Materi Komunikasi Efektif
Materi Komunikasi Efektif
Materi Komunikasi Efektif
EFEKTIF
2023
R S I A P U C U K P E R M ATA H AT I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sasaran keselamatan pasien yang wajib diterapkan di semua rumah sakit yang
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu
kepada Nine-Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang
digunakan juga oleh pemerintah. Komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan
manusia dengan lingkungan sekitarnya. Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah dari
lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan yang tidak relevan.
Dengan kata lain manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan hubungan dengan
lingkungan. Memberikan asuhan pasien adalah suatu upaya yang komplek dan sangat
tergantung pada komunikasi dan informasi.
Komunikasi tersebut adalah komunikasi dengan masyarakat, komunitas,
komunikasi dengan pasien dan keluarganya serta komunikasi tenaga kesehatan lainnya.
Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah yang paling sering
menyebabkan insiden keselamatan pasien. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Edisi 1 Tahun 2018, salah satu saran dari enam sasaran keselamatan pasien adalah
peningkatan komunikasi efektif dan sebagai SKP II. Poin dalam SKP II adalah Rumah
sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar
pemberi layanan. Hal ini sesuai dengan Joint Commission International goals 2 The
organization develops an approach to improve the effectiveness of communication among
caregivers (JCI, 2012). Barker (1971) membagi rerata waktu dalam sehari yang
dipergunakan untuk proses komunikasi sebagai berikut : mendengar 42%, bicara 32%,
membaca 15%, dan menulis 11%. Hal ini menunjukan dalam proses komunikasi
mendengar merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan selama proses komunikasi
berlangsung. Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam keselamatan pasien.
Hal ini dapat disimak suatu penelitian yang dilakukan oleh JCAHO tahun 2003 mencatat
bahwa dengan root cause analisis pada komunikasi yang kurang baik 60% dari 2034
menyebabkan kesalahan medic (medical error) dimana 75% menyebabkan kematian. 915
pasien meninggal karena kesalahan komunikasi. Sampai tahun 2005 komunikasi masih
sebagai penyebab kejadian sentinel pada semua katagori.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan pedoman komunikasi efektif ini adalah :
1. Meningkatkan keamanan keselamatan pasien (patient safety)
2. Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagai informasi
3. Meningkatkan kekuatan atau kejelsan dari para pemberi pelayanan kesehatan dalam
mengajukan permintaan perubahan perawatan pasien atau untuk menyelesiakan
informasi dalam keadaan kritis dengan benar dan akurat
4. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
C. Sasaran
Sasaran buku pedoman ini adalah seluruh petugas RSIA Pucuk Permata Hati yang
melakukan pelayanan kepada pasien dan keluarga, pengunjung dan masyarakat.
BAB II
RUANG LINGKUP
Komunikasi dianggap efektif apabila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua
(ambiguous) dan diterima oleh penerima informasi yang bertujuan mengurangi
kesalahan-kesalahan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Adapun ruang lingkup komunikasi efektif adalah :
1. Konsep dasar komunikasi efektif
2. Tatalaksana Komunikasi Efektif Di RSIA Pucuk Permata Hati
3. Komunikasi efektif perawat dan pasien
4. Komunikasi efektif dokter pasien
5. Komunikasi antar PPA (Professional Pemberi Asuhan)
6. Komunikasi efektif dengan menggunakan metode CBAK (Catat-bacakonfirmasi)
7. Meningkatkan komunikasi efektif hasil kritis dengan menggunakan metode SBAR
8. Serah terima asuhan pasien (Hand Over) di dalam RS
9. Komunikasi antar PPA (professional pemberi asuhan) dengan pasien dan keluarga
mengenai edukasi informasi.
10. Komunikasi saat terjadi kondisi emergency
BAB III
KONSEP DASAR KOMUNIKASI EFEKTIF
2. Komunikasi dokter-pasien-keluarga
Hubungan yang berlangsung antara dokter dengan pasiennya selama proses
pemeriksaan, pengobatan, perawatan, yang terjadi di rumah sakit dalam rangka
membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien
3. Komunikasi efektif dokter-pasien-keluarga Pengembangan hubungan dokter-pasien-
keluarga secara efektif yang berlangsung secara efisien dengan tujuan utama
penyampian informasi atau penjelasan yang diperlukan dalam membangun kerja sama
antar dokter dengan pasien dan keluarga. Komunikasi yang dilakukan 5 secara verbal
dan non verbal menghasilkan pemahaman pasien dan keluarga terhadap kesehatannya,
peluang, kendalanya sehingga bersamasama dokter mencari alternative mengatasi
permasalahnannya.
4. Komunikasu efektif antar staf klinis-staf professional lainnya Komunikasi yang
berlangsung antara dokter, peraweat, ahli gizi, bidan, laboratorium, radiologi, farmasi,
rehab medic, selama proses asuhan pasien berupa pemberian perintah secara lisan
maupun via telepon.
BAB IV
TATALAKSANA KOMUNIKASI EFEKTIF DI RSIA PUCUK PERMATA HATI
BAB V
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN PASIEN
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon
Situation (S) :
- Selamat pagi Dokter, saya Noer rochmat perawat Nusa Indah 2
- Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24
jam, mengalami sesak napas.
Background (B) :
- Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013, program
HD hari Senin-Kamis
- Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower
kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
- Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
- TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah
dan asites
- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
- Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
Assessment (A) :
- Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit lebih
- Pasien tampak tidak stabil
Recommendation (R) :
- Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
- Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?
- Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
1. Catat informasi atau instruksi yang disampaikan secara lengkap dalam format
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dengan menggunakan pulpen
tinta warna merah.
2. 2. Bacaulang (readback) informasi atau instruksi yang disampaikan secara
lengkap.Dalam menyebutkan kata yang sulit, obat LASA/NORUM (Look Alike
Sound Alike/ Nama Obat dan Rupa Obat Mirip) maka penerima pesan harus
mengeja hurufnya dengan menggunakan kode alfabeth internasional,
3. Konfirmasi kembali isi informasi atau instruksi kepada pemberi informasi atau
instruksi dengan membaca ulang instruksinya
4. Berikan stampel konfirmasi dalam formulir CPPT sebagai bukti telah dibaca
ulang dan dikonfirmasi
5. Mintakan tanda tangan kepada DPJP sebagai bentuk verifikasi dalam waktu 1x24
jam.
dr. ...............................
PENGERTIAN Komunikasi verbal antar staf medis maupun nonmedis yang mampu
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama
dalam perawatan di rumah sakit melalui pemberian informasi yang
tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima pesan.
PENGERTIAN Nilai kritis adalah nilai atau hasil pemeriksaan tertentu yang harus segera
dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien agar dapat segera
dilakukan tindakan untuk mencegah terjadinya morbiditas maupun
mortalitas
pada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah untuk melaporkan
hasil nilai kritis
Disahkan,
PENGERTIAN Prosedur atau cara mengisi catatan perkembangan terintegrasi yang dilakukan
oleh dokter, perawat,bidan dan petugas kesehatan lain yang terlibat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk mengisi catatan perkembangan
terintegrasi dengan baik sehingga dapat menilai perkembangan pasien.
Unit Rawat Inap, Rawat Jalan,Unit Intensif, IGD, VK, Ruang Bayi, HD, OK,
UNIT TERKAIT
Farmasi, Gizi