123dok Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Mengenai Kejang Demam Pada Anak Di Kelurahan Tembung Tahun
123dok Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Mengenai Kejang Demam Pada Anak Di Kelurahan Tembung Tahun
123dok Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Mengenai Kejang Demam Pada Anak Di Kelurahan Tembung Tahun
Oleh:
INDAH TRIANA SARI POHAN
070100359
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
INDAH TRIANA SARI POHAN
070100359
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Pembimbing Penguji I
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang merupakan salah satu tugas akhir
dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah
ini, memperoleh bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus terutama
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. Ibu dr. Rita Mawarni, Sp.F., selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
motivasi dan semangat sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan
3. Ibu dr. Tapisari Tambunan, sp.PK (K)., selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan
penulisan karya tulis ilmiah ini
4. Bapak dr. H. Soekimin, Sp.PA., selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan-nasukan untuk penyempurnaan penulisan karya tulis
ilmiah ini
5. Bapak T.Iskandar Rizal selaku Kepala Tembung atas izin yang telah diberikan
untuk mengumpulkan data didaerah kerja beliau sehingga karya tulis ini bisa
selesai tepat pada waktunya
6. Seluruh staf pegawai di Kantor Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan
Tembung yang sangat kooperatif sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
lancar
Penulis
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
LAMPIRAN
Nomor Judul
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran prilaku ibu mengenai kejang demam pada anak di
Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung, Medan tahun 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Kejang demam berdasarkan definisi dari The International League
Againts Epilepsy (Commision on Epidemiology and Prognosis, 1993) adalah
kejang yang disebabkan kenaikan suhu tubuh lebih dari 38,4oC tanpa adanya
infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut pada anak berusia di atas
1 bulan tanpa riwayat kejang sebelumnya (IDAI, 2009).
2.1.3. Etiologi
Semua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang
menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang paling
sering menimbulkan kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas, otitis
media akut, pneumonia, gastroenteritis akut, bronchitis, dan infeksi saluran kemih
( Soetomenggolo,2000).
2.1.5. Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada
seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh,
dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu
tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron
dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium
melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik.
Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke
seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang
disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang
kejang yang berbeda dan tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seeorang
anak menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang
kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38°C sedangkan pada anak
2.1.7. Diagnosa
Beberapa hal dapat mengarahkan untuk dapat menentukan diagnosis
kejang demam antara lain:
1. Anamnesis, dibutuhkan beberapa informasi yang dapat mendukung diagnosis
ke arah kejang demam, seperti:
- Menentukan adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum
dan saat kejang, frekuensi, interval pasca kejang, penyebab demam diluar susunan
saraf pusat.
- Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kejang demam, seperti genetik,
menderita penyakit tertentu yang disertai demam tinggi, serangan kejang pertama
disertai suhu dibawah 39° C.
2. Gambaran Klinis, yang dapat dijumpai pada pasien kejang demam adalah:
- Serangan terjadi beberapa menit setelah anak itu sadar (Dewanto dkk,2009).
2.1.9. Penatalaksanaan
Pada tatalaksana kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan, yaitu:
1. Pengobatan fase akut
Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu pasien sedang kejang
semua pakaian yang ketat dibuka, dan pasien dimiringkan kepalanya apabila
3. Pengobatan Profilaksis
Kambuhnya kejang demam perlu dicegah, kerena serangan kejang
merupakan pengalaman yang menakutkan dan mencemaskan bagi keluarga. Bila
kejang demam berlangsung lama dan mengakibatkan kerusakan otak yang
menetap (cacat).
Ada 3 upaya yang dapat dilakukan:
Profilaksis intermitten
Antikonvulsan hanya diberikan pada waktu pasien demam dengan
ketentuan orangtua pasien atau pengasuh mengetahui dengan cepat adanya demam
pada pasien. Obat yang diberikan harus cepat diabsorpsi dan cepat masuk ke otak.
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang , hindarilah rasa
panik dan lakukanlah langkah-langkah pertolongan sebagai berikut:
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valuing)
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek, tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh: (Notoatmodjo, 2003)
• Persepsi (perception)
Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
• Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang sudah
mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu
perintah atau ajakan orang lain.
• Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, seorang ibu dapat memilih dan memasak
makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.
Pengetahuan
Tindakan
3.3.2. Sikap
Sikap diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman
responden yang menjawab benar akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab
salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden
adalah 5.
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi
sebagai berikut:
a. Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4.
3.3.3. Tindakan
Tindakan diukur melalui 5 pertanyaan, responden yang menjawab benar
akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total
skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5.
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi
sebagai berikut:
a. Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4.
b. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi
yaitu 2-4.
c. Kurang, apabila skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <2
3.3.4. Perilaku
Merupakan total nilai dari pengetahuan, sikap, dan tindakan yang
dikategorikan atas baik, sedang, dan kurang dengan definisi sebagai berikut:
a. Baik, apabila total skor jawaban responden yang diperoleh 15-20.
b. Sedang, apabila total skor jawaban responden yang diperoleh 8-14.
c. Kurang, apabila total skor jawaban responden yang diperoleh 0-7.
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.
Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
a. Ibu yang memiliki anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun dalam keadaan
sehat.
b. Telah tinggal di Kelurahan Tembung minimal selama satu tahun.
Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah tidak bersedia
diikutsertakan dalam penelitian.
N 459
n= n=
(Notoatmodjo,2003)
n = 82,1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = nilai estimasi (0,1)
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengetahuan, sikap dan tindakan ibu mengenai kejang demam pada anak di
Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung , dimana penelitian ini telah
dilaksanakan dari bulan Juni-November 2010. Penelitian ini diikuti 90 orang ibu
yang memiliki anak usia 6 bulan sampai 5 tahun yang telah bersedia mengikuti
penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan dan pernyataan yang
tertuang di kuesioner.
Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan
tindakan ibu mengenai kejang demam pada anak, dalam bab ini juga dijabarkan
deskripsi karakteristik responden yang berada di Kelurahan Tembung, Kecamatan
Medan Tembung.
5.1 Hasil
5.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Ditinjau dari letak geografisnya, Kelurahan Tembung termasuk di dalam
Kecamatan Medan Tembung dengan luas wilayah ±156 Ha. Luas wilayah
kelurahan ini banyak digunakan untuk pemukiman dan sarana umum
(kantor,sekolah, tempat ibadah, kuburan dan sebagainya). Kelurahan ini dibatasi
oleh wilayah-wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Medan Estate, Kecamatan Percut
Sei Tuan, Kab. Deli Serdang.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bantan.
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bandar Selamat
d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Medan Estate, Kecamatan Percut
Sei Tuan, Kab. Deli Serdang.
Dari tabel 5.7, pernyataan yang paling banyak dijawab dengan sikap
positif adalah pertanyaan nomor lima yaitu sebesar 86,7%. Pernyataan yang
paling sedikit dijawab dengan sikap positif adalah pernyataan nomor satu yaitu
sebesar 54,4%.
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Sikap Responden Mengenai Kejang
Demam Berdasarkan Tiap Pernyataan
No Item Pertanyaan Pengetahuan
Sikap Sikap
Positif Negatif
n (%) N (%)
1. Setiap demam akan meyebabkan kejang 49 54,4 41 45,6
2. Demam diatas 38 °C dapat memicu terjadinya 61 67,8 29 32,3
kejang demam
3. Mengukur suhu badan anak saat demam adalah 74 82,2 16 17,8
cara yang tepat mengantisipasi kejang demam
4. Kejang Demam merupakan masalah serius 77 85,6 13 14,4
oleh karenanya membutuhkan penanganan
secepatnya
5. Anak yang mengalami kejang demam perlu 78 86,7 12 13,3
diberikan obat lain selain obat penurun panas
Dari tabel 5.9, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar
adalah pada nomor lima yaitu sebesar 87,8%. Sedangkan yang paling banyak
menjawab salah pada nomor satu yaitu sebesar 52,2%.
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tindakan Responden Mengenai Kejang
Demam Pada Anak Berdasarkan Tiap Pertanyaan
No Item Pernyataan Tindakan
Benar Salah
N (%) N (%)
1. Melakukan penilaian anak demam 47 52,2 43 47,8
2. Melakukan penanganan awal saat anak 56 62,2 34 37,8
demam
3. Melakukan penanganan awal saat anak 52 57,8 38 42,2
kejang
4. Melakukan pencegahan kambuhnya kejang 60 66,7 30 33,3
saat anak demam
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Kejang Demam Pada Anak di
Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung
Dari hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan ibu Mengenai kejang
demam di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung sebagian besar
termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 90% dan sisanya
tergolong dalam kategori sedang 10%.Pengetahuan diperoleh setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan baik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin
banyak orang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan
tetangga, dari petugas kesehatan maupun media cetak akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang.
Dari tabel 5.5, terlihat sebanyak 100% dari responden menjawab
pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah mengenai penyebab kejang
demam. Hal ini menurut peneliti disebabkan bahwa responden telah mendapat
informasi baik dari lingkungan keluarga, tetangga, petugas kesehatan setempat
maupun karena pengalaman pribadi responden pada saat anak mengalami hal
tersebut. Sedangkan sebanyak 58,9% dari responden memilki jawaban yang salah
mengenai frekuensi serangan kejang, menurut peneliti hal ini mungkin disebabkan
berbedanya frekuensi kejadian serangan kejang yang terjadi di setiap anak,
sehingga responden sulit untuk menilai serangan kejang yang terjadi.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner dapat disimpulkan
yaitu:
1. Tingkat pengetahuan responden untuk kategori pengetahuan baik sebanyak
90%, dan kategori pengetahuan sedang sebanyak 10%, Hal ini menunjukkan
pengetahuan responden terhadap kejang demam pada anak sangat tinggi.
2. Kategori sikap responden kejang demam pada anak untuk sikap baik
sebesar 72,2%, sikap sedang sebanyak 24,4% dan sikap rendah terhadap kejang
demam pada anak sebanyak 3,3%. Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden
mengenai kejang demam pada anak cukup baik.
3. Tindakan responden tentang kejang demam pada anak yaitu dikategorikan
baik sebanyak 46,7%, kategori sedang sebanyak 42,2% dan kategori kurang
sebanyak 11,1%. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan responden mengenai
kejang demam berada dalam kategori sedang sampai baik.
6.2 Saran
Edukasi dan sosialisasi mengenai kejang demam pada anak diharapkan
terus dilakukan terhadap ibu, khususnya ibu yang memiliki anak balita di
lingkungan kelurahan melalui program posyandu maupun program sosialisasi
seperti penyuluhan kesehatan yang dilakukan puskesmas setempat, agar nantinya
terjadi peningkatan pengetahuan, terutama sikap,dan tindakan ibu mengenai
kejang demam pada anak dan dari hal ini diharapkan penurunan angka kejadian
kejang demam pada anak.
Available From:
http://www.e-medicine.medscape.com/article//117620.htm [Accessed 5
march 2010].
Dewanto, Suwono, Riyanto, Turana, 2009. Kejang pada Anak. Dalam: Panduan
Praktis Diagnosis & Tata laksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC,91-94.
Available from :
Available From :
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/02/penatalaksanaan
demam pada_anak.pdf. [Accessed 7 march 2010].
Staf Pangajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2002. Kejang Demam. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 847-855.
Sumijati M.E, dkk, 2000, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang
Lazim Terjadi Pada Anak.Surabaya: PERKANI.
Sunarka Nyoman, 2009, Karakteristik Penderita yang Dirawat di SMF Anak RSU
Bangli,Bali, Tahun 2007. Medicanus, 22(3): 110-112.
Kuesioner Penelitian
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Mengenai Kejang Demam
Pada Anak di Kelurahan Tembung Tahun 2010
Petunjuk :
Data Pribadi
Nama :
Umur : tahun
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Umur Anak : bulan/tahun
A. Pengetahuan
B. Sikap
1. Bagaimana cara yang paling tepat menilai anak demam atau tidak?
4. Apa yang Ibu lakukan untuk mencegah kambuhnya kejang pada saat anak
demam?
5. Apa yang Ibu lakukan apabila anak masih kejang walaupun telah diberi
obat penurun panas dan obat anti kejang?
Medan, 2010
( )
Correlation
Sig. (2- .000 .120 .111 .120 .120 .040 .120 .010 .000 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p6 Pearson .524 1.000** .535 .524 .524 1 .655* .524 .764* .524 .713*
Correlation
Sig. (2- .120 .000 .111 .120 .120 .040 .120 .010 .120 .021
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * ** * *
p7 Pearson .655 .655 .816 .218 .655 .655 1 .655 .500 .655 .831**
*
*
Correlation
Sig. (2- .040 .040 .004 .545 .040 .040 .040 .141 .040 .003
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p8 Pearson .524 .524 .535 .524 .524 .524 .655* 1 .764* .524 .774**
Correlation
Sig. (2- .120 .120 .111 .120 .120 .120 .040 .010 .120 .009
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * * *
p9 Pearson .764 .764 .408 .764 .764 .764 .500 .764 1 .764 .845**
*
*
Correlation
Sig. (2- .010 .010 .242 .010 .010 .010 .141 .010 .010 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * *
p10 Pearson 1.000 .524 .535 .524 1.000 .524 .655 .524 .764 1 .894**
**
Correlation
Sig. (2- .000 .120 .111 .120 .000 .120 .040 .120 .010 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * ** * ** * ** ** **
ptotal Pearson .894 .713 .769 .653 .894 .713 .831 .774 .845 .894 1
**
Correlation
Sig. (2- .000 .021 .009 .041 .000 .021 .003 .009 .002 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.941 10
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.826 5
Karakteristik Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan satu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan dua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan empat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan lima
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan enam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan delapan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan sembilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan sepuluh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap satu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap dua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap tiga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap empat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan satu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan dua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan tiga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan lima
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tingkat Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan
Tingkat Tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku
Total Pertanyaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent