Laporan Praktikum Salmonella Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF (-)


Salmonella.sp

(penyebab saluran pencernaan dan tifoid)

Disusun oleh :

Angraina Aprilia Syafei

411117124

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN (D-3)

STIKES JENDRAL ACHMAD YANI

2019
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF
Salmonella.sp

(penyebab saluran pencernaan dan tifoid)

A. Hari dan tanggal : selasa-kamis, 9-11 april 2019


B. Tujuan :
1. Mengidentifikasi bakteri salmonella sp pada sampel Feses dengan
medium SS dan MC dan deret uji biokimia
2. Mengetahui hasil uji biokimia untuk bakteri salmonella sp
C. Dasar Teori
Salmonella termasuk dalam family Enterobacteriacea merupakan
bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella terjadi pada
saluran cerna dan terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh
organ tubuh. Infeksi Salmonella sp pada manusia bervariasi, yaitu dapat
berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis) , tetapi dapat
juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi penyebaran sistemik
( demam enterik ), dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan yang
tepat dengan antibiotik pilihan. Bakteri salmonella sp merupakan bakteri
patogen penyebab sakit perut yang dapat menyebabkan kematian, yang
di sebut sebagai salmonellosis. Habitat alami salmonella sp adalah di
usus manusia dan hewan,sedangkan air dan makanan merupakan media
perantara penyebaran salmonella sp. (Cliver and Doyle 1990)
Salmonella sp adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak
membentuk spora, motil(bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai
tipe metabolisme yang bersifat fakultatif anaerob.Termasuk kelompok
bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4 mikrometer x 0,5 – 0,8
mikrometer. Sifat Salmonella sp antara lain : dapat deaminase bergerak,
tumbuh pada suasana aerob dan anerob fakultatif,

memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan
memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse, fenilalanin,urease,
voges proskauer ,dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa. (farhan
2009)
klasifikasi salmonella sp sangat kompleks, biasanya di klasifikasi menurut
dasar reaksi biokimia dan serotipe yang di identifikasi menurut struktur
antigen O, H, dan Vi yang spesifik. Menurut reaksi biokimianya
salmonella sp dapat diklasifikasikan menjadi tiga spesies yaitu
gastroenteritis (S,typhimurium), septicemia S.Choleraesius), Enteric
Fevers. Berdasarkan serotipenya diklasifikasikan menjadi empat serotipe
yaitu S.paratyphi A (serotipe group A), S.paratyphi B (serotipe group B),
S.paratyphi group C dan S.typhi dari serotipe group D. Perbedaan
karakteritik dari masing-masing spesies salmonella sp berdasarkan sifat-
sifat biokimianya. (Mac faddin,2010)

Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai


macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA).
Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar,
brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA
merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena
terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri
yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media
diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri
lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu
laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling
tinggi. (elmer, 2009)

Faktor virulensi
Ada tiga faktor yang menentukan virulensi bakteri salmonella, yaitu :
a. Daya invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di epitel
dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia.
Mekanisme biokimia yang terjadi saat penetrasi belum diketahui
dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai fagositosis. Setelah
penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan
dibawa oleh magrofag ke bagia tubuh yang lain.
b. Endotoksin
Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena
memiliki antigen permukaan (atigen Vi), sel Salmonella mengandung
kompleks lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin
dan merupakan faktor virulensi.
Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel
makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibat
kan demam. Selain itu, endotoksin dapat merangsang aktifasi sistem
komplemen, pelepasan kinin,dan mempengaruhi limfosit, sirkulasi
endotoksin dalam peredaran darah dapat menyebabkan kejang akibat
infeksi.
c. Enterotoksin dan sitotoksin
Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin
dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya
invasi dan merupakan faktor virulensi Salmonella.
Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella, akan
menunjukkan gejala berupa diare, kram perut, demam dan sakit
kepala, mual, bahkan muntah-muntah. Suhu tubuh pun tidak stabil dan
cenderung tinggi. Dari masa inkubasi hingga munculnya gejala
pertama memakan waktu antara 8-72 jam. Salmonellosis pada
manusia cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Sangat fatal jika menyerang bayi, balita, ibu hamil, dan orang lanjut
usia.
D. Prinsip
Dengan melihat gambaran pewarnaan Gram di mikroskop, isolasi pada
media SS agar dan Mac conkey agar di dapatkan penampakan koloni
pada media SS agar dan Mac Conkey dan melakukan tes-tes biokimia.
E. Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan untuk praktikum
Table 1. alat yang di gunakan pada saat praktikum
No Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tabung reaksi Kecil dan Besar 10 buah
2. Rak tabung 1 cm, 12 tabung 1 buah
3. Bunsen Vol 200 ml 1 buah
4. Tabung Durham Kecil 1 buah
5. Mikroskop Fase kontras 1 buah
6. Objek glass 25,4 x 76,2 1 buah
7. Autoclav Portable 26,4 L 1 buah
8. Inkubator Mikrobiologi memert 1 buah
9. Cawan petri 15 cm 2 buah
10. Ose bulat dan tusuk Kawat NiCr 1 buah

Bahan yang di gunakan untuk praktikum


Table 2. bahan yang di gunakan paada saat praktikum
No Nama bahan Spesifikasi Jumlah
1. Sampel feses - -
2. Alkohol 70 % - -
3. Mac conkey - -
4. SS agar -
5. Deret uji gula gula - -
Glukosa 1% 1 buah
Lakosa 1% 1 buah
Sukrosa 1% 1 buah
Manitol 1% 1 buah
6. SIM - -
7. TSIA - -
8. Urease - -
9. Simon citrat - -
10. MR - -
11. VP - -
12. KOH 40% - -
13. Alfa naftol - -
14. Kovaks - -

F. Prosedur kerja
1. Hari pertama :
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Panaskan ose di atas api bunsen kemudian biarkan sampai dingin
c. Ambil sample rektal swab menggunakan ose bulat kemudian
tanam pada media MAC dan SS dengan streak isolasi, lakukan
secara aseptis
d. Bungkus cawan petri menggunakan kertas, lalu inkubasi selama
24 jam pada suhu 370C.

2. Hari kedua :

a. Amati hasil penanaman pada media, kemudian lakukan


pewarnaan Gram.
b. Panaskan ose di atas api bunsen kemudian biarkan sampai dingin
c. Siapkan objek glass kemudian teteskan NaCl secukupnya
d. Ambil koloni yang tumbuh pada media, cari koloni yang terpisah
menggunakan ose kemudian simpan diatas objek glass lalu
homogenkan
e. Tunggu sampai kering kemudian fiksasi
f. Sediaan yang telah difiksasi ditetesi dengan kristal violet selama 1
menit
g. Dicuci dengan air kran selama 1 menit
h. Teteskan lugol selama 1 menit, lalu cuci dengan air kran
i. Ditetesi alkohol 96% selama 20-30 detik, lalu cuci dengan air kran
j. Setelah itu teteskan safranin selama 30 detik, kemudian cuci
dengan air kran biarkan sampai kering
k. Amati di bawah mikroskop perbesaran lensa objektif 100x
menggunakan minyak imersi.
l. Setelah itu lakukan uji bikomia pada media cair laktosa,sukrosa,
glukosa,manitol,MR dan VP dengan cara mengambil koloni pada
media dengan ose tusuk kemudian masukkan ke dalam media
tersebut dan homogenkan.
m. Lalu inkubasi uji biokimia pada media yang padat yaitu TSIA, SIM,
SC dengan cara mengambil koloni yang terpisah pada media
kemudian tanam pada selama 24 jam pada suhu 370C.
n. Lakukan media tersebut dengan cara ditusukan menggunakan
ose tusuk.
o. Lalu Inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.

3. Hari ketiga :

a. Amati hasil uji biokimia pada media padat dan cair yang telah
dilakukan di hari sebelumnya
b. Untuk media MR sebelum diamati tambahkan reagen methyl red
sebanyak 3-5 tetes kemudian amati perubahan pada media
tersebut
c. Lalu untuk media VP tambahkan reagen Alfa naftol 5% dan KOH
40 % sebanyak 3-5 tetes.
d. Sedangkan untuk media SIM tambahkan reagen kovaks sebanyak
2-5 tetes kemudian amati terjadinya perubahan pada media
tersebut
G. Hasil pengamatan
1. Hari Pertama
Dilakukan penanaman bakteri dari suspensi feses ke media MAC
Conkey dan SS Agar
2. Hari Kedua
Pengamatan pada koloni dari media Mac Conkey,dan media SS di
dapatkan karakteristik koloni sebagai berikut :
No. Ciri koloni Media : MC Media : SS
1. Bentuk Bulat Bulat
2. Ukuran 2-4 mm 2-4 mm
3. Warna Jernih Hitam
4. Elevasi Cembung Cembung
6. Pinggiran Rata Rata
7. Ciri khas Fermentasi laktosa Reduksi tellulite

Pengamatan pada koloni Mac Conkey dan media SS

Pengamatan bakteri dengan pewarnaan Gram pada media SS


bentuk : batang
sifat : Gram (-)
susunan : Monobasil
tersangka : Enterobacteriaceae
3. Hari ketiga

No. Media Hasil pengamatan

1. Glukosa Non Fermenter glukosa, gas(-), ungu-ungu

2. Laktosa Non Fermenter laktosa, gas(+), ungu-ungu


H
3. Sukrosa Non
a Fermenter sukrosa,gas(-), ungu-ungu
r
4. Manitol Non Fermenter manitol, gas(-), ungu-ungu
i
5. TSIA Basa/asam, gas (+), motility (+), sulfur (+)

k
6. Urease Positif
e (+), kuning-pink
t
7. Simon Citrat Positif (+), hijau-biru
i
(SC)
g
8. MR Positif,
a terbentuk warna merah

9. VP Negatif, tidak terbentuk warna kecoklatan

10 SIM Sulfur (+), indol (+), Motility (+)

Uji kemiripan

No. media Hasil praktikum Salmonella paratyphi B

1. Glukosa Non Fermenter gas(-), Fermenter, gas (+), ungu-


ungu-ungu kuning

2. laktosa Non Fermenter gas(+), Non Fermenter, gas(-),


ungu-ungu ungu-ungu

3. sukrosa Non Fermenter gas(-), Fermenter, gas(+), ungu-


ungu-ungu kuning

4. manitol Non Fermenter, gas(-), Non fermenter, gas(-),


ungu-ungu ungu-ungu
5. TSIA Basa/asam,gas(- Basa/asam,gas(-),sulfur (+)
),sulfur (+)

6. Urease Positif (+), kuning-pink Negatif kuning-kuning

7. SC Positif (+), hijau-biru Positif(+), hijau-biru

8 MR Positif, terbentuk warna Positif, terbentuk warna


merah merah

9 VP Negatif, tidak terbentuk Negatif, tidak terbentuk


warna kecoklatan warna kecoklatan

10. SIM Sulfur (+), indol (+), Sulfur(+), indol(-), motility


Motility (+) (+)

15
Perhitungan : X 100% = 79%
19

No. Media Hasil praktikum Proteus.sp


1. Glukosa Non Fermenter gas(-), Fermenter, gas (+), ungu-
ungu-ungu kuning

2. Laktosa Non Fermenter gas(+), Non fermenter, gas (-),


ungu-ungu ungu-ungu

3. Sukrosa Non Fermenter gas(-), Fermenter/non fermenter


ungu-ungu

4. Manitol Non Fermenter, gas(-), Fermenter/non fermenter


ungu-ungu

5. TSIA Basa/asam,gas(- Basa/asam,gas(-),sulfur (+)


),sulfur (+)
6. Urease Positif (+), kuning-pink Positif (+), kuning-pink

7. SC Positif (+), hijau-biru Positif (+), hijau-biru

8. MR Positif, terbentuk warna Positif, terbentuk warna


merah merah
9. VP Negatif, tidak terbentuk Negatif, tidak terbentuk
warna kecoklatan warna kecoklatan

10. SIM Sulfur (+), indol (+), Sulfur (+), indol (+), Motility
Motility (+) (+)

18
Perhitungan : x 100% = 95%
19

H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini sampel yang di gunakan adalah feses yang
di tambahkan bakteri salmonella paratyphi B (untuk kebutuhan praktikum)
pada hari pertama di lakukan penanaman pada media MAC Conkey dan
SS Agar dengan menggunakan ose bulat lalu di inkubasi 37 °C selama
24 jam.
Pada hari kedua dilakukan pengamatan pada koloni yang terdapat
pada media Mac conkey yang hasil nya koloni berbentuk bulat, ukuran 2-
4 mm, warna koloni putih elevasinya cembung dan pinggirannya rata dan
untuk SS agar hasilnya koloni beebentuk bulat, ukuran 2-4 mm berwarna
hitam elevasi cembung dan pinggiran rata.
Setelah di lakukan pengamatan di lanjut dengan pewarnaan Gram yang
diambil dari media SS Agar. Pada pewarnaan Gram hasil bakteri tersebut
berbentuk batang, susunan mono basil, Gram negatif. Di lanjut dengan
penanaman bakteri pada media uji biokimia yang diambil dari media SS
Agar.
Pada hari ketiga dilakukan pengamatan pada uji biokimia yang
telah di tanam pada hari kedua, hasil dari uji gula-gula di dapatkan
glukosa non fermenter, gas(-) yang seharusnya pada bakteri salmonella
paratyphi B hasil dari Glukosa nya yaitu fermenter, gas (+) dan untuk
media laktosa di dapatkan hasil non fermenter, gas(-) sama dengan hasil
uji gula-gula untuk salmonella paratyphi B kemudian untuk manitol di
dapatkan hasil non fermenter,gas (-) yang seharusnya pada salmonella
paratyphi B yaitu manitol fermenter, gas (+) dan untuk sukrosa di
dapatkan hasil non fermenter, gas(-) sesuai dengan uji gula-gula
salmonella paratyphi B.
Uji biokimia pada media VP hasilnya negatif ditandai dengan tidak
terjadi perubahan warna dan hanya terdapat cincin warna coklat dan
pada media MR hasilnya positif ditandai dengan adanya cincin warna
merah menandakan bahwa bakteri ini mampu menghasilkan methyl etil
glicol, SIM hasilnya positif ditandai dengan sulfur positif, motility positif
dan indol juga positif menandakan bahwa bakteri ini mempunyai enzim
tiftofanase yang mengoksidasi enzim triftofan menjadi indol, tetapi pada
salmonella paratyphi B seharusnya di dapatkan sulfur pisitif indol negatif
dan motility dan positif, Pada media TSIA hasilnya basa/asam, gas (+)
dan H2S positif, pada media urease di dapatkan hasil positif yang artinya
Pada uji urease menunjukan bakteri menghasilkan enzim urease,
beberapa mikroorganisme mampu menghasilkan enzim urease yang
menguraikan mikro molekul urea menjadi karbon dioksida dan ammonia
tetapi untuk bakteri salmonella paratyphi B didapatkan hasil urease
negatif, tidak terjadi perubahan warna tetap berwarna kuning karena
bakteri ini tidak mempunyai enzim untuk menghidrolisasi urea menjadi
amoniak, Pada media simon citrat hasilnya positif karena bakteri ini
menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya.
Berdasarkan derajat kesamaan hanya di dapatkan 79% antara
hasil praktikum dengan klasifikasi hasil uji biokimia salmonella paratyphi B
sedangkan kan derajat kesamaan untuk hasil praktikum dengan
klasifikasi bakteri proteus.sp di dapatkan presentasi 95%, itu di karenakan
perbedaan dari hasil praktikum dengan klasifikasi uji biokimia bakteri
proteus.sp hanya pada Glukosanya saja.
I. Kesimpulan
Dari hasil praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram negatif
Batang dari sampel feses didapatkan derajat kemiripan 79% mengarah
pada bakteri salmonella paratyphi B dan 95 % mengarah kepada bakteri
Proteus.sp.
J. Daftar Pustaka
Jawetz, Melnick and adelberg's.2005. Medical Microbiology, 23 (ed),
McGraw Hill Companies, United States.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2011. Profil Kesehatan
Indonesia 2010, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
(http://www.depkes.go.id) diakses 27 Maret 2013.
Syahrurachman, A.,dkk.2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Bina
Rupa Aksara Jakarta.
Tambayong, J.1999. Mikrobiologi Untuk Keperawatan, Widya Medika,
Jakarta.
Chandra, B.2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Widyastuti, P (Ed),
EGC, Jakarta.
K. Lampiran

Koloni salmonella paratyphi B Koloni salmonella paratyphi B dari


dari Media SS media Mac Conkey

Pewarnaan Gram
(Glukosa, sukrosa, manitol, laktosa)

Media SIM
Media TSIA
Media MR Media VP

Media SC Media urease

Anda mungkin juga menyukai