Laporan PKL Mengganti Universal Joint

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
PLANT CIREBON

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Haidar Ali
NISN : 16171277
Kelas : XII TKR 2

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 SUSUKAN


Jl.Bagus Serit Kedongdong Kec. Susukan Kab. Cirebon
2018
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.


PALIMANAN – CIREBON

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal

..............................................................

Menyetujui
Mining Dept. Head Pembimbing Industri

Rufidi Chandra Budiman

Mengetahui
HR & GA Dept. Head

Ahmad Jamil

i
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Mengetahui/Mengesahkan:

LAPORAN
PRAKERIN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
PALIMANAN – CIREBON
Judul:
MENGGANTI UNIVERSAL JOINT

Pada Tanggal.......Bulan.............................................Tahun...........

Menyetujui
Pembimbing Wali Kelas

Irani Mayahesti H. Bayhaqi, S.Pd

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Susukan

H. Wiryo Santoso, M.M.Pd


IP . 19591218 198403 1 008

ii
KATA PENGANTAR

Praktek kerja lapangan merupakan kegiatan intra kulikuler yang harus


ditempuh oleh siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan bertujuan untuk memberikan bekal
pengetahuan dan pengalaman praktek sebagai usaha untuk mewujudkan kesepadanan
antara pihak sekolah dengan tuntutan/dunia usaha, sehingga mutu lulusan SMK sesuai
dengan tuntutan dunia usaha dan industri dan lulusannya dapat diserap oleh dunia
usaha dan industri.
Kegiatan siswa/i dalam Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ditulis dalam
buku jurnal dan dibuat laporan kegiatan.
Semoga Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan siswa/i SMK
Negeri 1 Susukan dapat berjalan dengan baik sehingga kegiatan ini bermanfaat bagi
siswa/i untuk meningkatkan pengetahuan, menumbuhkan sikap mental kerja yang
tinggi dan memiliki pengalaman kerja.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah,
pimpinan perusahaan/lembaga, Bapak/Ibu pembimbing industri dan sekolah, staf tata
usaha, serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan praktek
industri.

Susukan, September 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Industri/Instansi.................................................... i
Lembar Pengesahan Sekolah................................................................. ii
Kata Pengantar....................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................ iv
Identitas Siswa....................................................................................... v
Identitas Industri/Instansi....................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Landasan Hukum........................................................................ 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin................................... 2
II. URAIAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.............. 3
2.2 Visi,Misi, dan Motto Perusahaan................................................ 3
2.3 Sejarah Perseroan........................................................................ 4
2.4 Produk Indocement..................................................................... 8
2.5 Kapasitas Produksi...................................................................... 12
2.6 Proses Produksi........................................................................... 12
2.7 Struktur Organisasi..................................................................... 15
III. PEMBAHASAN
3.1 Penjelasan Umum...................................................................... 16
3.2 Alat dan Bahan........................................................................... 21
3.3 Sketsa Kerja................................................................................ 22
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 27
4.2 Saran............................................................................................ 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan dari penyusunan jurnal dan laporan ini kegiatan ini adalah untuk
mendukung pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dalam rangka “PKL”
Dimana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Susukan bekerja sama
dengan dunia usaha untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 1 Susukan
sebagai sumberdaya manusia indonesia yang handal dan profesional.
Untuk itu, para siswa, Guru Pembimbing maupun Dunia Usaha sebagai
Tempat pelaksanaan PKL dipandang perlu mempunyai suatu pedoman yang sama,
yang berupa buku.

1.2 Landasan Hukum


Pelaksanaan PKL didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam
undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional, PP no. 29 tahun
1992 tentang pendidikan menengah,PP No. 39 tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat dalam pendidikan nasional.Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. :0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah
Kejuruan dan Keputusan No. 080/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan sebagai berikut:penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua
jalur yaitu pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.

1.3 Tujuan
Penulisan Laporan ini dimaksudkan untuk membekali para siswa dan pembimbing
di dunia usaha maupung di sekolah dalam rangka pelaksanaan, PKL dan
membimbing para siswa mengadakan praktek di dunia usaha/dunia industri yang
sejalan denga progam studinya.

1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin
a). Waktu : Senin – Kamis (pukul 07.00-16.30)
Jum’at (pukul 07.00-15.00)
b). Tempat: PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau “Perseroan”)
mengoperasikan pabrik pertamanya secara resmi pada Agustus 1975. Dalam
kurun waktu 42 tahun, Indocement telah menjadi salah satu produsen semen
terbesar di Indonesia.
Perseroan didirikan pada 16 Januari 1985 melalui penggabungan enam
perusahaan semen, yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement
didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16 Januari 1985 yang dibuat
di hadapan Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya,
kegiatan usaha utama Perseroan meliputi manufaktur semen dan bahan bangunan,
penambangan, konstruksi dan perdagangan. Saat ini, Perseroan dan Entitas Anak
bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi manufaktur dan penjualan
semen (sebagai bisnis inti), memroduksi beton siap-pakai, agregat dan trass.
Indocement terus menambah jumlah pabriknya. Pada 22 Februari 2013,
Perseroan telah memulai perluasan Kompleks Pabrik Citeureup dengan
penambahan lini produksi yang disebut Pabrik ke-14. Jumlah pabrik Indocement
termasuk Pabrik ke-14 adalah 13 pabrik. Sebagian besar pabrik berada di Pulau
Jawa, 10 diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, yang
menjadikannya salah satu kompleks pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia.
Sementara dua pabrik lainnya ada di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu
lagi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Indocement mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada 5 Desember 1989 dengan kode saham “INTP”. Sejak 2001,
HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman, menjadi pemilik mayoritas
saham Perseroan. HeidelbergCement adalah pemimpin pasar global dalam bisnis
agregat dan merupakan pemain terkemuka di bidang semen, beton siap-pakai
(RMC), dan kegiatan hilir lainnya, menjadikannya salah satu produsen bahan

3
bangunan terbesar di dunia. Grup ini mempekerjakan lebih dari 45.000 orang di
2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.
Dengan merek dagang “Tiga Roda” Indocement menjual sekitar 18,7 juta
ton semen di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual semen
terbanyak di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite
Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well
Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Indocement merupakan
satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
Selain penjualan semen, Indocement, melalui PT Pionirbeton Industri
yang memroduksi beton siap pakai, menjual 3,9 juta m3 RMC dan menjadikannya
pemimpin pasar dalam bisnis RMC di Indonesia. Dalam bisnis agregat, PT
Tarabatuh Manunggal, perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki Indocement,
mulai berproduksi sejak 10 September 2014. Selain itu, Indocement memiliki
tambang agregat lainnya melalui PT Mandiri Sejahtera Sentra.
Pada 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi
terpasang mencapai 20,5 juta ton semen, 5,0 juta m3 RMC dengan 41 batching
plant dan 706 truk mixer, serta kapasitas produksi agregat sebesar 2,8 juta ton per
tahun dengan total cadangan agregat mencapai 80 juta ton dari dua tambang.
Dalam menjalankan usahanya, Indocement terus fokus pada pembangunan
berkelanjutan dengan komitmen mengurangi emisi karbon dioksida dari proses
produksi semen. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang
menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reductions/CER)
dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development
Mechanism/CDM). Indocement merupakan perusahaan pertama di Indonesia
yang menggunakan terak pasir tanur (granulated blast furnace slag), produk ampas
leburan baja, beberapa tahun setelah diluncurkannya proyek semen campuran
(blended cement). Bahan cementitious ini digunakan dalam produksi semen untuk
mengurangi kandungan klinker dan menurunkan emisi CO2.

2.2 Visi, Misi dan Moto


a. Visi

4
Pemain terkemuka dalam bisnis semen dan beton siap-pakai, pemimpin pasar
di Jawa, pemain kunci di luar Jawa, memasok agregat dan pasir untuk bisnis
beton siap-pakai secara mandiri.
b. Misi
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan
berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan
berkelanjutan.
c. Moto
Turut membangun kehidupan bermutu.

2.3 Sejarah Perseroan


1985 PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan melalui penggabungan usaha
enam perusahaan yang memiliki delapan pabrik semen.
1989 Indocement menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia.
1991  Indocement mengakuisisi Pabrik ke-9 di Palimanan, Cirebon, Jawa
Barat, dengan kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per
tahun.
 Penyelesaian pembangunan terminal semen Surabaya.
 Memulai usaha beton siap-pakai.
1996 Pabrik ke-10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, selesai dibangun dengan
kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.
1997 Pabrik ke-11 di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, selesai dibangun dengan
kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun.
1998 Pengambilalihan PT Indo Kodeco Cement (Pabrik ke-12) melalui
penggabungan usaha dengan kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton
semen per tahun.
2001 HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui
anak perusahaannya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd.
2003 Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan sahamnya di
Indocement kepada HC Indocement GmbH.

5
2005  Indocement meluncurkan produk PCC ke pasar Indonesia.
 Penggabungan usaha antara HC Indocement GmbH dengan
HeidelbergCement South-East Asia GmbH, dimana yang disebutkan
terakhir menjadi pemegang saham mayoritas langsung Indocement.
2006 HeidelbergCement South-East Asia Gmbh. melakukan penggabungan
usaha dengan HeidelbergCement AG. Dengan demikian
HeidelbergCement AG. menguasai 65,14% saham Indocement.
2007  Indocement membeli 51% saham PT Gunung Tua Mandiri, sebuah
perusahaan tambang agregat yang terletak di Rumpin, Bogor, Jawa
Barat.
 Indocement memodifikasi Pabrik ke-8 di Citeureup untuk menambah
kapasitas produksi terpasang sebesar 600.000 ton semen per tahun.
2008  Indocement menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified
Emission Reduction/CER) untuk pertama kalinya dalam kerangka
Mekanisme Pembangunan Bersih untuk proyek penggunaan bahan
bakar alternatif.
 Indocement menerima Peringkat Hijau Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode 2007-2008, untuk
Pabrik Citeureup dan Peringkat Biru untuk Pabrik Palimanan.
 Dalam rangka restrukturisasi internal, HeidelbergCement AG –
pemegang saham utama Indocement – mengalihkan seluruh sahamnya
di Indocement kepada Birchwood Omnia Limited (Inggris), yang
dimiliki 100% oleh HeidelbergCement Group.
2009  Birchwood Omnia Limited (HeidelbergCement Group), pemegang
saham utama Indocement, menjual 14,1% sahamnya kepada publik.
 Indocement meraih peringkat tertinggi, yaitu Peringkat Emas, pada
program PROPER 2008- 2009. Peringkat tersebut diraih oleh Pabrik
Citeureup, Bogor. Indocement merupakan perusahaan kedua di
Indonesia yang meraih Peringkat Emas sejak program PROPER
dimulai tahun 2002. Pabrik Palimanan, Cirebon, memperoleh
Peringkat Hijau pada program PROPER 2008-2009.

6
 Anak perusahaan Indocement, PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS),
meningkatkan kepemilikannya menjadi 100% atas tambang agregat di
Purwakarta, Jawa Barat, dengan estimasi cadangan sekitar 95 juta ton.
Akuisisi ini memampukan Indocement menjadi pemimpin pasar untuk
pasokan agregat dengan total cadangan sebesar 115 juta ton.
 Melalui anak perusahaannya, PT Dian Abadi Perkasa dan PT Indomix
Perkasa, Indocement menguasai 100% saham PT Bahana Indonor,
sebuah perusahaan di bidang transportasi laut.
2010  Dua unit penggilingan-semen baru mulai beroperasi di Pabrik
Palimanan, meningkatkan total kapasitas terpasang sebesar 1,5 juta ton
semen menjadi 18,6 juta ton semen per tahun.
 Tambahan empat batching plant dan lebih dari 100 truk mixer baru
memperkuat bidang usaha beton siap-pakai guna mengantisipasi
peningkatan permintaan pasar.
2011  Dimulainya pembangunan penggilingan semen di Pabrik Citeureup
untuk meningkatkan kapasitas produksi PCC sebesar 1,9 juta ton
semen. Diharapkan akan selesai pada tahun 2013.
 Beroperasinya fasilitas bongkar-muat semen kantong dengan peti
kemas di dermaga Pabrik Tarjun.
 Dimulainya pembangunan terminal semen untuk menyediakan
fasilitas bongkar-muat semen kantong dan curah di Samarinda,
Kalimantan Timur, guna memenuhi permintaan serta meningkatkan
pangsa pasar di wilayah Kalimantan.
2012  Mulai digunakannya kereta api sebagai moda transportasi untuk
pengiriman semen kantong dari Palimanan ke Purwokerto.
 United Nations Framework Convention on Climate Change
(UNFCCC) menerbitkan CER untuk Indocement atas keberhasilannya
mengurangi emisi dari proyek blended cement untuk periode 2006-
2007.
 Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Banyuwangi, Jawa Timur
guna memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.

7
 Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Samarinda, Kalimantan
Timur guna memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.
2013  Laboratorium QARD di Kompleks Pabrik Citeureup menerima
sertifikat ISO 17025 dan diakreditasi oleh Kantor Akreditasi Nasional
(KAN) untuk Process Control Laboratory (PCL).
 Dimulainya pembangunan Pabrik ke-14 di Kompleks Pabrik
Citeureup. Pabrik baru ini mempunyai kapasitas terpasang 4,4 juta ton
semen dan akan menjadi pabrik semen terbesar di Indonesia.
 Dimulainya pengoperasian rute kereta api tambahan untuk pengiriman
semen kantong Bogor – Surabaya.
 Penambahan satu unit vertical roller mill (VRM) di Kompleks Pabrik
Citeureup dengan kapasitas produksi sebesar 1,9 juta ton semen per
tahun.

2.4 Produk Indocement


2.4.1 Portland Composite Cement (PCC)
PCC dibuat untuk penggunaan umum seperti rumah, bangunan tinggi,
jembatan, jalan beton, beton pre-cast dan beton pre-stress. PCC mempunyai
kekuatan yang sama dengan Portland Cement Tipe I.

Gambar 2.1 PCC


2.4.2 Ordinary Portland Cement (OPC)
OPC juga dikenal sebagai semen abu-abu, terdiri dari lima tipe semen
standar. Indocement memproduksi OPC Tipe I, II dan V. OPC Tipe I merupakan
semen kualitas tinggi yang sesuai untuk berbagai penggunaan, seperti konstruksi

8
rumah, gedung tinggi, jembatan, dan jalan. OPC Tipe II dan V memberikan
perlindungan tambahan terhadap kandungan sulfat di air dan tanah.

Gambar 2.2 OPC


2.4.3 Portland Pozzolan Cement (PPC)
PPC dari Semen Rajawali sangat baik digunakan untuk pasangan bata dan
plesteran, acian, juga pengerjaan beton. Diproduksi dengan teknologi ramah
lingkungan, peralatan canggih, dan material terpercaya dari Indocement,
penggunaan Semen Rajawali akan menghasilkan pengerjaan dengan kualitas
konsisten dan tidak mudah retak.

Gambar 2.3 PPC


2.4.4 Oil Well Cement (OWC)
OWC adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas baik di
darat maupun lepas pantai. OWC dicampur menjadi suatu adukan semen dan
dimasukkan antara pipa bor dan cetakan sumur bor dimana semen tersebut dapat
mengeras dan kemudian mengikat pipa pada cetakannya. OWC diproduksi dengan
standar mutu sesuai API (American Petroleum Institute).

9
Gambar 2.4 OWC
2.4.5 White Cement
Semen putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior gedung.
Sebagai satu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini Indocement
dapat mencukupi kebutuhan semen putih pasar domestik.

Gambar 2.5 White Cement


2.4.6 Acian Putih TR30
Acian Putih TR30 sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat. Komposisi
Acian Putih TR30 antara lain Semen Putih ”Tiga Roda”, kapur (Kalsium
Karbonat) dan bahan aditif khusus lainnya. Keuntungan menggunakan Acian
TR30 antara lain, permukaan acian lebih halus, mengurangi retak dan
terkelupasnya permukaan, karena mempunyai sifat plastis dengan daya rekat
tinggi, cepat dan mudah dalam pengerjaan, hemat dalam pemakaian bahan serta
dapat dipergunakan pada permukaan beton dengan menambahkan bonding agent.

10
Gambar 2.6 Acian Putih TR30
2.4.7 Beton Siap-Pakai (Ready-Mix Concrete)
Beton Siap-Pakai (Ready-Mix Concrete/RMC) diproduksi dengan
mencampur OPC dengan bahan campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air dan
kemudian dikirimkan ke tempat pelanggan menggunakan truk semen untuk
dicurahkan.

Gambar 2.7 Ready-Mix Concrete


2.4.8 Agregat
Agregat digunakan dalam proses produksi RMC. Pengembangan baru
tambang agregat (batu andesit) di Rumpin dan Purwakarta, Jawa Barat dengan
total cadangan 80 juta ton andesit, melalui anak perusahaan Indocement akan
memperkuat posisi Indocement sebagai pemasok bahan bangunan.

Gambar 2.8 Agregat

11
2.5 Kapasitas Produksi

*) Melalui Akuisisi tahun 1999


**) Melalui merger dengan PT Indo Kodeco Cement ( IKC ) pada tanggal 29
Desember 2000
OPC : Ordinary Portland Cement
OWC : Oil Well Cement
WC : White Cement
PCC : Portland Composite Cement

2.6 Proses Produksi


Produksi semen membutuhkan bahan baku yang bersifat kering,
proporsional, dan homogen sebelum ditransfer ke dalam tanur pembakaran. Hasil
pencampuran ini dikenal dengan nama klinker, yang kemudian dihaluskan dengan
campuran gipsum di dalam penggilingan semen untuk menghasilkan OPC atau
dicampur dengan bahan aditif lainnya untuk menghasilkan tipe semen yang lain.
Rata-rata, sekitar 960 kg klinker menghasilkan satu ton OPC.

12
2.6.1 Penambangan
Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi semen adalah
batu kapur, pasir silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum. Batu kapur, tanah liat
dan pasir silika di tambang dengan cara pengeboran dan peledakan dan kemudian
dibawa ke mesin penggiling yang berlokasi tidak jauh dari tambang. Bahan yang
telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan atau dengan menggunakan
truk.
Dalam sistem proses basah, bahan baku dimasukkan ke dalam tanur
dengan wujud aslinya yang masih basah, sehingga membutuhkan konsumsi panas
yang relatif tinggi. Dalam sistem proses kering, bahan baku telah dikeringkan dan
dimasukkan ke tanur dalam bentuk bubuk. Ini memberikan keuntungan sehingga
digunakan oleh produsen semen saat ini. Indocement menggunakan proses tanur
kering, yang mengkonsumsi panas lebih sedikit dan lebih efisien dibandingkan
proses tanur basah.
2.6.2 Pengeringan dan Penggilingan
Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering
yang berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut
menjadi turun sesuai dengan kontrol kualitas yang telah ditentukan sesuai standar
yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins, campuran
material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam penggilingan. Dalam
proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan setiap satu jam untuk
diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan
standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur itu dikirimkan ke tempat
penyimpanan.
2.6.3 Pembakaran dan Pendinginan
Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material
yang telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan
bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini
didinginkan, dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung,
peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang
diawasi secara terus menerus dari Pusat Pengendalian. Bahan bakar yang

13
dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement
digunakan gas alam.
2.6.4 Penggilingan Akhir
Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang
masih diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini
dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang
tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini kemudian dipompa ke dalam
tangki penyimpanan.
2.6.5 Pengantongan
Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat
pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan
menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong
yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat
ke truk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke lori khusus untuk
diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke Tanjung
Priok untuk disimpan atau langsung dikapalkan.

14
2.7 Struktur Organisasi

Gambar 2.9 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.


Plant Cirebon

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penjelasan Umum


Propeller shaft terbuat dari pipa baja tahan puntir. Propeller shaft berfungsi
untuk menghubungkan putaran atau tenaga dari transmisi ke differensial.
Transmisi dipasangkan pada rangka, sedangkan differential dipasangkan pada axle
housing yang ditunjang oleh transmisi. Oleh karena itu differential terhadap
transmisi berubah ubah tergantung kondisi beban dan jalan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada propeler dipasang :
1. Universal joint
2. Sleeve Joint
Pada Laporan ini akan membahas tentang penggantian universal
joint. Universal joint merupakan sebuah komponen penyambung yang terdiri dari
dua buah engsel yang memiliki 2 buah yoke yang terletak pada
bagian driving atau input shaft dan pada bagian drivenatau output shaft, dan
sebuah komponen berbentuk tanda tambah (+) yang dinamakan sebagai cross.
Komponen yoke digunakan untuk menyambung universal joint. Sedangkan
komponen cross berfungsi sebagai dudukan 2 buah yoke yang dilengkapi
dengan bearing.Input shaft yoke menyebabkan komponen cross untuk berputar
sehingga output shaft yoke juga berputar. Pada saat kedua shaft membentuk sudut
satu sama lain, bearing yang ada pada yokememungkinkan keduanya berputar
pada pin masing-masing. Keadaan ini memungkinkan kedua shaft berputar
bersamaan pada sudut yang berbeda.
Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk memungkinkan poros berputar dengan lancar walaupun terjadi
perubahan sudut. Kondisi jalan mempengaruhi kerja suspensi &berakibat pada
posisi differential selalu berubah-ubah terhadap transmisi. Universal joint dipakai
untuk mengatasi kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan lancar,
sehingga universal joint harus mempunyai syarat dapat mengurangi resiko

16
kerusakan propeller saat poros bergerak naik/ turun, tidak berisik atau berputar
dengan lembut, konstruksinya sederhana dan tidak mudah rusak.

Gambar 3.1 General Arrangement of Universal Joint

Gambar 3.2 Universal Joint’s Angle

Universal joint juga terbagi menjadi beberapa jenis universal joint, diantaranya :
a. Hook Joint
Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena
selain konstruksinya sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan.
Ada dua tipe hook joint yaitu shell bearing cup dan solid bearing cup. Shel bearing
cup pada universal joint tidak bisa di bongkar, sedangkan tipe solid bearing cup
bias dibongkar.

17
Gambar 3.3 Hook Joint
b. Flexible Joint
Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak
memerlukan minyak /grease.

Gambar 3.4 Flexsibel joint


c. Trunion Joint
Model ini menggabungkan tipe hook joint dan slip joint namun hasilnya masih
di bawah slip joint.

Gambar 3.5 Trunion Joint

18
d. Uniform Velocity Joint
Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik, sehingga dapat
mengurangi getaran dan suara bising.

Gambar 3.6 Uniform Velocity Joint

 Komponen – Komponen Universal Joint

Gambar 3.7 Komponen Universal Joint


1. Spider : Sebagai penyerap perubahan sudut dan penyambung poros
dan yoke
2. Snap ring : Sebagai pengunci agar bearing cup tidak lepas
3. Bearing cup : Untuk menahan spider agar tidak lepas dari yoke
4. Yoke : Sebagai dudukan atau tempat spider
5. Needle bearing : Terdapat pada bearing cup untuk menahan beban yang
tinggi

19
Pemeriksaan Pada Sistem Propeller Shaft Dan Universal Joint
a. Pemeriksaan Kebengkokkan
1. Letakan poros propeller pada v- blok seperti pada gambar.
2. Lalu setting dial indicator untuk pengukuran dengan menekan bagian
tengah dari poros propeller.
3. Putar poros propeller secara perlahan hingga satu putaran, sambil membaca
pergerakan jarum di dial indicator tersebut.
4. Jika hasil pengukuran lebih dari 0,8 mm, maka poros propeller sudah
terlalu bengkok dan harus diganti.

Gambar 3.8 Pemeriksaan kebengkokan pada Propeller Shaft


b. Pemeriksaan Universal Joint
1. Lakukan penarikan atau penekanan seperti pada gambar kea rah maju atau
mundur dari universal joint di poros propeller. Lakukan hal ini sambil menahan
poros propeller.
2. Rasakan apakah terjadi gerakan pada universal joint yang menunjukkan bahwa
sambungan dari universal joint kendor. Jika terasa bisa ada gerakkan antara
universal joint dengan poros propeller, maka bearing pada universal joint sudah
rusak.
3. Perbaikannya adalah membongkar universal joint tersebut dan mengganti
bearingnya. Pembongkaran universal joint ini membutuhkan peralatan khusus
yang bernama tracker, sehingga pembongkaran tidak merusak atau membuat
lecet pada bagain dari universal joint

20
Gambar 3.9 Pemeriksaan kerusakan pada universal joint

3.2 Alat Dan Bahan


Alat :
1. Kunci Ring Pas 12 & 14
2. Dongkrak buaya / Car Lift
3. 2 buah Jack Stand (Jika menggunakan Dongkrak buaya)
4. Tang Snap ring
5. Palu (Jika dibutuhkan pada saat bearing cup susah terlepas)
6. Obeng min (-)
7. Pin
8. Pressan
Bahan :
1. 1 Unit mobil truk
2. Grase
3. 1 set Universal Joint sesuai yang di butuhkan

21
3.3 Sketsa Kerja

Gambar 3.10 Bagian – Bagian Propeller Shaft

3.4 Langkah Kerja Dan Proses Pengerjaan


1. Dongkrak bagian belakang mobil menggunakan dongkrak buaya pada posisi
dongkrak buaya mencakup differensial, jika menggunakan car lift posisi mobil
berada di atas kepala
2. Jika menggunakan dongrak buaya, posisikan dua buah jack stand pada poros
differensial.
3. Jika mobil sudah terangkat, posisikan badan di bawah mobil bagian
belakang dekat differensial.
4. Lepaskan ke 4 baut antara flange yoke dengan differensial menggunakan kunci
pas-ring 14 dan 12, dengan cara menahan baut 12 pada differensial dan
lepaskan baut 14 pada flange yoke
5. Jika baut sudah terlepas, lepasakan poros propeller shaft antara transmisi
dengan differensial
6. Setelah itu biarkan mobil tetap terangkat, lalu kita melepaskan universal joint
dari propeller shaft
7. Lalu lepaskan snap ring pada universal joint menggunakan tang snap ring atau
obeng min (-), terdapat 2 macam snap ring, seperti yang terlihat pada gambar

22
Gambar 3.11 Snap ring 1

Gambar 3.12 Snap ring 2

8. Setelah snap ring terlepas, kemudian lepaskan bearing cup menggunakan palu
dengan pin. Lakukan hal yang sama pada ketiga sisinya

Gambar 3.13 Melepas Bearing Cup

23
9. Setelah bearing cup terlepas, siapkan universal joint yang baru, lalu berikan
gemuk atau grase ke dalam bearing cup keempatnya.

Gambar 3.14 Pemberian grase pada bearing cup

10. Lalu setelah itu, masukan bearing cup ke spider


menggunakan palu dan pin seperti yang terlihat pada gambar, lakukan yang
sama terhadap ketiga sisinya, di barengi dengan pemasangan snap ring.

Gambar 3.15 Pemasangan bearing cup

24
Gambar 3.16 Pemasangan Snap ring

11. Setelah bearing cup terpasang semua, selanjutnya pasangkan kembali


propeller shaft dengan transmisi dan differensial.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembelajaran ketika disekolah jauh berbeda dengan di tempat prakerin,
karena disekolah lebih banyak materi dan jarang untuk praktikum namun di tempat
prakerin malah sebaliknya. Jika di presentasi kan antara sekolah dengan tempat
prakerin, disekolah 70% materi dan 30% praktik, dan ditempat prakerin
sebaliknya dari itu.dan tidak itu saja dalam perlengkapan tool di bengkel sungguh
berbeda dengan kondisi perlengkapan tool yang ada di sekolah .Jadi kita lebih
mudah memahami karna langsung terjun kelapangan, berikut saya akan
memberikan saran, semoga bermanfaat.

4.2 Saran
a. Untuk Sekolah
- Untuk pembimbing SMKN 1 SUSUKAN khususnya kompetensi keahlian
Teknik Kendaraan Ringan agar lebih banyak melakukan monitoring, agar
lebih tahu apa saja yang dilakukan oleh peserta PKL.
- Dan agar lebih memberi pembekalan yang mendalam kepada siswa PKL
sebelum mereka terjun PKL.
b. Untuk Industri
- Memberikan peluang kepada adik kelas kami untuk bisa Prakerin di PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
- Pembimbing industri agar selalu memberikan motivasi kepada siswa
Prakerin

26

Anda mungkin juga menyukai