Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Prasekolah
Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Prasekolah
Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Prasekolah
Oleh :
Kelompok 4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “(Asuhan
Keperawatan Sehat Jiwa pada Usia Prasekolah)”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata
kuliah Keperawatan Jiwa I di STIKes Widya Nusantara Palu ini dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil, Selain itu
makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam
mempelajari Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Usia Prasekolah).
Oleh karena itu, Kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, terutama mahasiswa Keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi....................................................................................................... 3
B. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah....................................... 3
C. Tugas Perkembangan anak Usia Prasekolah.............................................. 5
D. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah................. 6
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh Kembang..................... 6
F. Masalah-masalah pada Anak Usia Prasekolah........................................... 8
G. Bimbingan Selama Fase Prasekolah........................................................... 17
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.................................................................................................. 18
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 19
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................. 19
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN.......................................................................................... 21
B. SARAN....................................................................................................... 21
Daftar Pustaka............................................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi
antara anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut Friedman (2010)
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Tahap perkembangan keluarga
mempunyai tugas perkembangannya masingmasing, salah satunya adalah tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah. Tahap ini mulai saat
kelahiran anak pertama berusia 3 tahun dan berakhir saat anak berusia 6 tahun.
(Patmonodewo, 2008).Oleh karena itu keluarga dengan tahap perkembangan usia
anak prasekolah mempunyai tugas antara lain membantu anak untuk bersosialisasi,
beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi, mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan keluarga sekitar), pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak, pembagian tanggung jawab anggota keluarga, merencanakan
kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh kembang anak (Friedman, 2010).
Keluarga dengan anak usia prasekolah memiliki masalah ketidakmampuan menjadi
orang tua seperti: menghalangi minat dan kegiatan anak, memberikan contoh yang
buruk, mudah jengkel dan marah, sedikit rasa kasih sayang terhadap anak, melarang
anak bergaul dengan teman, harapan terhadap anak tidak realitif, dan membuat
suasana rumah tegang atau tidak menyenangkan hingga pola asuh pada anak kurang
baik (Soekanto dalam Winnetou, 2011).
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Anak Usia
Prasekolah.
C. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah ?
Apa saja Tahap Tumbuh Kembang dari Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah ?
Apa saja Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah ?
Apa saja Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang ?
Apa saja Masalah-masalah Pada Anak Usia Prasekolah ?
Bagaimana Asuhan keperawatan Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Usia prasekolah dalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada
usia ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin, dan meniru.
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan.
3. Difhteria 1.Lakukanisolasi
Manifestasi klinis: Antitoksin (biasanya melalui ketat di rumah
Bervariasi menurut
lokasi anatomi intravena diawali dengan test sakit
pseudomembran kulit dan konjungtiva untuk 2.Berpartisipasi
Nasal : mengetes sensitifitas pada test
Menyerupai flu, nasal terhadap serum) sensitifitas;
Antibiotik (penisillin atau
mengeluarkan serosan beri epineprin
erythromycin).
guineous mukous Bedrest total (pencegahan jika ada
purulent tanpa gejala- miokarditis) 3.Beri antibiotik,
gejala pokok: tampak Tracheostomy untuk Amati
seperti epitaksis. penahambatan jalan udara. Sensitifitas
Perawatan carrier dan kontak
Tonsilar pharingeal : Terhadap
terhadap orang yang
Malaise, anorexia, Penisilin
terinfeksi.
tenggorokan sakit,
4.Gunakan
sedikit demam, pulse Komplikasi :
meningkat dari yang
diharapkan selama 24
jam, membran melembut, Miokarditis (minggu ke 2) suction jika perlu
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua
sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
a. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas
fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih
bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan
takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi
masa malu.
b. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat
tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
c. Bahaya psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
d. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM
(rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk
biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat
kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-
waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang
sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film
tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.
Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th,
karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur
anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak
dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur
anak bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari
dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non
REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode
berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam
hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini
paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2) Berikan cerita yang pendek.
3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
4) Gunakan lampu redup.
5) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak
berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada
umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat
melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri,
membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri
serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak
berusia 4 th dan 10% anak berusia 6 th masih mengompol pada malam
hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet
training) adalah denganm mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari
kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair
(pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
A. Pengkajian
1. Keluarga
a. Pengetahuan keluarga
b. Peran orang tua
2. Anak
a. Perkembangan fisik, yang perlu dikaji antara lain:
1) Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun.
Berat badan rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg terkait
dengan nutrisi anak.
2) Pertumbuhan anak (tinggi badan 2-3 inchi per tahun).
3) Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatan koordinasi
otot besar dan halus, sehingga mereka dapat berlari dengan baik,
berjalan naik dan turun dengan mydah dan belajar untuk melompat.
4) Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.
b. Perkembangan kognitif, yang perlu dikaji antara lain:
1) Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman konkret.
2) Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang
perilaku yang disadari secara sosial benar atau salah.
3) Perkembangan bahasa anak termasuk kosakata, yang memungkinkan
penggabungan berbagai personifikasi yang berbeda.
c. Perkembangan psiko-sosial
1) Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.
2) Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial,
mereka berganti dari bermain paralel ke jenis asosiatif.
3) Presepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melalui keluarga, pola hidup mereka,
sensasi pada tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu anak-anak
mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian dan makan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin akan muncul :
1. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
2. Defisit pengetahuan orang tua
3. Hambatan interaksi sosial
C. Intervensi Keperawatan
1. Resiko ketrerlambatan pertumbuhan dan perkembangan
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan
kelompok usia.
b. Dengan cermat kaji tingkat perkembangan anak dalam seluruh area fungsi,
menggunakan alat poengkajian yang spesifik.
c. Dorong utuk perawatan diri: merias diri sendiri, memakai baju sendiri,
perawatan mulut, perawatan rambut.
d. Berikan waktu bermain dengan orang lain yang sering dan dengan berbagai
permainan.
e. Beri waktu untuk bermain sendiri dan menggali lingkungan bermain.
f. Perintahkan untuk memberikan respon verbal dan mengajukan permintaan.
g. Beri pujian untuk perilaku yang positif
2. Defisit pengetahuan orang tua
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan
kelompok usia.
b. Beri pendidikan kesehatan atau informasi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak.
3. Hambatan interaksi sosial
a. Bila ada perilaku antisosial pada anak, bantu untuk:
1) Menggambarkan perilaku yang mempengaruhi sosialisasi
2) Bermain peran sesuai respon
3) Memunculkan umpan balik yang sebaya untuk perilaku positif dan
negatif.
A. Kesimpulan
Usia prasekolah dalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada
usia ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin, dan meniru.
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak usia
prasekolah yaitu faktor dalam (internal), genetik, perbedaan ras, etnis, atau bangsa,
keluarga, umur, jenis kelamin, dan kelainan kromosom Dengan dilakukannya
beberapa tindakan asuhan keperawatan dapat mengatasi masalah pasien dan
keluarga pasien..
B. Saran
Dengan makalah yang kami buat ini, diharapkan para perawat ataupun calon
perawat dapat memahami tentang sehat jiwa pada usia prasekolah. Terkhususnya
bagi para mahasiswa kesehatan agar dapat memahami hal tersebut. Pengetahuan ini
diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi
mahasiswa dan para pekerja, hingga mampu meningkatkan kepercayaan
masyarakat akan kinerja seorang perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, A. (2011). Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP)
Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMPNEGERI 66 JAKARTA SELATAN.
Jakarta.: Pendidikan agama islam FTIK Universitas Islam negeri Syarif
Hidayatullah. diakses tanggal 25 Mei 2014.
Friedman, M.M. (2010). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (5th ed),
terjemahan. Jakarta: EGC.
Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Soekanto, S. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Cet.
Ke-10, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soetjiningsih. (2009). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.