Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Prasekolah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

“SEHAT JIWA PADA USIA PRASEKOLAH”

Oleh :
Kelompok 4

Andrika agustin fitriastining 201601005


Ayu andira 201601007
Moh. Indra jenaan 201601025
Rizal 210601036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2018

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “(Asuhan
Keperawatan Sehat Jiwa pada Usia Prasekolah)”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata
kuliah Keperawatan Jiwa I di STIKes Widya Nusantara Palu ini dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil, Selain itu
makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam
mempelajari Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Usia Prasekolah).
Oleh karena itu, Kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, terutama mahasiswa Keperawatan.

Palu, 2 Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi....................................................................................................... 3
B. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah....................................... 3
C. Tugas Perkembangan anak Usia Prasekolah.............................................. 5
D. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah................. 6
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh Kembang..................... 6
F. Masalah-masalah pada Anak Usia Prasekolah........................................... 8
G. Bimbingan Selama Fase Prasekolah........................................................... 17
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.................................................................................................. 18
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 19
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................. 19
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN.......................................................................................... 21
B. SARAN....................................................................................................... 21
Daftar Pustaka............................................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi
antara anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut Friedman (2010)
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Tahap perkembangan keluarga
mempunyai tugas perkembangannya masingmasing, salah satunya adalah tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah. Tahap ini mulai saat
kelahiran anak pertama berusia 3 tahun dan berakhir saat anak berusia 6 tahun.
(Patmonodewo, 2008).Oleh karena itu keluarga dengan tahap perkembangan usia
anak prasekolah mempunyai tugas antara lain membantu anak untuk bersosialisasi,
beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi, mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan keluarga sekitar), pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak, pembagian tanggung jawab anggota keluarga, merencanakan
kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh kembang anak (Friedman, 2010).
Keluarga dengan anak usia prasekolah memiliki masalah ketidakmampuan menjadi
orang tua seperti: menghalangi minat dan kegiatan anak, memberikan contoh yang
buruk, mudah jengkel dan marah, sedikit rasa kasih sayang terhadap anak, melarang
anak bergaul dengan teman, harapan terhadap anak tidak realitif, dan membuat
suasana rumah tegang atau tidak menyenangkan hingga pola asuh pada anak kurang
baik (Soekanto dalam Winnetou, 2011).
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Anak Usia
Prasekolah.

C. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah ?
Apa saja Tahap Tumbuh Kembang dari Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah ?
Apa saja Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah ?
Apa saja Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang ?
Apa saja Masalah-masalah Pada Anak Usia Prasekolah ?
Bagaimana Asuhan keperawatan Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Usia prasekolah dalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada
usia ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin, dan meniru.
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan.

B. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah


1. Pertumbuhan (Growth)
Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter). Perubahan ukuran atau nilai-
nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan.
2. Perkembangan
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan
yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang
paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran
( Supartini, Yupi: 2004).
3. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun
prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya
sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat
sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira
2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg,
hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun,
panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan
berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka.
Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus.
Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun
ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-
laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan
lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah
6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi
karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang
berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah
dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat
asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan
kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.
b. Perkembangan
1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi,
makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3) Mulai memahami waktu.
4) Penggunaan tangan primer terbentuk.
Adapun Perkembangan dibagi atas, sebagai berikut :
1) Perkembangan psikososial (Eric Ericson)
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah
inisiatf vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara
mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap
lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi
lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.
Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk
melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan
suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang
bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke
perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
2) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase
praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap
ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang
dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat,
trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak
mulai menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
b) Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir
timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa
tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
3) Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah
melalui budaya sebagai dasra peletakan nilai moral.

C. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah


1. Personal / sosial
a. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
b. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
c. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
d. Keluarga merupakan kelompok utama
e. Kelompok meningkat kepentingannya
f. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
g. agrsif
2. Motorik
a. Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
b. Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
c. Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
d. Bahasa dan kognitif
e. Egosentrik
f. Ketrampilan bahsa makin baik
g. Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
h. Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami,
mengatasi masalah.
3. Ketakutan
a. Pengrusakan diri
b. Dikebiri
c. Gelap
d. Ketidaktahuan
e. Objek bayangan, tak dikenal

D. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah


1. Membantu anak untuk bersosialis
2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain
(tua) juga harus dipenuhi
3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

E. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang


Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan
yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi
banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2009), faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang, yaitu:
1. Faktor dalam (internal)
2. Genetika
3. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa
lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.
4. Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan
pendek
5. Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
6. Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki
7. Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
Beberapa Pengaruh lain :
1. Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi,
dan otak.
2. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
3. Faktor prenatal
a. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan
b. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan conginetal, misalnya club foot
c. Toksin, zat kimia, radiasi
d. Kelainan endokrin
e. Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
f. Kelainan imunologi
g. Psikologis ibu
4. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
5. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap
TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan

F. Masalah-masalah Pada Anak Usia Prasekolah


1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare,
cacar air, difteri, dan campak.
Manajemen Teraupetik Dan
N
Masalah/ Penyakit Komplikasi Pertimbangan
O
Keperawatan
1. Diare (Gastroenterologi) Komplikasi: 1.Memberikan
Agen pembuka: bakteri o Dehidrasi cairan
dan virus. o Renjatan hipovolemik 2,Diatetik
o Hypocalanta
Sumber: makanan basi, o Intoleransi laktosa (pemberian
beracun, alergi terhadap sekunder makanan)
makanan. o Kejang
o Malnutrisi energi protein
Masa inkubasi: BAB >
3 x 24 jam
Obat:
MK: anak menangis,
gelisah, suhu tubuh
meninggi, BAB cair
o Anti sekresi
kadang disertai darah dan
o Anti spasmolitik
lender o Pengeras tinjs
o Antibiotik

2. Varicela (Cacar air) 1. Lakukan


Kekhususan: biasanya tidak ada
Agen pembawa : isolasi ketat
agen anti viral (ecyclovir) untuk
Variacell Zooster resiko tinggi anak terinfeksi, di RS
Varicella 2. Isolasi anak
Sumber: sekresi primer
dirumah
saluran pernafasan dan
Obat:Diphenhidramin,hydoklorid
sampai
organ terinfeksi, pada
a, atau anti histamin untuk
vasikel
tingkatan lesi kulit yang
menghilangkan gatal
mengering
lebih rendah
(biasanya 1
Transmisi:terkontaminas Perawatan kulit untuk pencegahan
minggu
i oleh objek penularan. infeksi bakteri kedua.
setelah
Masa inkubasi: 2-3
Komplikasi: terinfeksi)
minggu/ 13-17 hari
dan isolasi
Masa penularan: o Infeksi pada tahap kedua
anak yang
biasanya 1 hari setelah (bisu, selulitis, pnemoni,
beresiko
erupsi lesi (masa awal) sepsis)
a. Encephalitis tinggi infeksi.
sampai 5 hari setelah
b. Varicela pnemoni 3. Beri
banyak muncul vesikel  Peredaran varicela perawatan
ketika kerak kulit c. Kronik atau
kulit: mandi
terbentuk. tranesien
dan berganti
MK: trombositopenia
pakaian
Tahap awal: demam
setiap hari,
ringan, malaise,
oleskan
anoreksia, pertama kali
lation.
ruam dan gatal, muncul
4. Mengurangi
makula, dengan cepat
gatal-gatal
berkembang menjadi
5. Hindari
papula dan menjadi
mengupas
vesikel (dikelilingi oleh
dasar eritematosus kulit kerak
menjadi gelembung, yang
mudah pecah dan menggosok
membentuk kerak). dan membuat
Ketiga tahapan (papula, iritasi
vesikel, dan kerak kulit)
hadir dalam tingkatan
berbeda dalam waktu
yang sama.
Distribusi: sentrifetal,
menyebar ke wajah dan
tubuh, tapi jarang pada
tungkai dan lengan.
Gejala: elevasi suhu dari
limfade nopaty, iritasi
dari gatal-gatal.

3. Difhteria 1.Lakukanisolasi
Manifestasi klinis:  Antitoksin (biasanya melalui ketat di rumah
Bervariasi menurut
lokasi anatomi intravena diawali dengan test sakit
pseudomembran kulit dan konjungtiva untuk 2.Berpartisipasi
Nasal : mengetes sensitifitas pada test
Menyerupai flu, nasal terhadap serum) sensitifitas;
 Antibiotik (penisillin atau
mengeluarkan serosan beri epineprin
erythromycin).
guineous mukous  Bedrest total (pencegahan jika ada
purulent tanpa gejala- miokarditis) 3.Beri antibiotik,
gejala pokok: tampak  Tracheostomy untuk Amati
seperti epitaksis. penahambatan jalan udara. Sensitifitas
 Perawatan carrier dan kontak
Tonsilar pharingeal : Terhadap
terhadap orang yang
Malaise, anorexia, Penisilin
terinfeksi.
tenggorokan sakit,
4.Gunakan
sedikit demam, pulse Komplikasi :
meningkat dari yang
diharapkan selama 24
jam, membran melembut,  Miokarditis (minggu ke 2) suction jika perlu

putih atau abu-abu; Neuritis


5.Beri perawatan
timbulnya limfadenitis
komplit untuk
jika penyakitnya parah
memperoleh
timbul toximea, septik
bedrest
syok, dan meninggal
dalam 6-10 hari. 6.Atur
Lharyngeal : kelembaban
Demam : serak, batuk, untuk pencairan
tanpa ada tanda awal, optimum sekresi.
potensial penghambatan
7.Amati respirasi
jalan udara, gelisah,
untuk tanda-tanda
cyanosis, retraksi
penghambatan
dyspniec.

4. Rubeola (campak) Tidak ada perawatan lain yang 1.Yakinkan


Agen pembawa : perlu kecuali antipiretik untuk orangtua bahwa
Virus demam dan analgesik untuk vesikel-vesikel
Sumber : nyeri. adalah suatu
Sekresi saluran nafas, proses panyakit
Komplikasi :
darah dan urine dari yang alami pada
orang yang terinfeksi. anak-anak yang
Jarang terjadi (arthritis,
Transisi : terinfeksi.
enchepalitis, atau purpura);
Kontak langsung dengan
penyakit-panyakit menular yang
2.Gunakan
orang yang terinfeksi.
sering dijumpai pada masa anak-
sentuhan lembut
Masa inkubasi :
anak; bahaya terbesar adalah efek
jika diperlukan.
10-20 hari
teratogenik pada janin.
Periode penularan :
3.Jauhkan anak
Dari 4-5 hari setelah
dariwanita hamil
ruam-ruam muncul tetapi
terutama selama tahapan
awal (catharal).
Manifestasi klinis :
Fase prodromal:
Tidak dijumpai pada
anak-anak, namun
dijumpai pada orang
remaja dan dewasa yang
ditandai dengan demam
ringan, sakit kepala,
malaise, anorexia,
konjungtivitis ringan,
coryza, sakit
kerongkongan, batuk,
dan limfadenofaty. Paling
sedikit 1-5 hari,
menghilang 1 hari
setelah terjadinya ruam.
Ruam :
Pertama kali muncul di
wajah dan dengan segera
menyebar ke leher,
lengan batang tubuh dan
kaki. diakhiri dari
pertama ditutupi dengan
bercak-bercak kemerahan
makulo pupalar, biasanya
hilang pada hari ketiga
Tanda dan gejala :
Demam ringan yang
muncul kadang-kadang,
sakit kepala, malaise dan
limfadenopaty.

2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua
sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
a. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas
fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih
bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan
takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi
masa malu.
b. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat
tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
c. Bahaya psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
d. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM
(rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk
biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat
kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-
waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang
sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film
tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.
Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th,
karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur
anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak
dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur
anak bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari
dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non
REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode
berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam
hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini
paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2) Berikan cerita yang pendek.
3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
4) Gunakan lampu redup.
5) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak
berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada
umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat
melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri,
membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri
serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak
berusia 4 th dan 10% anak berusia 6 th masih mengompol pada malam
hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet
training) adalah denganm mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari
kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair
(pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).

4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.


Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bln.
Metode toilet training yang banyak digunakan adalah metode timing. Anak yang
tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara bertahap
diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap.
Kemudian anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk di
atas potty chair selama tidak lebih dari 5-10 mnt. Hal itu dilakukan sambil ibu
memberikan penjelasan bahwa swkarang sudah saatnya anak untuk melakukan
BAB/BAK ditempatnya (maksudnya pada potty chair/kloset) buka di pakaian
dalam atau popok. Jika Anak sudah bisa melakukannya, ibu boleh memberikan
pujian ataupu hadiah. Tetapi jika anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya
tidak memarahi ataupun menghukum anak. Metode timing efektif untuk anak-anak
yang memiliki jadwal BAB/BAK yang teratur.
Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu. Kepada
anak yang sudah siap diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan
boneka sebagai model. Ibu memberikan pujian kepada boneka karena pakaian
dalamnya kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian
ibu meminta anak untuk menirukan proses toliet training dengan bonekanya secara
berulang-ulang, anak juga diajari untuk memuji bunekanya. Selanjutnya anak
menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan pujian
kepada anak. Jika anak tetap bertahan duduk di toilet sebaiknya diangkat dan toilet
training dicoba kembali setelah anak makan. Tetepi jika hal ini berlangsung selama
beberapa hari sebaiknya tolet traing ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah berhasil melakukan
toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara perlahan pujian mulai
dikurangi. Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet dengan kekerasan tidak efektif
dan bisa menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.

G. Bimbingan Selama Fase Prasekolah


1. Usia 3 tahun
a. Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan
yang lebih luas.
b. Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
c. Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
d. Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang.
2. Perubahan pada anak usia 3.5 thn : anak akan menjadi kurang koordinasi,
gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
a. Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang
tua.
b. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th
akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th.
c. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
d. Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah
cedera.
3. Usia 4 tahun
a. Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas
motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
b. Eksplorasi perasaan oreng tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
c. Masukkan anak ke TK
d. Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
e. Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
f. Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan
diusia sebelumnya.
4. Usia 5 tahun
a. Masa tenang pada anak
b. Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
c. Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Keluarga
a. Pengetahuan keluarga
b. Peran orang tua
2. Anak
a. Perkembangan fisik, yang perlu dikaji antara lain:
1) Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun.
Berat badan rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg terkait
dengan nutrisi anak.
2) Pertumbuhan anak (tinggi badan 2-3 inchi per tahun).
3) Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatan koordinasi
otot besar dan halus, sehingga mereka dapat berlari dengan baik,
berjalan naik dan turun dengan mydah dan belajar untuk melompat.
4) Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.
b. Perkembangan kognitif, yang perlu dikaji antara lain:
1) Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman konkret.
2) Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang
perilaku yang disadari secara sosial benar atau salah.
3) Perkembangan bahasa anak termasuk kosakata, yang memungkinkan
penggabungan berbagai personifikasi yang berbeda.
c. Perkembangan psiko-sosial
1) Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.
2) Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial,
mereka berganti dari bermain paralel ke jenis asosiatif.
3) Presepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melalui keluarga, pola hidup mereka,
sensasi pada tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu anak-anak
mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian dan makan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin akan muncul :
1. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
2. Defisit pengetahuan orang tua
3. Hambatan interaksi sosial

C. Intervensi Keperawatan
1. Resiko ketrerlambatan pertumbuhan dan perkembangan
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan
kelompok usia.
b. Dengan cermat kaji tingkat perkembangan anak dalam seluruh area fungsi,
menggunakan alat poengkajian yang spesifik.
c. Dorong utuk perawatan diri: merias diri sendiri, memakai baju sendiri,
perawatan mulut, perawatan rambut.
d. Berikan waktu bermain dengan orang lain yang sering dan dengan berbagai
permainan.
e. Beri waktu untuk bermain sendiri dan menggali lingkungan bermain.
f. Perintahkan untuk memberikan respon verbal dan mengajukan permintaan.
g. Beri pujian untuk perilaku yang positif
2. Defisit pengetahuan orang tua
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan
kelompok usia.
b. Beri pendidikan kesehatan atau informasi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak.
3. Hambatan interaksi sosial
a. Bila ada perilaku antisosial pada anak, bantu untuk:
1) Menggambarkan perilaku yang mempengaruhi sosialisasi
2) Bermain peran sesuai respon
3) Memunculkan umpan balik yang sebaya untuk perilaku positif dan
negatif.

b. Ajarkan orang tua untuk:


1) Menghindari ketidaksetujuan didepan anak
2) Membuat kontak mata sebelum memberi instruksi dan minta anak untuk
mengulangi apa yang dikatakan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Usia prasekolah dalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada
usia ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin, dan meniru.
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak usia
prasekolah yaitu faktor dalam (internal), genetik, perbedaan ras, etnis, atau bangsa,
keluarga, umur, jenis kelamin, dan kelainan kromosom Dengan dilakukannya
beberapa tindakan asuhan keperawatan dapat mengatasi masalah pasien dan
keluarga pasien..
B. Saran
Dengan makalah yang kami buat ini, diharapkan para perawat ataupun calon
perawat dapat memahami tentang sehat jiwa pada usia prasekolah. Terkhususnya
bagi para mahasiswa kesehatan agar dapat memahami hal tersebut. Pengetahuan ini
diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi
mahasiswa dan para pekerja, hingga mampu meningkatkan kepercayaan
masyarakat akan kinerja seorang perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, A. (2011). Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP)
Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMPNEGERI 66 JAKARTA SELATAN.
Jakarta.: Pendidikan agama islam FTIK Universitas Islam negeri Syarif
Hidayatullah. diakses tanggal 25 Mei 2014.
Friedman, M.M. (2010). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (5th ed),
terjemahan. Jakarta: EGC.
Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Soekanto, S. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Cet.
Ke-10, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soetjiningsih. (2009). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai