Makalah Briket Batubara
Makalah Briket Batubara
Makalah Briket Batubara
Disusun Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi
Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena unsur zat yang
mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan semakin sedikit
Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan akan semakin
panas dan semakin lama
Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar volatile matternya
akan semakin sedikit
Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin berkurang dan
lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan nilai kalori rendah juga
mengandung banyak air sehingga menyulitkan dalam penyalaan, berasap dan panas
yang berkurang. Solusinya dengan cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan
dengan cara karbonisasi (menaikkan kadar kalori batubara)
B. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan memudahkan
proses pembakaran
Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah terbakar dan
pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat
Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran menjadi
semakin berkurang
Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan bakar
dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO dan polusi
HC akan semakin berkurang
E. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun dan
mengurangi bau belerang
Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%
Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak akan
membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang
Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga
maupun industri kecil dan menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM
dan kayu bakar. Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di
antaranya untuk memasak, pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh, bawang,
tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/ gerabah, dan
industri lain yang membutuhkan panas. Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan
dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan sebagainya.
Produksi Briket
Untuk mengatur panas/nyala, gunakan jendela/pintu udara : dibuka lebar untuk pemanasan
yang maksimum dan disempitkan untuk pemanasan minimum.
Untuk penghematan, gunakan briket sesuai kebutuhan. Pemadaman nyala dapat dilakukan
dengan menutup rapat/jendela dan bagian atas anglo (dengan penutupan) atau mengambil
satu persatu briket (khususnya yang tipe telur) yang menyala dengan penjepit kemudian
dibenamkan ke dalam pasir atau abu briket batubara.
Kompor/Tungku Briket
Kompor Industri
Kompor Rumah Kompor Industri Kecil/Menengah
Kecil/ Menengah
Tangga(Portabel) (Permanen)
(Portabel)
Kompor untuk jenis industri kecil/menengah seperti :
1. Industri Tahu-Tempe
2. Industri Pencelupan Batik
3. Industri Batubata/Genteng/Kramik
4. Industri Pemindangan Ikan
5. Industri Pengeringan Tembakau
6. Industri Jamu
7. Pengeringan Kayu/Meubel
8. Peternakan Ayam
9. Restoran
10. Warung Tegal
11. Kafe Malam/Tenda
12. Dapur Umum di Pondok Pesantren, dan lain – lain.
Sebagai tindak lanjut upaya ini, maka Direktorat Batubara Departemen Pertambangan
& Energi yang bekerjasama dengan NEDO Jepang telah mendirikan 3 pabrik briket batubara
masing–masing di Tanjung Enim PTBA pada tahun 1993 yang mulai beroperasi tahun 1996,
di Gresik Jawa Timur dan Natar Bandar Lampung. Kapasitas produksi di pabrik Tanjung
Enim sebesar 12.000 ton per tahun briket karbonisasi super tipe telur, tidak berasap & berbau,
digunakan untuk memasak keperluan rumah tangga maupun industri kecil menengah lainnya.
Pabrik briket batubara di Gresik Jawa Timur mempunyai kapasitas produksi sebesar 95.000
ton/tahun briket non karbonisasi tipe kubus 16 lubang yang digunakan untuk pemanasan
peternakan ayam dan industri kecil.
3.1. SIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut :
Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang
tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan
daya tekan tertentu dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka, agar bahan
bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam
pemanfaatannya.
Jenis briket batubara adalah jenis berkarbonisasi (super), jenis non berkarbonisasi (biasa)
dan jenis briket bio-batubara.
Bentuk briket batubara ada dua yaitu tipe yontan (silinder) dan tipe egg (telur).
Proses pembuatan batubara adalah penggerusan dan pengayakan, pencampuran,
pencetakan, pengeringan, uji kualitas dan pengemasan penyimpanan pemasaran.
Aplikasi penggunaan briket batubara terdapat dalam industry kecil / menengah dan rumah
tangga.
3.2. SARAN
Penggunaan briket batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri
kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, untuk itu diperlukan
sosialisasi dalam penggunaan Briket Batubara. Untuk pembahasan terperinci mengenai
teknologi pembuatan briket batubara harus dipelajari lebih lanjut dalam sumber –
sumber pemanfaatan batubara dalam bentuk briket.
Daftar Pustaka
Andi Aladin, 2010 Sumber Daya Alam Batu Bara, Lubuk Agung Bandung
Andi Sofyan, 2016 Pembuatan Briket Dari Sekam Padi Dengan Kombinasi Batu Bara, Jurnal
Rekayasa Pangan Dan Pertanian Medan
Bambang Suwando, Yeniati, 2007 Prospek Briket Batu Bara Lignit Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Rumah Tangga, Jurnal Sians Dan Teknologi Indonesia Jakarta
Mandasini, Aladin, 2010, Pembuatan Briket Dari Campuran Batu Bara, Sekam Padi Sebagai
Bahan Bakar Alternatif, Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses, Semarang
Mandasini, Sungkono , 2016 Analisa Kinerja Tungku Berbahan Bakar Biobriket, Journal Of
Chemical Process Engineering, Makassar