Laporan Praktikum Salmonella Fix
Laporan Praktikum Salmonella Fix
Laporan Praktikum Salmonella Fix
Disusun oleh :
411117124
2019
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF
Salmonella.sp
memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan
memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse, fenilalanin,urease,
voges proskauer ,dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa. (farhan
2009)
klasifikasi salmonella sp sangat kompleks, biasanya di klasifikasi menurut
dasar reaksi biokimia dan serotipe yang di identifikasi menurut struktur
antigen O, H, dan Vi yang spesifik. Menurut reaksi biokimianya
salmonella sp dapat diklasifikasikan menjadi tiga spesies yaitu
gastroenteritis (S,typhimurium), septicemia S.Choleraesius), Enteric
Fevers. Berdasarkan serotipenya diklasifikasikan menjadi empat serotipe
yaitu S.paratyphi A (serotipe group A), S.paratyphi B (serotipe group B),
S.paratyphi group C dan S.typhi dari serotipe group D. Perbedaan
karakteritik dari masing-masing spesies salmonella sp berdasarkan sifat-
sifat biokimianya. (Mac faddin,2010)
Faktor virulensi
Ada tiga faktor yang menentukan virulensi bakteri salmonella, yaitu :
a. Daya invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di epitel
dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia.
Mekanisme biokimia yang terjadi saat penetrasi belum diketahui
dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai fagositosis. Setelah
penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan
dibawa oleh magrofag ke bagia tubuh yang lain.
b. Endotoksin
Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena
memiliki antigen permukaan (atigen Vi), sel Salmonella mengandung
kompleks lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin
dan merupakan faktor virulensi.
Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel
makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibat
kan demam. Selain itu, endotoksin dapat merangsang aktifasi sistem
komplemen, pelepasan kinin,dan mempengaruhi limfosit, sirkulasi
endotoksin dalam peredaran darah dapat menyebabkan kejang akibat
infeksi.
c. Enterotoksin dan sitotoksin
Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin
dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya
invasi dan merupakan faktor virulensi Salmonella.
Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella, akan
menunjukkan gejala berupa diare, kram perut, demam dan sakit
kepala, mual, bahkan muntah-muntah. Suhu tubuh pun tidak stabil dan
cenderung tinggi. Dari masa inkubasi hingga munculnya gejala
pertama memakan waktu antara 8-72 jam. Salmonellosis pada
manusia cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Sangat fatal jika menyerang bayi, balita, ibu hamil, dan orang lanjut
usia.
D. Prinsip
Dengan melihat gambaran pewarnaan Gram di mikroskop, isolasi pada
media SS agar dan Mac conkey agar di dapatkan penampakan koloni
pada media SS agar dan Mac Conkey dan melakukan tes-tes biokimia.
E. Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan untuk praktikum
Table 1. alat yang di gunakan pada saat praktikum
No Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tabung reaksi Kecil dan Besar 10 buah
2. Rak tabung 1 cm, 12 tabung 1 buah
3. Bunsen Vol 200 ml 1 buah
4. Tabung Durham Kecil 1 buah
5. Mikroskop Fase kontras 1 buah
6. Objek glass 25,4 x 76,2 1 buah
7. Autoclav Portable 26,4 L 1 buah
8. Inkubator Mikrobiologi memert 1 buah
9. Cawan petri 15 cm 2 buah
10. Ose bulat dan tusuk Kawat NiCr 1 buah
F. Prosedur kerja
1. Hari pertama :
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Panaskan ose di atas api bunsen kemudian biarkan sampai dingin
c. Ambil sample rektal swab menggunakan ose bulat kemudian
tanam pada media MAC dan SS dengan streak isolasi, lakukan
secara aseptis
d. Bungkus cawan petri menggunakan kertas, lalu inkubasi selama
24 jam pada suhu 370C.
2. Hari kedua :
3. Hari ketiga :
a. Amati hasil uji biokimia pada media padat dan cair yang telah
dilakukan di hari sebelumnya
b. Untuk media MR sebelum diamati tambahkan reagen methyl red
sebanyak 3-5 tetes kemudian amati perubahan pada media
tersebut
c. Lalu untuk media VP tambahkan reagen Alfa naftol 5% dan KOH
40 % sebanyak 3-5 tetes.
d. Sedangkan untuk media SIM tambahkan reagen kovaks sebanyak
2-5 tetes kemudian amati terjadinya perubahan pada media
tersebut
G. Hasil pengamatan
1. Hari Pertama
Dilakukan penanaman bakteri dari suspensi feses ke media MAC
Conkey dan SS Agar
2. Hari Kedua
Pengamatan pada koloni dari media Mac Conkey,dan media SS di
dapatkan karakteristik koloni sebagai berikut :
No. Ciri koloni Media : MC Media : SS
1. Bentuk Bulat Bulat
2. Ukuran 2-4 mm 2-4 mm
3. Warna Jernih Hitam
4. Elevasi Cembung Cembung
6. Pinggiran Rata Rata
7. Ciri khas Fermentasi laktosa Reduksi tellulite
k
6. Urease Positif
e (+), kuning-pink
t
7. Simon Citrat Positif (+), hijau-biru
i
(SC)
g
8. MR Positif,
a terbentuk warna merah
Uji kemiripan
15
Perhitungan : X 100% = 79%
19
10. SIM Sulfur (+), indol (+), Sulfur (+), indol (+), Motility
Motility (+) (+)
18
Perhitungan : x 100% = 95%
19
H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini sampel yang di gunakan adalah feses yang
di tambahkan bakteri salmonella paratyphi B (untuk kebutuhan praktikum)
pada hari pertama di lakukan penanaman pada media MAC Conkey dan
SS Agar dengan menggunakan ose bulat lalu di inkubasi 37 °C selama
24 jam.
Pada hari kedua dilakukan pengamatan pada koloni yang terdapat
pada media Mac conkey yang hasil nya koloni berbentuk bulat, ukuran 2-
4 mm, warna koloni putih elevasinya cembung dan pinggirannya rata dan
untuk SS agar hasilnya koloni beebentuk bulat, ukuran 2-4 mm berwarna
hitam elevasi cembung dan pinggiran rata.
Setelah di lakukan pengamatan di lanjut dengan pewarnaan Gram yang
diambil dari media SS Agar. Pada pewarnaan Gram hasil bakteri tersebut
berbentuk batang, susunan mono basil, Gram negatif. Di lanjut dengan
penanaman bakteri pada media uji biokimia yang diambil dari media SS
Agar.
Pada hari ketiga dilakukan pengamatan pada uji biokimia yang
telah di tanam pada hari kedua, hasil dari uji gula-gula di dapatkan
glukosa non fermenter, gas(-) yang seharusnya pada bakteri salmonella
paratyphi B hasil dari Glukosa nya yaitu fermenter, gas (+) dan untuk
media laktosa di dapatkan hasil non fermenter, gas(-) sama dengan hasil
uji gula-gula untuk salmonella paratyphi B kemudian untuk manitol di
dapatkan hasil non fermenter,gas (-) yang seharusnya pada salmonella
paratyphi B yaitu manitol fermenter, gas (+) dan untuk sukrosa di
dapatkan hasil non fermenter, gas(-) sesuai dengan uji gula-gula
salmonella paratyphi B.
Uji biokimia pada media VP hasilnya negatif ditandai dengan tidak
terjadi perubahan warna dan hanya terdapat cincin warna coklat dan
pada media MR hasilnya positif ditandai dengan adanya cincin warna
merah menandakan bahwa bakteri ini mampu menghasilkan methyl etil
glicol, SIM hasilnya positif ditandai dengan sulfur positif, motility positif
dan indol juga positif menandakan bahwa bakteri ini mempunyai enzim
tiftofanase yang mengoksidasi enzim triftofan menjadi indol, tetapi pada
salmonella paratyphi B seharusnya di dapatkan sulfur pisitif indol negatif
dan motility dan positif, Pada media TSIA hasilnya basa/asam, gas (+)
dan H2S positif, pada media urease di dapatkan hasil positif yang artinya
Pada uji urease menunjukan bakteri menghasilkan enzim urease,
beberapa mikroorganisme mampu menghasilkan enzim urease yang
menguraikan mikro molekul urea menjadi karbon dioksida dan ammonia
tetapi untuk bakteri salmonella paratyphi B didapatkan hasil urease
negatif, tidak terjadi perubahan warna tetap berwarna kuning karena
bakteri ini tidak mempunyai enzim untuk menghidrolisasi urea menjadi
amoniak, Pada media simon citrat hasilnya positif karena bakteri ini
menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya.
Berdasarkan derajat kesamaan hanya di dapatkan 79% antara
hasil praktikum dengan klasifikasi hasil uji biokimia salmonella paratyphi B
sedangkan kan derajat kesamaan untuk hasil praktikum dengan
klasifikasi bakteri proteus.sp di dapatkan presentasi 95%, itu di karenakan
perbedaan dari hasil praktikum dengan klasifikasi uji biokimia bakteri
proteus.sp hanya pada Glukosanya saja.
I. Kesimpulan
Dari hasil praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram negatif
Batang dari sampel feses didapatkan derajat kemiripan 79% mengarah
pada bakteri salmonella paratyphi B dan 95 % mengarah kepada bakteri
Proteus.sp.
J. Daftar Pustaka
Jawetz, Melnick and adelberg's.2005. Medical Microbiology, 23 (ed),
McGraw Hill Companies, United States.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2011. Profil Kesehatan
Indonesia 2010, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
(http://www.depkes.go.id) diakses 27 Maret 2013.
Syahrurachman, A.,dkk.2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Bina
Rupa Aksara Jakarta.
Tambayong, J.1999. Mikrobiologi Untuk Keperawatan, Widya Medika,
Jakarta.
Chandra, B.2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Widyastuti, P (Ed),
EGC, Jakarta.
K. Lampiran
Pewarnaan Gram
(Glukosa, sukrosa, manitol, laktosa)
Media SIM
Media TSIA
Media MR Media VP