personil. Di mana dapat dilihat dengan melakukan strategi deferensasi yangtepat
J.Co dapat memposisikan perusahaannya sebagai market leader. Dan dengan strategi
diferensiasi yang tepat pulalah para pesaing- pesaing J.Co tidak dapat menjadi competitor yang
cukup tangguh bagi J.Co. Deferensasi produk yang dilakukan J.Co adalah denganmembuat
donat yang sangat empuk dan mempunyai rasa yang khas yang tidak dimiliki oleh pesaingnya.
Deferensasi layanan dari J.Co adalah J.Co sangat mengutamakan kualitas pelayanan terhadap
para customer.
Competitors

Sebagai pemain baru di pasar food and beverages – spesifik pada donat dan kopi, J.CO
Donuts & Coffee memiliki beberapa pesaing: I-Crave dan Krispy Kreme.

Membicarakan usaha donuts and coffee, Dunkin Donuts tak akan terlewatkan. Brand
yang dimotori Dunkin ‘Brands telah berdiri sejak tahun 1950. Brand ini mencakup worldwide
untuk jangkauan pasar dan hingga kini masih tegak berdiri dengan beberapa jenis produk yang
ditawarkan: donat, brownies,croissant, muffins, kopi, coklat, dan lain-lain. Dari sisi usia jelas
Dunkin Donuts lebih banyak memiliki jam terbang dibandingkan J.CO Donuts & Coffee yang
baru berdiri pada tahun 2005. Akan tetapi Dunkin Donuts bukanlah kompetitor J.CO Donuts
& Coffee. Hal ini dikarenakan konsep Dunkin Donuts yang lebih mengarah pada mainstream
donuts, setara dengan Country Style Donuts. J.CO Donuts & Coffee lebih diposisikan sebagai
donat yang lux dari sisi tampilan maupun kemasan.

I-Crave yang dikelola Melawai Group mengedepankan variasi rasa yang jauh lebih
banyak dari J.CO.Variasi filling I-Crave kurang lebih 20 jenis lebih banyak dari J.CO Donuts
& Coffee. I-Crave dari sisi harga mampu memberikan diskon sampai 35% jika pelanggan
membeli dalam kuantitas di atas dua lusin. I-Crave tidak terlalu menjual ambience seperti yang
ditawarkan J.CO Donuts & Coffee, akan tetapi mengedepankan variasi rasa serta harga yang
relatif murah.

Krispy Kreme sebagai pesaing J.CO Donuts & Coffee muncul di bawah bendera PT
Premier Doughnut Indonesia. Ia merupakan salah satu retail donat tertua di Amerika yang
memiliki track record yang jauh lebih lama dibanding J.CO Donuts & Coffee.
DUNKIN’ DONUTS’

Dunkin Donuts

Parent Company Dunkin Donuts

Category Fast Food Eating Joints

Sector Food & Beverages

America runs on Dunkin; You 'Kin Do It; Sounds Good, Tastes


Tagline/ Slogan Even Better

Dunkin Donuts STP

Segment Orang-orang yang ingin sarapan dan kopi gaya barat

Target Group Orang dan keluarga kelas menengah ke atas

Tempat yang menawarkan donat segar berkualitas baik dan


Positioning makanan panggang lainnya bersama dengan kopi

SEJARAH
Tahun 1940, seorang pengusaha bernama Bill Rosenberg mendirikan dan membuka
sebuah gerai donut dengan nama Open Kettle di kota Boston, Quincy-Massachusetts,
Amerika Serikat. Tanpa disangka gerai donut miliknya tumbuh dengan pesat. Hal ini terbukti
dari makin bertambah banyaknya jumlah pelanggan yang berkunjung. Melihat perkembangan
usahanya yang positif, tahun 1950 Rosenberg pun memutuskan mengubah nama Open Kettle
menjadi Dunkin’s Donuts. Selaras dengan perubahan nama tersebut, dirintislah sistem
franchise (waralaba).
Dunkin’s Donuts terus mengalami perkembangan. Bahkan di tahun 1970, Dunkin’ Donuts
telah menjadi merek internasional dengan reputasi yang luar biasa dalam hal kualitas produk
dan pelayanan. Dunkin’ Donuts berhasil memperluas pasar secara menakjubkan sehingga
gerainya tidak hanya tersebar di benua Amerika, tetapi juga di benua Eropa dan Asia.
Dunkin’ Donuts mulai merambah pasar Indonesia pada tahun 1985 dengan gerai
pertamanya didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta dengan nama PT Dunkindo Lestari
Pendirinya adalah Bapak Tan Po Lian dan Ibu Tan Po Sian. Khusus wilayah Indonesia, master
franchise Dunkin’ Donuts dipegang Dunkin’ Donuts Indonesia. Sejak diberi kepercayaan
memegang master franchise tersebut, Dunkin’ Donuts Indonesia bercita-cita dan bertekad
untuk terus membesarkan serta memperkuat awareness dan positioning Dunkin’ Donuts. Tidak
hanya di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya termasuk di
Surabaya di jalan Basuki Rahmat dengan nama PT Cipta Rasa Dunkindo didirikan bapak
Alexander Wayong.
Dunkin Donuts kini telah membuka lebih dari 5.000 counter atau gerai di 37 negara di
seluruh dunia. Sedangkan untuk perkembangan di Indonesia, Dunkin’ Donuts Indonesia telah
membuka sebanyak 200 counter atau gerai dengan 19 cabang di seluruh Indonesia. Seiring
dengan semakin kuatnya awareness dan positioning Dunkin’ Donuts yang telah dibuktikan
lewat hasil survey, di awal tahun 2008 Dunkin’ Donuts Indonesia kembali melakukan gebrakan
dengan menerapkan konsep baru (new image) pada setiap gerainya. Kegiatan new image
tersebut dilakukan secara bertahap dengan jalan merubah logo, design interior gerai, dan
berbagai perubahan lainnya. Dampak dari new image membuat Dunkin’ Donuts terlihat lebih
fresh dan sesuai dengan keinginan pasar dan pengembangan akan produk juga ditingkatkan
diharapkan tingkat kepuasan konsumen terhadap Dunkin’ Donuts dapat terus meningkat.
Pada tahun 1995 PT. Dunkindo Lestari telah berhasil mendapatkan Sertifikat Halal dari
MUI sebagai perusahaan yang memproduksi & menjual produk halal.pada awal tahun 2008
PT. Dunkindo Lestari meluncurkan citra merek baru atau yang lebih di kenal dengan Dunkin’
Donuts New Brand Image untuk seluruh gerai.

VISI
“Maintaining Our Brand Endurance And Customer Satisfaction By Experience Through
Good”

Memelihara dan menjaga daya tahan ketahanan merk kita dan kepuasan pelanggan dengan
pengalaman kita melalui orang-orang terbaik dengan segenap jiwa dan raga.
MISI
“We Are Proud To Serve Better”
Dengan bangga kami senantiasa memberikan pelayanan terbaik yang tercermin dalam citra
brand dan pengalaman, keceriaan anda adalah tujuan utama kami.

TUJUAN

❏ Memperluas pasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat


❏ Menjaga kepuasan pelanggan dan melayani dengan sebaik mungkin.

SASARAN

❏ Menjadikan Dunkin’ Donuts Brand nomor satu di Indonesia.


❏ Menjadi Leader merek donuts dan coffee di indonesia.
❏ Selalu menciptakan produk baru setiap tahunnya.

ANALISIS SWOT

Strengths

1. Dunkin Donuts memiliki nama merek yang kuat, diakui di seluruh dunia
2. Loyalitas merek di antara pelanggan
3. Lebih dari 1000 jenis donat ditawarkan oleh Dunkin Donuts
4. Dunkin Donuts populer untuk sejumlah produk roti seperti kue kering, bagel, muffin,
biskuit, dll. Dan minuman panas seperti kopi, teh
5. Tempat yang ideal untuk sarapan dan kopi
6. Cara inovatif untuk mempertahankan pelanggan dengan menerbitkan kupon dan diskon
7. Total franchisee Dunkin Donuts di lebih dari 10.000 lokasi di lebih dari 30 negara
8. Salah satu yang paling berpengalaman di industri
9. Asosiasi dengan tim olahraga utama (Boston Red Sox)
10. Dunkin Donuts memiliki strategi pemasaran dan periklanan yang efektif.

Weaknesses

1. Hubungan waralaba yang buruk.


2. Ekspansi yang tertunda di negara berkembang.
Opportunities

1. Dunkin’s Donuts dapat meningkatkan kehadirannya di negara dan wilayah baru di dunia
2. Untuk memperkenalkan camilan rendah kalori
3. Meningkatkan jangkauannya melalui pemasaran online yang efektif dapat meningkatkan
penjualan Dunkin Donuts
4. Perbanyak menu
5. Banyaknya masyarakat yang mementingkan merek dan tidak terpacu pada harga.

Threats

1. Banyak pelanggan pindah ke cara makan yang lebih sehat


2. Kompetisi bahkan dari kafe dan toko roti lokal dapat mempengaruhi bisnis Dunkin
Donuts
3. Meningkatkan biaya bahan baku
4. Sulit mengubah kebiasaan ngemil orang di negara-negara tertentu seperti India dan Cina
5. Budaya pamer makanan pada sosmed.

Strategi Matriks SWOT

STRENGTH WEAKNESS

OPPORTUNITIES Meningkatkan penjualan dengan Melakukan ekspansi ke negara


cara memperbaiki atau berkembang
meningkatkan produk yang
sudah ada (yang paling diminati Memberikan pelayanan yang
pelanggan) terbaik untuk pelanggan

Menciptakan produk baru Melakukan pemasaran secara


dengan varian rasa yang online untuk lebih menjangkau
berbeda. target pasar di negara
berkembang
Menetapkan diskon/promo
bekerjasama dengan media Meningkatkan lini produk dengan
(OVO) fokus pada kesehatan

THREATS Membuka store yang lebih besar Menguatkan merek dalam


masyarakat dengan mendekatkan
Membuat store agar terlihat diri ke masyarakat, seperti
bagus dan menarik memberikan sponsor ke kegiatan-
(instagramable) kegiatan masyarakat.
Backward Strategy, dengan
mengakuisisi supplier bahan
baku.

Anda mungkin juga menyukai