Panduan Komunikasi Efektif
Panduan Komunikasi Efektif
Panduan Komunikasi Efektif
PANDUAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
EDISI 1
TAHUN 2019
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
1. Komunikasi adalah proses penyampaian oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu merubah sikap, pendapat atau
perilaku baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung
(melalui media). Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa ?dengan saluran
apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (who ?, says
what ? in whicht chanel ? to whon ? With what effect? ) (Lasswell
1960)
2. Informasi adalah penerangan keterangan pemberitahuan, kabar
atau berita. Informasi juga memberikan keteranangan atau bahan
nyata yang dapat dijadikan bahan kajian analis atau kesimpulan.
3. Edukasi adalah proses pembelajaran yang dilakukan dalam rangka
memberikan informasi edukasi mengenai masalah kesehatan sesuai
kebutuhan pasien atau keluarga.
4. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi adalah
komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi asuhan
biasanya dilakukan oleh petugas customer service, registrasi dan
admission.
5. Komunikasi efektif adalah suatu proses dimana individu (pengirim
pesan) menggunakan kata atau bahasa verbal/non verbal baik lisan
dan atau tulisan sehingga pesan yang dikirim dapat diterima
dengan jelas dan benar.
6. Pasien adalah orang yang mendapat pelayanan kesehatan dan
terdaftar di rumah sakit RSUD Ragab Begawe Caram.
7. Keluarga adalah orang yang mempunyai hubungan keluarga dan
atau wali dari pasien yang bertanggung jawab penuh terhadap
pasien yang mendapat layanan di RSUD Ragab Begawe Caram.
8. Masyarakat adalah komunitas dan populasi pasien yang dilayani di
RSUD Ragab Begawe Caram.
9. Komunikasi dengan masyarakat adalah pemberian informasi oleh
rumah sakit umum ragab Begawe Caram dengan komunitas dan
populasi pasien yang dilayani di RSUD ragab Begawe Caram.
10. Komunikasi dengan pasien dan keluarga adalah komunikasi yang
dilakukan oleh profesional pemberi asuhan dengan pasien atau
keluarga agar pasien atau keluarga memperoleh informasi lengkap
mengenai asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit,
serta bagaimana untuk mengakses pelayanan tersebut.
11. Komunikasi antar staf klinis adalah komuniksi dan pertukaran
informasi diantara dan antar profesional pemberi asuhan (PPA)
selama bekerja dalam yaitu komunikasi verbal atau melalui telepon,
pada saat melaporkan.
12. Edukasi kalaborasi adalah edukasi yang diberikan pada pasien dan
atau keluarga yang memiliki kebutuhan edukasi komplek yang
membutuhkan diberikan edukasi secara kalaborasi/terintegrasi
secara multidisiplin (oleh dokter, perawat ahli gizi, fisioterapi
apoteker) berdasarkan kebutuhan pasien denag tujuan
meningkatkan pantient safety, koordinasi program pengobatan dan
perawatan pasien, membantu tenaga kesehatan secara profesi adan
multi disiplin dalam menentukan serta mengikuti setiap masalah
dan mengkoorganisasikanya untuk pemecahan masalah pasien
dengan masalah yang kompleks.
13. Edukasi berkelanjutan adalah pemberian edukasi kepada pasien
atau keluarga tentang pelayanan tindak lanjut guna memenuhi
kebutuhan kesehatan berkesinambungan atau untuk mencapai
sasaran kesehatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Apakah SBAR?
Komunikasi verbal atau komunikasi tulis yang kurang adekuat
merupakan sumber kesalahan yang serius pada pusat pelayanan
kesehatan. Analisis akar masalah ditemukan sebagai sumber
kesalahan yang terjadi secara umum disebabkan dari kedua macam
komunikasi ini. Terdapat beberapa hambatan dalam komuikasi antar
petugas pemberi pelayanan karena factor hirarki, gender, suku,
perbedaan gaya komunikasi antar disiplin ilmu dan gaya komunikasi
individual.
SBAR merupakan kerangka komunikasi yang mempermudah
mengatasi hambatan dalam komunikasi. SBAR merupakan bentuk
struktur mendasari komunikasi antara pemberi informasi dengan
penerima informasi. SBAR mudah diingat yang praktis untuk
komunikasi atau percakapan. SBAR tersusun sebagai berikut:
S = Situation
B = Background
A = Assessment
R = Recommendation
d. Recomendation (Rekomendasi)
Jelaskan kepada petugas rekomendasi yang diberikan untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas,
bagaimana cara melaksanakan saran serta tentukan waktu
pelaksanaannya serta tindaklanjutnya.
Terakhir, rekomendasi yang diberikan, apakah sudah sesuai
dengan harapan pada akhir pembicaraan dengan klinisi atau
petugas tersebut.
Konfirmasi
Petugas < saya sudah jelas tindakan kepada
pasien adalah……., akan saya laporkan lagi dalam
waktu……>
PPDS-dokter IGD-perawat/bidan melaporkan keadaan pasien kepada
DPJP
Situation: telah terjadi dua kali kejadian pasien jatuh dari kursi saat
dimandikan
TATALAKSANA
2.LOOK A LIKE
SOUND A LIKE
B. OBAT INJEKSI
No. Nama Obat Obat Perancu
1 Bactesyn 750 mg Bactesyn 1500mg
2 Brainact 250 mg Brainact 500 mg
3 Neurotam 1 g Neurotam 3 g
4 Taxegram 0.5 g Taxegram 1 g
Piracetam 1 g Piracetam 3 g
5
6 Dopamine DoBUTamin
7 CefAZOL CefaZOLIN
8 CefTRIAXON CefOTAXIME
9 Ephedrine Epinephrine
SOUND A LIKE
C. OBAT SIRUP
No Nama Obat Obat Perancu
1 abbotic 125 abbotic 250
amoxsan syr amoxsan FORTE
2 syr
3 amoxsan syr amoxsan drop
4 cefadroxil syr cefadroxil 250 syr
5 elkana syr elkana CL syr
6 lasal syr lasal expektoran
sanadryl DMP sanadryl
7 EXPECTORANT
8 sanmol syr sanmol drop
SOUND A LIKE
D. NASAL SPRAY
No Nama Obat Obat Perancu
Seretide discus 250 Seretide discus
1 500
SOUND A LIKE
E. SALEP
No Nama Obat Obat Perancu
hydrocortison 1% hydrocortison
1 2,5%
2 c. LFX MD c. floxa MD
3 c. genta TM c. genta ZM
4 c. xitrol tria xitrol
5 c. carpine tria carpine
6 c. timolol 0,5% tria timolol 0,5%
D. Komunikasi pada keadaan urgent code red, code blue, code black..
Alur Pelaporan Hasil Niilai Kritis Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD.
BAB V
DOKUMENTAS
PENUTUP
Ditetapkan di : Berabasan
Pada Tanggal : 31 Januari 2019
dr.HOTMAIDA VERAWATI.S
NIP.19730505 200212 2 001