GAZALI
GAZALI
GAZALI
OLEH:
KELAS B /2016
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ASAM RETINOAT PADA
SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG
Kosmetika pemutih adalah kosmetika yang mengandung bahan aktif pemutih dan
penggunaannya bertujuan untuk mencerahkan kulit atau untuk memutihkan kulit. Asam
retinoat dilarang digunakan dalam krim pemutih karena dapat menyebabkan kulit kering,
rasa terbakar, teratogenik (cacat pada janin), dan menyebab kanker kulit. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di kota Bandung mengandung
asam retinoat, serta untuk mengetahui kadar asam retinoat yang terkandung dalam krim
pemutih wajah tersebut. Sampel krim pemutih yang diteliti sejumlah 15 sampel. Uji
kualitatif asam retinoat menggunakan spektrofotemetri UV dan metode Kromatografi Lapis
Tipis ( KLT) yang diamati di bawah sinar lampu UV 254 nm. Penetapan kadar pada asam
retinoat dilakukan secara spektrofometri UV pada panjang gelombang 352 nm. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil kualitatif asam retinoat terdapat 4 sampel yang
mengandung asam retinoat, yaitu sampel K, M, N dan
O. Dengan kadar 0,69% untuk sampel K, 0,06 % untuk sampel M, 0,19 % untuk sampel N
dan 0,28 % untuk sampel O.
Kosmetik merupakan suatu komponen sandang yang sangat penting peranannya dalam
kehidupan masyarakat, dimana masyarakat tertentu sangat bergantung pada sediaan kosmetika pada
setiap kesempatan. Di pasaran pada umumnya, banyak beredar sediaan kosmetika yang berperan
untuk keindahan kulit wajah. Dalam perkembangan selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan
ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik dan daya jual
produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pemutih (Widana & Yuningrat, 2007).
Produk pemutih kulit sendiri terbagi menjadi 3 golongan yaitu kosmetik, kosmetisikal dan
kosmetomedik. Golongan pertama disebut kosmetik, jika produk itu mempengaruhi fisiologi kulit
dan dapat dibeli secara bebas, contohnya sabun. Golongan kedua disebut kosmetisikal, jika produk
itu mempengaruhi fisiologi kulit tapi masih boleh dibeli secara bebas-terbatas tanpa harus memakai
resep dokter, contohnya produk yang mengandung Alpha Hydroxy Acid (AHA), asam glikolat,
arbutin dan hidrokuinon. Golongan ketiga disebut kosmetomedik, produk-produk ini
mempengaruhi fisiologi kulit dan hanya boleh dibeli dengan resep dokter, contohnya hidrokuinon di
atas 2% dan asam retinoat (Andriyani, 2011).
Menurut Menaldi (2003), asam retinoat merupakan zat peremajaan non peeling karena
merupakan iritan yang menginduksi aktivitas mitosis sehingga terbentuk stratum korneum yang
kompak dan halus, meningkatkan kolagen dan glikosaminoglikan dalam dermis sehingga kulit
menebal dan padat, serta meningkatkan vaskularisasi kulit sehingga menyebabkan kulit memerah
dan segar
Sediaan topikal dalam bentuk krim, salep, dan gel yang mengandung asam retinoat dosis yang
digunakan dalam konsentrasi 0,001- 0,4%, umumnya 0,1% (Menaldi, 2003).
Asam retinoat mampu mengatur pembentukan dan penghancuran sel-sel kulit. Kemampuannya
mengatur siklus hidup sel ini juga dimanfaatkan oleh kosmetik anti aging atau efek-efek penuaan
(Badan POM, 2008).
Asam retinoat atau tretinoin juga mempunyai efek samping bagi kulit yang sensitif, seperti
kulit menjadi gatal, memerah dan terasa panas serta jika pemakaian yang berlebihan khususnya
pada wanita yang sedang hamil dapat menyebabkan cacat pada janin yang dikandungnya
(Badan POM, 2008).
METODE
Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, gelas kimia, labu ukur, corong,
pipet volume, pipet tetes, pipa kapiler, batang pengaduk, kertas saring Whatman no.41, alumunium
foil, timbangan analitik, lampu UV254, bejana kromatografi, silika gel 60F254, spektrofotometer UV-
Vis (Shimadzu UV-1800) dan kuvet silika.
Bahan Penelitian
Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, aseton, n- heksan, asam retinoat
dan sampel krim pemutih. Sampel yang digunakan adalah krim pemutih yang terdapat di kota
Bandung. Pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan bahwa sampel yang diambil sudah
mewakili sampel yang beredar di kota Bandung. Sampel krim pemutih kemudian diambil sebanyak 15
sampel yaitu sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, sampel F, sampel G, sampel H,
sampel I, sampel J, sampel K yang di ambil dari beberapa pasar tradisional di kota Bandung. Sampel
L, sampel M, dan sampel N di ambil dari salah satu swalayan yang ada di kota Bandung. Sampel O di
ambil dari salah satu klinik kecantikan yang ada di kota Bandung.
Metode Penelitian
Pembuatan larutan uji sampel yang mengandung asam retinoat
Ditimbang 3,0 g sampel uji. Masukkan kedalam gelas kimia, bungkus dengan alumunium foil.
Tambahkan 10 mL metanol dan kocok hingga homogen. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan
saring melalui kertas saring Whatman no.41 (BPOM, 2011).
No Tempat Kode
Sampel
1 Pasar Caringin A, B
A Pasar Ciwastra C, D
B Pasar Simpang Dago E
C Pasar Cicadas F
D Pasar Baru G, H
E Pasar Andir I
F Pasar Kiaracondong J, K
G Borma L, M, N
H Klinik Kecantikan O
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Asam Retinoat Pada Sampel dengan Metode KLT
Sampel Lampu UV254 Harga Rf
(cm)
Gambar 1. Pemeriksaan KLT di bawah lampu
UV254
Dalam hasil sementara uji kualitatif asam retinoat dengan metode KLT bahwa sampel K, M, N
dan O mengandung asam retinoat dan pada sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J dan L tidak
mengandung asam retinoat. Hal ini dapat dilihat dari hasil kromatografi lapis tipis dengan adanya
bercak gelap pada lempeng KLT.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menotolkan sampel pada plat KLT kemudian di elusi
dengan menggunakan n-heksan - aseton (6:4). Noda hasil KLT dilihat di bawah penyinaran lampu
UV254. Suatu senyawa yang mengandung asam retinoat akan mudah diamati dibawah penyinaran
lampu UV dan akan berfluorensi memberikan bercak gelap (BPOM, 2011).
Gambar 2. Grafik Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Spektrofotometri UV untuk sampel I, J, K dan L
Gambar 3 Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode Spektrofotometri UV untuk sampel M,
N dan O
Dari hasil uji metode kualitatif spektrofotometri UV sampel K, M, N, dan O memiliki panjang
gelombang yang sama dengan baku standar asam retinoat yaitu pada panjang gelombang 352 nm
hasil ini sesuai dengan literatur BPOM tahun 2011.
Gambar 4. Kurva Kalibrasi Larutan Asam Retinoat dengan Berbagai konsentrasi Secara
Spektrofotometri UV-VIS Pada Panjang Gelombang 352 nm.
Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis y =
0,00791 x + 0,05742 dengan koefisien kolerasi (r) sebesar 0,98816. Penentuan kadar sampel
metode regresi linier yaitu metode parametrik dengan variabel bebas (konsentrasi sampel) dan
variabel terikat (absorban sampel) menggunakan persamaan persamaan garis regresi kurva larutan
baku. Konsentrasi sampel dapat dihitung berdasarkan persamaan kurva baku tersebut (Rohman,
2007).
Untuk penetapan kadar pada sampel K, M, N dan O yang positif mengandung asam
Untuk menghitung persentase kadar asam retinoat, dilakukan faktor pengenceran sebesar
10 kali, kemudian hasil tersebut dikalikan 10 dimana sampel tersebut dilarutkan dalam 10
mL pelarut. Maka diperoleh kadar persentase asam retinoat seperti yang tercantum pada
tabel di bawah ini.