LP Gaster
LP Gaster
LP Gaster
“ CA GASTER”
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan
sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Price, 2001).
2. Etiologi
terdapat 2 tipe, tipe A yaitu diffuse corporeal→ pada anemia pernisiosa, tipe B
multifocal → oleh karena infeksi kronis.
c. Usia. Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi dia beresiko terkena kanker.
Kemungkinan ini disebabakan oleh penumpukan kerusakan sel-sel.
d. Faktor gaya hidup. Diet dan gaya hidup bisa mempengaruhi resiko
perkembangan kanker. Misalnya : makanan berlemak, obesitas, kurang olahraga,
Kanker lambung bisa timbul akibat makanan yang mengandung campuran nitrat
dan garam, misal : ikan asin kering.
3. Manifestasi Klinis
Gejala awal dari Ca.Gaster sering tidak nyata dan sering timbul setelah proses
keganasan sudah mencapai target lanjut, karena kebanyakan tumor ini dikurvatura
kecil, yang hanya sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas
yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap
menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan
antasida.Gejala lain meliputi anoreksia,dispepsia,konstipasi disertai dengan nausea
dan terjadi penurunan berat badan. Gejala ditetapkan oleh bentuk dan lokasi
perut terasa cepat kenyang bila diisi sedikit makanan.Jika terjadi ulserasi, selain rasa
nyeri bisa timbul perdarahan dengan gejala hematemesis dan atau melena.Gejala
yang ditimbulkan oleh metastasis adalah perut membesar asites,ikterus obstruktif
yang timbul akibat penyumbatan saluran empedu,ileus obstruktif( Suparman ,1990).
4. Patofisiologi
Beberapa faktor dipercaya menjadi prekursor kanker yng mungkin yaitu polip, anemia
pernisiosa, prostagastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini
bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung,
tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak
ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Ca.Gaster adalah adenokarsinoma
yang muncul paling sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi
sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. Tumor
dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal
ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk
ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal seperti
5. Pemeriksaan Penunjang
d. CT Scan
f. Laparatomi eksplorasi
6. Komplikasi
Ulkus berulang
Kegagalan untuk mencapai pengurangan adekuat dalam produksi asam lambung bisa
menyebabkan ulserasi berulang setelah operasi, suatu keadaan yang lebih sering
terlihat setelah operasi bagi penyakit ulkus duodeni dibandingkan penyakit ulkus
ventrikuli. Ulkus berulang terletak pada sisi enterik anastomosis setelah reseksi, tetapi
ia bisa timbul dengan frekuensi yang sama didalam usus dan lambung setelah
tindakan reseksi. Diagnosis tidak sulit kebanyakan pasien mengalami mulainya nyeri
ulkus peptikum khas yang berulang. Komfirmasi diagnosis dibuat secara endoskopi.
Pemeriksaan barium terkenal tak dapat diandalkan, karena anatomi pascabedah
berubah. Pemotongan vagus tak lengkap menjadi sebab terlazim ulkus berulang,
yang bertanggung jawab bagi lebih dari 80 persen kasus. Kebanyakan ulkus berulang
mudah diterapi yang menggunakan agen penghambat reseptor H2. Bila ini gagal,
maka revagotomi dengan reseksi atau re-reseksi di indikasikan, kecuali pada pasien
gastrinoma, seperti yang dibicarakan sebelumnya.
timbul sampai dalam 50 persen pasien setelah gastrektomi sebagian, dalam 30 persen
pasien setelah vagotomi sel parietalis. Sindrom ini terdiri dari kumpulan gejala dan
tanda gastrointestinalis dan vasomotor yagng timbul dalam setengah jam pertama
epigastrium, mual, nyeri abdomen kram, muntah dan diare eksplosif. Komponen
Kemudian ia menyebabkan gerakan cairan ekstrasel kedalam lumen usus dalam usaha
mencapai isotonisitas. Penurunan akibatnya dalam volum plasma yang bersirkulasi
Pemeriksaan radiografi bisa menunjukkan bukti obstruksi usus halus tinggi, terapi
bedah hampir selalu diperhatikan, jika seperti biasanya terjadi ditemukan suatu
harus ditutup.
Rasa kenyang dini yang juga dikenal sebagai sindroma lambung kecil,
merupakan akibat kehilangan fungsi reservoar lambung yang berlebihan. Lebih
besar reseksi, maka lebih besar kemungkinan akan timbul sindrom ini, khas
pasien mengeluh suatu sensasi penuh sangat tak menyenangkan setelah makan
3. Diare pascavagotomi
Peningkatan dalam frekuensi tinja bisa dialami oleh sebanyak 30 persen pasien
setelah transeksi nervus vagus. Pada kebanyakan kasus, keadaan ini sembuh
Refluks berlebihan isi usus atas ke dalam lambung setelah gastrektomi atau
tindakan ablasi pylorus telah dilibatkan sebagai kelompok spesifik gejala dan
tanda pascabedah: nyeri medio-epigastrium terbakar yang tak dapat dihilangkan
dengan antasid dan sering diperburuk oleh makanan, muntahan, empedu,
hipokloridria, gastritis endoskopi (eritema keseluruhan membran mukosa
Ekspresi lemak di dalam tinja lebih dari jumlah normal relatif lazim terjadi setelah
semua jenis tindakan bedah atas lambung. Pada kebanyakan kasus, kecil jumlah
mutlak kehilangan lemak tinja dan tanpa akibat klinik. Tetapi dalam beberapa
kasus malabsorpsi lemak bisa menyebabkan diare diinduksi asam lemak dan
difisiensi bermakna dalam ambilan vitamin larut lemak
7. Penatalaksanaan
a. Endoskopi
b. Pembedahan
8. Pathway (terlampir)
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1999. Ca.Gaster lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu
terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun.). Penyakit ini hampir tidak pernah
b. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama
Gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya,
bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien
ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.kemudian pada kondisi
yang memburuk atau kronis nyeri bertambah saat makan atau sesudah makan.
Ada riwayat pemakaian obat-obatan anti inflamasi non steroid jangka panjang,
konsumsi alcohol dan rokok, gaya hidup ( makan tidak teratur),diet tinggi
7. Riwayat psikososial
Karena penyakit prosedur pengobatan dan prognosa membuat cemas baik klien
a. B 1 : Breath
Pada tahap awal tidak ada masalah. RR meningkat saat nyeri, turun saat
perdarahan. Bila terjadi metastase timbul batuk ,sesak nafas.tirah baring yang
lama penumpukan sekret.
MK
a. B 2 : Blood
hypoxemia) ,nadi perifer lemah. pengisisan kapiler lambat (CRT >3 detik). Warna
kulit pucat, sianosis (tergantung jumlah kehilangan darah).Kelembaban kulit/
membran mukosa: berkeringat menunjukkan ststus syok,nyeri akut,respon
psikologis).
MK
c. B 3 -Brain
MK
Nyeri akut
d. B.4 : Bladder
MK
Tidak ada
e. B 5 : Bowel
badan.Muntah warna kopi, gelap atau merah cerah dengan atau tanpa bekuan
darah
MK
f. B6 : Bone
Kelelahan, kelemahan fisik, takipnoe/hiperventilasi/takikardi terhadap respon
aktifitas. Terjadi diskontinuitas jaringan pasca pembedahan .
MK
4. Diagnosa Keperawatan
5. INTERVENSI
Pre operasi
a. Dx 1: Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi b.d
pertumbuhan sel-sel kanker
Kriteria hasil
c. Tidak merintih
d. Bisa istirahat
Intervensi
4. Anjurkan diet porsi kecil 6 kali sehari sebagai ganti porsi diet besar
Kriteria hasil:
4. Mendiskusikan kecemasannya
Intervensi
R/ Mengurangi kecemasan.
Kriteria hasil:
1. BB naik
2. Hb > 12 gr/dl
Intervensi:
1. Berikan diet tinggi kalori protein
Black, Joyce M., Hawks Jane Hokanson. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang diharapkan. Edisi 8-Buku 2. CV Pentasada Media Edukasi.
Diana, Nur. Pathway Kanker Gaster.
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi IX. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran (EGC).